Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam semesta sering kali kita menjumpai berbagai macam benda yang
membantu kita mempermuda pekerjaan sehari-hari. Benda-benda di alam semesta
ini pada umumnya dapat berwujud dalam tiga fasa yang berbeda, yaitu sebagai
bentuk zat padat, zat cair, serta gas. Materi atau zat dikelompokkan menjadi zat
tunggal (murni) dan zat campuran. Unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana sedangkan senyawa merupakan gabungan dari dua atau lebbih unsur
yang terbentuk melalui proses reaksi kimia. Suatu zat umumnya berbentuk gas,
cair, serta padat. Dari ketiga zat tersebut, semuanya memiliki sifat yang khas yang
nantinya, sifat tersebut akan menjadi salah satu aspek yang digunakan dalam
pembagian zat yang tersebar di alam semesta. Namun, sifat dari ketiga zat tersebut
dipengaruhi juga oleh kalor, suhu dan tekanan tertentu dapat merubah bentuk
suatu zat di muka bumi.
Dilansir dari cnnindonesia.com, pada tahun 2020 sebanyak 20% dari
hilangnya es di kutub dikaitkan dengan perubahan iklim yang terjadi pada bumi.
Lapisan es yang didominasi oleh zat cair ini meleleh akibat kenaikan suhu sekitar
35% hingga 47% di antaranya akan mencair dengan kenaikan 2 derajat celcius.
Hal ini dikaitkan mengapa suhu sangat berpengaruh oleh perubahan zat yang
terjadi di alam semesta. Pemanasan global memberikan dampak yang sangat
signifikan terhadap banyak perubahan di lingkungan alam semesta. Tak hanya
mencairnya lapisan es di kutub, kenaikan permukaan air laut juga merupakan
salah satu contoh dari dampak perubahan suhu.
Dari studi kasus di atas telah membuktikan bahwa pengaruh kalor (panas)
terhadap wujud zat sangat berpengaruh. Wujud zat cair dapat menjadi zat padat
yang disebut dengan membeku, zat padat dapat menjadi zat cair yang disebut
mencair, zat cair bisa menjadi gas disebut dengan menguap, gas dapat menjadi
cair disebut mengembun, gas menjadi padat disebut mengkristal, sedangkan gas
menjadi padat disebut menyublim.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagimana cara menghitung kalor peleburan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. mempelajari perubahan wujud/fase zat.
2. mencari nilai kalor peleburan zat.
1.3.2 Manfaat
Penelitian ini bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca dalam
menambah wawasan tentang kalor peleburan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Perubahan Wujud Benda
Status benda dapat terdiri dari tiga fasa yang berbeda, yakni padat, cair,
dan gas. Sebagai contoh, air bisa dalam bentuk cair, es sebagai bentuk padatnya,
atau uap sebagai gasnya (lihat Gambar 1). Setiap benda atau materi bisa muncul
dalam salah satu dari ketiga fase tersebut di bawah kondisi suhu dan tekanan
tertentu. Perubahan energi yang diberikan atau diambil dari benda akan
mempengaruhi suhu dan fase benda tersebut. Untuk membantu memahami konsep
ini, mari kita tinjau teori molekul. Sebagai contoh, pada suhu dan tekanan
atmosfir, air berwujud cair. Molekul air bergerak secara acak dengan jarak
antarmolekul yang cukup jauh dan sering terjadi tumbukan elektron. Jika suhu air
dinaikkan hingga 100oC (212oF) dan tekanan konstan pada 1 atmosfir, maka air
akan mendidih dan berubah menjadi uap. Proses ini disebut perubahan fase dari
cair ke gas. Uap air atau steam adalah air dalam bentuk gas. Sifat molekul uap air
dalam bentuk gas berbeda dengan sifat molekul air dalam bentuk cair. Jarak
antarmolekul uap menjadi lebih jauh dan kecepatan gerak molekul menjadi lebih
besar dari molekul air. Uap juga memiliki tingkat kompresibilitas yang tinggi dan
mudah dipampatkan, sementara air dalam bentuk cair hampir tidak bisa
dipampatkan. Sifat molekul uap air mirip dengan gas murni. Sebaliknya, jika suhu
air dalam wujud cair turun hingga mencapai 0 oC (32 oF) dengan tekanan tetap
konstan pada 1 atmosfir, maka air akan membeku dan berubah menjadi es sebagai
bentuk padatnya. Sifat molekul es mirip dengan sifat molekul padat lain, yaitu
jarak antarmolekul relatif lebih dekat, gerakan molekul menjadi tertahan sehingga
energi molekul menjadi lebih rendah dan tidak bisa dipampatkan. Proses
perubahan fase untuk benda lain sama seperti air, namun pada kondisi suhu dan
tekanan yang berbeda.
Gambar 1. Wujud benda tergantung pada suhu dan tekanannya

Anda mungkin juga menyukai