Oleh:
KELOMPOK 2 (DUA)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
VIRGI ACHYAR MAULANA 2009066013
JOYCE STEVANI PAKIDING 2009066020
ANNISHA FEBRIYANTI M.P. 2009066021
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem tiga komponen mempunyai derajat kebebasan F = 3-P, karena tidak mungkin
membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada tekanan dan
suhu tetap, sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Hal ini karena fasa
tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan masimum adalah 2 artinya sistem 3
komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk menyatakan keadaan sistem
yaitu P (tekanan) dan T (suhu). Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem cair-
cair-cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Sistem koordinat diagram ini
digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol atau fraksi mol ataupun %
berat.
Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat memahami prinsip kerja kesetimbangan 3
fasa, mengetahui diagram terner yang digunakan untuk menunjukkan hubungan sifat
yang berbeda antara ketiga zat tersebut serta mengetahui massa jenis dan fraksi mol
pada masing-masing komponen.
1.2. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui prinsip kesetimbangan fasa pada percobaan.
b. Mengetahui fraksi mol sistem kesetimbangan fasa multikomponen dari Asam
asetat-Aquadest-Kloroform.
c. Mengetahui perbandingan diagram binoidal kesetimbangan tiga fasa komponen
pada titran aquadest dan kloroform.
BAB II
LANDASAN TEORI
Fase adalah suatu daerah dengan bahan kimia yang seragam, secara fisik berbeda, dan
(sering) dapat dipisahkan secara mekanis. dapat dipisahkan secara mekanis berarti fase
tersebut dapat dipisahkan dengan cara filtrasi, sedimentasi, destilasi, dekantasi, ekstraksi
(pemisahan heterogen). Kesetimbangan fase adalah suatu keadaan dimana suatu zat
memiliki komposisi yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan tertentu,
biasanya pada fasa cair dan uapnya (Roni & Herawati 2020).
Derajat kebebasan adalah bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah variabel bebas
(suhu, tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang harus diketahui untuk
menggambarkan keadaan sistem. Zat murni yang diperlukan hanya dua variabel untuk
menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V. Variabel ketiga dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal, sehingga sistem yang terdiri dari
satu gas atau cairan ideal mempunyai derajat kebebasan dua (υ = 2) (Roni & Herawati,
2020).
Salah satu cara untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem
komposisi digunakan diagram fase segitiga, diagram ini berupa satu segitiga sama sisi
yang disebut “Diagram Terner”, dengan tiap sudut segitiga tersebu tmenggambarkan
suatu komponen murni, jika dalam system hanya terdapat satu fase maka V=2, berarti
untuk menyatakan suatu system dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua
komponennya, sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fase kesetimbangan maka
V=1, berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan
konsentrasi komponen lain sudah tertentu berdasarkan diagram fase untuk system
tersebut (Alberty, 1983).
Campuran padatan atau dua cairan tidak dapat bercampur, tetapi dapat membentuk fase
terpisah, sedangkan campuran gas – gas adalah satu fase karena sistemnya yang
homogen. Simbol umum fase adalah P (Dogra, 2009).
Komponen merupakan suatu hal yang biasanya terdapat didalam suatu campuran, baik
cairan, padatan maupun gas. Jumlah komponen – komponen dalam suatu sistem
didefinikan sebagai jumlah minimum dari “variabel bebas pilihan” yang dibutuhkan
untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu sistem (Dedi, 2011).
Jumlah minimum variabel intensif yang harus dipilih agar keberadaan variabel intensif
dapat ditetapkan, disebut dengan derajat kebebasan. Jumlah minimum variabel intensif
dapat berupa temperature, tekanan dan konsentrasi. Derajat kebebasan yang invariant
dilambangkan dengan V = 0 jika univarian dilambangkan dengan V = 1 dan bivarian
dilambangkan dengan V = 2, Namun, secara umum derajat kebebasan dilambangkan
dengan V atau F (Dogra, 2009)
Hubungan komponen dan fase tersebut dapat dinyatakan kedalam sebuah rumus yaitu
(Fessenden, 1999) :
V = C – P + 2……………………................................................ (1)
F = C – P + 2 ……………………............................................... (2)
Menurut aturan fase gibbs, derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen diberikan
dengan rumus (Fessenden, 1999) :
F = C – P +2 = 5 – P ………….............................................. (3)
Jika sistem tersebut berada dalam suhu dan tekanan yang konstan, maka persamaan
tersebut akan menjadi (Fessenden, 1999) :
F = 3 – P ........................................................................ (4)
Sistem tiga komponen dengan suhu dan tekanan yang tetap akan memiliki jumlah
derajat kebebasan gibbs maksimum = 2. Hal ini dikarenakan jumlah fase minimum yang
terbentuk adalah 1 fase (saling melarutkan dan homogen) (Dedi, 2011).
