Ayu Khanifah
19031010026
Apridio Faiz An nabil
19031010025
Group C / Sesi II
E-mail : 19031010026@student.upnjatim.ac.id
Abstrak
Praktikum kelarutan timbal balik sistem biner fenol-air ini bertujuan untuk memperoleh kurva
komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap, untuk menentukan suhu kritis kelarutan
timbal balik sistem biner fenl-air dan juga mengetahui pengaruh suhu kritis terhadap percobaan kelarutan
timbal balik system biner fenol air. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan
memasukkan 4 gram fenol kedalam tabung reaksi, kemudian dititrasi dengan aquadest sampai keruh,
setelah itu campuran tersebut dipanaskan dan diukur suhunya pada saat terjadi perubahan warna larutan
dari keruh menjadi jernih dan pada saat larutan yang sudah jernih kembali keruh lagi. Berdasarkan hasil
yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa kurva yang diperoleh dengan menghubungkan fraksi mol
air terhadap temperatur berupa parabola. Titik balik atau temperatur paling tinggi diperoleh saat fraksi
tertentu merupakan temperatur kritis. Sistem fenol-air berada dibawah kurva merupakan sistem dua fasa ,
sedangkan yang berada diluar atau diatas temperatur kritis merupakan sistem satu fasa. Dari data yang
diperoleh dapat digunakan juga untuk menentukan suhu kritisnya yaitu sebesar 58,5 °C dengan nilai
fraksi fenol yaitu 0,0640 dan nilai fraksi air yaitu 0,9360.
jenis obat atau kombinasi obat. Fenol dapat larut dalam pelarut (solvent)
juga berfungsi dalam pembuatan obat – tertentu. Misalnya etanol di dalam air.
obatan seperti bagian dari produksi Pada umumnya pelarut merupakan
aspirin. Prinsip kelarutan sangat penting suatu cairan yang berupa zat murni
khususnya faktor -faktor yang maupun zat campuran. Sedangkan zat
memengaruhi kelarutan, maka kelarutan yang terlarut, dapat berupa gas, cairan
suatu zat dapat dipercepat maupun lain, atau padat. Kelarutan ini sangat
diperlambat hal ini banyak digunakan bervariasi dari yang selalu larut seperti
untuk menghasilkan suatu produk etanol dalam air, hingga yang sukar
dengan cepat misalnya dengan larut seperti perak klorida dalam air.
menaikkan suhu ataupun tekanan. Oleh Dalam beberapa kondisi, titik
karena itu praktikum ini dilaksanakan kesetimbangan kelarutan dapat
dengan tujuan agar praktikan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu
mengetahui kelarutan dua jenis zat yang larutan yang disebut lewat jenuh yang
tidak saling campur ketika dicampurkan metastabil (Darmaji, 2005).
dan juga menganalisis kurva system
biner dan menentukan suhu kritis saat Kelarutan Timbal Balik
kedua cairan bercampur sempurna. Kelarutan timbal balik adalah
kelarutan dari suatu larutan yang
TEORI bercampur sebagian bila temperaturnya
Kelarutan di bawah temperatur kritis. Jika
Kelarutan dapat dijelaskan sebagai mencapai temperatur kritis, maka
kemampuan jumlah maksimum zat larutan tersebut dapat bercampur
kimia tertentu yang dapat larut dalam sempurna (homogen) dan jika
suatu pelarut pada kesetimbangan. Zat- temperaturnya telah melewati
zat tertentu dapat larut dengan temperatur kritis maka sistem larutan
perbandingan komposisi berapa pun tersebut akan kembali dalam kondisi
terhadap suatu pelarut (solvent). Sifat bercampur sebagian lagi. Salah satu
ini disebut juga dengan misable. Pelarut contoh dari temperatur timbal balik
yang digunakan pada umumnya di adalah kelarutan fenol dalam air yang
dalam suatu cairan berupa cairan gas membentuk kurva parabola yang
atau padat. Kelarutan adalah berdasarkan pada bertambahnya persen
kemampuan zat terlarut (solute) untuk fenol dalam setiap perubahan
F = 4-P ………………………..(2)
atas dua zat yang dapat bercampur tekanan uap komponen murni dan fraksi
sistem ini dapat dipisahkan dengan molnya dalam campuran (Fatimura,
metode destilasi. Sistem azeotrop 2014).
