Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
2. Memperhatikan atau menentukan letak “pleit point” atau titik jalin pada
diagram fasenya.
C. LANDASAN TEORI
Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu sistem, yang
dapat dipisahkan secara mekanik; serbasama dalam hal komposisi kimia
dan sifat-sifat fisika. Jadi suatu sistem yang mengandung cairan dan
uap masing-masing mempunyai bagian daerah yang serbasama. Dalam
fasa kerapatannya serbasama di semua bagian pada uap tersebut. Dalam
fasa cair kerapatannya serbasama di semua bagian pada cairan tersebut, tetapi
nilai kerapatannya berbeda dengan di fas uap. Sistem yang hanya terdiri atas
campuran wujud gassaja hanya ada satu fasa pada kesetimbangan
sebab gas selalu bercampur secara homogen. Sedangkan pada padatan-
padatan biasanya dapat mempunyai kelarutan yang lebih terbatas dan pada
suatu sistem padat yang seimbang bisa terdapat beberapa fasa padat yang
berbeda (Rohman, 2004: 155).
Wujud gas, cair dan padat ini disebut fasa yang merupakan
bagian homogen suatu sistem yang bersentuhan dengan bagian bagian
sistem yang lain tetapi dipisahkan dengan batas yang jelas. Seperti balok
es yang terapung dalam air terdiri atas dua fasa air-fasa padat (es) dan
fasa cair (air). Perubahan fasa yaitu peralihan dari satu fasa ke fasa
lain, terjadi bila energi (biasanya dalam bentuk kalor) ditambahkan atau
dilepaskan (Chang, 2005: 391).
Menurut hukum fase, sistem dibagi berdasarkan jumlah komponen yang ada,
seperti sistem satu komponen, dua komponen dan sebagainya. Kesukaran sistem
satu komponen terdapat pada jumlah fase padat dalam sistem yang paling
sederhana bila jumlah fase padatnya hanya satu seperti sistem H 2O, sistem CO2
dan sebagainya. Bila jumlah fase padat berubah, jumlah persamaan juga
bertambah. Jumlah kompenen yang dimaksud disini ialah jumlah terkecil dari
variabel bebas konstituen dalam sistem, yang dapat dipakai untuk menyatakan
susunan fase-fasa yang ada. Misalnya sistem air ini terhitung satu komponen,
sistem air-Na sulfat terhitung dua komponen (Sukardjo, 2002: 251).
Jumlah komponen dalam satu sistem merupakan jumlah minimum dari satu
spesi yang secara kimia independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi
setiap fasa dalam sistem tersebut. Cara praktis untuk menentukan jumlah
komponen adalah dengan menentukan jumlah total spesi kimia dalam sistem
dikurangi dengan jumlah reaksi-reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat
terjadi antara zat-zat yang ada dalam sistem tersebut. Hal ini dapat ditinjau dari
sistem yang terdiri dari beberapa spesies. Sistem dua komponen biasa disebut
sistem biner, memiliki jumlah komponen dua (c= 2), sehingga aturan fasanya (f=
c- p+ 2) menjadi f= 4-p. Untuk sistem satu fasa p= 1 derajat kebebasannya (f)
sama dengan tiga. Jadi ada tiga variabel intensif independen yang diperlukan
untuk menyatakan keadaan sistem tersebut yakni (suhu)T, (tekanan) P dan fraksi
mol (Rohman, 2004: 155).
Derajat kebebasan atau variance dari sistem ialah jumlah terkecil variabel
bebas (temperatur, tekanan atau konsentrasi) yang harus ditentukan supaya
variabel yang sisa dalam sistem tertentu, harus mempunyai derajat kebebasan. J.
Williard Gibbs pada tahun 1876 mendapatkan hubungan antara; jumlah derajat
kebebasan (f), jumlah komponen (c), jumlah fase (p). Dalam satu sistem
hubungan ini disebut hukum fase. Sistem selalu bergantung dari variabel tekanan
dan temperatur
F=C–P+2
Hubungan antara diagram fasa dengan derajat kebebasan dapat dinyatakan untuk
kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas disebut
derajat kebebasan yang sama dengan jumlah komponen C ditambah 2 dikurangi
jumlah fasa P. Jadi, dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat kebebasan
adalah 2 yakni suhu dan tekanan, bila dua fasa dalam kesetimbangan,
sebagaimana ditunjukkan dengan garis yang membatasi daerah dua fasa hanya ada
satu derajat kebebasan, bisa suhu atau tekanan. Pada titik tripel, ketika terdapat
tiga fase tidak ada derajat kebebasan lagi (Sukardjo, 2002: 250).
Untuk merepresentasikan secara lengkap kesetimbangan fase pada tekanan
konstan dalam sistem terner, model tiga dimensi, biasanya disebut model ruang,
diperlukan; itu representasi komposisi membutuhkan dua dimensi, dan suhu,
sepertiga dimensi. Model yang digunakan adalah prisma segitiga dimana
temperaturnya diplot pada sumbu vertikal, dan komposisinya direpresentasikan
pada alas prisma, yang dapat dengan mudah dianggap sebagai segitiga sama
sisi (West, 2002: 2).
Sistem tiga komponen sebenarnya banyak kemungkinannya.
Misalnya sistem 3 komponen yang terdiri atas zat cair yang
sebagian tercampur ini terbagi lagi menjadi;
1. Tipe I : pembentukan sepasang zat cair bercampur sebagaian. Jika
B bercampur sebagaian maka campuran antara B dan C pada temperatur
dan tekanan tertentu akan membentuk dua lapisan yaitu I larutan C
dalam B, II larutan B dalam C. Jika dilakukan penambahan A pada campuran B
dan C akan memperbesar daya larut keduanya. Contoh
Asam asetat kloroform air
1. Erlenmeyer I
Dik : V CHCl3 = 3 mL
V H2O = 5 mL
V CH3COOH = 9,5 mL
ρ CHCl3 = 1,45906 g/mL
ρ H2O = 0,98924 g/mL
ρ CH3COOH = 1,0396 g/mL
Dit : a. massa komponen
b. Mol komponen
c. Fraksi mol komponen
Penyelesaian :
a. Massa komponen
1) Massa kloroform
Massa = V x massa jenis
= 3 mL × 1,45906 g/mL
= 4,37709 gram
2) Massa air
Massa = V × massa jenis
= 5 mL × 0,98924 g/mL
= 4,9462 gram
3) Massa asam asetat
Massa = V × massa jenis
= 9,5 mL × 1,0396 g/mL
= 9,8762 gram
b. Mol komponen
1) Mol kloroform
massa
Mol =
Mr CHCl3
4,37709 g
=
119,5 g /mol
= 0,0366 mol
2) Mol air
massa
Mol =
Mr Aquades
4,9462 g
=
18 g / mol
= 0,2747 mol
3) Mol asam asetat
massa
Mol = Mr Asam asetat
9 , 8762 g
=
60 g / mol
= 0,1646 mol
4) Mol total
Mol total = mol kloroform + mol air + mol asam asetat
= 0,0366 mol + 0,2747 mol + 0,1646 mol
= 0,4759 mol
c. Fraksi mol komponen
Dik : Xc = Fraksi mol kloroform
Xw = Fraksi mol air
Xa = Fraksi mol asam asetat
Penyelesaian:
1) Fraksimol kloroform
mol kloroform
Xc =
mol total
0,0366 mol
=
0 , 4759 mol
= 0,0769
2) Fraksimol air
mol air
Xw =
mol total
0,2747 mol
=
0 , 4759 mol
= 0,5772
3) Fraksimol asam asetat
mol asam asetat
Xa =
mol total
0,1646 mol
=
0,4759 mol
= 0,3458
2. Erlenmeyer II
Dik : V CHCl3 = 4 mL
V H2O = 5 mL
V CH3COOH = 10,3 mL
ρ CHCl3 = 1,45906 g/mL
ρ H2O = 0,98924 g/mL
ρ CH3COOH = 1,0396 g/mL
Dit : a. massa komponen
b. Mol komponen
c. Fraksi mol komponen
Penyelesaian :
a. Massa komponen
1) Massa kloroform
Massa = V x massa jenis
= 4 mL × 1,45906 g/mL
= 5,8362gram
2) Massa air
Massa = V × massa jenis
= 5 mL × 0,98924 g/mL
= 4,9462 gram
3) Massa asam asetat
Massa = V × massa jenis
= 10,3 mL × 1,0396 g/mL
= 10,7078gram
b. Mol komponen
1) Mol kloroform
massa
Mol =
Mr CHCl3
5,8362 g
=
119,5 g /mol
= 0,0488 mol
2) Mol air
massa
Mol =
Mr Aquades
4,9462 g
=
18 g / mol
= 0,2747 mol
3) Mol asam asetat
massa
Mol = Mr Asam asetat
10 ,7078 g
=
60 g /mol
= 0,1784 mol
4) Mol total
Mol total = mol kloroform + mol air + mol asam asetat
= 0,0488 mol + 0,2747 mol + 0,1784 mol
= 0,5019 mol
c. Fraksi mol komponen
Dik : Xc = Fraksi mol kloroform
Xw = Fraksi mol air
Xa = Fraksi mol asam asetat
Penyelesaian:
1) Fraksimol kloroform
mol kloroform
Xc =
mol total
0,0488 mol
=
0,501 9 mol
= 0,0972
2) Fraksimol air
mol air
Xw =
mol total
0,2747 mol
=
0,501 9 mol
= 0,5473
3) Fraksimol asam asetat
mol asam asetat
Xa =
mol total
0,1784 mol
=
0,5019 mol
= 0,3554
3. Erlenmeyer III
Dik : V CHCl3 = 5 mL
V H2O = 5 mL
V CH3COOH = 10,8 mL
ρ CHCl3 = 1,45906 g/mL
ρ H2O = 0,98924 g/mL
ρ CH3COOH = 1,0396 g/mL
Dit : a. massa komponen
b. Mol komponen
c. Fraksi mol komponen
Penyelesaian :
a. Massa komponen
1) Massa kloroform
Massa = V x massa jenis
= 5 mL × 1,45906 g/mL
= 7,2953 gram
2) Massa air
Massa = V × massa jenis
= 5 mL × 0,98924 g/mL
= 4,9462 gram
3) Massa asam asetat
Massa = V × massa jenis
= 10,8 mL × 1,0396 g/mL
= 11,2276gram
b. Mol komponen
1) Mol kloroform
massa
Mol =
Mr CHCl3
7,2953 g
=
119,5 g /mol
= 0,0610 mol
2) Mol air
massa
Mol =
Mr Aquades
4,9462 g
=
18 g / mol
= 0,2747 mol
3) Mol asam asetat
massa
Mol =
Mr Asam asetat
11 ,2276 g
=
60 g/mol
= 0,1871 mol
4) Mol total
Mol total = mol kloroform + mol air + mol asam asetat
= 0,0610 mol + 0,2747 mol + 0,1871 mol
= 0,5228 mol
c. Fraksi mol komponen
Dik : Xc = Fraksi mol kloroform
Xw = Fraksi mol air
Xa = Fraksi mol asam asetat
Penyelesaian:
1) Fraksimol kloroform
mol kloroform
Xc =
mol total
0,0610 mol
=
0,5 228 mol
= 0,1166
2) Fraksimol air
mol air
Xw =
mol total
0,27 47 mol
=
0,5 228 mol
= 0,5254
3) Fraksimol asam asetat
mol asam asetat
Xa =
mol total
0,1871 mol
=
0,5228 mol
= 0,3578
4. Erlenmeyer IV
Dik : V CHCl3 = 6 mL
V H2O = 5 mL
V CH3COOH = 10,9 mL
ρ CHCl3 = 1,45906 g/mL
ρ H2O = 0,98924 g/mL
ρ CH3COOH = 1,0396 g/mL
Dit : a. massa komponen
b. Mol komponen
c. Fraksi mol komponen
Penyelesaian :
a. Massa komponen
1) Massa kloroform
Massa = V x massa jenis
= 6 mL × 1,45906 g/mL
= 8,7543 gram
2) Massa air
Massa = V × massa jenis
= 5 mL × 0,98924 g/mL
= 4,9462gram
3) Massa asam asetat
Massa = V × massa jenis
= 10,9 mL × 1,0396 g/mL
= 11,3022 gram
b. Mol komponen
1) Mol kloroform
massa
Mol =
Mr CHCl3
8,7543 g
=
119,5 g /mol
= 0,0732 mol
2) Mol air
massa
Mol =
Aquades
4,9462 g
=
18 g / mol
= 0,2747 mol
3) Mol asam asetat
massa
Mol =
Mr Asam Asetat
11 , 3022 g
=
60 g/mol
= 0,1883 mol
4) Mol total
Mol total = mol kloroform + mol air + mol asam asetat
= 0,0732 mol+ 0,2747 mol + 0,1883 mol
=0,5362 mol
c. Fraksi mol komponen
Dik : Xc = Fraksi mol kloroform
Xw = Fraksi mol air
Xa = Fraksi mol asam asetat
Penyelesaian:
1) Fraksimol kloroform
mol kloroform
Xc =
mol total
0,0732mol
=
0,5 362mol
= 0,1365
2) Fraksimol air
mol air
Xw =
mol total
0,2747 mol
=
0,5 362mol
= 0,5123
3) Fraksimol asam asetat
mol asam asetat
Xa =
mol total
0,1883 mol
=
0,5362 mol
= 0,3511
5. Erlenmeyer V
Dik : V CHCl3 = 7 mL
V H2O = 5 mL
V CH3COOH = 11,7 mL
ρ CHCl3 = 1,45906 g/mL
ρ H2O = 0,98924 g/mL
ρ CH3COOH = 1,0396 g/mL
Dit : a. Massa komponen
b. Mol komponen
c. Fraksi mol komponen
Penyelesaian :
a. Massa komponen
1) Massa kloroform
Massa = V x massa jenis
= 7 mL × 1,45906 g/mL
= 10,2134gram
2) Massa air
Massa = V × massa jenis
= 5 mL × 0,98924 g/mL
= 4,9462 gram
3) Massa asam asetat
Massa = V × massa jenis
= 11,7 mL × 1,0396 g/mL
= 12,1633gram
b. Mol komponen
1) Mol kloroform
massa
Mol =
Mr CHCl3
10,2134 g
=
119,5 g /mol
= 0,0854 mol
2) Mol air
massa
Mol =
Aquades
4,9462 g
=
18 g / mol
= 0,2747 mol
3) Mol asam asetat
massa
Mol =
Mr Asam Asetat
12 , 1633 g
=
60 g /mol
= 0,2027 mol
4) Mol total
Mol total = mol kloroform + mol air + mol asam asetat
= 0,0854 mol + 0,2747 mol + 0,2027 mol
= 0,5628 mol
c. Fraksi mol komponen
Dik : Xc = Fraksi mol kloroform
Xw = Fraksi mol air
Xa = Fraksi mol asam asetat
Penyelesaian:
1) Fraksi mol kloroform
mol kloroform
Xc =
mol total
0,0854 mol
=
0,5 628 mol
= 0,1517
2) Fraksi mol air
mol air
Xw =
mol total
0,2747 mol
=
0,5 628 mol
= 0,4880
3) Fraksi mol asam asetat
mol asam asetat
Xa =
mol total
0,2027 mol
=
0,5628 mol
= 0,3601
H. GRAFIK
I. PEMBAHASAN
Diagram terner merupakan diagram yang menggambarkan komposisi tiga
campuran yang tidak saling campur. Gejala ini dapat terlihat pada sistem
kloroform- asam asetat- air. Air dan asam asetat dapat campur seluruhnya,
demikan juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat
bercampur sebagian. Bila asam cuka ditambahkan kedalam suatu campuran
heterogen kloroform dan air pada suhu tertentu, kelarutan kloroform dalam air
akan bertambah, sehingga pada suatu ketika akan menjadi homogen. Dengan ini
dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen.
Diagram ini digambarkan sebagi segitiga sama sisi (Atkins, 1993: 218).
Percobaan ini bertujuan untuk menggambarkan diagram fasa sistem terner.
Dimana sistem terner yang dimaksud yaitu sistem yang membentuk sepasang zat
cair yang bercampur sebagian yaitu campuran kloroform-air dan asam asetat.
Serta memperhatikan atau menentukan letak “pleit point” atau titik jalin pada
diagram fasenya.
Ada dua percobaan yang dilakukan untuk menentukan diagram fase terner
yaitu penentuan massa jenis dan sistem tiga komponen itu sendiri
1. Penentuan Massa Jenis
Tiga komponen semua terlebih dahulu ditentukan massa jenisnya. Percobaaan
ini bertujuan untuk menentukan massa jenis air, kloroform, asam asetat dimana
hal ini perlu dilakukan karena untuk membuat diagram sistem terner fraksi mol
larutan tersebut dapat dihitung melalui perbandingan massa jenis larutan yang
dikalikan dengan volume masing-masing dengan jumlah mol masing-masing
larutan. Penentuan massa jenis larutan dapat dilakukan dengan menggunakan
piknometer. Prinsip piknometer didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan ruang yang ditempati larutan tersebut. Langkah awal yang dilakukan
yaitu, piknometer dicuci terlebih dahulu dengan air. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan piknometer dari zat pengotor. Setelah itu, piknometer kemudian
dikeringkan yang bertujuan untuk menguapkan zat-zat yang masih terdapat dalam
piknometer dan juga agar tidak mempengaruhi hasil penimbangan piknometer
kososng.
Setelah itu piknometer kosong ditimbang, dan dimasukkan kedalamnya
larutan yang akan ditentukan massa jenisnya
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti (Edisi 3). Jakarta: Erlangga.