Diagram fase ini dapat kita gambarkan dalam sebuah diagram fase satu bidang.
Menggambarkan sistem tiga komponen dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah
kertas grafik segitiga atau yang dikenal dengan istilah diagram terner (Alberty, 1983).
Diagram terner adalah diagram gasa sistem yang digambarkan dalam satu bidang datar
berupa segitiga sama sis dan dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam
berbagai fasa (Oktaviana, 2012).
Konsentrasi dapat dinyatakan ke dalam presentase % berat atau fraksi mol. Puncak –
puncak dihubungkan ke titik tengah dari sisi yang berlawanan yaitu Aa, Bb, dan Cc.
Titik nol dimulai dari titik a, b, c dan titik A, B, C menyatakan komposisi 100 % atau 1.
Jadi, garis Aa, Bb, dan Cc merupakan konsentrasi zat A, B dan C (Daniels, 2011).
Menurut (Dedi, 2011) segitiga yang terbentuk adalah segitiga sama sisi, jumlah jarak –
jarak garis tegak lurus dari sembarang titik didalam segitiga ke sisi – sisi adalah konstan
dan sama panjang garis tegak lurus antara sudut dan pusat dari sisi berlawanan, yaitu
100% atau 1.
Jarak antara setiap sudut ke tengah – tengah sisi dibagi, yang berhadapan dibagi 100
bagian sesuai dengan komposisi dalam persen. Memperoleh titik tertentu dapat
dilakukan dengan mengukur jarak terdekat ketiga sisi segitiga (Konneth, 1993).
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah presentase % berat atau fraksi mol. Sistem
tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan
paling banyak (Mulyani, 2004).
Jumlah fase dalam sistem zat cair tiga komponen bergantung pada daya paling larut
antar zat cair tersebut dan suhu. Metode titrasi digunakan untuk memisahkan campuran
yang terdiri dari dua cairan yang saling melarut sempurna (Sukardjo, 1997).
Prinsip kerja diagram terner yaitu pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua
komponen yang saling melarut sempurna,. Campuran akan berubah menjadi keruh
apabila zat telah terpisah dan membentuk dua lapisan (Fessenden, 1999).
Kirk-Othmer (2001) sifat kimia dari asam asetat disebut sebagai berikut:
a) Asam asetat mengeterifikasi alcohol secara non katalis. Reaksi ini pada dasarnya
diperlambat dengan pengurangan air.
CH3COOH + ROH → CH3COOR + H2O
b) Asam asetat dapat membentuk asam asetat anhidrat jika asam asetat kering
didistilasi.
c) Asam asetat dapat dintralkan dengan ion hidroksida dari senyawa logam alkali dan
alkali tanah.
d) Asam asetat digunakan sebagai katalis dalam proses pembentukan karboksilat
karena sifat specific conductance.
Harvey (2000) sifat fisika dan kimia dari kloroform disebut sebagai berikut:
a. Sifat Fisika
1. Rumus kimia CHCl3 untuk triklorometana
2. Massa molar 119,38 g/mol
3. Titik lebur -63,5°C
4. Titik didih 61,15°C
5. Kelarutan dalam air: 1,062 g/100 mL (0 °C); 0,809 g/100 mL (20 °C); 0,732
g/100 mL (60 °C)
b. Sifat Kimia
1. Berbentuk cairan tidak berwarna
2. Memiliki bau menyengat seperti eter
3. Larut dalam benzene
4. Bersifat karsinogen
5. Cairannya tidak mudah terbakar.
6. Kloroform murni peka terhadap cahaya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
a. Asam Asetat 100% Merck KGaA
b. Kloroform Merck KGaA
c. Aquadest
d. Alumunium foil
e. Tisu
b. Dititrasi tiap campuran dalam labu 1 s/d 5 dengan zat B (Aquadest) sampai tepat
timbul kekeruhan, dan catat jumlah volume zat B yang digunakan. Lakukan
titrasi dengan perlahan-lahan.