adalah sistem yang terdiri dari dua atau
lebih komponen yang tidak bisa Perhitungan Mol, Fraksi Mol, dan
dipisahkan melalui destilasi sederhana % Massa
akibat titik didih nya konstan (Castellan, Konsentrasi larutan merupakan
1983). cara untuk menyatakan hubungan
kualitatif dan kuantitatif antara lain zat
Perbedaan Fasa dan Wujud terlarut dan pelarut.
Fasa adalah sejumlah zat yang
1. Molaritas (M)
homogen baik secara kimia atau fisika,
atau dapat dikatakan bahwa sebuah Molaritas adalah jumlah mol
sistem yang homogen, sementara wujud zar terlarut dalam satu liter larutan.
akan mudah larut dalam pelarut berkurang pada suhu yang lebih
nonpolar. tinggi.
2. Pengaruh Temperatur
Pengaruh Temperatur pada 3. Pengaruh Tekanan
kelarutan gas umumnya berkurang Perubahan tekanan pengaruhnya
pada temperatur yang lebih tinggi. kecil terhadap kelarutan zat cair atau
Misalnya jika air dipanaskan, maka padat. Kelarutan gas sebanding
timbul gelembung-gelembung gas dengan tekanan partial gas itu.
yang keluar dari dalam air, sehingga Menurut hukum Henry, massa gas
gas yang terlarut dalam air tersebut yang melarut dalam sejumlah
menjadi berkurang. Kebanyakan zat tertentu cairan (pelarutnya)
padat kelarutannya lebih besar pada berbanding lurus dengan tekanan
temperatur yang lebih tinggi. Ada yang dilakukan oleh gas itu (tekanan
beberapa zat padat yang partial), yang berada dalam
kelarutannya berkurang pada kesetimbangan dengan larutan itu
temperatur yang lebih tinggi, (Wibawa, 2015).
misalnya natrium sulfat dan serium Aplikasi Kelarutan Timbal Balik
sulfat. Pada larutan jenuh terdapat Sistem Biner Fenol Air
kesetimbangan antara proses Aplikasi kelarutan dalam dunia
pelarutan dan proses pengkristalan industri adalah pada pembuatan reaktor
kembali. Jika salah satu proses kimia pada proses pemisahan dengan
bersifat endoterm, maka proses cara pengkristalan integral, selain itu
sebaliknya bersifat eksoterm. Jika juga dapat digunakan untuk dasar atau
temperatur dinaikkan, maka sesuai ilmu dalam proses pembuatan granul-
dengan azas Le Chatelier, granul pada indusiri baja (Mustikasari,
kesetimbangan itu bergeser ke arah 2015).
proses endoterm. Jadi jika proses
pelarutan bersifat endoterm, maka METODOLOGI
kelarutannya bertambah pada Bahan
temperatur yang lebih tinggi. Bahan yang digunakan dalam
Sebaliknya jika proses pelarutan percobaan ini berupa fenol dan
bersifat eksoterm, maka kelarutannya aquadest.
Alat
Alat yang digunakan dalam dan fraksi air. Nilai fraksi fenol yang
percobaan berupa tabung reaksi, diperoleh secara berturut turut yaitu,
pemanas, pengaduk, buret, statif, klem, 0,1203; 0,0938; 0,0769; 0,0640;
thermometer, erlenmayer, spatula, 0,0533; 0,0468; 0,0404. Nilai fraksi
corong kaca, pipet, kaca arloji, beaker air yang diperoleh yaitu, 0,8797;
glass. 0,9062; 0,9231; 0,9360; 0,9467;
Prosedur 0,9532; 0,9596. Dari data tersebut
Percobaan ini dilakukan dengan menunjukkan bahwa ketika suhu
cara pertama tabung kosong diisi naik, maka nilai fraksi air juga akan
dengan 4 gram fenol kemudian dititrasi naik, namun nilai dari fraksi fenol
dengan aquadest hingga keruh, catat ml mengalami penurunan. Ketika suhu
aquadest yang didapat. Lalu fenol yang telah mencapai temperatur kritis dan
keruh dipanaskan sampai menjadi mengalami penurunan suhu, nilai
bening kembali dan diukur suhunya fraksi air tetap mengalami kenaikan
(T1). Tabung yang berisi fenol bening dan nilai fraksi fenol mengalami
tersebut lalu didinginkan dengan air penurunan. Sehingga hubungan
mengalir sampai keruh kembali, fenol antara nilai fraksi air dan fraksi fenol
keruh dalam tabung diukur suhunya adalah berbanding terbalik. Dari tabel
sebagai T2. Lalu ulangi prosedur perhitungan dapat disajikan plot
tersebut dengan menambah aquadest grafik pada grafik 1. Hubungan antara
sesuai variasi volume yang diminta. Fraksi air dengan Suhu.
nilai fraksi air, diiringi dengan naiknya suhu pada larutan. Tetapi,
pada saat suhu mencapai 58,5 °C,
suhu mengalami penurunan. Hal itu Adapun faktor yang mempengaruhi
disebabkan karena larutan sudah percobaan ini adalah suhu, dimana
melewati temperatur kritis. Hal kelarutan meningkat seiring dengan
tersebut sesuai dengan teori (Wibawa, bertambahnya temperatur. Pengaruh
2015) kelarutan meningkat seiring suhu kritis pada percobaan ini adalah
dengan bertambahnya suhu. Dari grafik pada saat mencapai suhu tersebut, air
didapatkan suhu kritisnya 58,5 °C dan fenol dapat bercampur sepenuhnya
dengan nilai fraksi fenol yaitu 0,0640 atau sempurna. Suhu akan mengalami
dan nilai fraksi air yaitu 0,9360. kenaikkan sampai suhu mencapai
Faktor yang mempengaruhi temperature kritis. Ketika mencapai
suhu, jenis zat, dan konsentrasi. Ketika temperature kritis, komposisi sistem
suhu semakin tinggi, kelarutan juga menjadi seimbang dan homogen.
akan semakin besar. Begitu pula dengan Setelah melewati temperature kritis,
konsentrasi yang semakin besar suhu akan mengalami penurunan dan
mengakibatkan kelarutan semakin besar komponen larutan kembali menjadi
pula. Jenis zat mempengaruhi karena dua fasa atau heterogen.
pelarut atau zat akan lebih mudah larut
kedalam jenis zat yang sama (Kurniati,
2007).
KESIMPULAN
Pada percobaan yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
percobaan telah sesuai dengan teori
yang ada. Hal itu dapat dibuktikan
dengan diperolehnya grafik hubungan
antara fraksi air dan suhu yang
berbentuk parabola dengan
temperatur kritis sebesar 58,5 °C
dengan nilai fraksi fenol yaitu 0,0640
dan nilai fraksi air yaitu 0,9360.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Penambahan aquades sampai terjadi kekeruhan pertama Massa fenol
yang ditimbang = 4 gram
No Aquadest (ml) Pengamatan T1 (°C) T2 (°C) T rata-rata
1 2,4 Larutan Jenuh 56 42 49
Tabel 2. Penambahan Aquadest setelah jadi kekeruhan
Massa (gram) Suhu (°C) % Massa Mol Fraksi Mol
No Aquades (ml)
Fenol Air T1 T2 T rata Fenol Air Fenol Air Fenol Air
1 3,2 4 5,6 34 32 33 41,67 58,33 0,04 0,31 0,12 0,88
2 1,8 4 7,4 54 42 48 35,09 64,91 0,04 0,41 0,09 0,91
3 1,8 4 9,2 56 52 54 30,30 69,70 0,04 0,51 0,08 0,92
4 2 4 11,2 58 59 58,5 26,32 73,68 0,04 0,62 0,06 0,94
5 2,4 4 13,6 52 50 51 22,73 77,27 0,04 0,76 0,05 0,95
6 2 4 15,6 48 40 44 20,41 79,59 0,04 0,87 0,05 0,95
7 2,6 4 18,2 32 30 31 18,02 81,98 0,04 1,01 0,04 0,96
II. Perhitungan
A. Perhitungan Persen Massa Fenol
massa fenol
% Massa= x 100 %
massa larutan
4
1. % Massa= x 100 %=41,67 %
9,6
4
2. % Massa= x 100 %=35,09 %
11,4
4
3. % Massa= x 100 %=30,30 %
13,2
4
4. % Massa= x 100 %=26,32%
15,2
4
5. % Massa= x 100 %=22,73 %
17,6
4
6. % Massa= x 100 %=20,41 %
19,6
4
7. % Massa= x 100 %=18,02%
22,2
B. Perhitungan Persen Massa Air
massa air
% Massa= x 100
massa larutan
5,6
1. % Massa= x 100 %=58,33 %
11,4
7,4
2. % Massa= x 100 %=64,91 %
13,2
9,2
3. % Massa= x 100 %=69,70 %
15,2
11,2
4. % Massa= x 100 %=73,68 %
17,6
13,6
5. % Massa= x 100 %=77,27 %
19,6
15,6
6. % Massa= x 100 %=79,59 %
22,2
18,2
7. % Massa= x 100 %=81,98 %
22,2
C. Perhitungan Mol Fenol
gram fenol
n fenol=
gr
Mr fenol( )
mol
4 gr
n= =0,0426 mol
gr
94( )
mol
D. Perhitungan Mol Air
gram air
n air=
gr
( )
Mr air
mol
5,6 gr
n= =0,3111 mol
1. gr
18( )
mol
7,4 gr
n= =0,4111 mol
2. gr
18( )
mol
9,2 gr
n= =0,5111 mol
3. gr
18( )
mol
11,2 gr
n= =0,6222 mol
4. gr
18( )
mol
13,6 gr
n= =0,7556 mol
5. gr
18( )
mol
15,6 gr
n= =0,8667 mol
6. gr
18( )
mol
18,2 gr
n= =1,0111 mol
7. gr
18( )
mol
E. Perhitungan Fraksi Fenol
n fenol
X fenol=
n larutan
0,0426 mol
1. X = =0,1204
( 0,0426 mol+0,3111 mol )
0,0426 mol
2. X = =0,0938
( 0,0426 mol+0,4111 mol )
0,0426 mol
3. X = =0,0769
( 0,0426 mol+0,5111 mol )
0,0426 mol
4. X = =0,0640
( 0,0426 mol+0,6222 mol )
0,0426 mol
5. X = =0,0533
( 0,0426 mol+0,7556 mol )
0,0426 mol
6. X = =0,0468
( 0,0426 mol+0,8667 mol )
0,0426 mol
7. X = =0,0404
( 0,0426 mol+1,0111mol )
F. Perhitungan Fraksi Air
n air
X air=
n larutan
0,3111 mol
1. X = =0,8796
( 0,0426 mol+0,3111 mol )
0,4111 mol
2. X = =0,9062
( 0,0426 mol+0,4111 mol )
0,0426 mol
3. X = =0,9231
( 0,0426 mol+0,5111 mol )
0,5111mol
4. X = =0,9360
( 0,0426 mol+0,6222 mol )
0,07556 mol
5. X = =0,9467
( 0,0426 mol+0,7556 mol )
0,8667 mol
6. X = =0,9532
( 0,0426 mol+0,8667 mol )
1,0111 mol
7. X = =0,9596
( 0,0426 mol+1,0111mol )