Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL DAN AIR

Ayu Khanifah
19031010026
Apridio Faiz An nabil
19031010025
Group C / Sesi II
E-mail : 19031010026@student.upnjatim.ac.id

Abstrak
Praktikum kelarutan timbal balik sistem biner fenol-air ini bertujuan untuk memperoleh kurva
komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap, untuk menentukan suhu kritis kelarutan
timbal balik sistem biner fenl-air dan juga mengetahui pengaruh suhu kritis terhadap percobaan kelarutan
timbal balik system biner fenol air. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan
memasukkan 4 gram fenol kedalam tabung reaksi, kemudian dititrasi dengan aquadest sampai keruh,
setelah itu campuran tersebut dipanaskan dan diukur suhunya pada saat terjadi perubahan warna larutan
dari keruh menjadi jernih dan pada saat larutan yang sudah jernih kembali keruh lagi. Berdasarkan hasil
yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa kurva yang diperoleh dengan menghubungkan fraksi mol
air terhadap temperatur berupa parabola. Titik balik atau temperatur paling tinggi diperoleh saat fraksi
tertentu merupakan temperatur kritis. Sistem fenol-air  berada dibawah kurva merupakan sistem dua fasa ,
sedangkan  yang berada diluar atau diatas temperatur kritis merupakan sistem satu fasa. Dari data yang
diperoleh dapat digunakan juga untuk menentukan suhu kritisnya yaitu sebesar 58,5 °C dengan nilai
fraksi fenol yaitu 0,0640 dan nilai fraksi air yaitu 0,9360.

Kata Kunci : Fraksi mol; Sistem biner; Suhu kritis; Kelarutan

PENDAHULUAN Kelarutan fenol dalam air merupakan


Kelarutan merupakan keadaan suatu salah satu contoh kelarutan timbal balik.
senyawa baik padat, cair, ataupun gas Pada temperatur konstan, komposisi
yang terlarut dalam padatan, cairan, dari kedua lapisan tersebut tidak
atau gas yang akan membentuk larutan berubah begitu juga kedua fase dalam
homogen. Kelarutan timbal balik adalah larutan tersebut yang tidak berubah.
kelarutan dari suatu larutan yang Ketika suhu dinaikkan, kelarutan timbal
bercampur sebagian bila temperaturnya balik dari kedua larutan tersebut juga
di bawah temperatur kritis (belum naik, sampai pada temperatur tententu
bercampur secara sempurna). Jika telah kedua larutan tersebut akan saling
mencapai temperatur kritis, maka melarutkan satu sama lain secara
larutan tersebut dapat bercampur sempurna. Temperatur tersebut dikenal
sempurna, namun jika temperaturnya sebagai mutual solubility temperatur
telah melewati temperatur kritis maka (MST). Kelarutan dalam bidang farmasi
sistem larutan tersebut akan kembali sangat diperlukan untuk memilih
dalam kondisi bercampur sebagian lagi. pelarut yang baik dalam melarutkan

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 1


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

jenis obat atau kombinasi obat. Fenol dapat larut dalam pelarut (solvent)
juga berfungsi dalam pembuatan obat – tertentu. Misalnya etanol di dalam air.
obatan seperti bagian dari produksi Pada umumnya pelarut merupakan
aspirin. Prinsip kelarutan sangat penting suatu cairan yang berupa zat murni
khususnya faktor -faktor yang maupun zat campuran. Sedangkan zat
memengaruhi kelarutan, maka kelarutan yang terlarut, dapat berupa gas, cairan
suatu zat dapat dipercepat maupun lain, atau padat. Kelarutan ini sangat
diperlambat hal ini banyak digunakan bervariasi dari yang selalu larut seperti
untuk menghasilkan suatu produk etanol dalam air, hingga yang sukar
dengan cepat misalnya dengan larut seperti perak klorida dalam air.
menaikkan suhu ataupun tekanan. Oleh Dalam beberapa kondisi, titik
karena itu praktikum ini dilaksanakan kesetimbangan kelarutan dapat
dengan tujuan agar praktikan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu
mengetahui kelarutan dua jenis zat yang larutan yang disebut lewat jenuh yang
tidak saling campur ketika dicampurkan metastabil (Darmaji, 2005).
dan juga menganalisis kurva system
biner dan menentukan suhu kritis saat Kelarutan Timbal Balik
kedua cairan bercampur sempurna. Kelarutan timbal balik adalah
kelarutan dari suatu larutan yang
TEORI bercampur sebagian bila temperaturnya
Kelarutan di bawah temperatur kritis. Jika
Kelarutan dapat dijelaskan sebagai mencapai temperatur kritis, maka
kemampuan jumlah maksimum zat larutan tersebut dapat bercampur
kimia tertentu yang dapat larut dalam sempurna (homogen) dan jika
suatu pelarut pada kesetimbangan. Zat- temperaturnya telah melewati
zat tertentu dapat larut dengan temperatur kritis maka sistem larutan
perbandingan komposisi berapa pun tersebut akan kembali dalam kondisi
terhadap suatu pelarut (solvent). Sifat bercampur sebagian lagi. Salah satu
ini disebut juga dengan misable. Pelarut contoh dari temperatur timbal balik
yang digunakan pada umumnya di adalah kelarutan fenol dalam air yang
dalam suatu cairan berupa cairan gas membentuk kurva parabola yang
atau padat. Kelarutan adalah berdasarkan pada bertambahnya persen
kemampuan zat terlarut (solute) untuk fenol dalam setiap perubahan

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 2


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

temperatur baik di bawah temperatur kritis, baik minimal atau maksimal


kritis (Karyadi, 1990). (Sukarjdjo, 1997).
Kelarutan pasangan cairan yang Jika temperatur dari dalam
bercampur sebagian dapat dibagi kelarutan fenol-air dinaikkan diatas
menjadi 4 jenis,yang pertama adalah 50°C maka komposisi larutan dari
campuran dengan temperatur pelarutan sistem larutan tersebut akan mengalami
kritis maksimal. Jenis ini terdapat pada perubahan. Kandungan denol dalam air
campuran air-anilin, bila sedikit air untuk lapisan atas akan bertambah
ditambahkan pada anilin diperoleh (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol
campuran air dalam anilin. Bila dari lapisan bawah akan berkurang
ditambah terus terdapat dua lapis yaitu (kurang dari 62,6%). Pada saat suhu
air dalam anilin dalam air. Selama kelarutan mencapai 66°C maka
terjadi dua lapisan, susunan tetap hanya komposisi sistem larutan tersebut
banyaknya masing-masing lapisan menjadi seimbang dan akan bercampur
berubah. Pada pemansan campuran, sempurna (bercampur seluruhnya).
pada suatu saat kedua lapisan hilang Suatu fase didefinisikan sebagai bagian
membentuk campuran homogen. Yang sistem yang seragam atau homogen
kedua, campuran dengan temperatur diantara keadaan submakroskopiknya,
pelarutan kritis minimal. Jenis ini tetapi benar-benar terpisah dari bagian
terdapat pada campuran air trietilamin, sistem yang lain oleh batasan yang jelas
dengan temperatur kritis maksimal 18,5 dan baik. Campuran padatan atau cairan
°C, juga disini selama temperatur tetap yang tidak saling bercampur dapat
susunan campuran selalu tetap. Yang membentuk fase terpisah. Sedangkan
ketiga, campuran dengan temperatur campuran gas-gas adalah satu fase
pelarutan maksimal dan minimal. karena sistemnya yang homogen.
Campuran ini terdapat pada campuran Simbol umum untuk jumlah fase adalah
air-nikotin. Temperatur pelarutan kritis P (Dogra, 2008).
maksimal terdapat pada 208 °C dan
minimal pada 60,8°C. Yang terakhir, Temperatur Kritis
yaitu campuran cairan tanpa temperatur Temperatur kritis (Tc) adalah batas
pelarutan air dan eter bercampur atas temperatur dimana terjadi
sebagian alam segala perbandingan, jika pemisahan fase. Diatas temperatur batas
tidak mempunyai temperatur pelarutan atas, kedua komponen benar-benar

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 3


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

tercampur. Temperatur ini ada gerakan 3. Larutan cairan dalam cairan


termal yang lebih besar menghasilkan Bila dua cairan dicampur, zat ini
kemampuan campur yang lebih besar dapat bercampur sempurna, bercampur
pada kedua komponen. Dalam hal ini, sebagian, atau tidak sama sekali
pada temperature yang rendah kedua bercampur. Daya larut cairan dalam
komponen lebih dapat campur karena cairan tergantung dari jenis cairan dan
komponen - komponen itu membentuk temperatur. Zat-zat yang memiliki jenis
kompleks yang lemah, pada temperatur kepolaran yang hampir sama dan daya
lebih tinggi kompleks itu terurai dan larutnya besar, contohnya Benzena-
kedua komponen tersebut kurang dapat Toluena, Air-Alkohol, Air-Metil. Zat-
bercampur (Putri, 2015). zat yang memiliki jenis kepolaran
berbeda dan tidak dapat bercampur,
Jenis Larutan contohnya air - nitrobenzena, air -
1. Larutan gas dalam gas klorobenzena.
Gas dengan gas selalu bercampur
sempurna membentuk larutan. Sifat- Campuran Heterogen dan Homogen
sifat larutan adalah aditif, asal tekanan Campuran homogen (larutan)
total tidak terlalu besar. adalah campuran unsur-unsur dan atau
2. Larutan gas dalam cair senyawa yang mempunyai susunan
Tergantung pada jenis gas, jenis seragam dalam contoh itu tetapi berbeda
pelarut, tekanan dan temperatur. Daya susunan dari contoh lain, selain itu juga
larut N2, H2, O2 dan He dalam air, merupakan penggabungan zat tunggal
sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 atau lebih yang semua partikelnya
sangat besar. Hal ini disebabkan karena menyebar merata sehingga membentuk
gas yang pertama tidak bereaksi dengan satu fase. Yang disebut satu fase adalah
air, sedangkan gas yang kedua bereaksi zat dan sifat komposisinya sama antara
sehingga membentuk asam klorida dan satu bagian dengan bagian lain
ammonium hidroksida. Jenis pelarut didekatnya dan juga campuran dapat
juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dikatakan campuran homogen jika
dan CO2 lebih mudah larut dalam air antara komponennya tidak terdapat
daripada alkohol. bidang batas sehingga tidak terbedakan
lagi walaupun menggunakan mikroskop
ultra.

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 4


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Campuran heterogen adalah 1. Aturan Lever


campuran yang komponen - Dalam diagram fase dua
komponennya dapat memisahkan diri komponen ada dua daerah
secara fisik karena perbedaan sifatnya dimana terdapat dua
dan penggabungan yang tidak merata fase,komposisi seluruh system
antara dua zat tunggal atau lebih yaitu dapat dihitung dengan
sehingga perbandingan komponen yang bantuan lever.
satu dengan yang lainnya tidak sama 2. Diagram Fase Cair-Cair
diberbagai bejana. Dan juga campuran Dalam seluruh diagram
dapat dikatakan campuran heterogen fase,perubahan komposisi dari
jika antara komponennya masih terdapat fase yang berbeda dengan
bidang batas dan sering kali dapat temperature diplotkan,dan
dibedakan tanpa menggunakan tekanan dijaga konstan.
mikroskop, hanya dengan mata 3. Kesetimbangan Padat-Cair
telanjang, serta campuran memiliki dua Diagram fase dalam hal
fase, sehingga sifat-sifatnya tidak kesetimbangan padat cair
seragam (Petrucci, 1993). dinyatakan secara umum
sebagai tekanan konstan,jadi
Jenis Sistem Berdasarkan derajat kebebasan diberikan
Komponen Diagram Fase oleh:
A. Satu Fase Komponen F = 3-P …………………..(11)
Untuk system satu komponen.
Ada beberapa macam diagram fase :
Persamaan aturan fase gibb
menjadi: a. Diagram fase ketika dua komponen

F = 1-P+2 =∂-P ……………….(1) larut secara sempurna dalam fase

Keterangan : padat dan cair.

F : Derajat kebebasan b. Diagram yang menunjukan dua

P : Jumlah fase komponen yang tidak larut secara

B. Sistemm Dua Komponen sempurna dalam fase padat,tetapi

Dalam system dua larut dalam fase cair.

komponen,persamaan aturan fase c. Diagram yang menunjukkan suatu

disederhanakan menjadi : pembentukan senyawa stabil antara

F = 4-P ………………………..(2)

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 5


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

kedua komponen dan fase padat


tidak larut satu dengan lainya.
d. Diagram yang menunjukkan dua
komponen membentuk senyawa
tidak stabil yang disebut
pembentukan senyawa yang
mempunyai titik didih konguren.
e. Diagram untuk dua komponen yang
memperlihatkan kelarutan parsial Gambar 1. Komposisi Campuran Fenol
atau satu dengan yang lainya dalam Air
fase padat (Dogra,1990). L1 adalah fenol dalam air, L2
adalah air dalam fenil, XA dan XF
masing-masing adalah mol fraksi air
Sistem Biner
dan mol fraksi fenol, XC adalah mol
Sistem biner fenol-air merupakan
fraksi komponen pada suhu kritis (TC).
sistem yang memperlihatkan sifat
Sistem ini mempunyai suhu kritis (Tc)
kelarutan timbal balik antara fenol dan
pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum
air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.
pada saat dua zat bercampur secara
Disebut sistem biner karena jumlah
homogen dengan komposisi Cc. Pada
komponen campuran terdiri dari dua zat
suhu T1 dengan komposisi diantara A1
yaitu fenol dan air. Fenol dan air
dan B1 atau pada suhu T2 dengan
kelarutannya berubah apabila dalam
komposisi diantara A2 dan B2, sistem
campuran itu ditambahkan salah satu
berada pada dua fase (keruh).
komponen penyusunnya yaitu fenol
Sedangkan di luar daerah kurva (atau
atau air. Jika komposisi campuran fenol
diatas suhu kritisnya, Tc) sistem berada
air dilukiskan terhadap suhu akan
pada satu fase (jernih) (Tim Dosen PTK
diperoleh kurva sebagai berikut.
II, 2020).

Jenis sistem berdasarkan komponen


Suatu sistem berdasarkan
komponen-nya dapat dibagi 2 yaitu
sistem biner dan sistem azeotrop.
Sistem biner adalah sistem yang terdiri

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 6


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

atas dua zat yang dapat bercampur tekanan uap komponen murni dan fraksi
sistem ini dapat dipisahkan dengan molnya dalam campuran (Fatimura,
metode destilasi. Sistem azeotrop 2014).
adalah sistem yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang tidak bisa Perhitungan Mol, Fraksi Mol, dan
dipisahkan melalui destilasi sederhana % Massa
akibat titik didih nya konstan (Castellan, Konsentrasi larutan merupakan
1983). cara untuk menyatakan hubungan
kualitatif dan kuantitatif antara lain zat
Perbedaan Fasa dan Wujud terlarut dan pelarut.
Fasa adalah sejumlah zat yang
1. Molaritas (M)
homogen baik secara kimia atau fisika,
atau dapat dikatakan bahwa sebuah Molaritas adalah jumlah mol

sistem yang homogen, sementara wujud zar terlarut dalam satu liter larutan.

zat adalah bentuk-bentuk berbeda yang Rumus molaritas adalah :

diambil oleh berbagai fase materi Mol zat terlarut


M= …………...
berlainan sehingga belum tentu Liter larutan
termasuk dalam sistem yang homogen (5)
(Sastrohamidjojo, 2018). 2. Normalitas (N)

Jumlah mol ekuivalen zat


Hukum Raoult terlarutper liter larutan. Terdapat
Hukum Raoult menyatakan bahwa hubungan antara normalitas dengan
pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan molaritas,yaitu :
parsial uap komponen A (PA) dalam
N = M. valensi ……….…….(6)
campuran sama dengan hasil kali antara
tekanan uap komponen murni A (PA Keterangan :
murni
) dan fraksi molnya XA
N : Normalitas (N)
PA = PAmurni . XA………………(3)
Sedang tekanan uap totalnya adalah M : Molaritas (M)

Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB..(4) 3. Molalitas (m)


Dari persamaan tersebut di atas
Jumlah mol zat terlarut dalam
diketahui bahwa tekanan uap total suatu
1000 gram pelarut. Rumusnya :
campuran cairan biner tergantung pada

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 7


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

1000 (Widayani, 2018)


M= mol terlarut x …
Gram pelarut
Perbedaan Campuran Biner dan
(7)
Azeotrop
4. Fraksi Mol (x)
Suatu sistem berdasarkan
Perbandingan antara jumlah komponennya dapat dibagi 2 yaitu
mol suatu komponen dengan jumlah sistem biner dan sistem azeotrop.
total seluruh komponen dalam suatu Sistem biner adalah sistem yang terdiri
larutan. atas dua zat yang dapat bercampur
sistem ini dapat dipisahkan dengan
nA
XA= ………………...(8) metode destilasi. Sistem azeotrop
ntotal
adalah sistem yang terdiri dari dua atau
Keterangan :
lebih komponen yang tidak bisa
xA : Fraksi mol zat A dipisahkan melalui destilasi sederhana
akibat titik didih nya konstan
nA : Mol zat A (mol)
(Castellan, 1983).
n total : Jumlah mol semua
komponen (mol) Faktor – Faktor yang mempegaruhi
5. Persen Berat (% w/w) Kelarutan Timbal Balik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Persen berat menyatakan
kelarutan timbal balik antara lain jenis
jumlah gram zat terlarut dalam 1000
zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
gram larutan.
dan tekanan.
Berat zat terlarut 1. Pengaruh Jenis Zat
%Berat= x 100 %
Berat larutan
Zat-zat dengan struktur kimia
…(9)
yang mirip umumnya dapat saling
6. Persen Volume bercampur dengan baik, sedangkan
Persen volume didefinisikan sebagai zat-zat yang struktur kimianya
pelarut dan terlarut yang dijadikan berbeda umumnya kurang dapat
larutan volume akhir yang diwakili saling bercampur (like dissolves
oleh volume awal pada komponen. like). Senyawa yang bersifat polar
akan mudah larut dalam pelarut
Volume zat terlarut
%Volume= x 100 %
Volume larutan polar, sedangkan senyawa nonpolar
....(10)
KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 8
LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

akan mudah larut dalam pelarut berkurang pada suhu yang lebih
nonpolar. tinggi.
2. Pengaruh Temperatur
Pengaruh Temperatur pada 3. Pengaruh Tekanan
kelarutan gas umumnya berkurang Perubahan tekanan pengaruhnya
pada temperatur yang lebih tinggi. kecil terhadap kelarutan zat cair atau
Misalnya jika air dipanaskan, maka padat. Kelarutan gas sebanding
timbul gelembung-gelembung gas dengan tekanan partial gas itu.
yang keluar dari dalam air, sehingga Menurut hukum Henry, massa gas
gas yang terlarut dalam air tersebut yang melarut dalam sejumlah
menjadi berkurang. Kebanyakan zat tertentu cairan (pelarutnya)
padat kelarutannya lebih besar pada berbanding lurus dengan tekanan
temperatur yang lebih tinggi. Ada yang dilakukan oleh gas itu (tekanan
beberapa zat padat yang partial), yang berada dalam
kelarutannya berkurang pada kesetimbangan dengan larutan itu
temperatur yang lebih tinggi, (Wibawa, 2015).
misalnya natrium sulfat dan serium Aplikasi Kelarutan Timbal Balik
sulfat. Pada larutan jenuh terdapat Sistem Biner Fenol Air
kesetimbangan antara proses Aplikasi kelarutan dalam dunia
pelarutan dan proses pengkristalan industri adalah pada pembuatan reaktor
kembali. Jika salah satu proses kimia pada proses pemisahan dengan
bersifat endoterm, maka proses cara pengkristalan integral, selain itu
sebaliknya bersifat eksoterm. Jika juga dapat digunakan untuk dasar atau
temperatur dinaikkan, maka sesuai ilmu dalam proses pembuatan granul-
dengan azas Le Chatelier, granul pada indusiri baja (Mustikasari,
kesetimbangan itu bergeser ke arah 2015).
proses endoterm. Jadi jika proses
pelarutan bersifat endoterm, maka METODOLOGI
kelarutannya bertambah pada Bahan
temperatur yang lebih tinggi. Bahan yang digunakan dalam
Sebaliknya jika proses pelarutan percobaan ini berupa fenol dan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya aquadest.
Alat