c. Diulangi percobaan dengan menggunakan zat C sebagai titran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1:9 0,9
3:7 1
5:5 1,9
7:3 6
9:1 33,4
4.1.4. Tabel hasil perhitungan percobaan (Asam asetat-Kloroform-Aquadest)
Erlenmyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
n Asetat (mol) 0,0168 0,0505 0,0842 0,1179 0,1516
n Kloroform (mol) 0,1071 0,0833 0,0595 0,0357 0,0119
n Akuades (mol) 0,0107 0,0376 0,0967 0,1933 0,6175
n total (mol) 0,1347 0,1714 0,2404 0,3469 0,7811
x asetat 0,1251 0,2949 0,3505 0,3399 0,1941
x kloroform 0,7951 0,4858 0,2475 0,1029 0,0152
x akuades 0,0798 0,4858 0,2475 0,1029 0,0152
4.2. Pembahasan
Praktikum kesetimbangan tiga fasa bertujuan untuk mengetahui kesetimbangan fasa dari
tiga larutan yang dipakai, yaitu asam asetat, kloroform, dan aquadest. Percobaan tiga
komponen yang dicampur yaitu Asam Asetat-Aquadest-Kloroform. Asetat sebagai zat
A, Aquadest sebagai zat B, dan Kloroform sebagai zat C. Aquadest sebagai larutan
polar, kloroform sebagai larutan non polar, dan asetat sebagai larutan semi polar.
Prinsip percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua komponen
cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan dapat dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi
dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran tersebut. Teknik
pemisahan ini juga berkaitan dengan kepolaran dari komponen-komponen zat itu,
seperti halnya prinsip like-dissolve-like.
Pada percobaan dilakukan pengukuran massa jenis dengan piknometer didapatkan
massa jenis asam asetat, aquadest, dan kloroform secara berturut-turut sebesar 1,0109
g/mL; 0,9666 g/mL dan 1,4217 g/mL. Dari hasil percobaan massa jenis kloroform lebih
besar dibandingkan massa jenis asam asetat dan massa jenis aquadest.
Dilakukan pencampuran pada larutan asam asetat dengan larutan kloroform yang telah
dibagi ke dalam 5 erlenmeyer dengan perbandingan asam asetat dan kloroform secara
berturut-turut 1:9 mL, 3:7mL, 5:5ml, 7:3 mL, dan 9:1 mL, kemudian dilakukan titrasi
pada ke 5 labu erlenmeyer yeng berisikan campuran asam asetat dan kloroform dengan
aquadest sebagai titrannya, dilakukan titrasi sampai terjadi kekeruhan dan di catat
volume titran yang digunakan pada setiap labu erlenmeyer.
asetat
aquadest kloroform
Pada percobaan pertama asam asetat dicampurkan dengan kloroform. Asam asetat dapat
bercampur dengan kloroform karena asam asetat memiliki sifat semipolar sedangkan
kloroform memiliki sifat nonpolar. Asam asetat ketika dicampurkan dengan kloroform
akan terbentuk satu fasa dan pada saat campuran asam asetat dengan kloroform dititrasi
menggunakan aquadest sebagai titran akan terbentuk dua fasa campuran, dimana
campuran tersebut tidak saling melarutkan dan campuran akan menjadi keruh karena
telah mencapai kesetimbangan.
Dari diagram terner yang telah dibuat kesetimbangan dari tiga komponen asam asetat,
kloroform, dan akuades ditandai dengan terbentuknya daerah dua fasa dan daerah satu
fasa. Pada lengkungan bagain dalam terbentuk dua fasa yaitu asam asetat-kloroform dan
aquadest sedangkan pada lekungan bagian luar terbentuk satu fasa antara asam asetat-
aquadest dan kloroform.
Kurva binoidal atau kurva kesetimbangan 3 fasa diperoleh dengan cara menghubungkan
titik-titik dari 1 sampai 5 dengan menarik sebuah garis kesetimbangan dari susunan
masing-masing larutan pada percobaan. Percobaan ini nyaris mendapatkan lengkungan
kurva yang sempurna dan hampir sesuai dengan teori.
Asam asetat
Kloroform
Aquadest
Pada percobaan kedua dapat dilihat bahwa fraksi mol antara aquadest dengan asam
asetat cenderung naik, sedangkan fraksi mol kloroform turun. Hal ini dapat terjadi
karena sifat asetat yang semi polar dimana dapat melarutkan kloroform dengan baik,
dan sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan kedua asam asetat dan aquadest dapat bercampur hal ini di sebabkan
karena asam asetat memiliki sifat semipolar dan aquadest polar, sedangkan kloroform
dan aquadest sukar bercampur dikarenakan kloroform memiliki sifat nonpolar dan
aquadest memiliki sifat polar. Penyebab kloroform larut menjadi satu fasa dengan
aquadest karena asam asetat bersifat semipolar sehingga dapat mencampurkan dua jenis
larutan yang berbeda sifat menjadi satu fasa. Semakin banyak volume kloroformnya
maka semakin banyak asam asetat yang dibutuhkan untuk mentitrasi larutan agar
menjadi satu fasa. Hal itu disebabkan karena semakin banyak kloroform yang
digunakan maka semakin banyak asam asetat yang dibutuhkan untuk melarutkan
kloroform. Sehingga semakin banyak volume kloroform maka semakin banyak pula
volume asam asetat yang dibutuhkan untuk menitrasi kloroform. Campuran sebagian
antara aquadest dan kloroform ini akan membentuk suatu lapisan yang menyebabkan
timbulnya kekeruhan, dengan tercampurnya zat dapat dilihat dari batas larutan yang
menghilang.
Dari diagram terner yang telah dibuat kesetimbangan terjadi ditandai dengan
terbentuknya daerah dua fasa antara asam asetat dan akuades yang terletak dibawah
lengkung dari garis binoidal. Pada lengkungan bagain dalam terbentuk dua fasa antara
asam asetat-kloroform dan aquadest sedangkan pada lekungan bagian luar terbentuk
satu fasa antara asam asetat-aquadest dan kloroform.
Faktor kesalahan pada saat praktikum pada percobaan pertama asam asetat dan
kloroform terjadi over titrasi pada perbandingan 1:9 karena kurang teliti dari praktikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan:
a. Prinsip kesetimbangan fasa pada percobaan ini menggunakan asam asetat-
aquadest-kloroform yaitu mengetahui fasa setimbang antara ketiga zat yang sifat
kepolarannya berbeda satu sama lain, dimana asam asetat memiliki sifat
semipolar, aquadest memiliki sifat polar dan kloroform memiliki sifat nonpolar.
b. Data fraksi mol berdasarkan data yang diperoleh, akuades dengan asetat
cenderung naik, sedangkan kloroform cenderung turun. Hal ini dapat terjadi
karena sifat asetat yang semi polar dimana dapat melarutkan kloroform dengan
baik.
c. Dari dua percobaan yang telah dilakukan, titrasi yang digunakan yaitu aquadest
dan kloroform dimana terdapat perbedaan pada daerah fasa yang terbentuk,
daerah didalam lengkung terbentuk dua fasa antara asam asetat-kloroform dan
aquadest dan daerah diluar lengkung terbentuk satu fasa antara aquadest dan
kloroform. Hal tersebut dikarenakan perbedaan sifat titran yang digunakan. Pada
percobaan pertama titran yang digunakan aquadest yang bersifat polar dan
percobaan kedua menggunakan kloroform yang bersifat nonpolar.
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, hasil analisa yang didapatkan sudah
cukup baik, namun sebaiknya pada percobaan selanjutnya digunakan bahan Asam
asetat-Aquadest-metanol, dimana asam asetat sebagai senyawa semipolar, aquadest
senyawa polar, dan metanol yang merupakan senyawa nonpolar agar didapat data yang
lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Data Percobaan
1.1 Menentukan Densitas
Massa Pikno Kosong = 16,1400 gram
Massa Pikno + Aquadest = 25,8056 gram
Massa Pikno + Kloroform = 30,3567 gram
Massa Pikno + Asam Asetat = 26,2491 gram
Suhu = 28℃
Humidity = 84%
2. Perhitungan
2.1 Perhitungan Massa Jenis
2.1.1 Massa Jenis Asam Asetat
MA = (Massa Pikno + Asam Asetat) – (Massa Pikno Kosong)
= 26,2491 gram – 16,1400 gram
= 10,1091 gram
A 1 ,1 91
ρ = = = 1,0109 gram/mL
1
2.6 Grafik
2.6.1 Grafik Diagram Terner Percobaan Pertama
Asam asetat
aquadest kloroform
Gambar 1. Diagram Terner Percobaan Pertama
2.6.2 Grafik Diagram Terner Percobaan Kedua
Asam asetat
aquadest kloroform
Gambar 2. Diagram Terner Percobaan Kedua
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan (UE) no. 1907/2006
AQUADEST
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang disarankan
terhadapPenggunaan yang teridentifikasi: Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia.
