Anda di halaman 1dari 19

Disusun Oleh :

[ASAM, BASA DAN


Susti Vellayati
GARAM]
1. Sifat-Sifat Asam, Basa dan Garam
1.1 Asam dan Basa
1.1.1 Pengertian Asam dan Basa
Sejak tahun 1976 berbagai definisi asam dan basa sudah diperkenalkan
yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori Lewis.

a. Teori Arrhenius
Asam Arrhenius adalah zat yang melarut dalam air membentuk ion
hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+).
HCl H+ + Cl-
HNO3 H+ + NO3-
CH3COOH H+ + CH3COO-
Sebenarnya, ion hidrogen tidak ada dalam alarutan air. Setiap ion hidrogen
bergabung dengan satu molekul iar dengan cara berkoordinasi dengan sepasang
elektron bebas yang terdapat pada oksigen dari air dan terbentuk ion hidronium.
H+ + H2O H3O+
Adanya ion hidronium baik dalam bentuk larutan dan padat, maka reaksi-
reaksi di atas dinyatakan sebagain reaksi antara asam dengan air. Namun, demi
kesederhaan ion hidronium dinyatakan dengan ion hidrogen.
Basa Arrhenius adalah zat yang melarut dalam air membentuk ion
hidroksida (OH-).
NaOH+ H2O Na+ + OH-
KOH + H2O K+ + OH-

b. Teori Bronsted-Lowry
Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor ion H +),
sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion H+).

HA H O H O H A

H H

asam + air ion hidronium + anion


Perhatikan contoh reaksi berikut ini:

Asam,Basa dan Garam


Reaksi 1 Reaksi 2
H2O HCl H3O Cl NH3 H2O NH4 OH

basa 1 asam 1 asam 2 basa 2 basa 1 asam 1 asam 2 basa 2

konjugat konjugat
konjugat konjugat
Pada reaksi 1 terjadi serahterima proton antara HCl yang bersifat asam
karena memberikan ion H+ pada H2O, sedangkan H2O bersifat basa karena
menerima ion H+ dari HCl. Ion Cl- menerima ion H+ dari H3O+, berarti ion Cl-
bersifat basa konjugat. Basa yang dihasilkan bila suatu asam memberikan
protonnya disebut basa konjugat. Ion H3O+ memberikan ion H+ pada Cl-, berarti
H3O+ bersifat asam konjugat. Asam yang dihasilkan bila suatu basa menerima
sebuah proton disebut asam konjugat. Diketahui bahwa HCl bersifat asam dan Cl -
bersifat basa merupakan pasangan asam-basa yang dikenal dengan asam-basa
konjugasi dan sebaliknya juga dengan H2O.
Reaksi 2 antara NH3yang bersifat basa karena menerima H+ dari H2O,
sedangkan H2O bersifat asam karena memberikan H+ pada NH3. Ion NH4-
memberikan ion H+ pada OH- berarti NH4+ bersifat asam konjugat, sedangkan ion
OH- menerima ion H+ dari NH4+ berarti OH- bersifat basa konjugat. Pada reaksi 1
dan reaksi 2, terlihat bahwa H2O yang bereaksi dengan HCl bersifat basa,
sedangkan H2O yang bereaksi dengan NH3 bersifat asam. Senyawa seperti ini
disebut senyawa yang bersifat amfiprotik, artinya dapat bersifat sebagai asam dan
dapat juga bersifat sebagai basa.

c. Teori Lewis
Asam adalah partikel (ion/molekul) yang dapat bertindak sebagai
penerima (akseptor) pasangan elektron, sedangkan basa adalah partikel
(ion/molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor) pasangan elektron.
A + B A B

Konsep lewis dapat mengakomodasi konsep asam-basa sebelumnya. Pada


asam ion H+ mempunyai orbital kosong yang dapat menerima pasangan electron,
sedangkan basa seperti OH- dan semua anion memiliki pasangan elektron bebas

Asam,Basa dan Garam


yang dapat diberikan pasangan elektron bebas. Beberapa contoh reaksi tersebut
ialah:
BCl3 + N(CH3)3 (CH3)3NoBCl3
AlH3 + H-AlH4-
Ag+ + 2CN- [Ag(CN)2]

1.1.2 Jenis-Jenis Asam


Berdasarkan kekuatan asam untuk menghasilkan ion H+ terbagi menjadi 2
yaitu:
a. Asam kuat ialah senyawa yang hampir seluruhnya mengion sempurna menjadi
H+ dan anion yang menyertainya bila berada dalam air. Contoh asam kuat
antara lain: asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO 3), asam perklorat (HClO4),
dan asam sulfat (H2SO4).

HCl H→2 O H+ + Cl-

b. Asam lemah ialah asam yang tidak mengion sepenuhnya dalam air. Contoh
asam lemah antara lain: asam hidrofluoriat (HF), asam asetat (CH3COOH), dan
ion ammonium (NH4+).
CH3COOH H+ + CH3COO-

Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, senyawa asam


dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Asam monoprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan satu ion H +
dalam larutan air. Contoh asam monoprotik antara lain: HCl, HNO3,
CH3COOH, HBr, dan HF.
HBr H+ + Br-
b. Asam diprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan dua ion H + dalam
larutan air. Contoh asam diprotik antara lain: H2SO4 dan H2CO3.
H2SO4 H+ + HSO4-
HSO4- H+ + SO42-
c. Asam triprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan tiga ion H+ dalam
larutan air. Contoh asam triprotik antara lain: H3PO4 dan H3BO3.
H3PO4 H+ + H2PO4-

Asam,Basa dan Garam


H2PO4- H+ + HPO42-
HPO42- H+ + PO43-

Berdasarkan asal diperolehnya, asam dibagi menjadi 2 macam yaitu:


a. Asam organik
Asam organiialah senyawa organik yang dapat melepaskan ion H+ dalam
larutannya atau senyawa yang mengandung atom karbon yang diperoleh dari
makhluk hidup. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif dan banyak
terdapat di alam.
Asam organik yang paling umum adalah asam karboksilat. Salah satu
contoh asam karboksilat adalah asam asetat. Asam karboksilat mengandung gugus
karboksil (-CO2H). Kebanyakan asam karboksilat adalah asam lemah yang dalam
air hanya terionisasi 1%. Walaupun hanya sedikit persentase molekul asam
karboksilat yang terionisasi dalam air, asam karboksilat dapat bereaksi sempurna
apabila direaksikan dengan basa yang lebih kuat daripada air.
O O

CH3COH OH- H2 O CH3CO-


Tabel 1. Jenis-jenis asam organik
Nama Asam Rumus Kimia Sumber
Asam asetat CH3COOH Larutan cuka
Asam askorbat C6H8O6 Jeruk, tomat, sayuran
Asam sitrat C6H8O7 Jeruk
Asam borat H3BO3 Larutan pencuci mata
Asam karbonat H2CO3 Minuman berkarbonasi
Asam klorida HCl Asam lambung
Asam nitrat HNO3 Pupuk
Asam fosfat H3PO4 Deterjen
Asam tatrat C4H6O6 Anggur
Asam malat C4H6O5 Apel
Asam formiat HCOOH Semut
Asam laktat C3H6O3 Keju
Asam benzoat C6H5COOH Bahan pengawet makanan
(Sumber: Winarsih, 2008)
b. Asam anorganik

Asam,Basa dan Garam


Asam anorganik adalah asam yang dibuat dari mineral-mineral dan
nonlogam. Asam inilah yang digunakan untuk membuat plastic, serat, pupuk,
pewarna, dan bahan kimia lain. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan
korosif.
Asam anorganik terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Asam biner, penamaan untuk asam ini yang menyatakan
unsur induk-nya, misalnya, klor- untuk klor. Nama ini diberi akhiran –ida dan
kata “asam” pada awalan sebagai pengganti “hidrogen”.Beberapa jenis asam
biner terdapat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jenis-jenis asam biner
Nama Latin
Rumus Nama Senyawa
Indonesia inggris
HCl Hidrogen klorida Asam klorida Hydrochloric acid
HBr Hidrogen bromida Asam bromida Hydrobromic acid
H2S Hidrogen sulfida Asam sulfida Hydrosulfuric acid
HCN Hidrogen sianida Asam sianida Hydrocyanic acid
(Sumber: Keenan, Kleinfelter & Wood, 1984)

