Anda di halaman 1dari 17

LARUTAN ASAM BASA

Pendahuluan

Dalam bahan ajar ini, materi yang tersedia adalah materi teori asam basa,
sifat asam dan basa, derajat keasaman, derajat ionisasi dan tetapan asam basa,
aplikasi pH dalam pencemaran air

Pengertian asam basa berdasarkan dari teori asam basa dari Arrhenius,
Bronsted - Lowry, dan Lewis. Sedangkan untuk menentukan suatu larutan atau
zat yang bersifat asam basa dapat diketahui dengan mengidentifikasinya
menggunakan beberapa indikator baik alam maupun kimia.

Derajat keasaman atau pH (p berasal dari kata potenz yang berarti


pangkat dan H tanda ataom Hidrogen) adalah harga negatif dari logaritma
H+.Harga pH berguna untuk menentukan kekuatan asam maupuin basa suatu
larutan dengan mengunakan suatu indikataor asam basa , serta menghitung pH
larutan untuk asam kuat dan asam lemah , basa kuat dan basa lemah yang
dihubungkan dengan derajat ionisasi dan tetapan asam (Ka) ,tetapan basa(Kb).

Aplikasi pH dihubungkan dengan kehidupan sehari hari


diantaranya untuk mengetahui terjadinya pencemaran air

Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokan


kedalam tiga golongan, yaitu larutan asam, larutan basa, atau larutan netral.
Untuk menunjukan keasaman dan kebasaan, yaitu dengan menggunakan
indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu
menunjukan warna berbeda dalam larutan asam dan basa.

Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukan dengan mengukur
pH-nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan.

NO ABSEN :
KELAS :
NAMA :
A. Konsep Asam Basa

Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya.

1. Teori Asam-Basa Arrhenius

A. Konsep Asam Basa

Suatu senyawa dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya.

1. Teori Asam-Basa Arrhenius

Svante August Arrhenius ( 1859 1927 ) dari swedia pada tahun 1887 mengemukakan teori ion untuk
menjelaskan mengapa larutan zat- zat dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
Arrhenius menemukan bahwa zat zat tertentu jika dilakrutkan dalam air akan
terurai menjadi bagian bagian yang bermuatan listrik. Karena zat zat itu sebelum
dilarutkan tidak menghantarkan arus listrik ( netral ) , maka julah muatan positif zat
itu sebelum dilarutkan harus sama dengan jumlah muatan negatif . Partikel yang
bermuatan listrik disebut ion( menurut bahasa yunani artinya pengembara ), sebab
ion bebas bergerak dalam larutan. Ion positif disebut kation sedangkan ion negatif
disebut anion.Adapun peristiwa terurainya zat zat dalam air disebut ionisasi, dan
zat zat yang dalam air dapat terurai menjadi ion ion disebut elektrolit
( penghantar arus listrik. Asam Basa termasuk ke dalam golongna zat elektrolit.

a. Sifat Asam Basa


Asam
Menurut Arrhenius asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidronium( H+ / H3O+ ) sebagai kation dan sisa asam sebagai anion. Sedangkan basa adalah suatu zat bila
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( OH ) sedangkan sisa basanya sebagai kation.
Contoh Reaksi ionisasi Asam :
HCL (aq) H+(aq) + CL(aq)
Asam klorida ion hidogen (kation ) ion klorida ( anion )
H2SO4 (aq) 2H+(aq) + SO42(aq)
Asam sulfat ion hidrogen ion sulfat
H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43 (aq)
Asam fosfat ion hidrogen ion fosfat
Jumlah ion H+ yang dapat dilepas oleh suatu asam disebut valensi asam
Asam yang dapat menghasilkan satu ion H + disebut asam monoprotik ,menghasilkan (dua ion H + diprotik , dan
menghasil tiga ion H+ triprotik = poliprotik ).
Berdasarkan hasil uji elektrolit yang termasuk asam kuat adalah : HCl, HBr, HI, HNO 3, H2SO4, HClO4,
diluar senyawa ini termasuk asam lemah.

Pembentukan Larutan Asam


Jika suatu unsur bukan logam bereaksi dengan oksigen , senyawa tersebut adalah oksida bukan
logam. Dan jika oksida bukan logam tersebut bereaksi dengan air , maka terbentuk senyawa asam.

Contoh reaksi : SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)


Itulah sebabnya oksida bukan logam disebut oksida asam.
Contoh contoh oksida asam dan nama asam dalam tabel dibawah ini.
Rumus Nama Oksida Rumus Asam Nama Asam
Oksida
CO2 Karbon dioksida H2CO3 Asam karbonat
SiO2 Silikon dioksida H2SiO3 Asam silikat
N2O3 Dinitrogen trioksida HNO2 Asam nitrit
N2O5 Dinitrogen HNO3 Asam Nitrat
pentaoksoda
P2O3 Difosfor trioksida H3PO3 Asam fosfit
P2O5 Difosfor pentaoksida H3PO4 Asam fosfat
As2O3 Diarsen trioksida H3AsO3 Asam arsenit
As2O5 Diarsen pentaoksida H3AsO4 Asam arsenat
SO2 Belerang dioksida H2SO3 Asam sulfit
SO3 Belerang terioksida H2SO4 Asam sulfat
Cl2O Dikloro monooksida HCLO Asam hipoklorit
CL2O3 Dikloro trioksida HCLO2 Asam klorit
Cl2O5 Dikloro pentaoksida HCLO3 Asam klorat
Cl2O7 Dikloro heptaoksida HCLO4 Asam perklorat
Br2O Dibromo monooksida HBrO Asam hipobromit
Br2O3 Dibromo trioksida HBrO2 Asam bromit
Br2O5 Dibromo pentaoksida HBrO3 Asam bromat
Br2O7 Dibromo heptaoksida HBrO4 Asam perbromat
I2O Diyodium monooksida HIO Asam hipokyodit
I2O3 Diyodium trioksida HIO2 Asam yodit
I2O5 Diyodium pentaoksida HIO3 Asam yodat
I2O7 Diyodium heptaoksida HIO4 Asam peryodat
Adapun oksida bukan logam yang tidak dapat membentuk asam adalah :
CO, NO, N2O, NO2.
Banyak juga asam asam yang tidak mengandung oksigen , asam asam ini bukan berasal dari
oksida asam .
Contoh Asam yang terbentuk bukan dari oksida non logam:
Rumus Asam Nama Asam
HF Asam Flourida
HCL Asam Klorida
HBr Asam Bromida
HI Asam Iodida
H2S Asam Sulfida
HCN Asam Sianida

Ada pula asam asam yang tidak berasal dari oksida walaupun mengandung oksigen .Asam asam ini berasal
dari tumbuh tumbuhan dan hewan dan disebut asam asam organik.
contohnya pada : tabel dibawah ini :
Rumus Asam Nama asam
HCOOH Asam Formiat
CH3COOH Asam Asetat
CH3CHOCOOH Asam Laktat
H2C2O4 Asam Oksalat

Basa
Menurut Arrhenius Basa adalah zat za jika dilarutkan dalam air dapat terionisasi menghasilkan ion
hidroksida ( OH) sebagai anion dan sisa nya ion positif(kation)
Contoh reaksi ionisasi basa
NaOH (aq) Na+(aq) + OH(aq)
Natruium hidroksida ion Natrium Ion hidroksida
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH(aq)
Kalsium hidroksida ion kalsium ion hidroksida
Fe(OH)3(aq) Fe3+(aq) + 3OH(aq)
Jumlah ion OH yang dilepaskan dari larutan basa disebut valensi basa
Basa bervalensi satu jika jumlah ion OH = 1
Basa bervalensi dua jika jumlah ion OH = 2
Basa bervalensi tioga jika Jumlah ion OH = 3

Rumus Nama Oksida Rumus Basa Nama Basa


Oksida
K2O Kalium Oksida KOH Kalium Hidroksida
MgO Magnesium Oksida Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
CaO Calsium Hidroksida Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida
BaO Bariom Oksida Ba(OH)2 Barium Hidroksida
CoO Kobal Oksida Co(OH)2 Kobal hidroksida
NiO Nikel Oksida Ni(OH)2 Nikel Hidroksida
CuO Tembaga (II) Oksida Cu(OH)2 Tembaga (II) hidroksida
HgO Rasa (II) Oksida Hg(OH)2 Raksa (II) hidroksida
Fe2O3 Besi (II) Oksida Besi (II) 3 Besi (III) hidroksida
Pembentukan Larutan Basa
Suatu unsur logam bereaksi dengan oksigen,maka akan terbentuk oksida logam. Jika Oksida logam tersebut
bereaksi dengan air maka akan terbentuk senyawa basa, maka oksida logam disebut juga oksida basa.
Contoh Reaksi : Na2O(s) + H2O(l) NaOH(aq)
Contoh beberapa oksida basa dan nama senyawa basa pada tabel dibawah ini

