Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

TAHUN AJARAN 2021/2022

MODUL I
REAKSI ESTERIFIKASI
“PEMBUATAN ETIL ASETAT”

ASISTEN :
Syabrinur Fadilah

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Irdoni, HS., MS
Dra. Nirwana, MT

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
MODUL I

REAKSI ESTERIFIKASI “PEMBUATAN ETIL ASETAT”


Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari dan memahami reaksi esterifikasi serta faktor faktor
yang mempengaruhi
2. Mempelajari dan memahami proses distilasi
3. Membuat ester dalam skala labor

Dasar Teori :
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus karbonil dengan suatu gugus organik
(biasa dilambangkan dengan R’). Bagian dari gugus ester yang mengandung gugus karbonil
berasal dari asam karboksilat, sedangkan gugusan yang terikat pada oksigen berasal dari
alkohol. Rumus umum ester dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rumus Umum Ester

Senyawa – senyawa ester mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


a. Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
b. Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air.
c. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol.
d. Ester merupakan senyawa karbon yang netral.
e. Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.

Pembuatan ester dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara esterifikasi dan
transesterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi antara asam organik (senyawa asam karboksilat)
dengan alkohol yang menghasilkan ester menggunakan katalis asam kuat dengan produk
samping berupa air. Reaksi esterifikasi asam karboksilat adalah reaksi pembentukan ester
dengan berbahan dasar asam karboksilat. Ester asam karboksilat ini merupakan suatu
senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R yang berbentuk alkil maupun aril.
Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester tersebut, kesetimbangan harus digeser ke arah
sisi ester dengan menambahkan salah satu pereaksi secara berlebih. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester. Ada beberapa
macam metode esterifikasi salah satunya cara fischer. Pada praktikum ini digunakan reaksi
esterifikasi fischer, dimana asam karboksilat, alkohol dan katalis asam (asam klorida atau
asam sulfat) dipanaskan, sampai terjadi kesetimbangan dengan ester dan air. Untuk
mendapatkan ester yang tinggi dari reaksi kesetimbangan tersebut, reaksi harus diusahakan
bergeser ke kanan dengan cara memberikan asam karboksilat atau alkohol berlebih. Reaksi
esterifikasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Reaksi Esterifikasi


Reaksi di atas merupakan suatu reaksi reversibel. Karena itu, rasio produk menjadi
rendah jika air yang terbentuk tidak dipisahkan. Di laboratorium, produk etil asetat yang
terbentuk dapat dipisahkan dari air menggunakan CaCl2. Etil asetat dihidrolisis pada keadaan
asam atau basa menghasilkan asam asetat dan etanol kembali. Penambahan katalis asam
bertujuan untuk menghambat reaksi hidrolisis yang merupakan reaksi balik dari reaksi
esterifikasi. Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan asam kuat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi :


1. Perbandingan Mol Reaktan
Untuk meningkatkan konversi dan produk yang dihasilkan, salah satu mol reaktan
harus dilebihkan.
2. Suhu
Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh suhu reaksi. Pada umumnya reaksi ini
dapat dijalankan pada suhu mendekati titik didih alkohol (60-70°C) pada tekanan
atmosfer. Kecepatan reaksi akan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu. Semakin
tinggi suhu, maka energi kinetik molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga
akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan
demikian kecepatan reaksi akan menjadi semakin besar.
3. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak produk yang dihasilkan, karena ini
akan memberikan kesempatan reaktan lebih lama untuk berkontak satu sama lain. Namun
jika kesetimbangan telah tercapai, tambahan waktu reaksi tidak akan mempengaruhi
reaksi
4. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat pereaksi dengan
zat yang bereaksi sehingga mempercepat reaksi dan reaksi terjadi sempurna.
5. Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi
reaksi namun tidak menggeser letak kesetimbangan.
Peningkatan rasio mol, suhu, waktu reaksi, pengadukan dan katalis akan meningkatkan
hasil konversi reaktan menjadi produk dengan optimal. Kondisi operasi proses yang tepat
akan mengoptimalkan hasil reaksi.

Alat-alat yang digunakan :


1. Labu didih dasar bulat leher 3
2. Leher angsa
3. Heating Jacket
4. Kondensor leibig
5. Erlenmeyer (50 ml)
6. Gelas piala (100 ml)
7. Corong pisah
8. Gelas ukur (100 ml)
9. Pipet tetes
10. Termometer
11. Statip dan klem
12. Corong kaca
13. Spatula
14. Batang pengaduk

Bahan-bahan yang digunakan :


1. Asam asetat
2. Etanol
3. Asam sulfat
4. CaCl2 anhidrat

Prosedur Percobaan :
1. Ke dalam labuh didih dasar bulat masukkan etanol, asam asetat,dan beberapa butir batu
didih. Jumlah volume etanol dan asam asetat sesuai dengan jumlah mol yang
ditugaskan.
2. Ke dalam labu tambahkan katalis asam dengan hati -hati, lalu labu digoyang sambil
didinginkan dalam air.
3. Labu kemudian disambungkan dengan kondensor refluks terbalik, panaskan campuran
pada waktu dan suhu yang telah ditentukan, kemudian dinginkan.
4. Setelah selesai proses pendinginan, campuran larutan didistilasi pada waktu dan suhu
yang telah ditentukan hingga didapat destilat.
5. Tambahkan etil asetat yang didapat dengan 5 gram CaCl2 anhidrat di dalam gelas piala
dan diaduk dengan spatula, setelah itu disaring dengan kertas saring. Catat volume etil
asetat yang didapat sebelum ditambahkan CaCl2.
6. Hitung volume, rendemen dan densitas dari etil asetat yang didapat.

Rangkaian Alat :

Gambar 3. Rangkaian Alat Kondensor Refluks terbalik


Heatinff mantle
Leher angsa

Labu didih

Penangas air
Hot plate Erlenmeyer

Gambar 4. Rangkaian Alat Distilasi

Corong pisah
Statip

Erlenmeyer

Gambar 5. Rangkaian Alat Corong Pisah

Anda mungkin juga menyukai