Pendahuluan
Dalam bahan ajar ini, materi yang tersedia adalah materi teori asam basa,
sifat asam dan basa, derajat keasaman, derajat ionisasi dan tetapan asam basa,
aplikasi pH dalam pencemaran air
Pengertian asam basa berdasarkan dari teori asam basa dari Arrhenius,
Bronsted - Lowry, dan Lewis. Sedangkan untuk menentukan suatu larutan atau
zat yang bersifat asam basa dapat diketahui dengan mengidentifikasinya
menggunakan beberapa indikator baik alam maupun kimia.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukan dengan mengukur
pH-nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan.
NO ABSEN :
KELAS :
NAMA :
A. Konsep Asam Basa
Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya.
Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya.
Svante August Arrhenius ( 1859 1927 ) dari swedia pada tahun 1887 mengemukakan teori ion untuk
menjelaskan mengapa larutan zat- zat dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
Arrhenius menemukan bahwa zat zat tertentu jika dilakrutkan dalam air akan
terurai menjadi bagian bagian yang bermuatan listrik. Karena zat zat itu sebelum
dilarutkan tidak menghantarkan arus listrik ( netral ) , maka julah muatan positif zat
itu sebelum dilarutkan harus sama dengan jumlah muatan negatif . Partikel yang
bermuatan listrik disebut ion( menurut bahasa yunani artinya pengembara ), sebab
ion bebas bergerak dalam larutan. Ion positif disebut kation sedangkan ion negatif
disebut anion.Adapun peristiwa terurainya zat zat dalam air disebut ionisasi, dan
zat zat yang dalam air dapat terurai menjadi ion ion disebut elektrolit
( penghantar arus listrik. Asam Basa termasuk ke dalam golongna zat elektrolit.
Ada pula asam asam yang tidak berasal dari oksida walaupun mengandung oksigen .Asam asam ini berasal
dari tumbuh tumbuhan dan hewan dan disebut asam asam organik.
contohnya pada : tabel dibawah ini :
Rumus Asam Nama asam
HCOOH Asam Formiat
CH3COOH Asam Asetat
CH3CHOCOOH Asam Laktat
H2C2O4 Asam Oksalat
Basa
Menurut Arrhenius Basa adalah zat za jika dilarutkan dalam air dapat terionisasi menghasilkan ion
hidroksida ( OH) sebagai anion dan sisa nya ion positif(kation)
Contoh reaksi ionisasi basa
NaOH (aq) Na+(aq) + OH(aq)
Natruium hidroksida ion Natrium Ion hidroksida
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH(aq)
Kalsium hidroksida ion kalsium ion hidroksida
Fe(OH)3(aq) Fe3+(aq) + 3OH(aq)
Jumlah ion OH yang dilepaskan dari larutan basa disebut valensi basa
Basa bervalensi satu jika jumlah ion OH = 1
Basa bervalensi dua jika jumlah ion OH = 2
Basa bervalensi tioga jika Jumlah ion OH = 3
Contoh :
Dari gambaran di atas terlihat yang berfungsi sebagai asam adalah H H 3O+ (ion hidroksonium)
karena mampu melepaskan/mendonorkan H+ sehingga setelah melepas H+ berubah senjadi air (H2O).
Sedangkan yang berfungsi sebagai basa adalah OH - (ion hidroksida) karena mampu menerima/akseptor
ion H+ sehingga berubah jadi air (H2O).
Dengan teori Bronsted-Lowry ini untuk membuktikan bahwa amonia (NH 3) berperan sebagai
basa dalam reaksi antara amonia dan asam klorida. Kita tidak perlu melihat reaksi antara amonia (NH 3)
dengan air untuk melihat ion hidroksida yang dihasilkan.
NH3 berperan sebagai asam karena mampu menerima H+ dan HCl berperan sebagai asam karena
mampu memberikan H+
Ketika suatu asam/basa larut dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
Secara umum asam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan H 3O+ (ion hidroksonium)
yang bermuatan positif dan sisa asam yang bermuatan negatif (A-). A- dapat berwujud CH3COO-, Cl-,
Br- dll. Dengan reaksi :
Akan tetapi ada juga reaksi dari kanan ke kiri antara ion hidroksonium dan ion A-:
H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang
disebut pasangan konjugasi.
HA adalah asam dan A- adalah pasangan basa konjugasinya dan H2O adalah basa dan H3O+
adalah pasangan asam konjugasinya. Atau dengan kata lain suatu asam yang telah melepas H + akan
menjadi basa (sisa asam) dan suatu basa yang telah menerima H+ akan menjadi asam (sisa basa).
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Amonia berlaku sebagai basa karena amonia (NH 3) menerima ion hidrogen dari air dan
menghasilkan Ion amonium (NH4+) sebagai asam konjugasinya. Air berlaku sebagai asam karena
melepas ion hidrogen (H+) dan menghasilkan ion hidroksida (OH-) sebagai pasangan basa
konjugasinya.
Ion amonium (NH4+) merupakan asam karena dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut
untuk membentuk kembali amonia (NH3) yang bertindak sebagai pasangan basa konjugasinya. Ion
hidroksida merupakan basa karena dapat menerima ion hidrogen kembali untuk membentuk air yang
bertindak sebagai pasangan asam konjugasinya.
Zat amfoter
Kalian mungkin memperhatikan (atau bahkan mungkin juga tidak memperhatikan!) bahwa
dalam kedua contoh di atas, air berperilaku sebagai basa, tetapi di reaksi yang lain air berperilaku
sebagai asam.
Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan sebagai amfoter.
Zat amfoter ini akan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan asan dan akan bertindak sebagai
asam bila direaksikan dengan basa.
H H F
x x
HxNxx + F BF HxN xx BF
x x
H F H F
NH3 merupakan basa karena bisa memberikan 1 pasang elektron terhadap BF 3 untuk digunakan secara
bersama dalam sebnyawa NH3BF3, sehingga BF 3 bersifat basa .
Contoh lain : BaO + SO3 BaSO4
2-
O O
xx xx
Ba O + S xx O Ba2+ + O S xx O
xx xx
O O
basa asam
Kedua zat tersebut tidak mengandung ion H+ atau OH dari gambar susunan elektron di atas. Lewis
berpendapat BaO adalah basa karena memberikan satu pasang elektron terhadap SO 3, maka SO3 bertindak
sebagai asam karena menerima 1 pasang elektron dari BaO.
B. Sifat Larutan Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai zat yang mengion dalam dan menghasilkan ion H+ . Basa sebagai zat yang mengion
dalam air menghasilkan ion OH-. Definisi ini dirumuskan pada akhir abad kesembilan belas oleh kimiawan
Swedia Svante Arrhenius untuk mengelompokkan zat zat yang sifat sifatnya di dalam larutan telah diketahui
dengan baik.
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam
anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam
anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.
gambar
2. Basa
a. Basa memiliki rasa pahit.
b. Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini. Kulit dapat larut
dalam basa kuat. Sabun dibuat dari basa kuat. Hal ini dapat terjadi ketika tangan direndam dengan
air sabun atau diterjen, setelah direndam tangan akan berkerut dan kering.
c. Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan: misalnya mengubah warana
lakmus dari merah menjadi biru.
d. Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik.
e. Terionisasi menjadi ion positif logam dan ion negatif sisa basa
Contoh :
Ionisasi NaOH
NaOH Na+ + OH-
f. Bereaksi dengan asam
g. Bereaksi dengan garam
Indikator
Nilai pH dapat diukur dengan menggunakan pH meter dan indikator asam basa (indikator pH). pH
meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau kebasaan) dari suatu
larutan. Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan dan dapat bereaksi
dengan asam dan basa. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Dengan
menggunakan indikator, kita akan mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa dan juga kisaran pH dalam
larutan tersebut.
Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya perubahan warna
apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu
zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa
lebih mudah dideteksi.
Indikator dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: (1) Indikator alami; (2) Indikator kertas
lakmus; (3) Larutan Indikator; dan (4) Indikator Universal. Indikator alami dan indikator kertas lakmus
digunakan untuk mengetahui sifat asam atau basa dari suatu larutan. Sedangkan larutan indikator dan
indikator universal digunakan untuk mengetahui kisaran pH dari suatu larutan. Penjelasan dari masing-
masing indikator adalah sebagai berikut.
1. Indikator Alami
Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan
yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis merah,
kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (bunga sepatu, anggrek, dsb).
Coklat
Kuning Kunyit Orange Orange cerah
kehitaman
Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu
simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang
ini tersedia dalam bentuk kertas. Sebagai indikator asam-basa, lakmus memiliki beberapa kelebihan, antara
lain sebagai berikut.
Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna yang
terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas.
Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama.
Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat lebih
mudah meresap).
Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
1. Teteskan larutan yang akan diselidiki sifat larutannya ke dalam plat tetes.
Larutan yang bersifat asam (pH<7) mengubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah,
sedangkan larutan bersifat basa (pH>7) mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru dan yang bersifat
netral warna kertas lakmus tidak berubah.
Di bawah ini ada 3 video untuk melihat bagaimana cara menguji sifat larutan dengan menggunakan
indikator kertas lakmus dan indikator fenolftalein (pp)!!!
3. Larutan Indikator
Larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi indikator yang sesuai, kemudian dilakukan
titrasi. Nilai pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini
sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator. Karena yang diamati adalah perubahan
warna pada larutan yang dicari kisaran pHnya, maka ketika larutan indikator digunakan, larutan yang
diuji harus tak berwarna dan jernih bila memungkinkan. Dibawah ini adalah larutan indikator yang sering
digunakan di laboratorium beserta trayek pH dan perubahan warna yang terjadi.
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH
suatu larutan dari perubahan warnanya. Warna standar pada kotak indikator universal berbeda untuk
setiap nilai pH 1-14.
1. Celupkan kertas indikator universal pada larutan yang akan dicari nilai pH-nya.
3. Bandingkan perubahan warna dengan warna standar pada kotak kertas universal. Warna yang mirip
dengan warna standar pada kotak kertas indikator universal, maka pH larutan berkisar pada nilai
pH yang tertera di atasnya.
H2O <=> H+ + OH
Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai berikut.
Kw = [H+] [OH]
Nilai Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi negatif logaritma dari konsentrasi ion H + dalan suatu
larutan, dapat dirumuskan:
pH = - log [H+]
dengan analogi yang sama, untuk menentukan harga konsentrasi OH - dalam larutan dapat digunakan
rumusan harga pOH.
pOH = - log [OH-]
Dan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan:
Kw = [H+][OH-]
pKw = pH + pOH
Oleh karena pada suhu 250C harga Kw = 10-14, maka dapat disimpulkan bahwa: pH + pOH = 14
Harga pH dan sifat larutan:
1. Pada larutan yang bersifat asam, harga pH < 7
2. Pada larutan yang bersifat netral, harga pH = 7
3. Pada larutan yang bersifat basa, harga pH > 7
Selain itu, pH yang merupakan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan ditunjukkan dengan skala
secara matematis dengan nomor 0 sampai 14. Skala pH merupakan suatu cara yang tepat untuk
menggambarkan konsentrasi ion-ion hidrogen dalam larutan yang bersifat asam, dan konsentrasi ion-ion
hidroksida dalam larutan basa.
D. Derajat ionisasi, Tetapan Asam dan Tetapan Basa, serta Konsep pH dalam Pencemaran
Ka = [ H3O+]2
[ CH3COOH ]
[ H3O +] = Ka x [ CH3COOH ]
[ H+ ] = Ka x [asam ]
Harga Ka suatu asam menunjukan kekuatan asamnya, dibawah ini ada beberapa harga Ka untuk asam monoprotik
mapaun poliprotik
Tabel harga Ka Beberapa Asam Monoprotik
Golongan Asam Lemah
Asam Ionisasi Ka
+
Asam Sianida HCN(aq) H (aq) + SC(aq) 4 x 1010
Asam Hipoclorit HCLO(aq) H+(aq) + ClO(aq) 3,1 x 10 8
Asam Asetat CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COOH(aq) 1,8 x 10 5
+
Asam Benzoat C6H5COOH(aq) H (aq) + C6H5COO(aq) 6,5 x 105
Golngan Asam Kuat
Asam Ionisasi Ka
+
Asam Nitrat HNO3 (aq) H (aq) + NO3(aq) 20
+
Asam Klorida HCl(aq) H (aq) + CL(aq) 107
Asam Perclorat HCLO4(aq) H+(aq) + CLO4(aq) 1010
Untuk harga Ka yang besar maka reaksi kesetimbangan tersebut dapat dianggap reaksi satu arah atau reaksi
berkesudahan , karena reaksi ionisasinya sempurna maka tanda panahnya di tulis hanya satu ke arah hasil reaksi
Tabel Harga beberapa Ka asam poliprotik
Golongan Asam Lemah
Asam Tahap ionisasi Ka
Asam Fosfat H3PO4(aq) <> H +
(aq) + H2PO4
(aq) Ka = 7,5 x 10 3
H2PO4 (aq) <> H+(aq) + HPO4 2 (aq) Ka = 6,2 x 10 4
HPO4 2 (aq) <> H+(aq) + PO4 +3(aq) Ka = 2,0 x 10 12
Asam Karbonat H2CO4(aq) <> H+ (aq) + HCO3 (aq) Ka = 4,3 x 10 7
HCO3 (aq) <> H+(aq) + CO3 2 (aq) Ka = 5,6 x 10 11
Asam Sulfida H2S(aq) <> H+ (aq) + HS (aq) Ka = 1,1 x 10 7
HS (aq) <> H+(aq) + S 2 (aq) Ka = 1,0 x 10 14
7. Pencemaran Air
Pengertian Air Bersih
Air merupakan pelarut yang baik , sehingga air yang ada di alam tidak pernah murni, karena di alam banyak
berbagai zat yang mudah larut dalam air , baik zat padat , cair maupun gas, selain itu juga banyak zat-zat yang sukar
laut dalam air. Air alam banyak yang mengandung mikroorganisma yang dapat merugikan bagi kesehatan. Tetapai
selama kandungannya tidak merugikan bagi kesehatan ,maka air itu dianggap bersih. Air lyang tidak layak untuk
diinum masih dapat digunakan untuk keperluan lain misalnya : irigasi untuk pengairan sawah,kolam , kebun dll .
Air dinyataka tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air , sehingga air tdak dapat digunakan untuk
keperluan tujuannya . Air dikatakan tercemar akibat masuknya mikroorganisma , zat (padat, cair gas ) , energi panas
yang masuk kedalam air, sehingga air tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuia dengan peruntukannya.
Beberapa Parameter Kualitas Air
Untuk menentukan kualitas air digunakan beberapa parameteryaitu pH , DO , BOD , COD dan kandungan zat padat
a. pH air
Air murni mempunyai pH = 7, air dianggap bersih pada pH sekitar 6,5 s/d 8,5, tetapi belum tentu bersih apabila
diukur oleh parameter lain.
b. Kandungan zat padat
Zat padat yang terkandung dalam air berupa limbah yang bisa larut dan tidak larut tapi berupa suspensi , suspensi
adayang bisa mengalami sendimenisasi dan tidak mengalami sendimenisasi .
c. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO)
Kadar Oksigen terlarut dalam air bersih pada suhu kamar terkandung sekitar 10 ppm. Oksigen sangat diperlukan
oleh mahluk hidup dalam air seperti , ikan ,udang ,kerang dan bakteri aerobik yang ada dalam air untuk
menguraikan sampah organik. Jadi jika dalam air terlalu banyak bahan organik maka semakin banyak pula bakteri
aerobik di dalam nya semakin berkembang artinya dalam air oksigen yang dibutuhkan mahluk air akan berkurang
karena terpakai oleh bakteri pembusuk tadi , dimana bakteri aerobik dalam air akan mengoksidasi sampah organik C
menjadi CO2 , N menjadi nitrit , Smenjadi sulfat, fosforus menjadi fosfat.Jika kadar oksigen dalam air semakin
kurang, maka pembusukan akan diambil alih oleh baktri anaerobik , dimana perubahan yang terjadi dari pembusukan
secara anaerobik dari senyawa organik yang mengandung C berubah jadi CH 4, S menjadi H2S, N menjadi NH3 . Oleh
karena bau busuk yang dikeluarkan pada air yang tercemari sampah organik misalnya comberan , selokan /got
berasal dari H2S dan NH3 hasil dsari reduksi bakteri anaerobik .
d. BOD dan COD
BOD ( Biochemichal Okxygen Demand ) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam
air oleh microorganisma.
BOD ini adalah parameter untuk mengetahui seberapa besar oksigen yang dipergunakan oleh mikroorganisma untuk
mengurai ( mendegrasi ) bahan buangan organik yang ada dalam air, walaupun secara alamiah proses mengoksidasi
bahan buangan organik oleh mikroorganisma adalah peristiwa yang mudah terjadi selama air lingkungan
mengandung oksigen yang mencukupi.Jumlah mikroorganisma yang ada di dalam air lingkungan tergantung pada
tingkat kebersihan air. Air yang bersih ( jernih ) biasanya mengandung microorganisme yang relatif kecil dibanding
dengan air yang kotor dan telah tercemar oleh bahan buangan .
COD ( Chemical Oksxygem Demand ) atau kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi terhadap bahan organik yang
terdapat dalam air.
Tes uji COD dengan menggunakan oksidator yaitu Kalium bikarbonat ( K 2Cr2O7 ) untuk mengoksidasi bahan
buangan organik yang akan menghasilkan CO2 , H2O dan sejumlah ion Crom seperti reaksi dibawah ini
Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O7 2 + H+ CO2 + H2O + Cr+3
Katalisator
Reaksi diatas sambildipanaskan , jika dalam bahan buangan ada senyawa clorida perlu ditambahakan merkuri sulfat
untuk menghilangkan karena snyawa clorida dapat mengganggu dengan ikut teroksidasi oleh kalium bikarbona,
sehingga akan menggagu sebarapa besar kalium bikarbonat yang dipergunakan secara benar.Penambahan mererkuri
sulfat untuk mengikat ion clor menjadi mercuri clorida..
Hg2+ + 2Cl HgCl2
Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buanganorganik sebelum reaksi dioksidasi berwarna
kuning , sdangkan setelah dioksidasi akan berubah warna menjadi hijua. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan buangan organik sama dengan jumlah kalium organik yang digunakan .Makin banyak kalium
bikarbonat yang digunakan pada oksidasi, berarti makian banyak oksigen yang diperlukan . Ini berartibahwa air
lingkungan makin banyak tercemar.
Demikian pula untuk larutan basa yang mempunyai harga Kb sangat besar ,berarti termasuk basa kuat, dalam reaksi
ionisasinya merupakan reaksi searah atau berkesudahan , sehingga tanda panahnya satu arah menuju ke hasil reaksi.
Rangkuman
1. Teori asam basa menurut
Sifat zat Arrhenius Bronted lowry G N lewis
Asam Merubah lakmus biru Memberikan ( donor ) Menerima ( aseptor )
jadi merah. proton hidrogen. pasangan elektron
Ionisasinya
menghasilkan Ion H+
2. Kw = [ H+] x [OH ] = 1 x 10 14
Kw Kw
[ H+ ] = , [ OH ] =
[ OH ] [ H+ ]
RUJUKAN
Anis Dyah Rufada.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten : Intan Pariwara
Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.
Watoni, A. Haris. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI . Bandung: Yrama Widya.