Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN TIGA FASA

Oleh:

KELOMPOK 2 (DUA)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
VIRGI ACHYAR MAULANA 2009066013
JOYCE STEVANI PAKIDING 2009066020
ANNISHA FEBRIYANTI M.P. 2009066021

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesetimbangan fasa memiliki peranan penting pada proses industri kimia, terutama
dalam proses pemisahan dan pemurnian. Secara umum, proses di industri kimia terdiri
dari tiga tahapan ada proses persiapan bahan baku, proses reaksi, dan proses separasi
dan purifikasi (pemurnian). Kesetimbangan fasa dikelompokan menurut jumlah
komponen penyusunnya yaitu sistem satu komponen, sistem dua komponen dan sistem
tiga komponen dengan adanya aturan fasa Gibbs. Pada termodinamika, ada beberapa
kesetimbangan fasa, antara lain kesetimbangan uap-cair, kesetimbangan cair-cair,
kesetimbangan padat-cair, dan kesetimbangan gas-padat. Ciri-ciri kesetimbangan
didasarkan pada hukum-hukum termodinamika yang dilihat dari nilai-nilai energi
dalam, entalpi, entropi dan energi bebas Gibbs.

Sistem tiga komponen mempunyai derajat kebebasan F = 3-P, karena tidak mungkin
membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada tekanan dan
suhu tetap, sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Hal ini karena fasa
tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan masimum adalah 2 artinya sistem 3
komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk menyatakan keadaan sistem
yaitu P (tekanan) dan T (suhu). Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem cair-
cair-cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Sistem koordinat diagram ini
digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol atau fraksi mol ataupun %
berat.

Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat memahami prinsip kerja kesetimbangan 3
fasa, mengetahui diagram terner yang digunakan untuk menunjukkan hubungan sifat
yang berbeda antara ketiga zat tersebut serta mengetahui massa jenis dan fraksi mol
pada masing-masing komponen.
1.2. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui prinsip kesetimbangan fasa pada percobaan.
b. Mengetahui fraksi mol sistem kesetimbangan fasa multikomponen dari Asam
asetat-Aquadest-Kloroform.
c. Mengetahui perbandingan diagram binoidal kesetimbangan tiga fasa komponen
pada titran aquadest dan kloroform.
BAB II
LANDASAN TEORI

Fase adalah suatu daerah dengan bahan kimia yang seragam, secara fisik berbeda, dan
(sering) dapat dipisahkan secara mekanis. dapat dipisahkan secara mekanis berarti fase
tersebut dapat dipisahkan dengan cara filtrasi, sedimentasi, destilasi, dekantasi, ekstraksi
(pemisahan heterogen). Kesetimbangan fase adalah suatu keadaan dimana suatu zat
memiliki komposisi yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan tertentu,
biasanya pada fasa cair dan uapnya (Roni & Herawati 2020).

Komposisi kesetimbangan campuran reaksi terletak dengan menghitung energi gibbs


dari campuran reaksi dan kemudian mengidentifikasi komposisi yang sesuai dengan G
minimum (Atkins dkk., 2018).

Derajat kebebasan adalah bilangan terkecil yang menunjukkan jumlah variabel bebas
(suhu, tekanan, konsentrasi komponen – komponen) yang harus diketahui untuk
menggambarkan keadaan sistem. Zat murni yang diperlukan hanya dua variabel untuk
menyatakan keadaan, yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V. Variabel ketiga dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal, sehingga sistem yang terdiri dari
satu gas atau cairan ideal mempunyai derajat kebebasan dua (υ = 2) (Roni & Herawati,
2020).

Salah satu cara untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem
komposisi digunakan diagram fase segitiga, diagram ini berupa satu segitiga sama sisi
yang disebut “Diagram Terner”, dengan tiap sudut segitiga tersebu tmenggambarkan
suatu komponen murni, jika dalam system hanya terdapat satu fase maka V=2, berarti
untuk menyatakan suatu system dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua
komponennya, sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fase kesetimbangan maka
V=1, berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan
konsentrasi komponen lain sudah tertentu berdasarkan diagram fase untuk system
tersebut (Alberty, 1983).
Campuran padatan atau dua cairan tidak dapat bercampur, tetapi dapat membentuk fase
terpisah, sedangkan campuran gas – gas adalah satu fase karena sistemnya yang
homogen. Simbol umum fase adalah P (Dogra, 2009).

Komponen merupakan suatu hal yang biasanya terdapat didalam suatu campuran, baik
cairan, padatan maupun gas. Jumlah komponen – komponen dalam suatu sistem
didefinikan sebagai jumlah minimum dari “variabel bebas pilihan” yang dibutuhkan
untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu sistem (Dedi, 2011).

Jumlah minimum variabel intensif yang harus dipilih agar keberadaan variabel intensif
dapat ditetapkan, disebut dengan derajat kebebasan. Jumlah minimum variabel intensif
dapat berupa temperature, tekanan dan konsentrasi. Derajat kebebasan yang invariant
dilambangkan dengan V = 0 jika univarian dilambangkan dengan V = 1 dan bivarian
dilambangkan dengan V = 2, Namun, secara umum derajat kebebasan dilambangkan
dengan V atau F (Dogra, 2009)

Hubungan komponen dan fase tersebut dapat dinyatakan kedalam sebuah rumus yaitu
(Fessenden, 1999) :

V = C – P + 2……………………................................................ (1)

F = C – P + 2 ……………………............................................... (2)

Menurut aturan fase gibbs, derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen diberikan
dengan rumus (Fessenden, 1999) :

F = C – P +2 = 5 – P ………….............................................. (3)

Jika sistem tersebut berada dalam suhu dan tekanan yang konstan, maka persamaan
tersebut akan menjadi (Fessenden, 1999) :
F = 3 – P ........................................................................ (4)
Sistem tiga komponen dengan suhu dan tekanan yang tetap akan memiliki jumlah
derajat kebebasan gibbs maksimum = 2. Hal ini dikarenakan jumlah fase minimum yang
terbentuk adalah 1 fase (saling melarutkan dan homogen) (Dedi, 2011).

Diagram fase ini dapat kita gambarkan dalam sebuah diagram fase satu bidang.
Menggambarkan sistem tiga komponen dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah
kertas grafik segitiga atau yang dikenal dengan istilah diagram terner (Alberty, 1983).

Diagram terner adalah diagram gasa sistem yang digambarkan dalam satu bidang datar
berupa segitiga sama sis dan dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam
berbagai fasa (Oktaviana, 2012).

Konsentrasi dapat dinyatakan ke dalam presentase % berat atau fraksi mol. Puncak –
puncak dihubungkan ke titik tengah dari sisi yang berlawanan yaitu Aa, Bb, dan Cc.
Titik nol dimulai dari titik a, b, c dan titik A, B, C menyatakan komposisi 100 % atau 1.
Jadi, garis Aa, Bb, dan Cc merupakan konsentrasi zat A, B dan C (Daniels, 2011).

Menurut (Dedi, 2011) segitiga yang terbentuk adalah segitiga sama sisi, jumlah jarak –
jarak garis tegak lurus dari sembarang titik didalam segitiga ke sisi – sisi adalah konstan
dan sama panjang garis tegak lurus antara sudut dan pusat dari sisi berlawanan, yaitu
100% atau 1.

x% mol A, y% mol B, dan z% mol C ………............................. (5)

x + y + z =100 .......................................................... (6)

Didalam membuat diagram fase, biasanya didalam pemcampuran homogen A, B, dan C


ada komponen A – B dan B – C yang saling melarutkan tetapi A – C tidak bisa saling
melarutkan. Ini menyebabkan pada diagram terner terdapat daerah kritis dimana kondisi
titik tersebut menunjukkan bahwa suatu larutan dari tidak melarut menjadi tepat melarut
dengan komponen lainnya (Dedi, 2011).
Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua pengubah komposisi yang bebas,
katakanlah x2 dan x3. Jadi, komposisi suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan
dalam koordinat cartesius dengan x2 pada salah satu sumbunya, dan x3 pada sumbu
yang lain dengan dibatasi garis x2 + x3 = 1 (Oktaviana, 2012).

Jarak antara setiap sudut ke tengah – tengah sisi dibagi, yang berhadapan dibagi 100
bagian sesuai dengan komposisi dalam persen. Memperoleh titik tertentu dapat
dilakukan dengan mengukur jarak terdekat ketiga sisi segitiga (Konneth, 1993).

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah presentase % berat atau fraksi mol. Sistem
tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan
paling banyak (Mulyani, 2004).

Jumlah fase dalam sistem zat cair tiga komponen bergantung pada daya paling larut
antar zat cair tersebut dan suhu. Metode titrasi digunakan untuk memisahkan campuran
yang terdiri dari dua cairan yang saling melarut sempurna (Sukardjo, 1997).

Prinsip kerja diagram terner yaitu pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua
komponen yang saling melarut sempurna,. Campuran akan berubah menjadi keruh
apabila zat telah terpisah dan membentuk dua lapisan (Fessenden, 1999).

Brown (1978) sifat fisika asam asetat disebut sebagai berikut:


a) Memiliki rumus empiris C2H4O2
b) Tidak berwarna
c) Memiliki titik beku 16,7 oC
d) Memilki titik didih 118,1 oC

Kirk-Othmer (2001) sifat kimia dari asam asetat disebut sebagai berikut:
a) Asam asetat mengeterifikasi alcohol secara non katalis. Reaksi ini pada dasarnya
diperlambat dengan pengurangan air.
CH3COOH + ROH → CH3COOR + H2O
b) Asam asetat dapat membentuk asam asetat anhidrat jika asam asetat kering
didistilasi.
c) Asam asetat dapat dintralkan dengan ion hidroksida dari senyawa logam alkali dan
alkali tanah.
d) Asam asetat digunakan sebagai katalis dalam proses pembentukan karboksilat
karena sifat specific conductance.

