Anda di halaman 1dari 13

DIAGRAM TERNER

( KELARUTAN ZAT )

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat mengetahui dan menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu zat terlarut.
2. Dapat menggambarkan phase diagram tiga komponen
3. Dapat mengaplikasikan dalam menentukan komposisi kadar minyak pengering dalam cat

II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN
1. Alat-alat yang digunakan :
- Erlenmeyer 100 ml
- Buret 50 ml
- Alumunium Foil
- Pipet ukur 10 ml, 25 ml
- Bola karet
- Gelas Kimia
- Termometer

2. Bahan Kimia yang digunakan :
- Asam Asetat Glasial
- Kloroform
- Air Aquadest

III. DASAR TEORI
Diagram tiga sudut
Diagram tiga sudut atau diagram segita berbentuk segitiga sama sisi dimana sudut-
sudutnya ditempati oleh komponen zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang
menyatakan bagian 100% zat yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak
titik dalam diagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing
komponen.
Pada slah satu sisinya ditentukan kedua titik yang menggambarkan jumlah kadar zat
dari masing-masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari dua titik ini
ditarik garis yang sejajar dengan sisi yang dihadapinya, titik dimana kedua garis itu
menyilang, menggambarkan jumlah kadar masing-masing.
Titik dimana terjadi kesetimbangan antara wujud satu fasa dengan dua fasa dari
campuran ketiga komponen tersebut, apabila dihubungkan akan membentuk suatu diagram
yang menunjukkan batas-batas antara daerah (region) satu fasa dengan daerah (region) dua
fasa. Dua macam campuran pada titik kesetimbangan dapat dihubungkan dengan tie line
apabila keduanya dicampurkan menghasilkan campuran akhir yang berada pada daerah dua
fasa.
Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya
dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya. Contohnya: dalam sistem
terdapat fasa padat, fasa cair dan fasa gas. Banyaknya fasa dalam sistem diberi notasi P. Gas
atau campuran gas adalah fasa tunggal ; Kristal adalah fasa tunggal dan dua cairan yang dapat
bercampur secara total membentuk fasa tunggal.
Campuran dua logam adalah sistem dua fasa (P=2), jika logam logam itu tidak dapat
bercampur, tetapi merupakan sistem satu fasa (P=1), jika logam-logamnya dapat dicampur.
Pada perhitungan dalam keseluruhan termodinamika kimia, J.W Gibbs menarik
kesimpulan tentang aturan fasa yang dikenal dengan Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil
perubahan bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada
kesetimbangan diungkapkan sebagai:
V = C P + 2
Dengan :
V = jumlah derajat kebebasan P = jumlah fasa
C = jumlah komponen
Kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan komposisi sistem. Jumlah derajat
kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai
: V = 3 P
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa maka V = 2 berarti untuk menyatakan
suatu sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan
bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, V = 1; berarti hanya satu
komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah
tertentu berdasarkan diagram fasa untuk diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena itu
sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap punya derajat kebebasan maksimum = 2
(jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu
bidang datar berupa suatu segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen murni.
Cara terbaik untuk menggambarkan sistem tiga komponen adalah dengan
mendapatkan suatu kertas grafik segitiga. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan istilah persen
berat atau fraksi mol. Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan: XA
+ XB + XC = 1. Diagram fasa yang digambarkan segitiga sama sisi, menjamin dipenuhinya
sifat ini secara otomatis, sebab jumlah jarak ke sebuah titik di dalam segitiga sama sisi yang
diukur sejajar denga sisi-sisinya sama dengan panjang sisi segitiga itu, yang dapat diambil
sebagai satuan panjang. Puncak puncak dihubungi ke titik tengah dari sisi yang berlawanan
yaitu : Aa, Bb, Cc. Titik nol mulai dari titik a,b,c dan A,B,C menyatakan komposisi adalah
100% atau 1, jadi garis Aa, Bb, Cc merupakan konsentrasi A,B,C merupakan konsentrasi
A,B,C.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen bergantung pada daya saing larut
antara zat cair tersebut dan suhu percobaan. Apabila pada suhu dan tekanan yang tetap
digunakan kurva bimodal untuk menentukan kelarutan C dalam berbagai komposisi A dan B.
Pada daerah di dalam kurva merupakan daerah dua fasa, sedangkan yang di luarnya adalah
daerah satu fasa. Untuk menentukan kurva bimodal yaitu dengan menambahkan zat B ke
dalam campuran A dan C.
Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut
A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C
dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu
diagram terner.
Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam
suatu larutan. Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion selalu berada
dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut air).Makin banyak partikel zat terlarut
makin banyak pula molekul air yang diperlukanuntuk menghindari partikel zat terlarut itu.
Setiap pelarut memiliki batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri
dari dua jenis larutan elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).
Pemisahan suatu larutan dalamcampuran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya dengan ekstraksi.Ektraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan
kelarutankomponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak
salingmelarutkan.
Bila suatu campuran cair,misalnya komponen A&B dicampurkan tidak
salingmelarutkan sehingga membentuk dua fasa. Maka untuk memisahkannya digunakan
pelarutyang kelarutannya sama dengan salah satu komponen dalam campuran tersebut.
Sehinggaketiganya membentuk satu fasa.Sistem tiga komponen aturan fase menghasilkan F=
5 P. Bila terdapat satu fase,maka F = 4, oleh karenanya penggambaran secara geometrik
yang lengkap memerlukan ruang berdimensi empat. Bila tekanan tetap, ruang tiga dimensi
dapat digunakan. Bila suhu maupuntekanan tetap, maka F = 3 P dan sistem dapat
digambarkan dalam ruang dua dimensi: P = 1,F = 2. Bivarian, P = 2, F = 1. Unvarian; P = 3,
F = 0, invarian.Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua pengubah komposisi yang bebas,
sebutsaja X2 dan X3. Jadi komposisi suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan dalam
koordinatcartes dengan X2 pada salah satu sumbunya, dan X3 pada sumbu yang lain yang
dibatasi olehgaris X2+X3=1. karena X itu tidak simetris terhadap ketiga komponen, biasanya,
komposisidialurkan pada suatu segitiga sama sisi dengan tiap-tiap sudutnya menggambarkan
suatukomponen murni, bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik
didalamsegitiga ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga tersebut. Jarak antara setiap sudut
ketengah-tengah sisi yang berhadapan dibagi 100 bagian sesuai dengan komposisi dalam
persen.Untuk memperoleh suatu titik tertentu dengan mengukur jarak terdekat ketiga sisi
segitiga.
Jika kedalam sejumlah air kita tambahkan terus menerus zat terlarut lama
kelamaantercapai suatu keadaan dimana semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi
partikelyang dilarutkan sehingga larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang akan
dtambahkan.Kita katakan larutan itu mencapai keadaan jenuh.Zat cair yang hanya sebagian
larut dalam cairan lainya, dapat dinaikan kelarutannyadengan menambahkan suatu zat cair
yang berlainan dengan kedua zat cair yang lebih dahuludicairkan. Bila zat cair yang ketiga ini
hanya larut dalam suatu zat cair yang terdahulu, maka biasanya kelarutan dari kedua zat cair
yang terdahulu itu akan menjadi lebih kecil. Tetapi bilazat cair yang ketiga itu larut dalam
kedua zat cair yang terdahulu, maka kelarutan dari keduazat cair yang terdahulu akan menjadi
besar.
Gejala ini dapat terlihat pada sistem kloroform-asam asetat- air.Bila asam asetat
ditambahkan kedalam suatu campuran heterogen kloroform dan air pada suhu tertentu,
kelarutan kloroform dalam air akan bertambah, sehingga pada suatu ketikaakan menjadi
homogen. Jumlah asam asetat yang harus ditambahkan untuk mencapai titik homogen (pada
suhu tertentu tadi), tergantung dari komposisi campuran kloroform dalam air.
Diagram Tiga Sudut
Untuk campuran yang terdiri atas tiga komponen, komposisi (perbandingan masing-
masing komponen) dapat digambarkan di dalam suatu diagram segitiga sama sisi yangdisebut
dengan Diagram Terner. Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan) atau
fraksi mol (untuk gas).Diagram tiga sudut atau diagram segitiga berbentuk segitiga sama sisi
dimana setiapsudutnya ditempati komponen zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang
menyatakan bagian 100% zat yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak
titik dalamdiagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing
komponendilakukan sebagai berikut.

Gambar 1 : Bidang Grafik Diagram Terner untuk tiga komponen
Pada salah satu sisinya ditentukan dua titik yang menggambarkan jumlah kadar zatdari
masing-masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari kedua titik
ituditarik garis sejajar dengan sisi dihadapnya, titik dimana kedua garis itu
menyilang,menggambarkan kadar masing-masing zat.

Gambar 2 : Penggambaran tie line dari pencampuran dua fasa yang berada pada garis kesetimbangan

Titik-titik dimana terjadi kesetimbangan antara wujud satu fasa dengan dua fasa
daricampuran ketiga komponen tersebut, apabila dihubungkan akan membentuk suatu
diagramyang menunjukan batas-batas antara daerah (region) satu fasa dengan daerah (region)
duafasa. Dua macam campuran pada titik kesetimbangan dapat dihubungkan menjadi tie
lineapabila keduanya dicampurkan menghasilkan campuran akhir yang berada pada daerah
duafasa. Sebagai contoh adalah Gambar 2, campuran pada titik a dan titik b bila
digabungkanmemberikan hasil akhir pada titik M, dimana pada titik ini berlaku hukum
lengan-pengungkit(lever-arm rule).

IV. LANGKAH KERJA
1. Memasukkan 2 gram kholoform ( dengan menghitung volume yang akan diambil,
dimana V = m / ) dan 18 gram Asam asetat glacial ke dalam erlenmeyer dengan
menggunakan buret makro sebagai alat pengukuran ( dengan memperoleh campuran
10% berat/berat kholoform salam asam asetat)
2. Mentitrasi secara perlahan-lahan dengan air sampai permulaa timbulnya kekeruhan
3. Mencatat berapa banyak air yang digunakan serta suhu kamarnya
4. Mengulangi percobaan pada nomor 2, 3 dan 4 pada konsentrasi kholoform 20%
hingga 80 % berat/berat
5. Membuat grafik kholoform dan asam asetat glacial dengan perbandingan berat (10% -
80% ) terhadap air
VI. DATA PENGAMATAN
Konsentrasi
Khloroform
(gr/ml)
Asam asetat glasial
(gr/ml)
Air (ml) Hasil Pengamatan
% gram ml gram ml gram ml
suhu
(C)
Warna
10 2 1,355 18 17,142 14,25 14,3 26 Keruh
20 4 2,711 16 15,238 11,16 11,2 27 Keruh
30 6 4,067 14 13,333 7,07 7,1 27 Keruh
40 8 5,423 12 11,428 5,08 5,1 26 Keruh
50 10 6,779 10 9,523 3,98 4 26 Keruh
60 12 8,132 8 7,619 2,39 2,4 25 Keruh
70 14 9,491 6 5,714 1,19 1,2 26 Keruh
80 16 10,847 4 3,809 0,79 0,8 26 Keruh

Khloroform Asam Asetat Glasial Air
gram % gram % gram %
2 5,83 18 52,55 14,25 41,60
4 12,83 16 51,34 11,16 35,81
6 22,16 14 51,71 7,07 26,11
8 31,86 12 47,84 5,08 20,25
10 41,70 10 41,70 3,98 16,59
12 53,59 8 35,73 2,39 10,67
14 66,06 6 28,31 1,19 5,61
16 76,96 4 19,24 0,79 3,79


VII. PERHITUNGAN
Konsentrasi 10%
Volume Khloroform : V =

=
= 1,35 ml
Volume Asam asetat : V =

=
= 17,14 ml
Gram air aquadest : Gr = V.
= 14,3 ml x 0,9968 gr/ml
= 14,25 gr

% Komponen Kholoform = x 100% = 5,83%

% Komponen Asam Asetat = x 100% = 52,55%
% Komponen Air = x 100% = 41,60%

Konsentrasi 20%

Volume Khloroform : V =
V =

= 2,711 ml

Volume Khloroform : V =
V =

= 15,238 ml

Gram Air aquadest = V.
= 11,2 x 0,99655 gr/ml
= 11,16 gr

% Komponen Kholoform = x 100% = 12,83%

% Komponen Asam Asetat = x 100% = 51,34%
% Komponen Air = x 100% = 35,81%
Konsentrasi 30%

Volume Khloroform : V =
V =

= 4,067 ml

Volume Khloroform : V =
V =

= 13,33 ml

Gram Air aquadest = V.
= 7,1 ml x 0,99655 gr/ml
= 7,07 gr
% Komponen Khloroform = x 100% = 22,16%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 51,71%
% Komponen Air = x 100% = 26,11%
Konsentrasi 40%

Volume Khloroform : V =
V =

= 5,423 ml

Volume Asam Asetat : V =
V =

= 11,428 ml

Gram Air aquadest = V.
= 5,1 ml x 0,99655 gr/ml
= 5,08 gr
% Komponen Khloroform = x 100% = 31,89%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 47,84%
% Komponen Air = x 100% = 20,25%

Konsentrasi 50%

Volume Khloroform : V =
V =

= 6,779 ml

Volume Asam Asetat : V =
V =

= 9,523 ml

Gram Air aquadest = V.
= 4 ml x 0,9968 gr/ml
= 3,98 gr

% Komponen Khloroform = x 100% = 41,7%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 41,7%
% Komponen Air = x 100% = 16,59%

Konsentrasi 60%

Volume Khloroform : V =
V =

= 8,132 ml

Volume Asam Asetat: V =
V =

= 7,619 ml

Gram Air aquadest = V.
= 2,4 ml x 0,99755 gr/ml
= 2,39 gr
% Komponen Khloroform = x 100% = 53,59%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 35,73%
% Komponen Air = x 100% = 10,67%

Konsentrasi 70%

Volume Khloroform : V =
V =

= 9,491 ml

Volume Asam Asetat : V =
V =

= 5,714 ml

Gram Air aquadest = V.
= 1,2 ml x 0,9968 gr/ml
= 1,19 gr
% Komponen Khloroform = x 100% = 66,06%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 28,31%
% Komponen Air = x 100% = 5,61%

Konsentrasi 80%

Volume Khloroform : V =
V =

= 10,847 ml


Volume Asam Asetat : V =
V =

= 3,809 ml

Gram Air aquadest = V.
= 0,8 ml x 0,9968 gr/ml
= 0,79 gr
% Komponen Khloroform = x 100% = 76,96%
% Komponen Asam Asetat = x 100% = 19,24%
% Komponen Air = x 100% = 3,79%

VII. ANALISIS PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai Diagram Terner, dapat diketahui bahwa
zat-zat kimia yang digunakan adalah khloroform, asam asetat glasial, dan air. Pertama yang
dilakukan adalah menghitung volume khloroform dan asam asetat yang akan digunakan,
mengambil larutan kholoroform dan asam asetat yang diperlukan di lemari asam, dengan
cepat larutan yang telah dicampur dalam Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil supaya
bau nyengat dari larutan tidak tercium.
Setelah larutan siap, mengisi buret dengan aquadest. Kemudian larutan khloroform dan
asam asetat dititrasi dengan air. Mencatat volume air yang dibutuhkan untuk mengubah
warna larutan dari bening menjadi keruh. Dari percobaan titrasi tersebut didapatkan hasil
volume air. Setelah itu, didapatkan gram air dengan rumus volume air dikali dengan massa
jenis air. Dalam penentuan Tie-Line pada masing-masing konsentrasi sampel pula didapatkan
dengan membandingkan massa sampel dengan massa total sampel lalu dikali seratus.


VIII. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dari percobaan, dapat ditarik kesimpulan :
Banyak sedikitnya air yang diperlukan dalam perubahan warna larutan dari bening menjadi
keruh saat titrasi ditentukan oleh besar kecilnya konsentrasi khloroform dan asam asetat
glasial.
Semakin besar konsentrasi asam asetat glasial, maka semakin banyak volume air dalam
titrasi campuran tersebut.















PERTANYAAN
1. Bagaimana caranya untuk memperoleh kurva perbedaan (perubahan) kelarutan terhadap
temperatur?
Jawab :
Caranya dengan melengkapi data pengamatan berupa berat masing-masing komponen dan
suhunya. Dari berat komponen dapat diperoleh persentase beratnya dengan persentase beras
tersebut dapat digambarkan kurvanya.

2. Apa yang dimaksud dengan phase diagram tiga komponen?
Jawab :
Diagram yang berbentuk segitiga sama sisi dimana sudut-sudutnya ditempati oleh komponen
zat.

3. Bagaimana menentukan Tie-Line?
Jawab :
Dengan cara salah satu sisinya ditentukan dua titik yang menggambarkan jumlah kadar zat
dari masing-masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari dua titik ini,
ditarik garis sejajar dengan sisi yang dihadapinya. Titik dimana kedua garis itu menyilang
menggambarkan jumlah kadr masing-masing.



http://jakaoktasanovajaka.blogspot.com/2012/04/kimia-fisikadiagram-terner-
kelarutan.html

Anda mungkin juga menyukai