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 9


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Alat yang digunakan dalam dan fraksi air. Nilai fraksi fenol yang
percobaan berupa tabung reaksi, diperoleh secara berturut turut yaitu,
pemanas, pengaduk, buret, statif, klem, 0,1203; 0,0938; 0,0769; 0,0640;
thermometer, erlenmayer, spatula, 0,0533; 0,0468; 0,0404. Nilai fraksi
corong kaca, pipet, kaca arloji, beaker air yang diperoleh yaitu, 0,8797;
glass. 0,9062; 0,9231; 0,9360; 0,9467;
Prosedur 0,9532; 0,9596. Dari data tersebut
Percobaan ini dilakukan dengan menunjukkan bahwa ketika suhu
cara pertama tabung kosong diisi naik, maka nilai fraksi air juga akan
dengan 4 gram fenol kemudian dititrasi naik, namun nilai dari fraksi fenol
dengan aquadest hingga keruh, catat ml mengalami penurunan. Ketika suhu
aquadest yang didapat. Lalu fenol yang telah mencapai temperatur kritis dan
keruh dipanaskan sampai menjadi mengalami penurunan suhu, nilai
bening kembali dan diukur suhunya fraksi air tetap mengalami kenaikan
(T1). Tabung yang berisi fenol bening dan nilai fraksi fenol mengalami
tersebut lalu didinginkan dengan air penurunan. Sehingga hubungan
mengalir sampai keruh kembali, fenol antara nilai fraksi air dan fraksi fenol
keruh dalam tabung diukur suhunya adalah berbanding terbalik. Dari tabel
sebagai T2. Lalu ulangi prosedur perhitungan dapat disajikan plot
tersebut dengan menambah aquadest grafik pada grafik 1. Hubungan antara
sesuai variasi volume yang diminta. Fraksi air dengan Suhu.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Perhitungan Fraksi Mol
Fenol - Air Terhadap Suhu. T (°C)
Fraksi Fenol Fraksi Air
T(°C) Fraksi Fenol Fraksi Air
33 0,1203 0,8797 Grafik 1. Hubungan Fraksi Air, x
48 0,0938 0,9062
54 0,0769 0,9231 (mol) dengan Suhu (°C).
58,5 0,0640 0,9360
51 0,0533 0,9467 Berdasarkan grafik diatas,
44 0,0468 0,9532 dapat diketahui bahwa grafik
31 0,0404 0,9596
mengalami kenaikan dan penurunan
Berdasarkan data perhitungan
yang disebut fluktuatif. Semakin besar
diatas, diperoleh nilai fraksi fenol

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 10


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

nilai fraksi air, diiringi dengan naiknya suhu pada larutan. Tetapi,
pada saat suhu mencapai 58,5 °C,
suhu mengalami penurunan. Hal itu Adapun faktor yang mempengaruhi
disebabkan karena larutan sudah percobaan ini adalah suhu, dimana
melewati temperatur kritis. Hal kelarutan meningkat seiring dengan
tersebut sesuai dengan teori (Wibawa, bertambahnya temperatur. Pengaruh
2015) kelarutan meningkat seiring suhu kritis pada percobaan ini adalah
dengan bertambahnya suhu. Dari grafik pada saat mencapai suhu tersebut, air
didapatkan suhu kritisnya 58,5 °C dan fenol dapat bercampur sepenuhnya
dengan nilai fraksi fenol yaitu 0,0640 atau sempurna. Suhu akan mengalami
dan nilai fraksi air yaitu 0,9360. kenaikkan sampai suhu mencapai
Faktor yang mempengaruhi temperature kritis. Ketika mencapai
suhu, jenis zat, dan konsentrasi. Ketika temperature kritis, komposisi sistem
suhu semakin tinggi, kelarutan juga menjadi seimbang dan homogen.
akan semakin besar. Begitu pula dengan Setelah melewati temperature kritis,
konsentrasi yang semakin besar suhu akan mengalami penurunan dan
mengakibatkan kelarutan semakin besar komponen larutan kembali menjadi
pula. Jenis zat mempengaruhi karena dua fasa atau heterogen.
pelarut atau zat akan lebih mudah larut
kedalam jenis zat yang sama (Kurniati,
2007).

KESIMPULAN
Pada percobaan yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
percobaan telah sesuai dengan teori
yang ada. Hal itu dapat dibuktikan
dengan diperolehnya grafik hubungan
antara fraksi air dan suhu yang
berbentuk parabola dengan
temperatur kritis sebesar 58,5 °C
dengan nilai fraksi fenol yaitu 0,0640
dan nilai fraksi air yaitu 0,9360.

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 11


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

DAFTAR PUSTAKA

Castellan, G 1983, Physical Chemistry, Addison-Wesley Publishing Company, London


Darmaji 2005, Kimia Fiksika I, Universitas Jambi, Jambi
Dogra, S 2008, Kimia Fisika dan Soal-soal, UI-Press , Jakarta
Fatimura, M 2014,’ Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Operasi Pada
Kolom Destilasi’, Jurnal Media Teknik, Vol. 11, No. 1, hh. 23-24.
Karyadi 1990, Dasar-dasar Kimia Fisika, Bumi Pustaka, Jakarta
Kurniati, E 2007, ‘Penurunan Konsentrasi Detergent pada Limbah Industri Laundry
dengan Metode Pengendapan’, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol.1, No.1
Mustikasari, D 2015, ‘Kelarutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol-Air’, Jurnal
Praktikum Teknik Kimia UNS, Vol.1, No.3
Petrucci, R H 1993, Kimia Dasar: Prinsip Dan Terapan Modern Jilid 3, Erlangga,
Jakarta
Putri, A H, Nahari, A, Ramadhani, A 2015, ’Kelarutan Dua Cairan Yang Saling
Bercampur Sebagian’, Universitas Negeri Padang, Padang
Sastrohamidjojo, H 2018, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sukardjo 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta , Jakarta
Tim Dosen PTK II 2020,Modul Praktikum Kimia Fisika, UPN Veteran Jatim, Surabaya
Wibawa, A 2015, Kimia Biofisika-Cairan Tubuh, Universitas Udayana, Bali

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 12


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

LAMPIRAN
I. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Penambahan aquades sampai terjadi kekeruhan pertama Massa fenol
yang ditimbang = 4 gram
No Aquadest (ml) Pengamatan T1 (°C) T2 (°C) T rata-rata
1 2,4 Larutan Jenuh 56 42 49
Tabel 2. Penambahan Aquadest setelah jadi kekeruhan
Massa (gram) Suhu (°C) % Massa Mol Fraksi Mol
No Aquades (ml)
Fenol Air T1 T2 T rata Fenol Air Fenol Air Fenol Air
1 3,2 4 5,6 34 32 33 41,67 58,33 0,04 0,31 0,12 0,88
2 1,8 4 7,4 54 42 48 35,09 64,91 0,04 0,41 0,09 0,91
3 1,8 4 9,2 56 52 54 30,30 69,70 0,04 0,51 0,08 0,92
4 2 4 11,2 58 59 58,5 26,32 73,68 0,04 0,62 0,06 0,94
5 2,4 4 13,6 52 50 51 22,73 77,27 0,04 0,76 0,05 0,95
6 2 4 15,6 48 40 44 20,41 79,59 0,04 0,87 0,05 0,95
7 2,6 4 18,2 32 30 31 18,02 81,98 0,04 1,01 0,04 0,96

II. Perhitungan
A. Perhitungan Persen Massa Fenol
massa fenol
% Massa= x 100 %
massa larutan
4
1. % Massa= x 100 %=41,67 %
9,6
4
2. % Massa= x 100 %=35,09 %
11,4
4
3. % Massa= x 100 %=30,30 %
13,2
4
4. % Massa= x 100 %=26,32%
15,2
4
5. % Massa= x 100 %=22,73 %
17,6
4
6. % Massa= x 100 %=20,41 %
19,6
4
7. % Massa= x 100 %=18,02%
22,2
B. Perhitungan Persen Massa Air
massa air
% Massa= x 100
massa larutan
5,6
1. % Massa= x 100 %=58,33 %
11,4

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 13


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

7,4
2. % Massa= x 100 %=64,91 %
13,2
9,2
3. % Massa= x 100 %=69,70 %
15,2
11,2
4. % Massa= x 100 %=73,68 %
17,6
13,6
5. % Massa= x 100 %=77,27 %
19,6
15,6
6. % Massa= x 100 %=79,59 %
22,2
18,2
7. % Massa= x 100 %=81,98 %
22,2
C. Perhitungan Mol Fenol
gram fenol
n fenol=
gr
Mr fenol( )
mol
4 gr
n= =0,0426 mol
gr
94( )
mol
D. Perhitungan Mol Air
gram air
n air=
gr
( )
Mr air
mol
5,6 gr
n= =0,3111 mol
1. gr
18( )
mol
7,4 gr
n= =0,4111 mol
2. gr
18( )
mol
9,2 gr
n= =0,5111 mol
3. gr
18( )
mol
11,2 gr
n= =0,6222 mol
4. gr
18( )
mol
13,6 gr
n= =0,7556 mol
5. gr
18( )
mol

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 14


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

15,6 gr
n= =0,8667 mol
6. gr
18( )
mol
18,2 gr
n= =1,0111 mol
7. gr
18( )
mol
E. Perhitungan Fraksi Fenol
n fenol
X fenol=
n larutan
0,0426 mol
1. X = =0,1204
( 0,0426 mol+0,3111 mol )
0,0426 mol
2. X = =0,0938
( 0,0426 mol+0,4111 mol )
0,0426 mol
3. X = =0,0769
( 0,0426 mol+0,5111 mol )
0,0426 mol
4. X = =0,0640
( 0,0426 mol+0,6222 mol )
0,0426 mol
5. X = =0,0533
( 0,0426 mol+0,7556 mol )
0,0426 mol
6. X = =0,0468
( 0,0426 mol+0,8667 mol )
0,0426 mol
7. X = =0,0404
( 0,0426 mol+1,0111mol )
F. Perhitungan Fraksi Air
n air
X air=
n larutan
0,3111 mol
1. X = =0,8796
( 0,0426 mol+0,3111 mol )
0,4111 mol
2. X = =0,9062
( 0,0426 mol+0,4111 mol )
0,0426 mol
3. X = =0,9231
( 0,0426 mol+0,5111 mol )
0,5111mol
4. X = =0,9360
( 0,0426 mol+0,6222 mol )
0,07556 mol
5. X = =0,9467
( 0,0426 mol+0,7556 mol )

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 15


LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

0,8667 mol
6. X = =0,9532
( 0,0426 mol+0,8667 mol )
1,0111 mol
7. X = =0,9596
( 0,0426 mol+1,0111mol )

KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL - AIR 16

Anda mungkin juga menyukai