2. Asam-oksi terner, penamaan untuk asam ini sama seperti


asam biner yakni didasarkan pada nama anion yang terbentuk.Beberapa jenis
asam-oksi terner terdapat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Jenis-jenis asam-oksi terner
Rumus Nama Senyawa Nama Latin
Indonesia Inggris
H2SO4 Hidrogen sulfat Asam sulfat Sulfuric acid
H2SO3 Hidrogen sulfit Asam sulfit Sulfurous acid
HNO3 Hidrogen nitrat Asam nitrat Nitric acid
HNO2 Hidrogen nitri Asam nitrit Nitrous acid
HClO4 Hidrogen perklorat Asam perklorat Perchloric acid
HClO3 Hidrogen klorat Asam klorat Chloric acid
HClO2 Hidrogen klorit Asam klorit Chlorous acid
HClO Hidrogen hipoklorit Asam hipoklorit Hypochlorous acid
(Sumber: Keenan, Kleinfelter & Wood, 1984)

1.1.3 Jenis-Jenis Basa


Berdasarkan kekuatan basa terbagi menjadi 2 yaitu:

Asam,Basa dan Garam


a. Basa kuat ialah senyawa yang reaksinya terionisasi sempurna di air. Contoh
basa kuat antara lain: NaOH, KOH, Ba(OH)2.

NaOH H→2 O Na+ + OH-

b. Basa lemah ialah senyawa yang reaksinya terionisasi tidak sempurna di air.
Contoh basa lemah antara lain: NH3, NH4OH dan Al(OH)3.
NH3 + H2O NH4+ + OH-

Berdasarkan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa basa dikelompokkan


menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Basa monohidroksi ialah basa yang memiliki satu gugus OH -. Contoh basa
monohidroksi antara lain: NaOH, KOH, dan NH4OH.
b. Basa dihidroksi ialah basa yang memiliki dua gugus OH -. Contoh basa
dihidroksi antara lain: Ca(OH)2 dan Ba(OH)2.
c. Basa trihidroksi ialah basa yang memiliki tiga gugus OH -. Contoh basa
trihidroksi antara lain: Al(OH)3 dan Fe(OH)3.

Berdasarkan asal diperolehnya, basa terbagi menjadi 2 macam yaitu:


a. Basa organik ialah basa yang memiliki ciri-ciri mengandung gugus amina,
senyawa yang strukturnya mendekati ammonia. Contoh basa organik antara
lain: prokain atau benzatin.

H N H H3 C N H H3C N H H 3C N CH3

H H CH3 CH3
Amonia Metil amina Dimetil amina Trimetil amina

Amina sama seperti ammonia dalam kebasaanya. Amina adalah basa


(akseptor proton) dan air adalah asam (donor proton). Larutan yang terjadi bersifat
basa karena terbentuk ion OH-.
CH3NH2 H 2O CH3NH3 OH

b. Basa anorganik adalah basa yang memiliki ciri-ciri mengandung gugus OH-.
Contoh dari basa anorganik antara lain: kalium hidroksida dan natrium
hidroksida.
1.1.4 Sifat-Sifat Asam dan Basa

Asam,Basa dan Garam


Beberapa sifat yang dimiliki asam antara lain:
a. Mempunyai rasa asam atau masam ketika dikecap atau rasa.
b. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7).
d. Larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
e. Larutan asam merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai menjadi ion-ion
dalam pelarut air.
f. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

Beberapa sifat yang dimiliki basa antara lain:


a. Terasa pahit, terasa licin seperti sabun dan dapat merusak kulit.
b. Larutan basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
c. Larutan basa merupakan elektrolit karena dapat terurai menjadi ion-ion dalam
pelarut air.

1.2 Garam
1.2.1 Pengertian Garam
Garam adalah suatu senyawa elektrolit yang terbentuk dari asam apabila
seluruh atau sebagian atom H+ pada asam tersebut diganti dengan satu atau
beberapa jenis atom logam, atau terbentuk dari basa bila sebagian atau seluruh
gugus OH- dari basa tersebut diganti oleh satu atau beberapa sisa asam.
Sederhananya, garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa. Proses-proses
seperti ini juga disebut reaksi netralisasi karena di dalam air terdapat ion H + dan
ion OH- dalam konsentrasi yang sama dan sangat kecil.

1.2.2 Jenis-Jenis Garam


Berdasarkan klasifikasinya garam terbagi menjadi 5 yaitu:
a. Garam normal adalah garam yang terbentuk dari asam, apabila seluruh atom H
pada asam tersebut diganti dengan logam atau terbentuk dari basa bila seluruh
gugus OH- dari basa tersebut diganti oleh sisa asam. Contohnya adalah NaNO 3,
KBr, AlCl3, MgSO4, Zn3(PO4)2 dan lain-lain.

Asam,Basa dan Garam


b. Garam asam adalah garam yang terbentuk dari asam diprotik dan poliprotik
(memiliki >1 atom H) dimana tidak semua atom H digantikan oleh logam.
Ketentuan umum:
1. Dari asam diprotik (memiliki 2 atom H, seperti H 2SO4, H2S, H2CO3, dan
lain-lain) dapat terbentuk 1 garam asam dan 1 garam normal. Contoh :
- Na2SO4 (garam normal) :   Natrium Sulfat.
- NaHSO4 (garam asam) :   Natrium Hidrosulfat, Natrium Bisulfat.
2. Dari asam poliprotik (memiliki >2 atom H, seperti H 3PO4, H3AsO4, H3SbO4)
dapat dihasilkan 2 garam asam dan 1 garam normal.
- Na3(PO4)2 (garam normal) : Natrium Posfat.
- NaH2PO4 (garam asam)     : Natrium Dihidroposfat.
- Na2HPO4 (garam asam)     : Natrium Hidroposfat.

c. Garam basa adalah garam yang terbentuk dari basa yang memiliki >1 gugus
OH- dimana tidak semua gugus OH- digantikan oleh sisa asam.
Ketentuan umum :
1. Dari basa yang memiliki 2 atom H, seperti Ba(OH) 2, Mg(OH)2, Ca(OH)2,
dan lain-lain dapat terbentuk 1 garam basa dan 1 garam normal. Contoh :
- MgSO4 (garam normal)          : Magnesium Sulfat.
- [Mg(OH)]2SO4 (garam basa)   : Magnesium HidroksiSulfat.
2. Dari asam poliprotik (memiliki >2 atom H, seperti H 3PO4, H3AsO4, H3SbO4)
dapat dihasilkan 2 garam asam dan 1 garam normal. Contoh :
- Al(NO3)3 (garam normal)       : Alumunium Nitrat.
- [Al(OH)2]NO3 (garam basa)    : Alumunium Dihidroksi Nitrat.
- [Al(OH)](NO3)2 (garam basa) : Alumunium Hidroksi Nitrat.

d. Garam rangkap, suatu garam rangkap cukup stabil dalam fase padatannya. Jika
garam rangkap ini dilarutkan dalam air, maka garam ini akan terurai menjadi
ion-ion penyusunnya. Misalnya, jika kristal carnallite dilarutkan dalam air,
maka dalam larutan akan terdapat ion-ion penyusun kristal karnalit tersebut,
yaitu K+, Mg+, dan Cl-.

Asam,Basa dan Garam


e. Garam kompleks, jika garam kompleks dilarutkan ke dalam air, garam tersebut
tidak akan terurai menjadi ion-ion sederhana dari unsur penyusunnya, tetapi
terionisasi menjadi ion-ion kompleks. Misalnya, jika senyawa
CuSO4.4NH3.H2O dilarutkan dalam air, maka senyawa tersebut tidak akan
terurai menjadi ion Cu2+, tetapi akan menghasilkan spesi terlarut berupa ion
kompleks [Cu(H2O)2(NH3)4]2+ yang stabil. Senyawa-senyawa yang
mengandung ion kompleks semacam ini disebut sebagai senyawa kompleks.