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
3.1. Bahan
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua, Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
No. CAS : 7732-18-5
No. EC : 231-791-2
Komentar
Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006
3.2. Campuran
Tidak berlaku
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Tindakan higienis
Tidak diperlukan
Perlindungan mata/wajah
Tidak diperlukan
Perlindungan kulit / Tangan
Tidak diperlukan
Perlindungan tubuh
Tidak diperlukan
perlindungan pernapasan
Tidak diperlukan
Bentuk Cair
Titik lebur 0 °C
10.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.
Iritasi mata
Informasi ini tidak tersedia.
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
Diharapkan tidak terdapat efek toksik jika produk ditangani dengan tepat.
12.1 Toksisitas
Tidak tersedia informasi
Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC s erta peraturan
nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan
dicampurkan dengan limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
HMIS (U.S.A):
Bahaya Kesehatan : 0
Bahaya Kebakaran : 0
Reaktivitas : 0
Pelindungan Pribadi : -
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya
H314 : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
P280 : Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung
wajah.
P301 + P330 + P331
JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338
JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan
membilas.
P308 + P310
Jika terpapar atau dikuatirkan : Segera hubungi SENTRA INFORMASI
KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
No-CAS 64-19-7
3.1 Bahan
Sinonim : Ethanoic acid
Rumus Kimia : CH3COOH C2H4O2 Hill
Berat Molekul : 60.05 g/mol
No. CAS : 64-19-7
No. EC : 200-580-7
No. Indeks : 607-002-00-6
Untuk teks pernyataan –H penuh dari yang disebutkan dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.
3.2 Campuran
Tidak berlaku
4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala yang
berhubungan dengan penggunaan
Iritasi dan korosi, bronkitis, napas tersengal, sesak lambung, mual, muntah, sistem
peredaran terganggu, guncangan. .Resiko kornea berkabut. Resiko kebutaan!
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Kondisi penyimpanan
Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik. Jauhkan dari
panas dan sumber api. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa
dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu
penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
Kontak percikan
Bahan sarung tangan: Getah alam
Tebal sarung tangan: 0,6 mm
Waktu terobosan/tembus : > 30 min
Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: filter E-(P2)
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian
perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari
pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan dengan benar.
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau pedih
Ambang Bau 0,2 - 100,1 ppm
pH 2,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur 17 °C
Titik didih/rentang didih 116 - 118 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala 39 °C
Metoda: c.c.
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak berlaku
Terendah batas ledakan 4 %(V)
Tertinggi batas ledakan 19,9 %(V)
Tekanan uap 15,4 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif 2,07
Densitas 1,05 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 602,9 g/l pada 25 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: -0,17 (25 °C)(percobaan)
(ECHA) Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.(auto-ignition
temperature)
Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis 1,22 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada
10.1 Reaktifitas
Campuran uap/udara bersifat mudah-meledak pada pemanasan yang menyengat.
10.2 Stabilitas Kimia
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).
(RTECS)
Tanda-tanda: Bila termakan, luka bakar hebat di mulut dan kerongkongan, disamping juga
bahaya berlubangnya esophagus dan perut., Mual, Muntah, Beresiko pada pernapasan selama
muntah., Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah pengeluaran muntah.
Toksisitas inhalasi akut
LCLO Tikus: 39,95 mg/l; 4 h
(RTECS)
Tanda-tanda: iritasi mukosa, Batuk, Napas tersengal, Kerusakan yang mungkin :, kerusakan
saluran pernapasan, Pneumonia, bronkitis, Menghirup zat bisa menyebabkan pembentukan
oedema pada saluran pernapasan., Gejala dapat tertunda.
Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Mengakibatkan
luka bakar.(IUCLID)
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Mengakibatkan luka bakar.(IUCLID)
Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Resiko kebutaan!
Resiko kornea berkabut.
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.
Teratogenisitas
Tidak menunjukkan efek teratogenik pada percobaan hewan. (IUCLID)
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ikan
Tes semi-statik LC50 Oncorhynchus mykiss (Ikan rainbow trout): > 300,8 mg/l;
96 hPedoman Tes OECD 203
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC5 E.sulcatum: 78 mg/l; 72 h
netral (Konsentrasi toksik maksimum yang diijinkan) (Lit.)