Harvey (2000) sifat fisika dan kimia dari kloroform disebut sebagai berikut:
a. Sifat Fisika
1. Rumus kimia CHCl3 untuk triklorometana
2. Massa molar 119,38 g/mol
3. Titik lebur -63,5°C
4. Titik didih 61,15°C
5. Kelarutan dalam air: 1,062 g/100 mL (0 °C); 0,809 g/100 mL (20 °C); 0,732
g/100 mL (60 °C)
b. Sifat Kimia
1. Berbentuk cairan tidak berwarna
2. Memiliki bau menyengat seperti eter
3. Larut dalam benzene
4. Bersifat karsinogen
5. Cairannya tidak mudah terbakar.
6. Kloroform murni peka terhadap cahaya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Labu erlenmeyer 100 mL
b. Buret 50 mL
c. Gelas kimia 100 mL
d. Pipet volume 10 mL
e. Piknometer 10 mL
f. Bulb
g. Corong kaca
h. Neraca analitik
i. Statif dan klem

3.1.2 Bahan
a. Asam Asetat 100% Merck KGaA
b. Kloroform Merck KGaA
c. Aquadest
d. Alumunium foil
e. Tisu

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pengukuran Massa Jenis
a. Ditimbang berat piknometer kosong
b. Diisi piknometer dengan Aquadest hingga penuh dan ditimbang menggunakan
neraca analitik
c. Diulangi langkah (b) dengan menggunakan asam asetat dan kloroform
3.2.2 Sistem Tiga Komponen
a. Dalam labu erlenmeyer yang bersih, kering, dan tertutup, buatlah 5 macam
campuran cairan A (Asam Asetat) dan C (Kloroform) dengan komposisi sebagai
berikut :

Tabel 3.1 Komposisi Larutan A dan C


Labu 1 2 3 4 5
mL A 1 3 5 7
9
mL C 9 3
7 5 1

b. Dititrasi tiap campuran dalam labu 1 s/d 5 dengan zat B (Aquadest) sampai tepat
timbul kekeruhan, dan catat jumlah volume zat B yang digunakan. Lakukan
titrasi dengan perlahan-lahan.
c. Diulangi percobaan dengan menggunakan zat C sebagai titran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Volume pikno : 10 mL
Berat pikno kosong : 16,1400 g
Berat pikno + aquadest : 25,8056 g
Berat pikno + asam asetat : 26,2491 g
Berat pikno + kloroform : 30,3567 g
Massa jenis aquadest : 0,9666 g
Massa jenis asam asetat : 1,0109 g
Massa jenis kloroform : 1,4217 g
Suhu : 28℃
Humidity : 84%

4.1.2 Tabel hasil pengamatan percobaan (Asam asetat-Kloroform-Akuades)


Perbandingan Zat Volume titran
(Asam asetat:Kloroform) (aquadest) mL
1:9 0,2
3:7 0,7
5:5 1,8
7:3 3,6
9:1 11,5

4.1.3 Tabel hasil pengamatan percobaan (Asam asetat-Akuades-Kloroform)


Perbandingan Zat Volume titran
(Asam asetat: aquadest) (Kloroform) mL

1:9 0,9
3:7 1
5:5 1,9
7:3 6
9:1 33,4
4.1.4. Tabel hasil perhitungan percobaan (Asam asetat-Kloroform-Aquadest)
Erlenmyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
n Asetat (mol) 0,0168 0,0505 0,0842 0,1179 0,1516
n Kloroform (mol) 0,1071 0,0833 0,0595 0,0357 0,0119
n Akuades (mol) 0,0107 0,0376 0,0967 0,1933 0,6175
n total (mol) 0,1347 0,1714 0,2404 0,3469 0,7811
x asetat 0,1251 0,2949 0,3505 0,3399 0,1941
x kloroform 0,7951 0,4858 0,2475 0,1029 0,0152
x akuades 0,0798 0,4858 0,2475 0,1029 0,0152

4.1.5 Tabel hasil perhitungan percobaan (Asam asetat-Aquadest -Kloroform)


Erlenmyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
n Asetat (mol) 0,0168 0,0505 0,0842 0,1179 0,1516
n Kloroform (mol) 0,0107 0,0119 0,0226 0,0714 0,3974
n Akuades (mol) 0,4833 0,3759 0,2685 0,1611 0,0537
n total (mol) 0,5108 0,4383 0,3753 0,3504 0,6027
x asetat 0,0330 0,1153 0,2244 0,3366 0,2516
x kloroform 0,9461 0,8575 0,7153 0,4597 0,0891
x akuades 0,0210 0,0271 0,0602 0,2037 0,6593

4.2. Pembahasan
Praktikum kesetimbangan tiga fasa bertujuan untuk mengetahui kesetimbangan fasa dari
tiga larutan yang dipakai, yaitu asam asetat, kloroform, dan aquadest. Percobaan tiga
komponen yang dicampur yaitu Asam Asetat-Aquadest-Kloroform. Asetat sebagai zat
A, Aquadest sebagai zat B, dan Kloroform sebagai zat C. Aquadest sebagai larutan
polar, kloroform sebagai larutan non polar, dan asetat sebagai larutan semi polar.

Prinsip percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua komponen
cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan dapat dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi
dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam campuran tersebut. Teknik
pemisahan ini juga berkaitan dengan kepolaran dari komponen-komponen zat itu,
seperti halnya prinsip like-dissolve-like.
Pada percobaan dilakukan pengukuran massa jenis dengan piknometer didapatkan
massa jenis asam asetat, aquadest, dan kloroform secara berturut-turut sebesar 1,0109
g/mL; 0,9666 g/mL dan 1,4217 g/mL. Dari hasil percobaan massa jenis kloroform lebih
besar dibandingkan massa jenis asam asetat dan massa jenis aquadest.

Dilakukan pencampuran pada larutan asam asetat dengan larutan kloroform yang telah
dibagi ke dalam 5 erlenmeyer dengan perbandingan asam asetat dan kloroform secara
berturut-turut 1:9 mL, 3:7mL, 5:5ml, 7:3 mL, dan 9:1 mL, kemudian dilakukan titrasi
pada ke 5 labu erlenmeyer yeng berisikan campuran asam asetat dan kloroform dengan
aquadest sebagai titrannya, dilakukan titrasi sampai terjadi kekeruhan dan di catat
volume titran yang digunakan pada setiap labu erlenmeyer.

asetat

aquadest kloroform

Gambar 4.1 Kurva binoidal percobaan (asetat-kloroform-aquadest)

Pada percobaan pertama asam asetat dicampurkan dengan kloroform. Asam asetat dapat
bercampur dengan kloroform karena asam asetat memiliki sifat semipolar sedangkan
kloroform memiliki sifat nonpolar. Asam asetat ketika dicampurkan dengan kloroform
akan terbentuk satu fasa dan pada saat campuran asam asetat dengan kloroform dititrasi
menggunakan aquadest sebagai titran akan terbentuk dua fasa campuran, dimana
campuran tersebut tidak saling melarutkan dan campuran akan menjadi keruh karena
telah mencapai kesetimbangan.
Dari diagram terner yang telah dibuat kesetimbangan dari tiga komponen asam asetat,
kloroform, dan akuades ditandai dengan terbentuknya daerah dua fasa dan daerah satu
fasa. Pada lengkungan bagain dalam terbentuk dua fasa yaitu asam asetat-kloroform dan
aquadest sedangkan pada lekungan bagian luar terbentuk satu fasa antara asam asetat-
aquadest dan kloroform.

Kurva binoidal atau kurva kesetimbangan 3 fasa diperoleh dengan cara menghubungkan
titik-titik dari 1 sampai 5 dengan menarik sebuah garis kesetimbangan dari susunan
masing-masing larutan pada percobaan. Percobaan ini nyaris mendapatkan lengkungan
kurva yang sempurna dan hampir sesuai dengan teori.

Asam asetat

Kloroform
Aquadest

Gambar 4.2 Kurva binoidal percobaan (Asetat-Aquadest kloroform)

Pada percobaan kedua dapat dilihat bahwa fraksi mol antara aquadest dengan asam
asetat cenderung naik, sedangkan fraksi mol kloroform turun. Hal ini dapat terjadi
karena sifat asetat yang semi polar dimana dapat melarutkan kloroform dengan baik,
dan sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan kedua asam asetat dan aquadest dapat bercampur hal ini di sebabkan
karena asam asetat memiliki sifat semipolar dan aquadest polar, sedangkan kloroform
dan aquadest sukar bercampur dikarenakan kloroform memiliki sifat nonpolar dan
aquadest memiliki sifat polar. Penyebab kloroform larut menjadi satu fasa dengan
aquadest karena asam asetat bersifat semipolar sehingga dapat mencampurkan dua jenis
larutan yang berbeda sifat menjadi satu fasa. Semakin banyak volume kloroformnya
maka semakin banyak asam asetat yang dibutuhkan untuk mentitrasi larutan agar
menjadi satu fasa. Hal itu disebabkan karena semakin banyak kloroform yang
digunakan maka semakin banyak asam asetat yang dibutuhkan untuk melarutkan
kloroform. Sehingga semakin banyak volume kloroform maka semakin banyak pula
volume asam asetat yang dibutuhkan untuk menitrasi kloroform. Campuran sebagian
antara aquadest dan kloroform ini akan membentuk suatu lapisan yang menyebabkan
timbulnya kekeruhan, dengan tercampurnya zat dapat dilihat dari batas larutan yang
menghilang.