Reaksi ion garam dengan air yang mengubah keasaman melibatkan


transfer proton dan reaksi hidrolisis. Berdasarkan kategorinya terdapat empat
garam yang dilarutkan dalam air yaitu:
a. Garam yang menghasilkan larutan netral
Garam yang terdiri dari kation (Li+, Na+, K+, Ba2+, Sr2+) dari basa kuat dan
anion (Cl-, NO3-, SO42-) dari asam kuat membentuk larutan netral. Garam-garam
ini di dalam larutan air, kation tidak banyak bereaksi dengan air untuk membentuk
ion H+ dan anion tidak banyak bereaksi dengan air untuk membentuk ion OH-.
Contoh: NaCl, KCl, BaCl2, SrCl2, NaNO3, Li2SO4, dan Sr(NO3)2.

b. Garam yang menghasilkan larutan basa


Garam yang terdiri dari kation basa kuat dan anion asam lemah
membentuk larutan yang bersifat basa. Contoh: CH3COONa dan NaCN.
H2O
CH3COONa Na + CH3COO
Ion asetat yang merupakan basa konjugasi dari asam CH 3COONa mengalami
hidrolisis

CH3COO + H 2O CH3COOH + OH
Reaksi ini menghasilkan OH-, oleh karena itu larutan CH3COOH bersifat basa.
Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial.

c. Garam yang menghasilkan larutan asam


Garam yang terdiri dari kation basa lemah dan anion asam kuat
membentuk larutan yang bersifat asam. Contoh: NH4Cl dan NH4NO3.

Asam,Basa dan Garam


NH4Cl NH4 + Cl
Ion NH4+ yang merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH 3, mengalami
hidrolisis
NH4 + H2O NH3 + H3O

d. Garam yang kation dan anion-nya mengalami hidrolisis


Garam yang terdiri dari kation basa lemah dan asam lemah, kedua ion ini
akan mengalami hidrolisis. Larutan yang terjadi bersifat netral, basa atau asam
tergantung pada kuat relatif kation asam dan anion basa. Larutan ammonium
asetat (CH3COONH4) pada dasarnya adalah larutan netral, tetapi kekuatan ion
NH4+ yang bersifat asam saling mematikan dengan kekuatan ion CH 3COO- yang
bersifat basa. Kedua ion tersebut mengalami hidrolisis sempurna atau hidrolisis
total.

1.2.3 Sifat-Sifat Garam


Beberapa sifat yang dimiliki garam antara lain:
a. Umumnya di dalam larutan berpelarut air, garam terurai sempurna menjadi
ion-ion.
b. Dalam bentuk leburan (cairan) atau lelehan dapat menghantarkan listrik.
c. Tidak dapat mengubah kertas lakmus merah ataupub biru.
d. Garam dari asam kuat dan basa kuat (seperti NaCl) tidak terhidrolisis.
e. Garam dari asam lemah dan basa kuat (seperti CH3COONa) mengalami
hidrolisis menghasilkan larutan bersifat basa. Anion dalam hal ini berperan
sebagai basa.
f. Garam dari asam kuat dan basa lemah (seperti NH4Cl) mengalami hidrolisis
menghasilkan larutan bersifat asam. Kation dalam hal ini berperan sebagai
asam.
g. Garam dari asam lemah dan basa lemah (seperti CH3COONH4) terhidrolisis,
tetapi sifat netral, basa atau asam bergantung pada ion-ion yang terhidrolisis.

Asam,Basa dan Garam


2. Identifikasi Asam Basa dan Garam
Sifat asam dan basa suatu senyawa dapat diketahui dengan cara mencicipi.
Namun, identifikasi dengan cara ini berisiko tinggi karena adanya senyawa kimia
yang bersifat racun. Identifikasi senyawa asam dan basa ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
2.1 Kertas Lakmus
Senyawa asam, basa dan garam diidentifikasi dengan kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan
larutan. Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali
senyawa asam, basa dan garam yaitu, kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Tabel 4. Perubahan warna kertas lakmus
Sifat Zat
Kertas Lakmus
Asam Basa Netral
Merah Merah Biru Merah
Biru Merah Biru Biru
(Sumber: Wasis, dkk., 2008)

a. Lakmus
merah dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru
Gambar 1: Bagian-bagian kertas lakmus
(Sumber: Winarsih, 2008)
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak
berubah warna.