EC50 Daphnia magna (Kutu air): 47
mg/l; 24 h(Lit.)
15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan : 3
15.2 Asesmen Keselamatan Kimia
Untuk produk ini penilaian keamanan bahan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No
1907/2006 tidak dilakukan.
CHLOROFORM
Revisi : 02 Tanggal : 03.11.2021 No. MSDS : 058
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan
Untuk teks penuh frasa R yang tercantum dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.
3.1 Bahan
Sinonim : TCM, Trichloromethane, Methane trichloride, Methyl trichloride
Rumus Kimia : CHCl3
Berat Molekul : 119.38 g/mol
No. CAS : 67-66-3
No. EC : 200-663-8
No. Indek : 602-006-00-4
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
3.2 Campuran
Tidak berlaku
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Laksatif : Sodium sulfate (1 sendok makan/1/4 l air).
Tindakan higienis
Jangan sampai kena kulit, mata, dan pakaian. Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan
segera setelah menangani produk. Untuk tindakan pencegahan lihat bagian 2.2.
Kelas penyimpanan
Kelas penyimpanan Jerman (TRGS 510): 6.1D: Kat.3 toksik akut, tidak dapat terbakar / bahan
berbahaya toksik atau bahan berbahaya yang menyebabkan efek-efek kronis
Perlindungan mata/wajah
Kacamata pelindung dan pengaman wajah Gunakan peralatan untuk perlindungan mata yang
telah diuji dan disetujui di bawah Standar pemerintah yang sesuai seperti NIOSH (US) atau EN
166 (UE).
Kontak penuh
Materi: Karet berfluorin
ketebalan lapisan minimal: 0,7 mm
Waktu terobosan: 480 min
Bahan yang diuji:Vitoject®
Kontak percikan
Materi: Karet berfluorin
ketebalan lapisan minimal: 0,7 mm
Waktu terobosan: 480 min
Bahan yang diuji:Vitoject®
Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan.
Perlindungan tubuh
Pakaian pelindung yang sempurna terhadap bahan kimia, Jenis peralatan perlindungan harus
dipilih berdasarkan konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya di tempat kerja yang spesifik.
perlindungan pernapasan
Di mana penilaian risiko menunjukkan alat respirator pemurni udara yang digunakan sesuai
dengan wajah penuh respirator dengan kombinasi multi-tujuan (US) atau jenis AXBEK (EN
14387) kartrid respirator sebagai cadangan untuk kontrol rekayasa. Jika respirator adalah satu-
satunya cara perlindungan, menggunakan wajah penuh disediakan respirator udara. Gunakan
respirator dan komponen diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang tepat seperti
NIOSH (US) atau CEN (EU).
10.1 Reaktifitas
Data tidak tersedia
Iritasi kulit
Data tidak tersedia
Kulit – Kelinci
Hasil: Mengiristasi kulit. - 24 h
Komentar: (ECHA)
Efek mengeringkan kulit menyebabkan kulit menjadi
kasar dan merekah.
Kulit – Kelinci
Hasil: iritasi ringan Komentar: (IUCLID)
Iritasi mata
Data tidak tersedia
Mata – Kelinci
Hasil: Mengiritasi mata.
Komentar: (ECHA) (Peraturan (EC) No 1272/2008, Lampiran VI)
Sensitisasi
Tes maksimumisasi - Kelinci percobaan
Hasil: Negatif (Peraturan (EC) No. 440/2008, Lampiran, B.6)
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.Efek CMR
Karsinogenisitas:
Diduga menyebabkan kanker.
Teratogenisitas:
Diduga dapat merusak janin.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ganggang
Tes statik ErC50 - Chlamydomonas reinhardtii (ganggang hijau) - 13,3 mg/l - 72 h
Komentar: (ECHA) (Chloroform)
Keracunan untuk Komentar: (ECHA) bakteria (Chloroform)
15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Otorisasi dan / atau pembatasan penggunaan
REACH - Pembatasan produksi, penempatan di pasar dan penggunaan zat-
zat berbahaya tertentu, persiapan dan artikel (Lampiran XVII) : Chloroform
Perundang-undangan nasional Seveso III: Arahan Parlemen Eropa dan
Dewan Nomor 2012/18/EU tentang kontrol bahaya kecelakaan utama yang melibatkan
bahan berbahaya. : BERACUN AKUT
15.2 Asesmen Keselamatan Kimia
Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH
No 1907/2006 tidak dilakukan.
Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.
Riwayat Revisi :