Anda di halaman 1dari 7

Bab 4

Perubahan Fase Zat


Fase adalah keadaan suatu zat yang seragam dalam komposisi kimia dan bentuk fisiknya. Fase
zat dapat berupa padat, cair dan gas yang memiliki ciri masing-masing.
Zat padat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Susunan partikel teratur dan berdekatan
 Ikatan antar partikel sangat kuat
 Gerak partikel terbatas (hanya bergetar)
 Bentuk tetap
 Volume tetap
 Contoh zat : batu, kayu, tanah

Zat cair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Susunan partikel tidak teratur dan agak berjauhan
 Ikatan antar partikel agak lemah
 Gerak partikel terbatas
 Bentuk berubah (menyesuaikan wadah)
 Volume tetap
 Contoh : air, sirup, kecap

Zat gas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


 Susunan partikel tidak teratur dan berjauhan
 Ikatan antar partikel sangat lemah
 Gerak partikel bebas
 Bentuk berubah
 Volume berubah
 Contoh : udara.

Gambar 4.1 Perbedaan Susunan Partikel Padat, Cair dan Gas

Sumber : amongguru.com
Fase-fase suatu zat(padat, cair, gas) dapat terbentuk pada temperatur dan tekanan tertentu yang tak
dapat saling berubah yang dapat menunjukkan kesetimbangan fase zat-zat tersebut. Pada suhu dan
tekanan tertentu yang lain fase zat dapat berubah dari fase satu ke fase yang lain. Perubahan fase zat
digolongkan menjadi enam peristiwa yaitu: membeku, mencair, menguap, mengembun, menyublim
dan mengkristal. Gambar 4.2 Perubahan Fase Zat.

Sumber : gurupendidikan.co.id
1. Membeku
Bila segelas air kita masukkan ke dalam freezer maka air tersebut akan menjadi es yang berarti
fase zat berubah dari cair menjadi padat. Perubahan fase dari cair menjadi padat disebut
membeku. Dalam peristiwa ini zat cair melepaskan energi panas dan berubah menjadi padat.
Contoh peristiwa membeku adalah membuat es dalam freezer, membuat gula aren/ gula jawa/
gula merah, membuat agar-agar yang didinginkan. Perhatikan gambar pembuatan gula merah
berikut :
Gambar 4.3 Peristiwa Membeku

Sumber : amongguru.com
2. Mencair
Bila es batu kita biarkan di tempat terbuka maka es tersebut akan mencair yaitu
perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
Contoh peristiwa mencair yang lain yaitu aspal yang dipanaskan mencair, lilin yang dipanaskan,
dan es krim yang dibiarkan di ruang terbuka, akan mencair dengan sendirinya, mentega yang
dipanaskan akan mencair.
Gambar 4.4 Peristiwa Mencair

Sumber : youtube.com
3. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan fase zat dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini
zat memerlukan energi panas. Contoh: pemanasan air, pakaian basah dijemur menjadi kering
karena air yang membasahi pakain menguap. Proses distilasi, evaporasi, air dalam akuarium
yang semakin berkurang, dan proses terjadinya hujan juga diawali dengan penguapan air.
Gambar 4.5 Peristiwa Penguapan.
Sumber : ZonaReferensi.com

4. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan fase zat dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa
ini zat melepaskan energi panas. Contoh : uap atau gas yang masuk ke kondensor terjadi
pendinginan kemudian mengembun. Es dalam sebuah wadah akan menyebabkan terjadi
pengembunan di bagian luar. Proses terjadinya hujan setelah terjadi penguapan air kemudian
terjadi pengembunan. Rerumputan pada waktu pagi menjadi basah juga kerena terjadi embun.
Gambar 4.6 Peristiwa mengembun.

Sumber : www.freedomnesia.id
5. Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan fase zat dari padat menjadi gas. Proses
penyubliman diperlukan energi, Contoh : yodium padat yang dipanaskan akan berubah menjadi
uap yodium, kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis.
Gambar 4.7 Peristiwa Menyublim

Sumber : pengetahuankimiaku.blogspot.com
6. Mengkristal
Proses mengkristal adalah proses perubahan fase zat yang terjadi karena adanya
perubahan bentuk, kandungan dan ukuran dalam suatu molekul. Banda yang mengkristal di alam
terjadi akibat adanya proses mendingin dan mengeras. Kristal menjadikan molekul tertentu
berkumpul dan membentuk suatu pola. Pada dasarnya molekul yang memiliki ukuran yang besar
akan sulit untuk mengkristal, hal ini terjadi akibat berbagai senyawa yang berinteraksi saling
menghindari proses kristalisasi. Contoh : pembuatan garam dari air laut, pembuatan gula pasir
dari tebu.
Gambar 4.8 Peristiwa Mengkristal.