2.2 Larutan Indikator


Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis
larutan indikator, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan
bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah
penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan
ke dalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh, larutan

Asam,Basa dan Garam


fenolftalein. Pada lingkungan asam larutan fenolftalein tidak berwarna, di
lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna.

Gambar 2. Warna indikator fenolftalein


dalam larutan asam (tidak
berwarna) dan larutan basa
(merah)
(Sumber: Winarsih, 2008)

Perhatikan perubahan warna dan trayek pH beberapa indikator pada tabel


5 berikut.
Tabel 5.Perubahan warna dan trayek pH dari beberapa indikator
Warna Trayek
Indikator Nama Kimia
Asam Basa pH
Amino-dietelamino-
Biru kresil brilian metil difenazonium Jingga-merah Biru 0,0-1,0
klorida
𝛂-naftol benzein Tak berwarna Kuning 0,0-0,8
Pentametil p-rosanilia
Ungu metil Kuning Hijau-biru 0,0-1,8
hidroklorida
Merah kresol 0-kresolsulfon-ftalein Merah Kuning 1,2-2,8
Biru timol Timol-sulfon-ftalein Merah Kuning 1,2-2,8
Ungu meta kresol m-kresolsulfon-ftalein Merah Kuning 1,2-2,8
Tetrabromofenol-
Biru bromofenol Kuning Biru 2,8-4,6
sulfon ftalein
Dimetilamino-azo-
Jingga metil benzena-natrium Merah Kuning 3,1-4,4
sulfonat
Asam difenil-bis-
Merah kongo azo 𝛂-naftilamina-4- Lembayung Merah 3,0-5,0
sulfonat
Hijau bromo Tetrabromo-m-kresol-
Kuning Biru 3,8-5,4
kresol sulfon-ftalein
o-karboksibenzena-
Merah metil Merah Kuning 4,2-6,3
azodimetilanilina
Diklorofenol-sulfon-
Merah klorofenol Kuning Merah 4,8-6,4
ftalein

Asam,Basa dan Garam


Azolitmin Merah Biru 5,0-8,0
Dibromo-timol-sulfon-
Biru bromotimol Kuning Biru 6,0-7,6
ftalein
𝛂-hidroksi-difenil- Lembayu
Ungu difenol Kuning 7,0-8,6
sulfon-ftalein ng
𝛂-naftol-ftalein 𝛂-naftol-ftalein Kuning Biru 7,3-8,7
Fenolftalein Tak berwarna Merah 8,3-10,0
Timolftalein Tak berwarna Biru 9,3-10,5
(Sumber: Svehla, 1990)

2.3 Indikator Alami


Indikator yang biasa digunakan dilaboratorium kimia, baik kerta lakmus
maupun indikator larutan merupakan indikator yang dibuat dari zat-zat kimia.
Selain indikator buatan, untuk mengidentifikasi senyawa asam dan basa dapat
menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari tumbuhan yang
warnanya mencolok, seperti bumbu dapur (kunyit), bunga, umbi-umbian,
dedaunan dan buah-buahan.

Gambar 3. Beberapa contoh bahan alami yang


dapat digunakan sebagai indikator
(Sumber: www.google.com, 24-08-2016)

Agar dapat digunakan sebagai indikator, bahan-bahan tersebut harus


dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya atau menghaluskannya,
kemudian larutan indikator alami tersebut diteteskan larutan asam atau basa dan
diperoleh perubahan warna pada setiap indikator alami.

2.4 Indikator Fluoresen


Indikator asam, basa dan garam lain tidak dapat digunakan pada larutan
yang warnanya pekat atau larutan keruh. Untuk larutan tersebut biasanya
digunakan indikator yang menunjukkan pendar-fluor (Fluorensenc), misalnya α-

Asam,Basa dan Garam


naftilamin. Indikator ini menunjukkan pendar-fluor biru pada sinar ultraviolet.
Tabel 6di bawah ini menunjukkan beberapa indikator pendar-fluor.
Tabel 6. Beberapa indikator pendar-fluor
Indikator Trayek pH Bentuk Asam Bentuk Basa
Rosin 0-3,0 - Hijau
Asam salisilat 0,2-4,0 - Biru
α-naftilamin 3,4-4,8 - Biru
Diklorofluorensein 4,0-6,6 - Hijau
α-naftol 8,0-9,0 - Biru
Kuinin 9,5-10,0 Biru-ungu -
Kuinolin 6,2-7,2 Biru -
(Sumber: Khopkar, 1985)

3. Penentuan Skala Keasamaan dan Kebasaan


3.1 Konsep pH
Ion hidrogen dan ion hidroksida memiliki konsentrasi yang sangat
kecildan sulit diukur, biokimiawan Denmark, Sorensen pada tahun 1909
mengajukan cara pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. Huruf p berasal
dari istilah Potenz (Jerman), puissance (Prancis), power (Inggris) dan huruf H
singkatan dari hidrohen. pH suatu larutan didefinisikan sebagai logaritma negatif
dari konsentrasi ion hidrogen dalam mol per liter). Pada umumnya umumnya
untuk sejumlah X, maka besaran pX didefinisikan sebagai
1
pX = log = -log X
X
Misalnya, jika ingin mengetahui konsentrasi ion hydrogen dalam suatu larutan,
maka dapat disebut pH
1 +
pH = log +¿ = -log H
H ¿
Apabila di dalam larutan terdapat konsentrasi ion hydrogen adalah 10-3 M akan
diperoleh
pH = -log (10-3) = - (-3) ataupH = 3
Demikian juga jika konsentrasi ion hidrogen adalah 10-8 M, maka pH larutannya
adalah 8.
Mengikuti pendekatan yang sama untuk konsentrasi ion OH-, maka
definisi dari pOH larutan adalah

Asam,Basa dan Garam


pOH = -log [OH-]
Sebagaimana hubungan antara [H+] dan [OH-] dalam larutan, demikian juga pH
dan pOH-nya. Persamaan berikut mengambil harga logaritma dari kedua pihak
log Kw = log [H+] + log [OH-]
Perkalian dengan -1 menghasilkan
(-log Kw) = (-log [H+]) +(- log [OH-])
Dari definisi –log Kw = pKw, maka
pKw = pH + pOH
Oleh karena Kw = 1,0 x 10-14, pKw = 14,00; maka diperoleh hubungan
pH + pOH = 14,00
Pada dasarnya pH hanyalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion
hidrogen, larutan asam dan larutan basa pada suhu 25 oC dapat didefinisikan
berdasarkan nilai pH-nya, seperti berikut:
Larutan asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M, pH < 7,00
Larutan basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M, pH > 7,00
Larutan netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M, pH = 7,00

Gambar 5. Harga pH beberapa zat dalam kehidupan sehari-hari


(Sumber: www.google.com, 24-08-2016)

3.2 Pengukuran pH
a. Indikator Universal
Indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH suatu
larutan untuk mengetahui larutan bersifat asam, basa atau netral dengan kertas pH.
Kertas pH tersebut dicelupkan pada larutan yang akan diidentifikasi, ketika sudah

Asam,Basa dan Garam


tercelup warna-warna pada kertas akan berubah warna. Kertas pH yang berubah
dicocokan dengan indikator universal yang memiliki skala pH dari 0 sampai 14.

b. pH meter
Identifikasi asam, basa dan garam lebih akurat dengan menggunakan alat
pH meter. Alat ini bekerja berdasarkan elektrolit larutan asam dan basa, bagian
utamanya adalah sebuah elektode yang peka terhadap konsentrasi ion H + dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Jika elektrode tersebut dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diuji, pH meter menunjukkan angka yang sesuai dengan harga
pH larutan tersebut.

3.3 Penentuan Rentang Perubahan Warna suatu Indikator


Mata manusia hanya dapat mengamati perubahan warna antara
perbandingan 1/10 untuk asam dan 10/1 untuk basa, sehingga untuk
mempermudah diperlukan rentang perubahan warna suatu indicator. Suatu
indicator asam dimisalkan HIn dan indicator basa dimisalkan In-. persamaan
penguraiannya adalah:
HIn + H2O H3O + In

In + H2O InH + OH
Tetapan penguraian dari asam adalah
K a =¿ ¿
Dalam bentuk logaritmanya, ini menjadi
[ HIn ]
pH= p K a−log ¿
¿¿
Molekul HIn diasumsikan berwarna merah dan ion In- berwarna kuning.
Kedua bentuk tersebut tentu terdapat dalam suatu larutan indikator tersebut,
konsentrasi relatifnya tergantung pada pH. Warna yang dilihat mata manusia
bergantung pada jumlah relatif kedua bentuk tersebut. Jelaslah, dalam larutan ber-
pH rendah, HIn asam menonjol dan warnanya akan menjadi merah. Pada larutan
ber-pH tinggi, In- akan menonjol dan warnanya akan berubah menjadi kuning.
Pada pH menengah atau netral, dimana kedua bentuk berada dalam konsentrasi
yang hampir sama, warnanya orange.

Asam,Basa dan Garam


Anggap bahwa pKa dari HIn adalah 5,00 dan beberapa tetes HIn
ditambahkan ke dalam larutan asam kuat yang dititrasikan dengan basa kuat.
Kuantitas HIn yang ditambahkan begitu kecil sehingga jumlah titran yang
digunakan oleh HIn dapat diabaikan dan diikuti oleh rasio dari kedua bentuk
warna saat berubahnya pH. Misalkan, larutan terlihat merah di mata bila rasio
[HIn]/[In-] sebesar 10:1 dan kuning bila rasio 1:10 atau kurang. Perubahan pH
yang minimum dapat diumpamakan sebagai ∆pH, yang dibutuhkan untuk
perubahan warna dari merah ke kuning adalah 2 satuan:
Kuning: pHy = pKa + log 10/1 = 5 + 1
Merah: pHr = pKa + log 1/10 = 5 - 1
∆pH = pHy – pHr = 6 – 4 = 2
Tabel 8. Rasio bentuk warna dari indikator dari beberapa nilai pH
pH Larutan Rasio [HIn]/[In-] Warna
1 10.000 : 1 Merah
2 1000 : 1 Merah
3 100 : 1 Merah
4 10 : 1 Merah
5 1:1 Orange Rentang
6 1 : 10 Kuning
7 1 : 100 Kuning
8 1 : 1000 Kuning
(Sumber: Day & Underwood, 2001)
Berdasarkan Tabel 8. Diketahui bahwa perubahan pH minimum yang
dibutuhkan untuk perubahan warna ini diacu sebagai rentang indikator.
Berdasarkan tabel di atas, rentangnya dalah dari 4 sampai 6. Pada nilai pH
menengah, warna yang dibutuhkan indikator bukan merah maupun kuning, tetapi
orange. Pada pH 5, yakni pK a dari HIn kedua bentuk yang berwarna tersebut
memiliki konsentrasi yang sama artinya HIn ternetralkan. Beberapa indikator
asam, basa dan garam yang sudah diketahui berserta trayek pH-nya dapat
diperhatikan bahwa trayek tersebut memiliki rentang secara kasar adalah antara 1
hingga 2 satuan pH, sesuai dengan asumsi di atas.

Daftar Pustaka

Adlim. 2009. Kimia Anorganik. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Asam,Basa dan Garam


Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Kimia SMP 7, 8, 9. Bandung:
Pustaka Ilmu Semesta.

Barsasella, Diana. 2012. Kimia Dasar. Jakarta: Trans Info Media.

Brady, James. 2014. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid 2. Tangerang:
Binarupa Aksara.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Day & Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Fessenden & Fessenden. 2010. Dasar-Dasar Kimia Organik. Tangerang: Binarupa


Aksara.

Keenan, Kleinfelter & Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.

Petrucci, Ralph, dkk,. 2008. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Paduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran Dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.
Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Wasis, dkk,. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam:
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4.
Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Winarsih, Anny, dkk,. 2008. IPA Terpadu. Jakarta: Pusat Pembukuan,


Departemen Pendidikan Nasional.

Asam,Basa dan Garam

Anda mungkin juga menyukai