Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KIMIA FISIKA II

“Menelusuri dan menjelaskan kesetimbangan fasa sistem tiga


komponen”

Disusun Oleh:

Krismawati Haria (2116150001) - Pendidikan Kimia

Dosen Pengampu :

Ibu Leony Sanga Lamsari Purba, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

2023
1. Sistem cair tiga komponen
Untuk sistem tiga komponen, derajat kebebasan, F=3-P+2=5-P. Untuk p=1, ada 4 derajat
kebebasan. Tak mungkin menyatakan sistem seperti ini dalam bentuk grafik yang lengkap
dalam tiga dimensi, apalagi dalam dua dimensi. Oleh karena itu biasanya sistem
dinyatakan pada sugu dan tekanan yang tetap, dan derajat kebebasan menjadi F=3-P, jadi
derajat kebebasannya paling banyak adalah dua, dan dapat dinyatakan dalam suatu
bidang. Pada suhu dan tekanan tetap, variabel yang dapat digunakan untuk menyatakan
keadaan sistem tunggal yaitu Xa, Xb, dan Xc yang dihubungkan melalui Xa+Xb+Xc=1.
Komposisi salah satu komponen sudah tertentu jika dua komponen lainnya diketahui.
Sistem tiga komponen sebenarnya banyak kemungkinannya dan yang paling umum
adalah:
a. Sistem 3 komponen yang terdiri atas zar cair yang sebagian saling bercampur
b. Sistem 3 komponen yang terdiri atas dua komponen padat dan satu komponen cair
(Burhanudin, 2012, hlm 17-18).
Menurut aturan fase, derajat kebebasan diberikan oleh
F = C- P + S = 5 – P
Dan bila tekanan temperatur ditetapkan, persamaan di atas menjadi
F = 3- P

2. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan fasa sistem tiga komponen


Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan fasa sistem tiga komponen adalah suhu dan
tekanan
Tekanan dan temperatur menentukan keadaan suatu materi kesetimbangan fasa dari
materi yang sama. Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama (Endang,2008).
3. Diagram terner
Untuk suhu dan tekanan yang tetap, sistem dengan tiga komponen akan memiliki jumlah
derajat kebebasan gibbs maksimum = 2. Hal ini dikarenakan jumlah fase minimum yang
terbentuk adalah 1 fase (saling melarutkan dan homogen). Diagram fase ini dapat kita
gambarkan dalam sebuah diagram fase satu bidang. Dimana dalam menggambarkan
sistem tiga komponen dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah kertas grafik segitiga
atau yang dikenal dengan istilah diagram terner. Diagram terner adalah diagram fasa
sistem yang digambarkan dalam satu bidang datar berupa segitiga sama sisi dan dapat
menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoNen tergantung pada daya saling larut antar
zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B
saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar
atau memperkecil daya saling larut A dan B. Ditinjau dari sistem yang memperbesar daya
saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna.
Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat
digambarkan pada suatu diagram terner. Prinsip menggambarkan komposisi dalam
diagram terner dapat dilihat pada gambar (1) dan (2) di bawah ini.

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan XA + XB + Xc = 1.


Titik pada sisi AB: campuran biner A dan B
BC: campuran biner B dan C
AC: campuran biner A dan C
Diagram tener adalah suatu bidang datar segitiga sama sisi. Gambar 2 adalah
sistem tiga komponen yang membentuk sepasang zat cair yang bercampur sebagian.
Maksudnya larutan 1 dan larutan 2 membentuk dua fasa tetapi ketiga ditambahkan
larutan 3 maka larutan 3 ini akan terdistribusi sebagian di larutan 1 dan sebagian lagi di
larutan 2 sehingga terbentuklah 1 fasa. Ketiga jenis larutan yang digunakan, misalnya
kloroform bersifat nonpolar, air bersifat polar dan asam asetat bersifat semipolar.
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai
fungsisuhu dan tekanan. Contoh khas diagram fasa tiga komponen air, kloroform, dan
asamasetat. Dalam diagram fasa bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada
zat lainyang masuk maupun keluar dari sistem ini. Asam asetat lebih suka pada air
dibandingkakloroform oleh karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih
cepatdibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambhan asam asetat berlebih lebih
lanjutakan membawa sistem bergerak ke daerah atau satu fasa (fase tunggal). Namun
demikiansaat komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua lapisan maupun
sedikit. Setelah penambahan asam asetat diteruskan, pada saat akan menjadi satu fasa
yaitu pada titik P.titik P disebut pleit point atau titik jalin yaitu semacam titik kritis
(Milama, 2014 : 18).
Sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah
derajatkebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan
dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram terner.
Jumlah fasa dalamsistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar
zat cair tersebut dansuhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B
saling larut sebagian.Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar
atau memperkecil dayasaling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau
sistem yang memperbesardaya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C
saling larut sempurna.Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B
pada suhu tetap dapatdigambarkan pada suatu diagram terner. Prinsip menggambarkan
komposisi dalam diagramterner dapat dilihat pada gambar dibawah ini (UI, 2003)
Contoh penerapan sistem tiga komponen dan diagram fase segitiga adalah pada
otimisasi bubuk slag nikel yaitu dengan cara pendekatan sistem temari C-A-S (CaO-
Al2O3-SiO2). Hal ini dilakukan melalui penerapan sistem persamaan keseimbangan
reaksi kimiawi dengan tiga fase utama, yaitu:
a. Fase pembentukan senyawa kalsium silika hidrat (CSH) hasil reaksi antara
trikalsium silikat (C3S) dan dikalsium silikat (C2S) semen dengan air (H2O)
b. b. Fase pembentukan senyawa kalsium silika hidrat (CSH) bubuk slag nikel
dengan kalsium hidroksida (CH) hasil sampingan reaksi kimia fase pertama.
c. Fase hidrogamet atau fase pembentukan ettringite sebagai produk reaksi antara
senyawa kimia silika oksida (SiO2) dan alumunium oksida (Al2O3) bubuk slag
nikel dengan kalsium hidroksida (CH) hasil sampingan reaksi kimia fase pertama.
Ketiga fase tersebut merepresentasikan reaksi hidrasi cementitous dengan tiga
komponen produk reaksi yaitu kalsium silika hidrat (CSH), kalsium hidroksida
(CH), dan kalsium suoaluminat hidrat (CASH).

Daftar Pustaka
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: UI-Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: UIN P.
IPAFITK-Press
Alberty, R.A., and Silbey., 1992, ―Physical Chemistry‖, John Willey and Sons, Inc.,
New York Barron, 1979, ―Physical Chemistry‖, Mcgraw Hill Book Company, New York

Anda mungkin juga menyukai