Sumber : PANTURA 7.com


7. Kesetimbangan Fasa
Sebelum mempelajari kesetimbangan fasa kita harus mengetahui terlebih dahulu istilah
sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang sedang kita perhatikan atau menjadi pusat
perhatian. Sedangkan lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar sistem. Saat kita mengamati
air dalam gelas beker maka air merpakan sistem sedang gelas beker dan diluarnya merupakan
lingkungan. Suatu sistem heterogen terdiri dari berbagai bagian yang homogen yang saling
bersentuhan dengan batas yang jelas. Bagian homogen ini disebut sebagai fasa dapat dipisahkan
secara mekanik. Suhu dan tekanan menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari
materi yang sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
mengandung lebih dari satu fasa , terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke
fasa lain dan eluruh bagian sistem mempunyai suhu dan tekanan yang sama.
Samakah fasa dengan wujud ? Sering istilah fasa dianggap sama dengan wujud zat.
misalnya es berwujud padat, air berwujud cair atau uap air yang berwujud gas. Fasa tdak sama
dengan wujud zat, misalnya sistem padat dan sistem cairan dapat terdiri dari beberapa
fasa.Berbeda dengan gas yang cenderung bercampur homogen sehingga dalam sistem gas hanya
terdapat satu fasa. Setiap bagian sistem dapat disebut fasa apabila homogen dan dipisahkan oleh
batas yang jelas, sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian sistem lain, dan dapat dipisahkan
secara mekanik dari bagian lain sistem tersebut. Contoh : sistem satu fasa : dua cairan yang
bercampur homogen, misalnya alkohol 30%. Sistem dua fasa : dua cairan yang tidak saling
campur, misalnya campuran air dengan minyak. Sistem tiga fasa : campuran es, uap air dan air.
Selain terdiri dari fasa, sistem juga tersusun dari komponen. Jumlah komponen suatu
sistem dinyatakan sebagai jumlah meinimum spesi kimia yang membentuk sistem tersebut yang
dapat menentukan susunan setiap sistem fasa.
Contoh : Pada kesetimbangan H2O (g)  H2O (l ) jumlah komponen C = 1
Pada kesetimbangan N 2 (g) + 3H2 (g)  2NH3 (g) jumlah komponen C = 3 untuk
perbandingan mol N2 dan H2 ≠ 1:3 jumlah komponen C = 2 bila perbandingan mol N2 : H2 = 1 : 3
a. Derajad Kebebasan (F)
Derajad kebebasan (F) dari suatu sistem setimbang merupakan variabel intensif
independen yang diperlukan untuk menyatakan keadaan sistem tersebut. Untuk
menentukan derajad kebebasan dibutuhkan aturan fasa. Aturan fasa mengatur hubungan
antara jumlah komponen, jumlah fasa dan derajad kebebasan suatu sistem.
Sistem yang tersusun dari kompenen sebanyak C dan jumlah komponen P maka derajad
kebebasan sistem dirumuskan :
F=C–P+2

Contoh : Bila dalam gelas tertutup terdapat kesetimbangan antara es dan air berarti jumlah
komponen C = 1 yaitu air, jumlah fasa P = 2 yaitu padat dan cair maka derajad kebebasan
sistem tersebut : F = 1 – 2 + 2 = 1 artinya jika temperatur tertentu, maka tekanan dan
komposisi tertentu. Berdasar aturan fasa maka untuk sistem satu komponen derajad
kebebasan menjadi F= 3 - P . Karena fasa tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan
maksimum adalah 2 artinya sistem 1 komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif
untuk menyatakan keadaan sistem yaitu P (tekanan) dan T (suhu). Untuk menggambarkan
keadaan sistem dapat dibuat diagram fasa. Diagram fasa merupakan diagram yang
menggambarkan keadaan sistem (komponen dan fasa) yang dinyatakan dalam 2 dimensi.
Dalam diagram ini tergambar sifat- sifat zat seperti titik didih, titik leleh, titik tripel. Sebagai
contoh adalah diagram fasa 1 komponen adalah diagram fasa air.
Gambar 4.9 . Diagram fasa air