Rumus Oksida Nama Oksida Rumus Basa Nama Basa


K2O Kalium Oksida KOH Kalium Hidroksida
MgO Magnesium Oksida Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
CaO Calsium Hidroksida Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida Ada
BaO Bariom Oksida Ba(OH)2 Barium Hidroksida pula
CoO Kobal Oksida Co(OH)2 Kobal hidroksida
NiO Nikel Oksida Ni(OH)2 Nikel Hidroksida basa
CuO Tembaga (II) Oksida Cu(OH)2 Tembaga (II) hidroksida yang
HgO Rasa (II) Oksida Hg(OH)2 Raksa (II) hidroksida
bukan
Fe2O3 Besi (II) Oksida Besi (II) 3 Besi (III) hidroksida
berasal dari oksida basa , misalnya : Amoniak dilarutkan dengan air :
NH3(g) + H2O (l) NH4OH(aq)

2. Pengertian Asam dan Basa Bronsted dan Lowry


Pada tahun 1923 ahli kimia Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan
Thomas M. Lowry mengemukakan definisi tentang asam dan basa.

Menurut Bronsted- Lowry suatu zat pemberi proton (proton donor)


disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) disebut
basa.

Contoh :

HCl(aq) + H2O(l) Claq)+ H3O+(aq)

H2O sebagai basa karena menerima proton dari HCl

Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori Bronsted-


Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Bila dalam teori Arrhenius NaOH
digolongkan sebagai basa karena melepaskan OH - maka dalam teori Bronsted-
Lowry NaOH digolongkan sebagai basa karena OH - yang dihasilkan dalam penguraian NaOH mampu
menerima H+ (proton) dan membentuk H2O (air).

Dari gambaran di atas terlihat yang berfungsi sebagai asam adalah H H 3O+ (ion hidroksonium)
karena mampu melepaskan/mendonorkan H+ sehingga setelah melepas H+ berubah senjadi air (H2O).
Sedangkan yang berfungsi sebagai basa adalah OH - (ion hidroksida) karena mampu menerima/akseptor
ion H+ sehingga berubah jadi air (H2O).

Dengan teori Bronsted-Lowry ini untuk membuktikan bahwa amonia (NH 3) berperan sebagai
basa dalam reaksi antara amonia dan asam klorida. Kita tidak perlu melihat reaksi antara amonia (NH 3)
dengan air untuk melihat ion hidroksida yang dihasilkan.
NH3 berperan sebagai asam karena mampu menerima H+ dan HCl berperan sebagai asam karena
mampu memberikan H+

Pasangan Asam dan Basa Konjugasi

Ketika suatu asam/basa larut dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.

Secara umum asam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan H 3O+ (ion hidroksonium)
yang bermuatan positif dan sisa asam yang bermuatan negatif (A-). A- dapat berwujud CH3COO-, Cl-,
Br- dll. Dengan reaksi :

Perhatikan reaksi dari kiri ke kanan:

HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.


Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.

Akan tetapi ada juga reaksi dari kanan ke kiri antara ion hidroksonium dan ion A-:

H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.

Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang
disebut pasangan konjugasi.

HA adalah asam dan A- adalah pasangan basa konjugasinya dan H2O adalah basa dan H3O+
adalah pasangan asam konjugasinya. Atau dengan kata lain suatu asam yang telah melepas H + akan
menjadi basa (sisa asam) dan suatu basa yang telah menerima H+ akan menjadi asam (sisa basa).

Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:

Mula-mula kita lihat reaksi dari kiri ke kanan terlebih dahulu :

Amonia berlaku sebagai basa karena amonia (NH 3) menerima ion hidrogen dari air dan
menghasilkan Ion amonium (NH4+) sebagai asam konjugasinya. Air berlaku sebagai asam karena
melepas ion hidrogen (H+) dan menghasilkan ion hidroksida (OH-) sebagai pasangan basa
konjugasinya.

Kemudian kita lihat reaksi dari kanan ke kiri :

Ion amonium (NH4+) merupakan asam karena dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut
untuk membentuk kembali amonia (NH3) yang bertindak sebagai pasangan basa konjugasinya. Ion
hidroksida merupakan basa karena dapat menerima ion hidrogen kembali untuk membentuk air yang
bertindak sebagai pasangan asam konjugasinya.

Zat amfoter
Kalian mungkin memperhatikan (atau bahkan mungkin juga tidak memperhatikan!) bahwa
dalam kedua contoh di atas, air berperilaku sebagai basa, tetapi di reaksi yang lain air berperilaku
sebagai asam.

Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan sebagai amfoter.
Zat amfoter ini akan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan asan dan akan bertindak sebagai
asam bila direaksikan dengan basa.

3. Teori Asam-Basa Lewis

Menurut GN Lewis bahwa:


Asam adalah zat zat yang dapat menerima (aseptor) pasangan elektron.
Basa adalah zat zat yang dapat memberi ( donor ) pasangan elektron.
Contoh :
NH3 + BF3 NH3BF3
Basa lewis asam lewis

H H F

x x
HxNxx + F BF HxN xx BF

x x

H F H F

Basa lewis (donor ps elektron) Asam Lewis (aseptror ps elektron)

NH3 merupakan basa karena bisa memberikan 1 pasang elektron terhadap BF 3 untuk digunakan secara
bersama dalam sebnyawa NH3BF3, sehingga BF 3 bersifat basa .
Contoh lain : BaO + SO3 BaSO4
2-
O O
xx xx
Ba O + S xx O Ba2+ + O S xx O
xx xx
O O

basa asam

Kedua zat tersebut tidak mengandung ion H+ atau OH dari gambar susunan elektron di atas. Lewis
berpendapat BaO adalah basa karena memberikan satu pasang elektron terhadap SO 3, maka SO3 bertindak
sebagai asam karena menerima 1 pasang elektron dari BaO.
B. Sifat Larutan Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai zat yang mengion dalam dan menghasilkan ion H+ . Basa sebagai zat yang mengion
dalam air menghasilkan ion OH-. Definisi ini dirumuskan pada akhir abad kesembilan belas oleh kimiawan
Swedia Svante Arrhenius untuk mengelompokkan zat zat yang sifat sifatnya di dalam larutan telah diketahui
dengan baik.

Sifat Asam dan Basa


1. Asam
a. Asam memiliki rasa masam; misalnya cuka yang mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta
buah buahan sitrun lainnya yang mengandung asam sitrat. Rasa asam dapat diketahui dengan uji
organoleptik (dicicipi). Jadi, uji ini hanya dilakukan pada makanan, Ingat tidak boleh diterapkan pada
bahan-bahan kimia di laboratorium
b. Asam menyebabakan perubahan zat warna pada zat warna tumbuhan , misalnya mengubah warna
lakmus dari biru menjadi merah.
c. Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium, dan besi menghasilkan hidrogen.
d. Asam bersifat korosif yang berarti sifat ini dapat merusak berbagai benda logam dan nonlogam. Sifat
asam apabila mengenai jaringan tubuh menyebabkan kerusakan. Sifat korosif hanya dimiliki oleh
asam dalam bentuk larutannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ion hidrogen. Semakin kuat jenis
asamnya semakin mudah terurai membentuk ion hidrogen, sehingga semakin korosif
e. Terurai menjadi ion positif hidrogen dan ion negatif sisa asam
1) Ionisasi HCl
HCl + air H+ + Cl-
f. Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.
g. Bereaksi dengan karbonat
h. Berekasi dengan basa

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam
anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam
anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.
gambar
2. Basa
a. Basa memiliki rasa pahit.
b. Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini. Kulit dapat larut
dalam basa kuat. Sabun dibuat dari basa kuat. Hal ini dapat terjadi ketika tangan direndam dengan
air sabun atau diterjen, setelah direndam tangan akan berkerut dan kering.
c. Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan: misalnya mengubah warana
lakmus dari merah menjadi biru.
d. Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik.
e. Terionisasi menjadi ion positif logam dan ion negatif sisa basa
Contoh :
Ionisasi NaOH
NaOH Na+ + OH-
f. Bereaksi dengan asam
g. Bereaksi dengan garam

Indikator

Nilai pH dapat diukur dengan menggunakan pH meter dan indikator asam basa (indikator pH). pH
meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau kebasaan) dari suatu
larutan. Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan dan dapat bereaksi
dengan asam dan basa. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Dengan
menggunakan indikator, kita akan mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa dan juga kisaran pH dalam
larutan tersebut.

Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya perubahan warna
apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau larutan basa. Untuk menguji sifat asam basa suatu
zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa
lebih mudah dideteksi.

Indikator dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: (1) Indikator alami; (2) Indikator kertas
lakmus; (3) Larutan Indikator; dan (4) Indikator Universal. Indikator alami dan indikator kertas lakmus
digunakan untuk mengetahui sifat asam atau basa dari suatu larutan. Sedangkan larutan indikator dan
indikator universal digunakan untuk mengetahui kisaran pH dari suatu larutan. Penjelasan dari masing-
masing indikator adalah sebagai berikut.

1. Indikator Alami

Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan
yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis merah,
kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (bunga sepatu, anggrek, dsb).

Gambar beberapa jenis indikator asam basa alami

Tabel perubahan warna pada indikator asam basa alami

Warna Nama Warna ekstrak Warna dalam Warna dalam


keadaan asam keadaan basa

Ungu Kubis Merah Ungu Merah Hijau

Coklat
Kuning Kunyit Orange Orange cerah
kehitaman

Merah Bunga Sepatu Ungu muda Merah Hijau tua

Ungu Bunga Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahan

2. Indikator Kertas Lakmus

Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak/liken (Rocella tinctoria), suatu
simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia sekarang
ini tersedia dalam bentuk kertas. Sebagai indikator asam-basa, lakmus memiliki beberapa kelebihan, antara
lain sebagai berikut.

Lakmus dapat berubah warnanya dengan cepat saat bereaksi dengan asam maupun basa. Warna yang
terjadi pada lakmus dapat terlihat jelas.

Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas, sehingga dapat bertahan lama.

Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk kertas lakmus (agar zat lebih
mudah meresap).

Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

Gambar kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru

Cara menggunakan indikator kertas lakmus adalah sebagai berikut.

1. Teteskan larutan yang akan diselidiki sifat larutannya ke dalam plat tetes.

2. Celupkan kertas lakmus merah pada larutan tersebut.

3. Amati perubahan warna yang terjadi.

Tabel perubahan warna pada kertas lakmus

Kertas Lakmus Dalam Larutan Dalam Larutan Dalam Larutan


Asam Basa Netral

Merah Merah Biru Merah


Biru Merah Biru Biru

Larutan yang bersifat asam (pH<7) mengubah kertas lakmus biru menjadi berwarna merah,
sedangkan larutan bersifat basa (pH>7) mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru dan yang bersifat
netral warna kertas lakmus tidak berubah.

Di bawah ini ada 3 video untuk melihat bagaimana cara menguji sifat larutan dengan menggunakan
indikator kertas lakmus dan indikator fenolftalein (pp)!!!

3. Larutan Indikator

Larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi indikator yang sesuai, kemudian dilakukan
titrasi. Nilai pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini
sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator. Karena yang diamati adalah perubahan
warna pada larutan yang dicari kisaran pHnya, maka ketika larutan indikator digunakan, larutan yang
diuji harus tak berwarna dan jernih bila memungkinkan. Dibawah ini adalah larutan indikator yang sering
digunakan di laboratorium beserta trayek pH dan perubahan warna yang terjadi.

Tabel perubahan warna pada larutan indikator

Nama Trayek pH Perubahan perubahan warna bila


pH naik
Metil Ungu 0,2 2,0 Kuning ke Ungu Biru
5,0 6,0 Ungu Biru ke Ungu
Metil Jingga 3,1 4,4 Merah ke Kuning
Metil Merah 4,4 6,2 Merah ke Kuning
Metil Kuning 2.9 4 Merah ke Kuning
2,6 Dinitrofenol 24 Tak berwarna ke Kuning
Timol Biru 1,2 2,8 Merah ke Kuning
8,0 9,6 Kuning ke Biru
Lakmus 4,5 8,1 Merah Ke Biru
Bromtimol Biru 6,0 7,6 Kuning ke Biru
Penolfthalein 8,3 10,3 Tak berwarna ke Merah
Timolfthalein 9,3 10,5 Tak berwarna ke biru
Alizarin Kuning 10,0 12,0 Biru ke Kuning
Indigo Karmin 11,4 13,0 Biru ke Kuning
1,3,5 Trinitrobenzena 12,0 14 ,0 Tak berwarna ke Jingga

Tabel : Beberapa Indikator dengan trayek pH nya.

Gambar warna indikator fenolftalein (pp) dalam larutan dengan pH 7 dan 10


4. Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH
suatu larutan dari perubahan warnanya. Warna standar pada kotak indikator universal berbeda untuk
setiap nilai pH 1-14.

Gambar Indikator Universal

Cara menggunakan indikator universal adalah sebagai berikut.

1. Celupkan kertas indikator universal pada larutan yang akan dicari nilai pH-nya.

2. Diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator universal.

3. Bandingkan perubahan warna dengan warna standar pada kotak kertas universal. Warna yang mirip
dengan warna standar pada kotak kertas indikator universal, maka pH larutan berkisar pada nilai
pH yang tertera di atasnya.

C. Derajat Keasaman (pH)


Apakah yang dimaksud dengan pH ? Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan
bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ +makin asam larutan
tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang
kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+.

Persamaan ionisasi air

H2O <=> H+ + OH

Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai berikut.

K [H2O] = [H+] [OH]

Kw = [H+] [OH]

pada temperatur 25 C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14


Artinya pada temperatur 25 C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH.

Nilai Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi negatif logaritma dari konsentrasi ion H + dalan suatu
larutan, dapat dirumuskan:
pH = - log [H+]
dengan analogi yang sama, untuk menentukan harga konsentrasi OH - dalam larutan dapat digunakan
rumusan harga pOH.
pOH = - log [OH-]
Dan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan:
Kw = [H+][OH-]
pKw = pH + pOH
Oleh karena pada suhu 250C harga Kw = 10-14, maka dapat disimpulkan bahwa: pH + pOH = 14
Harga pH dan sifat larutan:
1. Pada larutan yang bersifat asam, harga pH < 7
2. Pada larutan yang bersifat netral, harga pH = 7
3. Pada larutan yang bersifat basa, harga pH > 7
Selain itu, pH yang merupakan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan ditunjukkan dengan skala
secara matematis dengan nomor 0 sampai 14. Skala pH merupakan suatu cara yang tepat untuk
menggambarkan konsentrasi ion-ion hidrogen dalam larutan yang bersifat asam, dan konsentrasi ion-ion
hidroksida dalam larutan basa.

D. Derajat ionisasi, Tetapan Asam dan Tetapan Basa, serta Konsep pH dalam Pencemaran

Kekuatan Asam /Basa dan Tetapan Kesetimbangan Ionisasi Asam /Basa


Bagaimana kekuatan suatu asam dapat diukur? . Suatu asam kuat diasumsikan terionisasi sempurna
menghasilkan ion. Konsentrasi ion H+ dari suatu asam dapat dihitung dari konsentrasi larutan asamnya.
Untuk suatu asam kuat , derajat ioniasi hampir mendekati satu ( = 1 )
Misalkan untuk HCl , ionisasinya adalah
HCL (aq) H+(aq) + CL(aq)
X mol x mol
[ H+] = [ HCL ]
Sedangkan untuk suatu asam lemah misalkan CH3COOH , ionisasinya senagai berikut
CH3COOH(aq) + H2O H3O+(aq) + CH3COO(aq)
Ka = [ H3O+ ] [ CH3COO ]
[ CH3COOH ]
karena [ H3O+] = [ CH3COO ] , maka
Ka = [ H3O+ ] [ H3O+ ]
[ CH3COOH ]

Ka = [ H3O+]2
[ CH3COOH ]
[ H3O +] = Ka x [ CH3COOH ]
[ H+ ] = Ka x [asam ]
Harga Ka suatu asam menunjukan kekuatan asamnya, dibawah ini ada beberapa harga Ka untuk asam monoprotik
mapaun poliprotik
Tabel harga Ka Beberapa Asam Monoprotik
Golongan Asam Lemah
Asam Ionisasi Ka
+
Asam Sianida HCN(aq) H (aq) + SC(aq) 4 x 1010
Asam Hipoclorit HCLO(aq) H+(aq) + ClO(aq) 3,1 x 10 8
Asam Asetat CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COOH(aq) 1,8 x 10 5
+
Asam Benzoat C6H5COOH(aq) H (aq) + C6H5COO(aq) 6,5 x 105
Golngan Asam Kuat
Asam Ionisasi Ka
+
Asam Nitrat HNO3 (aq) H (aq) + NO3(aq) 20
+
Asam Klorida HCl(aq) H (aq) + CL(aq) 107
Asam Perclorat HCLO4(aq) H+(aq) + CLO4(aq) 1010
Untuk harga Ka yang besar maka reaksi kesetimbangan tersebut dapat dianggap reaksi satu arah atau reaksi
berkesudahan , karena reaksi ionisasinya sempurna maka tanda panahnya di tulis hanya satu ke arah hasil reaksi
Tabel Harga beberapa Ka asam poliprotik
Golongan Asam Lemah
Asam Tahap ionisasi Ka
Asam Fosfat H3PO4(aq) <> H +
(aq) + H2PO4
(aq) Ka = 7,5 x 10 3
H2PO4 (aq) <> H+(aq) + HPO4 2 (aq) Ka = 6,2 x 10 4
HPO4 2 (aq) <> H+(aq) + PO4 +3(aq) Ka = 2,0 x 10 12
Asam Karbonat H2CO4(aq) <> H+ (aq) + HCO3 (aq) Ka = 4,3 x 10 7
HCO3 (aq) <> H+(aq) + CO3 2 (aq) Ka = 5,6 x 10 11
Asam Sulfida H2S(aq) <> H+ (aq) + HS (aq) Ka = 1,1 x 10 7
HS (aq) <> H+(aq) + S 2 (aq) Ka = 1,0 x 10 14

Catatan : Harga Ka Keterangan


Kurang dari 1 x 10 7 asam sangat lemah
1 x 10 7 hingga 1 x 10 2 asam lemah
1 x 10 2 hingga 1 x 103 asam kuat
lebih besar dari 1 x 10 3 asam sangat kuat

Demikianpun ntuk larutan basa


BOH(aq) B+(aq) + OH (aq)

Kb = [ B+ ] [ OH ] , Kb = tetapan ionisasi basa


[ BaO ]
Untuk suatu larutan basa kuat karena terjadi ionisasi sempurna , sehingga konsentrasi ion OH akan sama
dengan konsentrasi dari larutan basanya ,misalnya:
KOH (aq) K+ (aq) + OH (aq)
x mol ~ x mol ~ x mol
[OH ] = [ KOH ]
Sedangkan untuk suatu basa lemah Misalkan larutan NH4OH = NH3(aq) , ionisasinya sebagai berikut :
NH4OH (aq) NH4 +(aq) + OH (aq)
[ NH4+] [OH ]
Kb =
[ NH4OH]
Karena [ NH4+] = [OH ] , maka
[ OH ] [OH ] [ OH ]2
Kb = =
[NH4OH] [ NH4OH ]
[ OH ] = Kbx[ NH4OH] ;
[ OH ] = Kb x[ basa]
Basa kuat mempunyai harga Kb besar dan basa lemah mempunyai harga Kb kecil seperti contoh beberapa harga Ka
larutan basa. Pada tabel dibawah ini
Golongan Basa Lemah
Basa Ionisasi Kb
> +
Amoniak NH3 (aq) + H2O(aq) < NH 4 (aq) + OH (aq) Kb =1,8 x 105
Fosfin PH3(aq) + H2O(aq) <> PH4 +(aq) + OH (aq) Kb =1,0 x10 14
Golongan Basa Kuat
Natrium NaOH(aq) Na+(aq) + OH (aq) Sangat besar
Hidroksida

7. Pencemaran Air
Pengertian Air Bersih
Air merupakan pelarut yang baik , sehingga air yang ada di alam tidak pernah murni, karena di alam banyak
berbagai zat yang mudah larut dalam air , baik zat padat , cair maupun gas, selain itu juga banyak zat-zat yang sukar
laut dalam air. Air alam banyak yang mengandung mikroorganisma yang dapat merugikan bagi kesehatan. Tetapai
selama kandungannya tidak merugikan bagi kesehatan ,maka air itu dianggap bersih. Air lyang tidak layak untuk
diinum masih dapat digunakan untuk keperluan lain misalnya : irigasi untuk pengairan sawah,kolam , kebun dll .
Air dinyataka tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air , sehingga air tdak dapat digunakan untuk
keperluan tujuannya . Air dikatakan tercemar akibat masuknya mikroorganisma , zat (padat, cair gas ) , energi panas
yang masuk kedalam air, sehingga air tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuia dengan peruntukannya.
Beberapa Parameter Kualitas Air
Untuk menentukan kualitas air digunakan beberapa parameteryaitu pH , DO , BOD , COD dan kandungan zat padat
a. pH air
Air murni mempunyai pH = 7, air dianggap bersih pada pH sekitar 6,5 s/d 8,5, tetapi belum tentu bersih apabila
diukur oleh parameter lain.
b. Kandungan zat padat
Zat padat yang terkandung dalam air berupa limbah yang bisa larut dan tidak larut tapi berupa suspensi , suspensi
adayang bisa mengalami sendimenisasi dan tidak mengalami sendimenisasi .
c. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO)
Kadar Oksigen terlarut dalam air bersih pada suhu kamar terkandung sekitar 10 ppm. Oksigen sangat diperlukan
oleh mahluk hidup dalam air seperti , ikan ,udang ,kerang dan bakteri aerobik yang ada dalam air untuk
menguraikan sampah organik. Jadi jika dalam air terlalu banyak bahan organik maka semakin banyak pula bakteri
aerobik di dalam nya semakin berkembang artinya dalam air oksigen yang dibutuhkan mahluk air akan berkurang
karena terpakai oleh bakteri pembusuk tadi , dimana bakteri aerobik dalam air akan mengoksidasi sampah organik C
menjadi CO2 , N menjadi nitrit , Smenjadi sulfat, fosforus menjadi fosfat.Jika kadar oksigen dalam air semakin
kurang, maka pembusukan akan diambil alih oleh baktri anaerobik , dimana perubahan yang terjadi dari pembusukan
secara anaerobik dari senyawa organik yang mengandung C berubah jadi CH 4, S menjadi H2S, N menjadi NH3 . Oleh
karena bau busuk yang dikeluarkan pada air yang tercemari sampah organik misalnya comberan , selokan /got
berasal dari H2S dan NH3 hasil dsari reduksi bakteri anaerobik .
d. BOD dan COD
BOD ( Biochemichal Okxygen Demand ) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam
air oleh microorganisma.
BOD ini adalah parameter untuk mengetahui seberapa besar oksigen yang dipergunakan oleh mikroorganisma untuk
mengurai ( mendegrasi ) bahan buangan organik yang ada dalam air, walaupun secara alamiah proses mengoksidasi
bahan buangan organik oleh mikroorganisma adalah peristiwa yang mudah terjadi selama air lingkungan
mengandung oksigen yang mencukupi.Jumlah mikroorganisma yang ada di dalam air lingkungan tergantung pada
tingkat kebersihan air. Air yang bersih ( jernih ) biasanya mengandung microorganisme yang relatif kecil dibanding
dengan air yang kotor dan telah tercemar oleh bahan buangan .
COD ( Chemical Oksxygem Demand ) atau kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi terhadap bahan organik yang
terdapat dalam air.
Tes uji COD dengan menggunakan oksidator yaitu Kalium bikarbonat ( K 2Cr2O7 ) untuk mengoksidasi bahan
buangan organik yang akan menghasilkan CO2 , H2O dan sejumlah ion Crom seperti reaksi dibawah ini
Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O7 2 + H+ CO2 + H2O + Cr+3
Katalisator
Reaksi diatas sambildipanaskan , jika dalam bahan buangan ada senyawa clorida perlu ditambahakan merkuri sulfat
untuk menghilangkan karena snyawa clorida dapat mengganggu dengan ikut teroksidasi oleh kalium bikarbona,
sehingga akan menggagu sebarapa besar kalium bikarbonat yang dipergunakan secara benar.Penambahan mererkuri
sulfat untuk mengikat ion clor menjadi mercuri clorida..
Hg2+ + 2Cl HgCl2
Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buanganorganik sebelum reaksi dioksidasi berwarna
kuning , sdangkan setelah dioksidasi akan berubah warna menjadi hijua. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan buangan organik sama dengan jumlah kalium organik yang digunakan .Makin banyak kalium
bikarbonat yang digunakan pada oksidasi, berarti makian banyak oksigen yang diperlukan . Ini berartibahwa air
lingkungan makin banyak tercemar.
Demikian pula untuk larutan basa yang mempunyai harga Kb sangat besar ,berarti termasuk basa kuat, dalam reaksi
ionisasinya merupakan reaksi searah atau berkesudahan , sehingga tanda panahnya satu arah menuju ke hasil reaksi.

Rangkuman
1. Teori asam basa menurut
Sifat zat Arrhenius Bronted lowry G N lewis
Asam Merubah lakmus biru Memberikan ( donor ) Menerima ( aseptor )
jadi merah. proton hidrogen. pasangan elektron
Ionisasinya
menghasilkan Ion H+

Basa Merubah lakmus merah Menerima ( aseptor ) Memberikan (donor)


menjadi biru. proton hidrogen. pasangan elektron.

2. Kw = [ H+] x [OH ] = 1 x 10 14
Kw Kw
[ H+ ] = , [ OH ] =
[ OH ] [ H+ ]

3. Untuk asam Kuat


[H+ ] = [ asam ]
Untuk Asam Lemah
[H+ ] = Ka x [ asam ]
Untuk Basa Kuat
[OH ] = [ Basa ]
Untuk Basa lemah
[OH ] = Ka x [ Basa]
4. pH = log [H+] ; pOH = log [OH ]
5. pH Asam < 7
pH Basa > 7
pH Netral = 7
6. Untuk menentukan pH suatu larutan digunakan berbagai macam Indikator . dengan melihat perubahan dari warna
indikator .
7 Salah satu parameter untuk mengetahui kualitas air lingkungan dengan melihat perubahan pH dari air lingkungan
tersebut .Air dikatakan bersih apabila mempunyai pH sekitar 6,5 sampai dengan 8,5 .pH lebih kecil ataupun lebih
besar dari ketentuan tadi berarti air telahmengalami pencemaran.

RUJUKAN
Anis Dyah Rufada.2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Klaten : Intan Pariwara
Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.
Watoni, A. Haris. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI . Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai