Nofita Megasari
Laboratorium Kimia Fisik Jurusan Kimia Universitas Negeri
Semarang
Gedung D8 Lt. 2 Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Jawa
Tengah, Indonesia
Email: nofitamegasari@gmail.com, 085640324382
ABSTRAK
Percobaan sistem 3-komponen ini bertujuan untuk
mengetahui kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut dan menggambarkan diagram
fasa untuk tiga komponen yaitu air-etanol-n-heksan pada suhu yang konstan.
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri
dari dua komponen cair yang saling larut dengan sempurna. Metode yang
digunakan dalam percobaan ini adalah titrasi. Metode titrasi ini
digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua cairan yang saling
melarut sempurna yaitu etanol dan n-heksan yang kemudian dititrasi dengan zat
yang tidak larut dengan campuran tersebut yaitu air (aquadest). Presentase etanol
yang digunakan yaitu 10%, 30%, 50%, 70%, 90% dan 95%. Semakin banyak
etanol yang dibutuhkan maka semakin banyak pula air yang dibutuhkan untuk
menitrasi. Hal ini terjadi karena perbedaan sifat kepolaran dari masing-masing
larutan tersebut. Air bersifat polar sedangkan etanol bersifat semipolar. Sesuai
prinsip like dissolve like dimana komponen dengan sifat kepolaran serupa akan
melarutkan sesamanya. Hal ini juga ditunjukkan pada diagram fasa (diagram
terner) yang menunjukkan bahwa etanol lebih suka bercampur dengan air
dibandingkan dengan n-heksan. Hal ini terlihat pada diagram terner yang lebih
condong ke arah air. Hal ini terjadi karena bertambahnya kelarutan etanol dalam
air lebih cepat dibandingkan kelarutan etanol dalam n-heksan.
Kata kunci : air, etanol, diagram terner, kelarutan, n-heksan
ABSTRACT
Experiment 3-component system is intended to determine the solubility
of a substance in a solvent and describe the phase diagram for the three
components, namely water - ethanol - n - hexane at a constant temperature. The
basic principle of this experiment is the separation of a mixture comprising two
liquid components are mutually dissolved perfectly. The method used in this
experiment is a titration. The titration method is used to separate a mixture
consisting of two liquids that dissolve each other perfectly, namely ethanol and nhexane were then titrated with substances that do not dissolve the mixture is water
sama
lain
baik
secara
fisik
ataupun
komponennya.
terkecil
dari
variabel
intensif
yang
harus
mempunyai nilai yang sama. Suatu fasa didefinisikan sebagai bagian sistem yang
seragam atau homogen diantara keadaan submakroskopisnya, tetapi benar-benar
terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran
padatan atau dua cairan yang tidak dapat bercampur dapat membentuk fasa
terpisah, sedangkan campuran gas-gas adalah satu fasa karena sistemnya yang
homogen. Menurut aturan fasa, derajat kebebasan diberikan oleh:
F = C P + 2
= 5 P
dan bila tekanan dan temperature ditetapkan, persamaan diatas menjadi:
F = 3 P
(Dogra, 2009)
pada
bidang
menggunakan
datar.
suatu
Metode
segitiga
sama
Gibbs
sisi
dan
untuk
sistem
3-komponen
ini
bertujuan
untuk
mengetahui kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut dan menggambarkan diagram
fasa untuk tiga komponen yaitu air-etanol-n-heksan pada suhu yang konstan.
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri
dari dua komponen cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan dapat
dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna
terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam
campuran tersebut.
METODE
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September
2015 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang. Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode titrasi. Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemisahan
suatu campuran yang terdiri dari dua komponen cair yang saling larut dengan
sempurna. Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak
larut dengan sempurna terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu
komponen (solute) dalam campuran tersebut. Metode titrasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran yang terdiri dari dua cairan yang saling melarut sempurna
yaitu etanol dan n-heksan yang kemudian dititrasi dengan zat yang tidak larut
dengan campuran tersebut yaitu air (aquadest).
Alat yang digunakan dalam percobaan sistem 3-komponen ini adalah
sebagai berikut : erlenmeyer 100 ml 6, buret 50 ml 1, statif dan klem 1,
termometer 1, , pipet tetes 3, gelas ukur 10 ml 2, gelas kimia 100 ml 1, baskom 1,
panci 1, corong 1. Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
etanol 80 ml, n-heksan 70 ml, es batu dan Aquadest
Langkah kerja yang harus dilakukan dalam percobaan
sistem 3-komponen ini adalah ,pertama mengambil bahan yaitu
etanol sebanyak 80 ml dan n-heksan sebanyak 70 ml yang
masing-masing dimasukkan ke dalam botol coklat yang bertutup.
Kemudian menyiapkan alat titrasi yang akan digunakan yaitu
memasang buret dan statif yang kemudian diisi dengan aquades
sebagai titran. Setelah itu, memanaskan air dan menyiapkan es
batu
yang
akan
digunakan
sebagai
termostat.
Langkah
sistem
3-komponen
ini
bertujuan
untuk
mengetahui kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut dan menggambarkan diagram
fasa untuk tiga komponen yaitu air-etanol-n-heksan pada suhu yang konstan.
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri
dari dua komponen cair yang saling larut dengan sempurna. Pemisahan dapat
dilakukan dengan menggunakan pelarut yang tidak larut dengan sempurna
terhadap campuran, tetapi dapat melarutkan salah satu komponen (solute) dalam
air
pada
campuran
kedua
larutan
itu
konjugat
terner.
Dalam
hal
ini,
campuran
yang
Etanol
10 %
30 %
50 %
70 %
90 %
95 %
1 ml etanol : 9 ml nheksan
3 ml etanol : 7 ml nheksan
5 ml etanol : 5 ml nheksan
7 ml etanol : 3 ml nheksan
9 ml etanol : 1 ml nheksan
9,5 ml etanol : 0,5 ml nheksan
V1
Air (ml)
V rataV2
rata
6,00
5,90
5,95
4,40
4,30
4,35
2,90
3,00
2,95
1,40
1,40
1,40
1,90
2,00
1,95
6,00
5,70
5,85
Komposisi
Etanol (ml)
n-heksan (ml)
Air (ml)
Etanol
n-heksan
Air
10 %, 1 ml
9 ml
5,95
0,0413
0,1645
0,7941
30 %, 3 ml
7 ml
4,35
0,1487
0,1538
0,6975
50 %, 5 ml
5 ml
2,95
0,2982
0,1321
0,5697
70 %, 7 ml
3 ml
1,40
0,5442
0,1033
0,3525
90 %, 9 ml
1 ml
1,95
0,5712
0,0281
0,4007
95 %, 9,5 ml
0,5 ml
5,85
0,3314
0,0077
0,6608
dikatakan
bahwa
fraksi
mol
dari
etanol
semakin
semakin
banyak
pula
air
yang
dibutuhkan
untuk
membentuk satu fasa. Hal ini terjadi karena perbedaan sifat kepolaran dari
masing-masing larutan tersebut. Air bersifat polar sedangkan etanol bersifat
semipolar. Sesuai prinsip like dissolve like dimana komponen dengan sifat
kepolaran serupa akan melarutkan sesamanya. Ketidaksesuaian data
dengan teori yang ada dapat diakibatkan karena etanol yang
Air
Etanol
n-heksan
dissolve like dimana komponen dengan sifat kepolaran serupa akan melarutkan
sesamanya. Ketika dilakukan titrasi dengan air, terjadi pemisahan diantara
campuran etanol dan n-heksan, hal ini dikarenakan air dan etanol dapat saling
berikatan dan menyebabkan sebagian besar n-heksan berikatan sendiri dan
terpisah dari campuran etanol dan air, membentuk 2 larutan terner terkonjugasi
yang ditandai dengan terbentuknya larutan yang keruh. Berdasarkan diagram
terner tersebut daerah yang diarsir atau yang berwarna merupakan daerah 2 fase
sedangkan yang berada di luarnya adalah daerah 1 fase. Daerah 2 fase adalah titik
pada diagram fase di mana garis dari ekuilibrium berpotong
SIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa
semakin
etanol
yang
dibutuhkan
maka
air
yang
yang
dibutuhkan
semakin
sedikit.
Hal
ini
juga
dissolve like dimana komponen dengan sifat kepolaran serupa akan melarutkan
sesamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Castellan, Gw. 1983. Physical Chemistry. USA : Addison-Wesley
Publishing Company, Inc
Dogra ,S. K. dan S. Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal terj. Umar Mansyu.
Jakarta: UI Press.
Endang
Widjajanti,
2008.
Kesetimbangan
Fasa.
(http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms
dr/kesetimbangan-fasa.pdf) diakses tanggal 17 September 2015
Sari, N.K., dkk. 2006. Komparasi Peta Kurva Residu Sistem Terner Aseton-NButanol-Etanol
Aseton-Etanol,
Etanol-N-Butanol
Dengan
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan suhu consolute lebih tinggi dari sistem fenol-air?
Apa akibatnya bila ditambah KCl ke dalam sistem? Apa yang Anda pikirkan
tentang percobaan ini dan apa kegunaannya?
Jawab :
Suhu consolute lebih tinggi dari sistem fenol-air berarti pada suhu consolute
sistem fenol-air akan membentuk satu fase dimana membutuhkan suhu yang
tinggi untuk mencapai titik consolute tersebut.
2. Apa yang terjadi jika alkohol sebagai pengganti KCl ditambahkan ke dalam
air? Mengapa?
3. Pada suhu 35oC tentukan dari diagram: perbandingan komponen dalam
campuran.
4. Sarankan dua alternatif teknis secara fisik yang dapat digunakan untuk
eksperimen ini.
Jawab :
Memahami cara kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi praktikum.
5. Apa yang dimaksud dengan garis hubung (tie-line)? Bagaimana Anda dapat
menentukan tie-line pada sistem ini?
Jawab :
Pada tekanan yang sama, titik-titik pada garis titik gelembung dan garis titik
embun dihubungkan dengan garis horizontal. Tie-line ditentukan dengan
menarik garis lurus antara persen berat raffinat dengan persen berat ekstrak.
6. Apa yang dimaksud dengan plait-point?
Jawab : Plait-point adalah titik isothermal kritis.
7. Variabel keadaan apa selain T dan P yang dapat digunakan untuk
menggambarkan sistem 2-komponen dan 3-komponen?
Jawab :Variabel komposisi