Diagram ini menggambarkan hubungan antara tekanan dan suhu pada sistem 1 komponen
air. Titik tripel memperlihatkan suhu dimana air mempunyai 3 fasa yaitu padat, cair dan gas.
Sistem dua komponen dapat berupa campuran dari fasa cair- gas, cair- cair, fasa padat- cair,
maupun padat- padat. Karakteristik setiap campuran sangat khas, misalnya sistem cair- cair
yang membentuk campuran yang homogen atau satu fasa pada segala P,T dan komposisi,
tetapi ada pula yang hanya membentuk satu fasa pada P,T atau komposisi tertentu. Diagram
fasa untuk sistem dua komponen digambarkan sebagai fungsi komposisi terhadap tekanan
atau komposisi terhadap suhu.
Sistem dua komponen cair- gas ideal adalah sistem yang terdiri dari cairan dengan
uapnya. Sistem dikatakan ideal bila memenuhi hukum Raoult pada semua rentang
konsentrasi. Untuk campuran biner ideal, proses pencampuran tidak menimbulkan efek
kalor karena energi interaksi antara komponen 1 dan komponen 2 sama dengan energi
interaksi antara sesama partikel komponen 1 maupun sesama partikel komponen 2.
b. Hukum Raoult
Seorang ahli kimia dari Perancis yang bernama Francois M. van Raoult mengamati
bahwa pada larutan ideal yang dalam keadaan seimbang antara larutan dan uapnya, maka
perbandingan antara tekanan uap salah satu komponennya ( misal A) PA /PoA sebanding
dengan fraksi mol komponen (XA) yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama.
Misalkan suatu larutan yang terdiri dari komponen A dan B menguap, maka tekanan uap A
(PA) dinyatakan sebagai :
PA = XAPoA

dengan PA = tekanan uap jenuh di atas larutan


XA = fraksi mol komponen A
PoA = tekanan uap A murni
Larutan yang memenuhi hukum Raoult disebut sebagai larutan ideal. Pada kondisi ini, maka
tekanan uap total (Pt) akan berharga
Pt = PA + PB

Hukum Raoult biasanya berlaku untuk larutan ketika dua cairan yang mudah menguap yang
berbeda dicampur bersama menjadi larutan. Ini juga dapat digunakan untuk campuran
berbagai cairan volatil atau dalam kasus di mana salah satu komponennya padat.
Contoh soal :
Sebanyak 6 mol aseton dan 4 mol kloroform dicampur pada suhu 35 oC . Tekanan uap jenuh
aseton pada suhu tersebut adalah 360 torr dan tekanan uap jenuh kloroform pada suhu
tersebut adalah 250 torr. Hitunglah tekanan uap larutan tersebut !
Jawab : Xa = 6/10 = 0,6
Xk = 4/10 = 0,4
Pa = Xa .Po a
= 0,6 x 360 torr
= 216 torr
Pk = Xk. P o k
= 0,4 x 250 torr
= 100 torr
P total = Pa + Pk
= 216 + 100
= 316 torr
Bila dua cairan yang mudah menguap bercampur homogen dalam larutan, uap di
atasnya akan selalu lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah menguap. Jadi,
jika kita bisa mengambil uap di atas larutan dan mendinginkan kembali uap tersebut
menjadi larutan baru, larutan itu akan memiliki persentase komponen yang lebih stabil. Jika
kita dapat mengulanginya berulang-ulang, itu akan memungkinkan kita, secara teori,
memisahkan senyawa yang lebih mudah menguap dari senyawa yang lebih tidak stabil. Hal
tersebut diterapkan dalam industri untuk memisahkan campuran cairan yang volatilitasnya
berbeda dengan distilasi. Distilasi digunakan secara luas dalam industri minyak. Ketika
minyak mentah dipompa keluar dari tanah, itu terdiri dari campuran banyak molekul
hidrokarbon yang berbeda. Pada kilang minyak, dididtilasi bertingkat untuk memisahkan
komponen yang berbeda sesuai dengan titik didihnya. Dari distilasi bertingkat minyak
mentah dapat dipisahkan dan diproduksi bensin, minyak tanah, gas petroleum cair (LPG),
solar, lilin, dan ter. Distilasi juga digunakan untuk menyiapkan obat-obatan dari tanaman
tertentu, menghasilkan parfum, dan memurnikan minuman.

A. Tugas

Lengkapilah tabel perubahan fase berikut dengan benar !

No Peristiwa Fase Berubah Jenis Perubahan Diperlukan/


dari/Menjadi Fase Dilepaskan Energi
1 lilin cair yang
didinginkan

2 Es batu yang berubah


menjadi air

3 Bensin yang dibiarkan


berada pada tempat
terbuka lama-lama juga
akan habis

4 Uap dari labu distilasi


berubah menjadu distilat
setelah melewati
kondensor

5
Kapur barus (kamper)
yang disimpan pada
lemari pakaian lama-
lama akan habis.
6 Uap air berubah menjadi
salju

7 Yodium padat
dipanaskan

8 Uap yodium didinginkan

9 Salju terkena sinar


matahari

10 Margarin dipanaskan

Anda mungkin juga menyukai