Dari diagram terner yang telah dibuat kesetimbangan terjadi ditandai dengan
terbentuknya daerah dua fasa antara asam asetat dan akuades yang terletak dibawah
lengkung dari garis binoidal. Pada lengkungan bagain dalam terbentuk dua fasa antara
asam asetat-kloroform dan aquadest sedangkan pada lekungan bagian luar terbentuk
satu fasa antara asam asetat-aquadest dan kloroform.

Faktor kesalahan pada saat praktikum pada percobaan pertama asam asetat dan
kloroform terjadi over titrasi pada perbandingan 1:9 karena kurang teliti dari praktikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan:
a. Prinsip kesetimbangan fasa pada percobaan ini menggunakan asam asetat-
aquadest-kloroform yaitu mengetahui fasa setimbang antara ketiga zat yang sifat
kepolarannya berbeda satu sama lain, dimana asam asetat memiliki sifat
semipolar, aquadest memiliki sifat polar dan kloroform memiliki sifat nonpolar.
b. Data fraksi mol berdasarkan data yang diperoleh, akuades dengan asetat
cenderung naik, sedangkan kloroform cenderung turun. Hal ini dapat terjadi
karena sifat asetat yang semi polar dimana dapat melarutkan kloroform dengan
baik.
c. Dari dua percobaan yang telah dilakukan, titrasi yang digunakan yaitu aquadest
dan kloroform dimana terdapat perbedaan pada daerah fasa yang terbentuk,
daerah didalam lengkung terbentuk dua fasa antara asam asetat-kloroform dan
aquadest dan daerah diluar lengkung terbentuk satu fasa antara aquadest dan
kloroform. Hal tersebut dikarenakan perbedaan sifat titran yang digunakan. Pada
percobaan pertama titran yang digunakan aquadest yang bersifat polar dan
percobaan kedua menggunakan kloroform yang bersifat nonpolar.

5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, hasil analisa yang didapatkan sudah
cukup baik, namun sebaiknya pada percobaan selanjutnya digunakan bahan Asam
asetat-Aquadest-metanol, dimana asam asetat sebagai senyawa semipolar, aquadest
senyawa polar, dan metanol yang merupakan senyawa nonpolar agar didapat data yang
lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Alberty, 1983, Kimia Fisika, 2nd edn., Erlangga, Jakarta.


Atkins, P., Paulo, J. de & Keeler, J., 2018, Physical Chemistry, 11th edn., Oxford
University Press , New York.
Brown, G., 1978, Unit Operations, 1st edn., CBS Publisher and Distributors, New
Delhi.
Daniels, 2011, Kimia Fisika, Erlangga, Jakarta.
Dedi, 2011, Kimia Fisika Terapan II, 1st edn., Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
Dogra, S.K., 2009, Kimia Fisika dan Soal – Soal, UI Press, Jakarta.
Fessenden, 1999, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Konneth, 1993, Prinsip – Prinsip Kesetimbangan Kimia, 4th edn., UI Press, Jakarta.
Mulyani, S., 2004, Kimia Fisik 1, 1st edn., UPI, Jakarta.
Oktaviana, D., 2012, Kimia Fisika, Erlangga, Jakarta.
Roni, K.R. & Herawati, N., 2020, KIMIA FISIKA II, 1st edn., vol. 1, Rafah Press UIN
Raden Fatah Palembang, Palembang.
Smartlab, 2021a, msds Aquadest,
https://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST_(INDO).pdf.
Smartlab, 2021b, msds kloroform.
Sukardjo, 1997, Kimia Fisika, 1st edn., Bineka Cipta, Yogyakarta.
LAMPIRAN

1. Data Percobaan
1.1 Menentukan Densitas
Massa Pikno Kosong = 16,1400 gram
Massa Pikno + Aquadest = 25,8056 gram
Massa Pikno + Kloroform = 30,3567 gram
Massa Pikno + Asam Asetat = 26,2491 gram
Suhu = 28℃
Humidity = 84%

1.2 Tabel Hasil Percobaan


1.2.1 Hasil Perhitungan Percobaan (Asam Asetat-Kloroform-Aquadest)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan (Asam Asetat-Kloroform-Aquadest)
Perbandingan Volume Zat A : B Volume titran Zat C (mL)
(Asam Asetat : Kloroform) (Aquadest)
1:9 0,2
3:7 0,7
5:5 1,8
7:3 3,6
9:1 11,5

1.2.2 Hasil Pengamatan Percobaan (Asam Asetat-Aquadest-Kloroform)


Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan (Asam Asetat-Aquadest-Kloroform)
Perbandingan Volume Zat A : B Volume titran Zat C (mL)
(Asam Asetat : Aquadest) (Kloroform)
1:9 0,9
3:7 1
5:5 1,9
7:3 6
9:1 33,4
1.2.3 Hasil Perhitungan Percobaan (Asam Asetat-Kloroform-Aquadest)
Tabel 3. Hasil Perhitungan Percobaan (Asam Asetat-Kloroform-Aquadest)
Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
n (A) Mol 0,0168 0,0505 0,0842 0,1179 0,1516
n (B) Mol 0,0107 0,0376 0,0967 0,1933 0,6175
n (C) Mol 0,1071 0,0833 0,0595 0,0357 0,0119
nA + nB + nC 0,1347 0,1714 0,2404 0,3469 0,7811
xA (%) 0,1251 0,2949 0,3505 0,3399 0,1941
xB (%) 0,0798 0,2193 0,4021 0,5572 0,7906
xC (%) 0,7951 0,4858 0,2475 0,1029 0,0152

1.2.4 Hasil Perhitungan Percobaan (Asam Asetat-Aquadest-Kloroform)


Tabel 4. Hasil Perhitungan Percobaan (Asam Asetat-Aquadest-Kloroform)
Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
n (A) Mol 0,0168 0,0505 0,0842 0,1179 0,1516
n (B) Mol 0,4833 0,3759 0,2685 0,1611 0,0537
n (C) Mol 0,0107 0,0119 0,0226 0,0714 0,3974
nA + nB + nC 0,5108 0,4383 0,3753 0,3504 0,6027
xA (%) 0,0330 0,1153 0,2244 0,3366 0,2516
xB (%) 0,0210 0,0271 0,0602 0,2037 0,6593
xC (%) 0,9461 0,8575 0,7153 0,4597 0,0891

2. Perhitungan
2.1 Perhitungan Massa Jenis
2.1.1 Massa Jenis Asam Asetat
MA = (Massa Pikno + Asam Asetat) – (Massa Pikno Kosong)
= 26,2491 gram – 16,1400 gram
= 10,1091 gram
A 1 ,1 91
ρ = = = 1,0109 gram/mL
1

2.1.2 Massa Jenis Aquadest


MA = (Massa Pikno + Aquadest) – (Massa Pikno Kosong)
= 25,8056 gram – 16,1400 gram
= 9,6656 gram
A 9,6656
ρ = = = 0,9666 gram/mL
1

2.1.3 Massa Jenis Kloroform


MA = (Massa Pikno + Kloroform) – (Massa Pikno Kosong)
= 30,3567 gram – 16,1400 gram
= 14,2167 gram
A 14,2167
ρ = = = 1,4217 gram/mL
1

2.2 Perhitungan Mol Percobaan Pertama


mol = xρ
r

2.2.1 Mol zat A Asam Asetat (nA)


1
1:9 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0168 mol
r , 5
3
3:7 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0505 mol
r , 5
5
5:5 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0842 mol
r , 5
7
7:3 = xρ=6 x 1,0109 = 0,1178 mol
r , 5
9
9:1 = xρ= x 1,0109 = 0,1515 mol
r 6 , 5

2.2.2 Mol zat C Kloroform (nC)


9
1:9 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,1071 mol
r
7
3:7 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0833 mol
r
5
5:5 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0595 mol
r
3
7:3 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0357 mol
r
1
9:1 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,1515 mol
r
2.2.3 Mol zat B Aquadest (nB)
,2
1:9 = xρ= x 0,9666 = 0,1071 mol
r 18
,7
3:7 = xρ= x 0,9666 = 0,0833 mol
r 18
1,8
5:5 = xρ= x 0,9666 = 0,0595 mol
r 18
3,6
7:3 = xρ= x 0,9666 = 0,0357 mol
r 18
11,5
9:1 = xρ= x 0,9666 = 0,0119 mol
r 18

2.2.4 Mol Total Percobaan Pertama


1:9 = 0,0168 + 0,0107 + 0,1071 = 0,1346 mol
3:7 = 0,0505 + 0,0376 + 0,0833 = 0,1714 mol
5:5 = 0,0842 + 0,0967 + 0,0595 = 0,2403 mol
7:3 = 0,1178 + 0,1933 + 0,0357 = 0,3468 mol
9:1 = 0,1515 + 0,6175 + 0,0119 = 0,7809 mol

2.3 Perhitungan Fraksi Mol Percobaan Pertama


2.3.1 Fraksi Mol Zat A Asam Asetat (Xa)
nA , 168
1:9 = x 100% = x 100% = 0,1250
ol Total ,1346
nA , 5 5
3:7 = ol Total
x 100% = ,1714
x 100% = 0,2947
nA , 842
5:5 = x 100% = x 100% = 0,3503
ol Total ,24 3
nA ,1178
7:3 = x 100% = x 100% = 0,3398
ol Total ,3468
nA ,1515
9:1 = x 100% = x 100% = 0,1940
ol Total ,78 9

2.3.2 Fraksi Mol Zat C Kloroform (Xc)


nC , 1 7
1:9 = x 100% = x 100% = 0,7952
ol Total ,1346
nC , 833
3:7 = x 100% = x 100% = 0,4860
ol Total ,1714
nC , 595
5:5 = x 100% = x 100% = 0,2475
ol Total ,24 3
nC , 357
7:3 = x 100% = x 100% = 0,1029
ol Total ,3468
nC , 119
9:1 = x 100% = x 100% = 0,0152
ol Total ,78 9

2.3.3 Fraksi Mol Zat B Akuades (Xb)


nB , 1 7
1:9 = x 100% = x 100% = 0,0798
ol Total ,1346
nB , 376
3:7 = x 100% = x 100% = 0,2193
ol Total ,1714
nB , 967
5:5 = x 100% = x 100% = 0,4022
ol Total ,24 3
nB ,1933
7:3 = x 100% = x 100% = 0,5573
ol Total ,3468
nB ,6175
9:1 = x 100% = x 100% = 0,7908
ol Total ,78 9

2.4 Perhitungan Mol Percobaan Kedua


mol = xρ
r

2.4.1 Mol zat A Asam Asetat (nA)


1
1:9 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0168 mol
r , 5
3
3:7 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0505 mol
r , 5
5
5:5 = xρ=6 x 1,0109 = 0,0842 mol
r , 5
7
7:3 = xρ=6 x 1,0109 = 0,1178 mol
r , 5
9
9:1 = xρ=6 x 1,0109 = 0,1515 mol
r , 5

2.4.2 Mol zat B Aquadest (nB)


9
1:9 = x ρ = 18 x 0,9666 = 0,4833 mol
r
7
3:7 = x ρ = 18 x 0,9666 = 0,3759 mol
r
5
5:5 = x ρ = 18 x 0,9666 = 0,2685 mol
r
3
7:3 = x ρ = 18 x 0,9666 = 0,1611 mol
r
1
9:1 = x ρ = 18 x 0,9666 = 0,0537 mol
r
2.4.3 Mol zat C Kloroform (nC)
,9
1:9 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0107 mol
r
1
3:7 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0119 mol
r
1,9
5:5 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,0226 mol
r
6
7:3 = xρ= x 1,4217 = 0,0714 mol
r 119,5
33,4
9:1 = x ρ = 119,5 x 1,4217 = 0,3974 mol
r

2.4.4 Mol Total Percobaan Kedua


1:9 = 0,0168 + 0,4833 + 0,0107 = 0,5108 mol
3:7 = 0,0505 + 0,3759 + 0,0119 = 0,4383 mol
5:5 = 0,0842 + 0,2685 + 0,0226 = 0,3753 mol
7:3 = 0,1178 + 0,1611 + 0,0714 = 0,3503 mol
9:1 = 0,1515 + 0,0537 + 0,3974 = 0,6026 mol

2.5 Perhitungan Fraksi Mol Percobaan Kedua


2.5.1 Fraksi Mol Zat A Asam Asetat (Xa)
nA , 168
1:9 = x 100% = x 100% = 0,0330
ol Total ,51 8
nA , 5 5
3:7 = x 100% = x 100% = 0,1152
ol Total ,4383
nA , 842
5:5 = x 100% = x 100% = 0,2243
ol Total ,3753
nA ,1178
7:3 = x 100% = x 100% = 0,3364
ol Total ,35 3
nA ,1515
9:1 = x 100% = x 100% = 0,2514
ol Total ,6 26

2.5.2 Fraksi Mol Zat B Aquadest (Xb)


nB ,4833
1:9 = x 100% = x 100% = 0,0210
ol Total ,51 8
nB ,3759
3:7 = x 100% = x 100% = 0,0271
ol Total ,4383
nB ,2685
5:5 = x 100% = x 100% = 0,0602
ol Total ,3753
nB ,1611
7:3 = x 100% = x 100% = 0,2038
ol Total ,35 3
nB , 537
9:1 = x 100% = x 100% = 0,6594
ol Total ,6 26

2.5.3 Fraksi Mol Zat C Kloroform (Xc)


nC , 1 7
1:9 = x 100% = x 100% = 0,9461
ol Total ,51 8
nC , 119
3:7 = x 100% = x 100% = 0,8576
ol Total ,4383
nC , 226
5:5 = x 100% = x 100% = 0,7155
ol Total ,3753
nC , 714
7:3 = x 100% = x 100% = 0,4599
ol Total ,35 3
nC ,3974
9:1 = x 100% = x 100% = 0,0891
ol Total ,6 26

2.6 Grafik
2.6.1 Grafik Diagram Terner Percobaan Pertama

Asam asetat

aquadest kloroform
Gambar 1. Diagram Terner Percobaan Pertama
2.6.2 Grafik Diagram Terner Percobaan Kedua

Asam asetat

aquadest kloroform
Gambar 2. Diagram Terner Percobaan Kedua
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan (UE) no. 1907/2006

AQUADEST

Revisi : 01 Revisi tanggal : 16.05.2017 No. MSDS : 195

Bagian 1 – Identitas Bahan Dan Perusahaan

1.1 Mengidentifikasi Produk


Nama Produk : AQUADEST
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionilzed water, Aqua, Aquadestilata
No. CAS : 7732-18-5
Kode Produk : 2853 90 10
Merek : SMART-LAB

1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang disarankan
terhadapPenggunaan yang teridentifikasi: Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia.
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia

Alamat : Taman Tekno Bangun Multiguna Blok M/36,BSD Sektor XISerpong,


Tangerang – Indonesia

Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id

Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) , fax:+62-21-7588 0198

Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)

Bagian 2 – Identifikasi Bahaya

2.1. Klasifikasi bahan atau campuran


Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa.

2.2. Elemen label


Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008.

2.3. Bahaya lain


Bahaya lain yang tidak dihasilkan
dalam klasifikasi GHS : Tidak ada yang diketahui.

Bagian 3 – Komposisi dan Informasi Bahan

3.1. Bahan
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua, Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
No. CAS : 7732-18-5
No. EC : 231-791-2
Komentar
Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006

3.2. Campuran
Tidak berlaku

Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama


Saran umum
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan pertolongan pertama yang khusus.

4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda


Gejala yang berhubungan dengan penggunaan
Kami tidak memiliki penjelasan berbagai gejala toksik.

4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi

Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran

5.1 Media pemadaman api


Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan
lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang diberikan.

5.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran


Tidak mudah terbakar.

5.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran


Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Tidak ada

5.4 Informasi lebih lanjut


Tidak ada

Bagian 6 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


6.1 Langkah-langkah pencegahan diri,alat pelindung dan prosedur tanggap
darurat
Tidak ada

6.2 Tindakan pencegahan Lingkungan


Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.

6.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan


Amati kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Tuangkan
kedalam pipa saluran.

6.4 Rujukan ke bagian lainnya


Indikasi mengenai pengolahan limbah , lihat bagian 13.

Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan

7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman


Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.

Tindakan higienis
Tidak diperlukan

7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas


Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, Simpan pada +5°C hingga +30°C

7.3 Penggunaan akhir khusus


Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik
lain yang diantisipasi

Bagian 8 – Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan diri

8.1 Parameter Pengendalian


Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur pekerjaan.

8.2 Pengendalian Pemaparan


Pengendalian teknik/tindakan rekayasa yang sesuai untuk mengurangi
paparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas
dalam penggunaan alat pelindung diri.Lihat bagian 7.1.

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung
konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian
pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier

Perlindungan mata/wajah
Tidak diperlukan
Perlindungan kulit / Tangan
Tidak diperlukan

Perlindungan tubuh
Tidak diperlukan

perlindungan pernapasan
Tidak diperlukan

Kontrol eksposur lingkungan

Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.

Bagian 9 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia

9.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia

Bentuk Cair

Warna tidak berwarna

Bau Tak berbau

Ambang Bau Tidak berlaku


pH netral pada 20 °C

Titik lebur 0 °C

Titik didih/rentang didih 100 °C pada 1,013 hPa

Titik nyala Tidak berlaku

Laju penguapan Tidak tersedia informasi.

Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.

Terendah batas ledakan Tidak berlaku

Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku

Tekanan uap 23 hPa pada 20 °C

Kerapatan (densitas) uap Tidak tersedia informasi.


relatif

Densitas 1,00 g/cm3 pada 20 °C

Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.


Kelarutan dalam air larut sepenuhnya
Koefisien partisi (n- Tidak berlaku
oktanol/air)

Suhu dapat membakar sendiri Tidak berlaku (auto-ignition temperature)


Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal.

Viskositas, dinamis 0,952 mPa.s pada 20 °C

Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah


meledak.
9
.Sifat oksidator tidak ada
2
Data lain

Suhu menyala Tidak berlaku

Energi penyalaan api minimum Tidak berlaku

Bagian 10 – Reaktifitas dan Stabilitas

10.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.

10.2 Stabilitas Kimia


Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).

10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus


Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :
Umumnya diketahui pasangan reaksi terhadap air.

10.4 Kondisi yang harus dihindari


Tidak ada

10.5 Bahan yang harus dihindari


Tidak ada informasi yang tersedia

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian


Tidak ada

Bagian 11 – Informasi Toksikologi

11.1 Informasi tentang efek toksikologis


Toksisitas oral akut
Informasi ini tidak tersedia.
Toksisitas inhalasi akut
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas kulit akut


Informasi ini tidak tersedia.
Iritasi kulit
Informasi ini tidak tersedia.

Iritasi mata
Informasi ini tidak tersedia.

Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.

Mutagenisitas pada sel nutfah


Informasi ini tidak tersedia.

Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Informasi ini tidak tersedia.

Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Informasi ini tidak tersedia.

Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.

11.2 Informasi lebih lanjut

Diharapkan tidak terdapat efek toksik jika produk ditangani dengan tepat.

Bagian 12 – Informasi Ekologi

12.1 Toksisitas
Tidak tersedia informasi

12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Tidak tersedia infomasi

12.3 Potensi bioakumulasi


Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak berlaku
12.4 Mobilitas dalam tanah
Tidak tersedia informasi

12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB


Penilaian PBT/vPvB tidak dilakukan karena penilaian keamanan bahan kimia tidak
diperlukan/tidak dilakukan.
12.6 Efek merugikan lainnya
Informasi ekologis tambahan
Diharapkan tidak ada masalah ekologi jika produk ditangani dan digunakan dengan
hati-hati dan penuh perhatian
Bagian 13 – Pembuangan Limbah

Metode penanganan limbah

Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC s erta peraturan
nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan
dicampurkan dengan limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri.

Bagian 14 – Informasi Pengangkutan

14.1 Nomor PBB


ADR/RID : - IMDG : - IATA : -

14.2 Nama pengapalan yang sesuai berdasarkan PBB


ADR/RID : Bukan bahan berbahaya
IMDG : Bukan bahan berbahaya
IATA : Bukan bahan berbahaya

14.3 Kelas bahaya transportasi


ADR/RID : - IMDG : - IATA : -

14.4 Kelompok pengemasan


ADR/RID : - IMDG : - IATA : -

14.5 Bahaya lingkungan


ADR/RID : no
IMDG Bahan pencemar laut : no
IATA : no

14.6 Tindakan kehati-hatian khusus bagi pengguna


No data available

Bagian 15 – Peraturan Perundang - undangan

15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk


tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan 10 – 13

15.2 Asesmen Keselamatan Kimia


Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU
REACH No 1907/2006 tidak dilakukan.

Bagian 16 – Informasi Lain

Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.

HMIS (U.S.A):
Bahaya Kesehatan : 0
Bahaya Kebakaran : 0
Reaktivitas : 0
Pelindungan Pribadi : -

National Fire Protection Association (U.S.A.):


Kesehatan :0
Mudah terbakar :0
Reaktivitas :0
Bahaya spesifik :-
Riwayat Revisi :

Informasi lebih lanjut


Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif dan
harushanya digunakan sebagai panduan. Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada
pengetahuan terkinikami dan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan
pencegahan dan keselamatan. Itu tidak mewakili menjamin sifat dari produk. PT.SMART-
LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
penanganan atau dari kontak dengan produk di atas. dan / atau sisisebaliknya dari faktur atau
slip kemasan untuk syarat dan ketentuan penjualan tambahan.
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

ACETIC ACID GLACIAL


Revisi : 01 Revisi tanggal : 14.07.2017 No. MSDS : 006
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan

1.1 Mengidentifikasi Produk


Nama Produk : ACETIC ACID GLACIAL
Sinonim : Acetic acid, Methane carboxylic acid, Ethanoic
acid.
No. CAS : 64-19-7
Kode HS : 2915 21 00
Kode Produk : A-1001
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang
disarankan terhadapPenggunaan yang teridentifikasi :
Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard TamanTeknoBlokE No.10 –
11BSD Sektor XI Serpong,Tangerang,
Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62 21- 7588 0205 (Hunting) , fax:+62-21-
7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205 (Hunting)

Bagian 2 – Identifikasi Bahaya

2.1 Klasifikasi bahan atau campuran


Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Cairan mudah terbakar, Kategori 3, H226 Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Korosi kulit, Kategori 1A, H314

Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.

2.2 Elemen label


Pelabelan menurut Peraturan (EC)
No 1272/2008Piktogram bahaya

Kata Sinyal : Bahaya


Pernyataan bahaya (s)
H226 : Cairan dan uap mudah menyala.
H290 : Dapat korosif terhadap logam.
H314 : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.

Pernyataan kehati-hatian (s) Pencegahan


P210 : Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. -Dilarang
merokok.
P280 : Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindungmata/pelindung
wajah.
Respons
P301 + P330 + P331
JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338
JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk
beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.
Lanjutkan membilas.
P308 + P310
Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI
KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.

Pengurangan pelabelan (≤125 ml)


Piktogram bahaya

Kata sinyal
Bahaya

Pernyataan Bahaya
H314 : Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.

Pernyataan Kehati-hatian
P280 : Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung
wajah.
P301 + P330 + P331
JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN merangsang muntah.
P305 + P351 + P338
JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.Lanjutkan
membilas.
P308 + P310
Jika terpapar atau dikuatirkan : Segera hubungi SENTRA INFORMASI
KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
No-CAS 64-19-7

2.3 Bahaya lain


Tidak ada yang diketahui
Bagian 3 – Komposisi dan Informasi Bahan

3.1 Bahan
Sinonim : Ethanoic acid
Rumus Kimia : CH3COOH C2H4O2 Hill
Berat Molekul : 60.05 g/mol
No. CAS : 64-19-7
No. EC : 200-580-7
No. Indeks : 607-002-00-6

Bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008

Bahan Klasifikasi Konsentrasi


Cairan mudah terbakar, Kategori 3, H226
Acetic Acid Korosif pada logam, Kategori 1, H290 ≤1 %
Korosi kulit, Kategori 1A, H314

Untuk teks pernyataan –H penuh dari yang disebutkan dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.

3.2 Campuran
Tidak berlaku

Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama


Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup
hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit
Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata
Bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan
Beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas), hidari muntah (resiko
perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.

4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala yang
berhubungan dengan penggunaan
Iritasi dan korosi, bronkitis, napas tersengal, sesak lambung, mual, muntah, sistem
peredaran terganggu, guncangan. .Resiko kornea berkabut. Resiko kebutaan!
4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran

5.1 Media pemadaman api


Media pemadaman yang sesuai Air, Busa, Karbon dioksida (CO2), Serbuk kering Media
pemadaman yang tidak sesuai. Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen
pemadaman yang diberikan

5.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran


Mudah menyala. Uap lebih berat daripada udara dan bisa merebak di atas lantai.
Membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada peningkatan suhu.
Perkembangan gas atau uap menyala yang berbahaya mungkin terjadi dalam kejadian
kebakaran. Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi : uap acetic acid

5.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran


Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan. Untuk
menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang
sesuai.

5.4 Informasi lebih lanjut


Tekan (pukul kebawah) gas/uap/kabut dengan semprotan air jet. Pindahkan wadah dari
zona berbahaya dan dinginkan dengan air. Cegah air pemadam kebakaran
mengkontaminasi air permukaan atau sistim air tanah.

Bagian 6 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

6.1 Langkah-langkah pencegahan diri,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat


Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol. Hindari kontak
dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Jauhkan dari panas dan sumber api. Evakuasi dari daerah
bahaya, amati prosedur darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat : Perlengkapan pelindung, lihat bagian 8.

6.2 Tindakan pencegahan Lingkungan


Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Risiko ledakan.

6.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan


Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati kemungkinan
pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Serap dengan bahan penyerap cairan dan
penetral . Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena.

6.4 Rujukan ke bagian lainnya


Indikasi mengenai pengolahan limbah, lihat bagian 13.
Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan

7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman


Langkah-langkah pencegahan
untuk penanganan yang aman
Kenakan pakaian pelindung. Jangan menghirup zat/campuran. Hindari terbentuknya
uap/aerosol. Taati label tindakan pencegahan.

Nasehat mengenai perlindungan


terhadap api dan ledakan
Jauhkan dari nyala terbuka, permukaan panas, dan sumber penyulut. Lakukan
dengan hati-hati tindakan melawan lucutan statis.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci
tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.

7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas


Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.

Kondisi penyimpanan
Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik. Jauhkan dari
panas dan sumber api. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa
dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu
penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.

7.3 Penggunaan akhir khusus


Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain
yang diantisipasi

Bagian 8 – Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan diri

8.1 Parameter Pengendalian


Acetic acid (64-19-7)
ID OEL
Nilai Ambang Batas :10 ppm (NAB) 25 mg/m³
Nilai Ambang Batas :15 ppm paparan singkat yang 37 mg/m³diperkenankan (psd)

8.2 Pengendalian Pemaparan


Pengendalian teknik/tindakan rekayasa yang sesuai untuk mengurangi paparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas
dalam penggunaan alat pelindung diri.
Lihat bagian 7.1.

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung
konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian
pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata / Goggles pelindung yang pas dan ketat

Perlindungan kulit/ Perlindungan tangan


Kontak penuh
Bahan sarung tangan: Karet butil
Tebal sarung tangan: 0,7 mm
Waktu terobosan/tembus: > 480 min

Kontak percikan
Bahan sarung tangan: Getah alam
Tebal sarung tangan: 0,6 mm
Waktu terobosan/tembus : > 30 min

Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC


directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 898
Butoject® (kontak penuh), KCL 706 Lapren® (kontak percikan).

Peralatan pelindung lainnya


Pakaian pelindung antistatik yang tahan-nyala.

Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: filter E-(P2)
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian
perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari
pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan dengan benar.

Kontrol eksposur lingkungan


Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Resiko ledakan

Bagian 9 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia

9.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia

Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau pedih
Ambang Bau 0,2 - 100,1 ppm
pH 2,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur 17 °C
Titik didih/rentang didih 116 - 118 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala 39 °C
Metoda: c.c.
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak berlaku
Terendah batas ledakan 4 %(V)
Tertinggi batas ledakan 19,9 %(V)
Tekanan uap 15,4 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif 2,07
Densitas 1,05 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 602,9 g/l pada 25 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: -0,17 (25 °C)(percobaan)
(ECHA) Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.(auto-ignition
temperature)
Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis 1,22 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada

9.2 Data lain


Suhu menyala 485 °C
Viskositas, kinematis 1,17 mm2/spada 20 °C
Korosi Dapat korosif terhadap logam.

Bagian 10 – Reaktifitas dan Stabilitas

10.1 Reaktifitas
Campuran uap/udara bersifat mudah-meledak pada pemanasan yang menyengat.
10.2 Stabilitas Kimia
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).

10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus


Beresiko meledak dengan:
Senyawa peroxi, perchloric acid, penguapan sulfuric acid, phosphorus halides, hydrogen
peroxide,chromium(VI) oxide, potassium permanganate, Peroksida, Oksidator kuat
Resiko ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidakmenyala dengan : Logam, Besi, Seng,
magnesium, Baja lunak
Bentuk dapat di :
Hidrogen
Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :
alkalis kuat, anhydrides, Aldehida, alkali hydroxides, nonmetallic halides, ethanolamine,
Acetaldehyde, Alkohol, senyawa halogen-halogen, chlorosulfonic acid, chromosulfuric acid,
Potassium hydroxide, Asam nitrat

10.4 Kondisi yang harus dihindari


Suhu < 17 °C. Pemanasan.

10.5 Bahan yang harus dihindari


bermacam logam

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian


Pada saat kebakaran. Lihat bab 5.

Bagian 11 – Informasi Toksikologi

11.1 Informasi tentang efek toksikologis

Toksisitas oral akut


LD50 Tikus: 3.310 mg/kg

(RTECS)
Tanda-tanda: Bila termakan, luka bakar hebat di mulut dan kerongkongan, disamping juga
bahaya berlubangnya esophagus dan perut., Mual, Muntah, Beresiko pada pernapasan selama
muntah., Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah pengeluaran muntah.
Toksisitas inhalasi akut
LCLO Tikus: 39,95 mg/l; 4 h

(RTECS)
Tanda-tanda: iritasi mukosa, Batuk, Napas tersengal, Kerusakan yang mungkin :, kerusakan
saluran pernapasan, Pneumonia, bronkitis, Menghirup zat bisa menyebabkan pembentukan
oedema pada saluran pernapasan., Gejala dapat tertunda.

Toksisitas kulit akut


Informasi ini tidak tersedia.

Iritasi kulit
Kelinci
Hasil: Mengakibatkan
luka bakar.(IUCLID)
Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Iritasi mata
Kelinci
Hasil: Mengakibatkan luka bakar.(IUCLID)
Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Resiko kebutaan!
Resiko kornea berkabut.

Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia.

Mutagenisitas pada sel nutfah Genotoksisitas dalam tabung percobaanTes Ames


Salmonella
typhimurium
Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 471
Mutagenisitas (uji sel mammal) : aberasi
kromosom. Hasil: Negatif
Metoda: Pedoman Tes OECD 473

Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Informasi ini tidak tersedia.

Teratogenisitas
Tidak menunjukkan efek teratogenik pada percobaan hewan. (IUCLID)

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Informasi ini tidak tersedia.

Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.

11.2 Informasi lebih lanjut


Efek sistemik :
Napas tersengal, sesak lambung, guncangan, Sistem peredaran terganggu, asidosis
Kerusakan yang mungkin :
Kerusakan pada :
Ginjal
Sifat-sifat berbahaya lainnya tidak dapat dikecualikan.
Tangani sesuai dengan praktik kebersihan dan keselamatan industri yang baik.

Bagian 12 – Informasi Ekologi

12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ikan
Tes semi-statik LC50 Oncorhynchus mykiss (Ikan rainbow trout): > 300,8 mg/l;
96 hPedoman Tes OECD 203
Derajat racun bagi daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup dalam air
EC5 E.sulcatum: 78 mg/l; 72 h
netral (Konsentrasi toksik maksimum yang diijinkan) (Lit.)
EC50 Daphnia magna (Kutu air): 47
mg/l; 24 h(Lit.)

Keracunan untuk ganggang


IC5 Scenedesmus quadricauda (Alga hijau): 4.000
mg/l; 16 h (Konsentrasi toksik maksimum yang
diijinkan) (Lit.)

Keracunan untuk bakteria


EC5 Pseudomonas putida: 2.850 mg/l; 16 h
netral (Konsentrasi toksik maksimum yang diijinkan)
(Lit.) microtox test EC50 Photobacterium phosphoreum:
11 mg/l; 15 min(IUCLID)

12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Daya hancur secara biologis
99 %; 30 d
Pedoman Tes OECD 301D(HSDB)
Mudah terurai secara hayati.95 %; 5 d
Pedoman Tes OECD 302B
Siap dengan mudah ditiadakan dari air

Permintaan oksigen biokimiawi (BOD)


880 mg/g (5 d) (Lit.)
Ratio BOD/ThBODBOD5 76 % (IUCLID)

12.3 Potensi bioakumulasi


Koefisien partisi (n-oktanol/air)log Pow: -0,17 (25 °C) (percobaan)
(ECHA) Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.

12.4 Mobilitas dalam tanah


Tidak tersedia informasi

12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB


Bahan-bahan tidak memenuhi kriteria untuk PBT atau vPvB sesuai dengan Pe raturan (EC) No
1907/2006, Lampiran XIII.

12.6 Efek merugikan lainnya


Informasi ekologis tambahan
Efek biologik:
Efek berbahaya akibat perubahan pH. Dapat membakar kulit (kaustij) walaupun dalam bentuk
encer.Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.
Bagian 13 – Pembuangan Limbah

Metode penanganan limbah


Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan
nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan kimia dalam wadah aslinya. Jangan dicampurkan
dengan limbah lain. Tangani wadah kotor seperti produknya sendiri..

Bagian 14 – Informasi Pengangkutan

Transpor jalan (ADR/RID)


14.1 Nomor PBB UN 2789
14.2 Nama pengapalan yang ACETIC ACID, GLACIAL
sesuai berdasarkan PBB
14.3 Kelas 8 (3)
14.4 Kelompok pengemasan II
14.5 Environmentally hazardous --
khusus bagi pengguna
14.6 Tindakan kehati-hatian Ya
Kode pembatasan terowongan D/E

Transpor air sungai (ADN)


Tidak bersangkut-paut

Transpor udara (IATA)


14.1 Nomor PBB UN 2789
14.2 Nama pengapalan yang ACETIC ACID, GLACIAL
sesuai berdasarkan PBB
14.3 Kelas 8 (3)
14.4 Kelompok pengemasan II
14.5 Environmentally hazardous --
14.6 Tindakan kehati-hatian Tidak
khusus bagi pengguna

Transpor laut (IMDG)


14.1 Nomor PBB UN 2789
14.2 Nama pengapalan yang ACETIC ACID, GLACIAL
sesuai berdasarkan PBB
14.3 Kelas 8 (3)
14.4 Kelompok pengemasan II
14.5 Environmentally hazardous --
14.6 Tindakan kehati-hatian Ya
khusus bagi pengguna
EmS F-E S-C
14.7 Transportasi dalam jumlah besar berdasarkan pada MARPOL 73/78 Lampiran II
dan IBCCode
Tidak bersangkut-paut

Bagian 15 – Peraturan Perundang - undangan

15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Perundang-undangan nasional
Kelas penyimpanan : 3
15.2 Asesmen Keselamatan Kimia
Untuk produk ini penilaian keamanan bahan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH No
1907/2006 tidak dilakukan.

Bagian 16 – Informasi Lain

Teks pernyataan –H penuh mengacu pada bagian 2 dan 3


H226 Cairan dan uap mudah menyala.
H290 Dapat korosif terhadap logam.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.

National Fire Protection Association (U.S.A.):


Kesehatan:
Mudah terbakar:
Reaktivitas:
Bahaya spesifik:

Informasi lebih lanjut


Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua inklusif dan harus hanya
digunakan sebagai panduan. Informasi dalam dokumen ini didasarkan pada pengetahuan terkini kami
dan berlaku untuk produk yang berkaitan dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Itu tidak
mewakili menjamin sifat dari produk. PT.SMART-LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak bertanggung
jawab atas segala kerusakan akibat penanganan atau dari kontak dengan produk di atas. dan / atau sisi
sebaliknya dari faktur atau slip kemasan untuk syarat dan ketentuan penjualan tambahan.
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

CHLOROFORM
Revisi : 02 Tanggal : 03.11.2021 No. MSDS : 058
Bagian 1 – Identitas Bahan dan Perusahaan

1.1 Mengidentifikasi Produk


Nama Produk : CHLOROFORM
Sinonim : Trichloromethane, Methane, Formyl trichloride, Methyl
trichloride
No. CAS : 67-66-3
Kode HS : 2903 13 00
Kode Produk : A-1022
Merek : SMART-LAB
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran dan penggunaan yang disarankan
terhadap
1.3 Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia
1.4 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan : PT.Smart-Lab
Indonesia
Alamat : Ruko Boulevard Taman Tekno Blok E No.10 -11BSD Sektor XI
Serpong,Tangerang – Indonesia
Website : www.smartlab.co.id
Email : sales@smartlab.co.id
Untuk Informasi : Telp: +62-21- 7588 0205(Hunting) , fax:+62-21-7588 0198
Telpon Darurat : +62-21-7588 0205(Hunting)

Bagian 2 – Identifikasi Bahaya

2.1 Klasifikasi bahan atau campuran


Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Toksisitas akut, Oral (Kategori 4), H302 Toksisitas akut, Penghirupan (Kategori 3), H331 Iritasi
kulit (Kategori 2), H315
Iritasi mata (Kategori 2), H319 Karsinogenisitas (Kategori 2), H351
Toksisitas terhadap reproduksi (Kategori 2), H361d
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal (Kategori 3), Sistem saraf pusat, H336
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang (Kategori 1), Hati, Ginjal, H372
Bahaya akuatik kronis atau jangka panjang (Kategori 3), H412

Untuk teks penuh frasa R yang tercantum dalam Bagian ini, lihat Bagian 16.

2.2 Elemen label


Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008 Piktogram bahaya

Kata Sinyal Bahaya

Pernyataan bahaya (s)


H302 Berbahaya jika tertelan.
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H331 Toksik jika terhirup.
H336 Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
H351 Diduga menyebabkan kanker.
H361d Diduga dapat merusak janin.
H372 Menyebabkan kerusakan pada organ (Hati, Ginjal)
melalui paparanyang lama atau berulang.
H412 Berbahaya pada kehidupan perairan dengan efek
jangka
panjang.

Pernyataan kehati-hatian (s)


P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P301 + P312 + P330 JIKA TERTELAN: Telponlah ke PUSAT RACUN/
dokter bila anda merasa tidak sehat. Berkumurlah.
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cucilah dengan air yang
banyak.
P304 + P340 + P311 JIKA TERHIRUP: Pindahkan korban ke udara segar
dan
posisikan yang nyaman untuk bernapas. Hubungi
SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter/
tenaga medis.
P308 + P313 Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan
nasehat/
perhatian pengobatan. Pernyataan Bahaya
Tambahan tidak ada

2.3 Bahaya lain


Bahaya lain yang tidak dihasilkan
dalam klasifikasi GHS: Tidak ada yang diketahui.

Bagian 3 – Komposisi dan Informasi Bahan

3.1 Bahan
Sinonim : TCM, Trichloromethane, Methane trichloride, Methyl trichloride
Rumus Kimia : CHCl3
Berat Molekul : 119.38 g/mol
No. CAS : 67-66-3
No. EC : 200-663-8
No. Indek : 602-006-00-4

Bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008

Bahan Klasifikasi Konsentrasi


Chloroform Karsinogenisitas, Kategori 2, H351
( CAS : 67-66-3 ) Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 2, ≥5 %- ≤1 %
H361d
Toksisitas akut, Kategori 3, H331
Toksisitas akut, Kategori 4, H302
Toksisitas pada organ sasaran spesifik -
paparan berulang,
Kategori 1, H372 Iritasi mata,
Kategori 2, H319Iritasi kulit, Kategori
2, H315
Ethanol Cairan mudah terbakar, Kategori 2, H225 >= 1 - < 10 %
( CAS : 64-17-5 ) Iritasi mata, Kategori 2, H319

Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.

3.2 Campuran
Tidak berlaku

Bagian 4 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

4.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama

Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.


Setelah terhirup: hirup udara bersih. Segera hubungi dokter. Jika napas
terhenti: segera berikan pernapasan buatan secara mekanik,
jika diperlukan berikan oksigen.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.
Setelah tertelan: hati-hati jika korban muntah. Resiko aspirasi³. Jaga
saluran
pernapasan tetap terbuka. Kerusakan paru-paru mungkin
terjadi setelah pengeluaran muntah. Segera panggil dokter.
Sesudah itu berikan : arang aktif (20-40 g dalam 10%
slurry).

4.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda


Gejala yang berhubungan dengan penggunaan
Gejala dikenal dan efek yang paling penting dijelaskan dalam label (lihat bagian 2.2) dan / atau
di bagian 11

4.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang diperlukan
Laksatif : Sodium sulfate (1 sendok makan/1/4 l air).

Bagian 5 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran

5.1 Media pemadaman api


Media pemadaman yang sesuai
Gunakan semprotan air, busa tahan alkohol, Serbuk kering ataukarbon dioksida (CO2 )
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang diberikan.
Sekitar kebakaran
Dinginkan wadah/tangki dengan semprotan air

5.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran


Karbon oksida
Gas hidrogen klorida Tidak mudah terbakar.

5.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran


Pakailah alat bantu pernapasan SCBA untuk memadamkan kebakaran jika perlu.

5.4 Informasi lebih lanjut


Data tidak tersedia

Bagian 6 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


6.1 Langkah-langkah pencegahan diri,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat
Gunakan pelindung pernapasan. Hindari menghirup uap, kabut, atau gas. Pastikan ventilasi
memadai.Pindahkan pekerja ke daerah yang aman. Untuk perlindungan pribadi lihat seksi 8.

6.2 Tindakan pencegahan Lingkungan


Cegah terjadinya tumpahan atau bocoran lebih lanjut jika aman untuk melakukannya. Jangan
biarkan produkmasuk ke saluran pembuangan. Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.

6.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan


Serap dengan bahan penyerap lembam dan buang sebagai limbah berbahaya. Simpan dalam
wadah yangsesuai dan tertutup untuk dibuang.

6.4 Rujukan ke bagian lainnya


Indikasi mengenai pengolahan limbah atau pembuangan, lihat bagian 13.

Bagian 7 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan

7.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman


Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Jangan sampai kena kulit dan mata. Hindarkan inhalasi uap atau kabut.

Tindakan higienis
Jangan sampai kena kulit, mata, dan pakaian. Cuci tangan sebelum waktu istirahat dan
segera setelah menangani produk. Untuk tindakan pencegahan lihat bagian 2.2.

7.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas


Kondisi penyimpanan
Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik.
Kontener yang terbuka harus ditutup lagi dengan hati-hati dan dijaga tetap berdiri untuk
mencegah kebocoran. Simpan di tempat dingin.

Kelas penyimpanan
Kelas penyimpanan Jerman (TRGS 510): 6.1D: Kat.3 toksik akut, tidak dapat terbakar / bahan
berbahaya toksik atau bahan berbahaya yang menyebabkan efek-efek kronis

7.3 Penggunaan akhir khusus


Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain yang
diantisipasi

Bagian 8 – Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan diri

8.1 Parameter Pengendalian


Chloroform (67-66-3)
ID OEL Nilai Ambang Batas 10 ppm
(NAB ) 49 mg/m³
Ethanol (64-17-5)
ID OEL Nilai Ambang Batas 1.000 ppm
(NAB)

8.2 Pengendalian Pemaparan


Pengendalian teknik/tindakan rekayasa yang sesuai untuk mengurangi paparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam
penggunaan alatpelindung diri.
Lihat bagian 7.1.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi
dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung kimia harus
dipastikan dari masing-masing suplier

Perlindungan mata/wajah
Kacamata pelindung dan pengaman wajah Gunakan peralatan untuk perlindungan mata yang
telah diuji dan disetujui di bawah Standar pemerintah yang sesuai seperti NIOSH (US) atau EN
166 (UE).

Perlindungan kulit / Tangan


Tangani dengan sarung tangan. Sarung tangan harus diperiksa sebelum digunakan. Gunakan
teknik pemindahan sarung tangan yang benar (Tanpa menyentuh permukaan luar sarung tangan)
untuk menghindari kontak kulit dengan produk ini. Buanglah Sarung tangan yang terkontaminasi
setelah digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku dan praktik laboratorium yang baik.
Cuci dan tangan kering.
Sarung tangan pelindung yang dipilih harus memenuhi spesifikasi EU Directive 89/686 / EEC
dan Standar EN 374 .

Kontak penuh
Materi: Karet berfluorin
ketebalan lapisan minimal: 0,7 mm
Waktu terobosan: 480 min
Bahan yang diuji:Vitoject®

Kontak percikan
Materi: Karet berfluorin
ketebalan lapisan minimal: 0,7 mm
Waktu terobosan: 480 min
Bahan yang diuji:Vitoject®

Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan.

Perlindungan tubuh
Pakaian pelindung yang sempurna terhadap bahan kimia, Jenis peralatan perlindungan harus
dipilih berdasarkan konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya di tempat kerja yang spesifik.

perlindungan pernapasan
Di mana penilaian risiko menunjukkan alat respirator pemurni udara yang digunakan sesuai
dengan wajah penuh respirator dengan kombinasi multi-tujuan (US) atau jenis AXBEK (EN
14387) kartrid respirator sebagai cadangan untuk kontrol rekayasa. Jika respirator adalah satu-
satunya cara perlindungan, menggunakan wajah penuh disediakan respirator udara. Gunakan
respirator dan komponen diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang tepat seperti
NIOSH (US) atau CEN (EU).

Kontrol eksposur lingkungan


Cegah terjadinya tumpahan atau bocoran lebih lanjut jika aman untuk melakukannya. Jangan
biarkan produkmasuk ke saluran pembuangan. Pelepasan ke lingkungan harus dihindarkan.

Bagian 9 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia

9.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia


Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau manis
Ambang Bau 84,9 - 201,5 ppm
pH Tidak tersedia informasi.
Titik lebur Titik lebur/rentang: -63 °C - menyala
Titik didih/rentang didih 60,5 - 61,5 °C - menyala
Titik nyala Peraturan (EC) No. 440/2008, Lampiran, A.9 tidak
menyala
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak berlaku
Terendah batas ledakan Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan Tidak berlaku
Tekanan uap 210 hPa pada 20
°CKerapatan (densitas) uap relatif 4,12 - (Udara =
1.0)
Densitas 1,492 g/mL pada 25 °C - menyala1,48 g/mL pada 25 °C
Kerapatan (densitas) relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air 8,7 g/l pada 23 °C - Pedoman Tes OECD 105
Koefisien partisi (n-oktanol/air) log Pow: 2 (25 °C) (percobaan)
(IUCLID) Diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis 0,56 mPa.spada 20 °C
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada

9.2 Data lain


Kelarutan dalam pelarut lain
Senyawa pelarut organik pada 20 °C - bercampur
Kerapatan (densitas) uap relatif 4,12 – (Udara = 1.0)

Bagian 10 – Reaktifitas dan Stabilitas

10.1 Reaktifitas
Data tidak tersedia

10.2 Stabilitas Kimia


Stabil pada kondisi penyimpanan yang disarankan.
Mengandung zat(-zat) penstabil berikut: Ethanol (>=0,5 - <=1 %)

10.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus


Data tidak tersedia

10.4 Kondisi yang harus dihindari


Cahaya matahari langsung .

10.5 Bahan yang harus dihindari


macam plastik, Karet Oksidator kuat

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian


Dalam kebakaran lihat bagian 5

Bagian 11 – Informasi Toksikologi


11.1 Informasi tentang efek toksikologis
Toksisitas akut
Oral: Data tidak tersedia LD50 Oral - Tikus - jantan - 908 mg/kg (Pedoman Tes
OECD 401
Perkiraan toksisitas akut
Penghirupan - 4 h - 3,12 mg/l (Metode kalkulasi)
Perkiraan toksisitas akut
Penghirupan - Keputusan ahli - 4 h - 3,1 mg/l
Kulit: Data tidak tersedia

Iritasi kulit
Data tidak tersedia
Kulit – Kelinci
Hasil: Mengiristasi kulit. - 24 h
Komentar: (ECHA)
Efek mengeringkan kulit menyebabkan kulit menjadi
kasar dan merekah.
Kulit – Kelinci
Hasil: iritasi ringan Komentar: (IUCLID)

Iritasi mata
Data tidak tersedia
Mata – Kelinci
Hasil: Mengiritasi mata.
Komentar: (ECHA) (Peraturan (EC) No 1272/2008, Lampiran VI)

Sensitisasi
Tes maksimumisasi - Kelinci percobaan
Hasil: Negatif (Peraturan (EC) No. 440/2008, Lampiran, B.6)

Mutagenisitas pada sel nutfah


Data tidak tersedia Tipe Ujian: Tes Ames
Sistem uji: Escherichia coli/Salmonella typhimurium Aktivasi metabolik: dengan atau
tanpa aktivasi metabolis Hasil: Negatif
Komentar: (ECHA)
Tipe Ujian: asai sintesis DNA tak-terjadwal
Sistem uji: Hati Aktivasi metabolik: tanpa aktivasi metabolik Hasil: Negatif Komentar:
(ECHA)
Tipe Ujian: Uji mikronukleus Spesies: Tikus
Tipe sel: Red blood cells (erythrocytes) Rute aplikasi: Oral
Metoda: Pedoman Tes OECD 474 Hasil: Negatif

Tipe Ujian: asai sintesis DNA tak-terjadwal


Spesies: Tikus
Tipe sel: Sel-sel hati
Rute aplikasi: Oral
Metoda: Pedoman Tes OECD 486
Hasil: Negatif
Tipe Ujian: Uji in vivo
Spesies: Mencit
Rute aplikasi: Penghirupan
Hasil: Negatif
Komentar: (ECHA)
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas terhadap Reproduksi


Diduga dapat merusak janin.

Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia.Efek CMR

Karsinogenisitas:
Diduga menyebabkan kanker.

Teratogenisitas:
Diduga dapat merusak janin.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal


Informasi ini tidak tersedia.

Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang


Menyebabkan kerusakan organ-organ melalui eksposur yang lama atau berulang-ulang.
Organ-organ sasaran: Hati, Ginjal

Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.

11.2 Informasi lebih lanjut


Toksisitas dosis berulang - Tikus - betina - Oral - No observed adverse effect
level/Tidak ada efek merugikan yang teramati - 34 mg/kg
Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, kimia, fisik, dan sifat toksikologi belum
diselidiki secara menyeluruh. Muntah, Batuk, efek iritan, Napas tersengal,
pertahanan saluran pernapasan, narkosis, Pening, Mual, agitasi, sesak, inebriation,
Sakit kepala, Kelainan perut/usus, ataxia (kerusakan koordinasi alat gerak), gangguan
kardiovaskular
Efek mengeringkan kulit menyebabkan kulit menjadi kasar dan merekah. Untuk yang
terbaik dari pengetahuan kita, kimia, fisik, dan sifat toksikologi belum diselidiki
secara menyeluruh.

Bagian 12 – Informasi Ekologi

12.1 Toksisitas
Keracunan untuk ganggang
Tes statik ErC50 - Chlamydomonas reinhardtii (ganggang hijau) - 13,3 mg/l - 72 h
Komentar: (ECHA) (Chloroform)
Keracunan untuk Komentar: (ECHA) bakteria (Chloroform)

12.2 Persistensi dan penguraian oleh lingkungan


Data tidak tersedia

12.3 Potensi bioakumulasi


Data tidak tersedia

12.4 Mobilitas dalam tanah


Data tidak tersedia

12.5 Hasil dar asesmen PBT dan vPvB


Zat/campuran ini tidak mengandung satu komponen pun yang dianggap baik
persisten, bioakumulatif, dan beracun (PBT) maupun sangat persisten dan sangat
bioakumulatif (vPvB) pada kadar 0,1% atau lebih.

12.6 Efek merugikan lainnya


Berbahaya pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

Bagian 13 – Pembuangan Limbah

13.1 Metode penanganan limbah Produk


Tawarkan kelebihan larutan dan larutan yang tak bisa didaur-ulang kepada perusahaan
pembuangan limbah yang ternama. Bahan Limbah harus dibuang sesuai dengan Petunjuk
mengenai limbah 2008/98 / EC serta peraturan nasional dan lokal lainnya. Tinggalkan bahan
kimia dalam wadah asli. Tidak ada pencampuran dengan limbah lainnya. Tangani wadah kotor
seperti produknya sendiri.

Kemasan yang telah tercemar


Buang sebagai produk yang tidak digunakan.

Bagian 14 – Informasi Pengangkutan

14.1 Nomor PBB


ADR/RID: 1888 IMDG: 1888 IATA:
1888
14.2 Nama pengapalan yang sesuai berdasarkan PBB
ADR/RID : CHLOROFORM
IMDG : CHLOROFORM
IATA : Chloroform
14.3 Kelas bahaya transportasi
ADR/RID: 6.1 IMDG: 6.1 IATA: 6.1
14.4 Kelompok pengemasan
ADR/RID: III IMDG: III IATA: III
14.5 Bahaya lingkungan
ADR/RID : Tidak
IMDG Bahan pencemar laut : Tidak
IATA : Tidak
14.6 Tindakan kehati-hatian khusus bagi pengguna
Data tidak tersedia
Bagian 15 – Peraturan Perundang - undangan

15.1 Regulasi tentang lingkungan , kesehatan dan keamanan untuk produk tersebut
Otorisasi dan / atau pembatasan penggunaan
REACH - Pembatasan produksi, penempatan di pasar dan penggunaan zat-
zat berbahaya tertentu, persiapan dan artikel (Lampiran XVII) : Chloroform
Perundang-undangan nasional Seveso III: Arahan Parlemen Eropa dan
Dewan Nomor 2012/18/EU tentang kontrol bahaya kecelakaan utama yang melibatkan
bahan berbahaya. : BERACUN AKUT
15.2 Asesmen Keselamatan Kimia
Untuk produk ini, penilaian keselamatan kimia sesuai dengan peraturan EU REACH
No 1907/2006 tidak dilakukan.

Bagian 16 – Informasi Lain

Teks Pernyataan-H penuh mengacu pada bagian 2 dan 3.


H225 Cairan dan uap amat mudah menyala.
H302 Berbahaya jika tertelan.
H315 Menyebabkan iritasi kulit.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H331 Toksik jika terhirup.
H336 Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
H351 Diduga menyebabkan kanker.
H361 Diduga dapat merusak janin.
H372 Menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau
berulang.
H412 Berbahaya pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

Nasehat pelatihan
Menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan yang memadai bagi operator.

National Fire Protection Association (U.S.A.):


Kesehatan: 2
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 0
Bahaya spesifik: -

Riwayat Revisi :

Date Rev Description


16 may 17 01 -
3 Nov 21 02 Revisi menyeluruh

Informasi lebih lanjut


Informasi di atas diyakini benar tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi semua
inklusif dan harus hanya digunakan sebagai panduan. Informasi yang terkandung di
dalam ini berdasarkan pada pengetahuan terkini. Informasi ini menggambarkan
produk sesuai dengan tindakan pencegahan dan keselamatan. Informasi ini tidak
menjamin sifat dari produk PT.SMART-LAB INDONESIA dan Afiliasinya tidak
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat penanganan atau dari kontak dengan
produk di atas. dan / atau sisi sebaliknya dari faktur atau slip kemasan untuk syarat
dan ketentuan penjualan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai