Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEHOLOGI SEDIAAN SEMI PADAT

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

OLEH :

KELOMPOK 3

MAFHUMUL ZULHIJJAH (15020160070)

AYU LESTARI SUHARTO (15020160075)

ROSDAH (15020160081)

ANDI MUSTAGFIRA SYASMAR (15020160085)

DIRGAHAYU

ANISA DARNIATY KADER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
KATA PEGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyusun

dan menyajikan makalah yang tentang kelompok senyawa alkaloid.

Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai pelaksanaan tugas

penulis selaku mahasiswa Jurusan Farmasi, Unversitas Muslim Indonesia

untuk mata kuliah Tehnologi Sediaan Semi Padat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih

terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna

menyempurnakan karya tulis ini sehingga dapat menjadi acuan dalam

menyusun karya tulis selanjutnya. Penulis juga memohon maaf apabila

dalam penulisan karya tulis ini terdapat kesalahan pengetikan ataupun

kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud

penulis.

Makassar, 24 Desember 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................8

C. Tujuan Penulisan......................................................................................8

D. Manfaat Penulisan....................................................................................8

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Teori Sistem Tiga Komponen.................................................................9

B. Contoh Diagram Terner Tiga Komponen.............................................15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................16

A. Kesimpulan .........................................................................................16

B. Saran ..................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat – zat lain

dalam suatu bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati

pengaruh perubahan temperatur, tekanan serta konsentrasi zat tersebut.

Sedangkan komponen adalah yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut

dan pelarut dalam senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem C

adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk

menentukan komposisi semua fase yang ada dalam sistem. Fasa

merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak

hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya.

Pada perhitungan dalam keseluruhan termodinamika kimia, J.W

Gibbs menarik kesimpulan tentang aturan fasa yang dikenal dengan

Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil perubahan bebas yang diperlukan

untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada

kesetimbangan diungkapkan sebagai:

V=C–P+2

Dengan :

V = jumlah derajat kebebasan

C = jumlah komponen

P = jumlah fasa

Kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan komposisi

sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu

dan tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai :


V=3–P

Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa maka V = 2 berarti

untuk menyatakan suatu sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi

dari dua komponennya.

Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam

kesetimbangan, V = 1; berarti hanya satu komponen yang harus

ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah

tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Sistem tiga

komponen pada suhu dan tekanan tetap punya derajat kebebasan

maksimum = 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa sistem ini

dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga

tersebut menggambarkan suatu komponen murni.

Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada

daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Misalnya

ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian. Penambahan

zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil

daya saling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem

yang memperbesar daya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C

serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam

berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat

digambarkan pada suatu diagram terner. Prinsip menggambarkan

komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada gambar (1) dan (2) di

bawah ini. Untuk campuran yang terdiri atas tiga komponen, komposisi
(perbandingan masing-masing komponen) dapat digambarkan di dalam

suatu diagram segitiga sama sisi yang disebut dengan Diagram Terner.

Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan) atau

fraksi mol (untuk gas). Diagram tiga sudut atau diagram segitiga

berbentuk segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya ditempati komponen

zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100%

zat yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik

dalam diagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing -

masing komponen dilakukan sebagai berikut.

Gambar 2.1

Titik A, B dan C menyatakan kompoenen murni. Titik-titik pada sisi Ab, BC

dan Ac menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik

didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P

menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C masing-

masing sebanyak x, y dan z


Gambar 2 .2

Titik X menyatakan suatu campuran dengan fraksi A = 25%, B =

25%, dan C = 50%. Titik-titik pada garis BP dan BQ menyatakan

campuran dengan perbandingan dengan jumlah A dan C yang tetap, tetapi

dengan jumlah B yang berubah. Hal yang sama berlaku bagi garis-garis

yang ditarik dari salah satu sudut segitiga kesisi yang ada dihadapannya.

Daerah didalam lengkungan merupakan daerah dua fasa. Salah satu cara

untuk menentukan garis binoidal atau kurva kelarutan ini ialah dengan

cara menambah zat B ke dalam berbagai komposisi campuran A dan C.

Titik-titik pada lengkungan menggambarkan komposisi sistem pada saat

terjadi perubahan dari jernih menjadi keruh. Kekeruhan timbul karena

larutan tiga komponen yang homogen pecah menjadi dua larutan konjugat

terner.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah apakah yang

dimaksud dengan diagram terner sistem zat cair tiga komponen ?


C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

apakah yang dimaksud dengan diagram terner sistem zat cair tiga

komponen.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah apakah yang

dimaksud dengan diagram terner sistem zat cair tiga komponen.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM TIGA KOMPONEN


1. Teori Sistem Tiga Komponen

Pada perhitungan dalam keseluruhan termodinamika kimia, J.W

Gibbs menarik kesimpulan tentang aturan fasa yang dikenal dengan

Hukum Fasa Gibbs, jumlah terkecil perubahan bebas yang diperlukan

untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada

kesetimbangan.

Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas

yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan

tepat pada kesetimbangan diungkapkan sebagai :

F = C – P + 2.........................................(1)

Dimana.,

F = jumlah derajat kebebasan

C = jumlah komponen

P = jumlah fasa

Dalam ungkapan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu,

tekanan dan komposisi sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk

sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap dapat dinyatakan

sebagai:

F = 3 – P...................................................(2)

Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti

untuk menyatakan keadaan sistem dengan tepat perlu ditentukan

konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila dalam sistem


terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,maka F = 1, berarti hanya

satu komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan

konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan diagram

fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen pada

suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling

banyak dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam

satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut

diagram terner.

Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada

daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan

ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian.

Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar

atau memperkecil daya saling larut A dan B.

Ditinjau dari sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B.

Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan

cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap

dapat digambarkan pada suatu diagram terner. Prinsip

menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada

gambar (1) dan (2) di bawah ini.


Gambar 1. Diagram Terner (Tim Dosen Kimia Fisika: 2012)

Gambar 2. Diagram Terner (Tim Dosen Kimia Fisika: 2012)

Titik A, B dan C menyatakan kompoenen murni. Titik-titik pada

sisi AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan

titik didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P

menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C masing-

masing sebanyak x, y dan z.


Satu fasa membutuhkan dua derajat kebebasan untuk

menggambarkan sistem secara sempurna, dan untuk dua fasa dalam

kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Jadi, dapat digambarkan

diagram fasa dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan

sistem tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik

segitiga (Dogra, 2009: 473).

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi

mol. Bila komposisi masing-masing dinyatakan dalam persen berat

masing-masing komponen, maka perlu diketahui massa jenis tiap

komponen untuk menghitung beratnya masing-masing.

m = ρ . V............................................(3)

Keterangan :

m = massa

ρ = massa jenis

V = volume

Bila berat masing-masing komponen sudah dihitung, hitung

persen berat masing-masing komponen (fraksi dari masing-masing

komponen). Alas segitiga menggambarkan komposisi campuran air-

kloroform. Oleh karena itu, sistem tiga komponen pada temperatur dan

tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak

dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam fasa

bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang disebut diagram

Terner.
Oleh karena itu, sistem tiga komponen pada temperatur dan

tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak

dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam fasa

bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang disebut diagram

Terner (Oktaviana, 2012).

Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan

susunan dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga

sama sisi. Air dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian

juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat

campur sebagian. (Atkins, 2006)

Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan

susunan dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga

sama sisi.

Gambar 3. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen

Sudut-sudut A, B, C menyatakan susunan komponen murni.

Campuran antara A dan B, A dan C serta B dan C, terletak pada sisi-


sisi segitiga. Campuran antara A, B dan C terletak dalam segitiga.

Suatu campuran berisi 30% A, 20% B dan 50% C terletak dititik D

(Sukardjo, 2005: 273-274).

Air dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga

dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat

campur sebagian (Atkins, 2006: 218).

Asam asetat , asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa

kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa aroma dalam

makanan. Asam cuka memilih rumus empiris C2H4O2. Rumus ini

seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,CH3COOH atau CH3CO2H.

Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan

higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16,7 0C. Asam asetat

merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah

asam formal (Alamsyah, 2011).

Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform

oleh karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih

cepat dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam

asetat berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah

satu fase (fase tunggal). Namun demikian, saat komposisi mencapai

titik a3, ternyata masih ada dua lapisan walaupun sedikit (Tim Dosen

Kimia Fisik, 2012: 14).


2. Contoh Diagram Terner 3 Komponen

Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut

lainnya. Efek garam-keluar (setting-out) adalah berkurangnya

kelarutan suatu gas (atau zat bukan-ion lainnya) di dalam air jika suatu

garam ditambahkan. Efek garam ke dalam (setting-in) juga dapat

terjadi, dimana sistem terner lebih pekat (dalam arti mempunyai air

lebih sedikit) dari pada sistem biner. Garam juga dapat mempengaruhi

kelarutan elektrolit lain, seperti amonium klorida, aluminium sulfat dan

air. Titik b menunjukkan kelarutan klorida dalam air: campuran denagn

komposisi b1 terdiri atas klorida yang tak larut dan larutan jenuh

dengan komposisi b.

Gambar 4. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap

Untuk sistem terner NH4Cl / (NH4)2SO4


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Jumlah fasa dalam

sistem zat cair tiga komponen tergantung pada daya saling larut antar zat

cair tersebut dan suhu percobaan. Misalnya ada tiga zat cair A, B dan C. A

dan B saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan

B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B. Pada

percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling

larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut

sempurna. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A

dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu diagram terner.

Untuk campuran yang terdiri atas tiga komponen, komposisi

(perbandingan masing-masing komponen) dapat digambarkan di dalam

suatu diagram segitiga sama sisi yang disebut dengan Diagram Terner.

B. Saran

Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan guna menyempurnakan karya tulis ini sehingga dapat menjadi

acuan dalam menyusun karya tulis selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. 2012. Asam Asetat, Asam Etanoat atau Asam Cuka.


http://www.kimia.upi.edu. Diakses Senin, 28 Mei 2012.

Atkins, P. W. 2006. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Dogra, S.K. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI-PRESS.

Oktaviana, Dian. 2012. Campuran Tiga Komponen (Diagram Biner).


http://www.scrib.com. Diakses Senin, 28 Mei 2012.

Sukardjo. 2005. Kimia Fisika. Jakarta.

Tim Dosen Kimia Fisik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I.


Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai