PEMBAHASAN
Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman
modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di
zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi
teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam
basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif.
Jadi, bab ini sangat kuantitatif dibanding bab lain. Dalam bab, konsep penting
seperti konsentrasi ion hidrogen, konstanta ionisasi, hidrolisis, kurva titrasi,
larutan buffer, dan indikator akan didiskusikan. Konsep ini sangat mendasar
dalam kimia, dan sukar bagi Anda mempelajari kimia kimia tanpa konsep ini.
Mengapa dalam air suatu zat dapat melepaskan ion H+ atau OH-?
Perhatikan penjelasan berikut:
Pada saat molekul-molekul gas HCl dialirkan ke dalam air, molekul-molekul ini
bertumbukan dengan molekul-molekul air. Sebagai pelarut polar, kutub negatif air
menarik ion H+ dengan ikatan koordinasi membentuk H3O+ , kemudian molekul-
molekul air yang lain mengelilinginya. Sedang kutub positif air menarik ion Cl-
dan mengelilinginya. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Ion-ion Na+(aq) dan Cl-(aq) tetap berada dalam larutan, tidak bereaksi.
Karena persamaan reaksi ion menunjukkan partikel-partikel yang bereaksi dan
hasil reaksi saja, maka Na+(aq) dan Cl-(aq) tidak disertakan dalam persamaan
reaksi tersebut. ika reaksi di atas dipanaskan, maka air akan menguap dan
bergabunglah
ion-ion Na+ dan Cl- membentuk kristal NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(g)
H+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) NaCl(s) + H2O(l)
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+
dan OH-. Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu
menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig
menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu :
a. Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
b. Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation
dan anion.
c. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk
membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH -,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Hidrogen klorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam
maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan
sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah
menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam
dalam air, air berperan sebagai basa.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton,
dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut
hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan
asam-basa konjugat. Larutan dalam air ion CO32– bersifat basa. Dalam reaksi
antara ion CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua
sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagao asam atau
basa. Air adalah zat amfoter yang khas. Reaksi antara dua molekul air
menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat
amfoter.
benzena
HCl + NH3 NH4Cl
Sedangkan, kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori
Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan
suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari
yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
H+ + OH– H2O
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai
reaksi asam basa dalam kerangka teori BrΦnsted dan Lowry.
Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan
pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama teori asam basa Lewis
terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi
asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan BrΦnsted Lowry terbukti sebagai
reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron
trifluorida BF3 dan ion fluorida F–.
BF3 + F– → BF4–
[VO]2+, [VO2]+
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CN]-, [RS]-, [SCN]- [N3]-, [NO2]-, [SO3]2-
[CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-,
[SO4]2-, [ClO4]-
H2O, ROH, R2O, NH3, CO, RNC, RSH, R2S, C6H5NH2
RNH2 R3P, R3As, R3Sb
a. asam sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut
tertentu dapat meningkatkan konsentrasi kation karakteristik dari pelarut
tersebut. Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl
bertindak sebagia asam sistem pelarut karena dalam NH3, cairan NH4Cl
teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+ inilah yang disebut kation karakteristik
pelarut (KKP).
b. Sedangkan basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila dilarutkan
dalam pelarut tertentu dapat meningkatkan anion karakteristik plarut tersebut.
Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl disebut anion
karakteristik pelarut (AKP). Karena dalam campuran NaCl terurai menjadi Na +
dan Cl-. Cl- inilah yang disebut AKP. Kelebihan dari teori ini adalah sifat
keasaman dan kebasaan suatu senyawa dapat ditingkatkan karakteristiknya.
Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah tidak semua pelarut dapat atau
mampu meningkatkan karakteristik sifat keasaman ataupun kebasaan suatu
senyawa.
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada
sebelumnya dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam
reaksi asam-basa. Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2 Na+ + SO42− (yang dipertukarkan: anion O2−)
2. Indikator Alam
Selain yang ada di laboratorium, kita kenal juga indikator yang berasal dari
alam dan setiap siswa pasti bisa membuatnya dan dikenal dengan indikator alam.
Prinsip kerja indikator alam adalah pada suasana yang berbeda ia dapat berubah
warna. Jadi setiap bahan apa saja di alam ini (seperti ekstrak kunyit, ekstrak
bunga, dan lain-lain) yang bila dilarutkan dalam larutan asam berbeda warna
dengan yang bila dilarutkan dalam larutan basa maka bahan tersebut dapat
digunakan sebagai indikator.
3. Indikator Universal
Indikator yang disebutkan di atas adalah indikator yang hanya dapat
digunakan untuk menentukan sifat asam dan basa dengan hanya menunjukan 2
macam warna saja. Kertas Lakmus hanya menunjukkan dua macam perubahan
warna yaitu merah pada larutan asam dan biru pada larutan basa. Namun tak bisa
menunjukkan derajat keasaman atau derajat kebasaan suatu larutan. Dalam
mengetahui derajat keasaman suatu larutan diperlukan suatu indikator yang bisa
membedakan perbedaan derajat ke asaman tersebut. Indikator tersebut dikenal
dengan nama indikator universal, yaitu suatu indikator yang dapat berubah warna
bila berada pada larutan yang memiliki derajat keasaman berbeda. Indikator ini
terbuat dari berbagai macam indikator asam – basa yang memiliki warna trayek
pH yang berbeda-beda dengan perbandingan tertentu.
Namun juga ada indikator universal dalam bentuk pita (kertas) yang bila
dimasukkan dalam larutan asam yang memiliki derajat ke asaman berbeda, akan
berubah warna sesuai derajat keasaman larutan tersebut. Cara menggunakannya
adalah dengan memasukkan potongan pita indikator tersebut kedalam larutan
yang memiliki derajat keasaman tertentu, kemudian cocokkan warnanya dengan
tabel warna indikator. Warna yang ditunjukkan, menunjukkan harga derajat
keasaman (pH) larutan yang bersangkutan.
Ada beberapa jenis indikator asam – basa diantaranya fenolftalein, metil
orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah, timolftalein
dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan
tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indikator.
Tabel 2.6 perubahan warna larutan indikator
Indikator asam – basa Warna yang dihasilkan
Larutan asam Larutan basa
Fenolftalein Bening Merah muda
Metil oranye Merah Kuning
Bromotimol biru Kuning Biru
Metil ungu Ungu Hijau
Bromokresol ungu Kuning Ungu
Fenol merah Kuning Merah
Timolftalien Bening Biru
Metil oranye Merah Kuning
(Sumber : Cotton, 1989)
Batas – batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut
trayek perubahan warna indikator tersebut.
[H+]2 = Ka.[HA]
Dengan cara yang sama dengan Ka = tetapan ionisasi asam
Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa lemah dapat
ditentukan asal harga ka dan kb diketahui. Hubungan Ka, Kb dengan derajat
ionisasi asam dan basa Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus. Akan diperoleh
persamaan sebagai berikut
Ka= Ca x α2
Kb = Cb x α2
Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1).
Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0).
Sedangkan zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari
satu, sangat kecil (α<1).
Kw = [H+] [OH‾]
Pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14 artinya pada
temperatur 25 °C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H + dan 10-7 ion
OH‾. Hubungan antara Kw dan pKw sama persis seperti hubungan antara Ka dan
pKa, atau [H+] dan pH.
pKw = – log10 Kw
2.9 pH
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH=
7.Larutan Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat
rendah tetapi sangat menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam
air.
Menurut Sorensen , pH merupakan fungsi logaritma negative dari
konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan dirumuskansebagaiberikut :
pH = – log [H+]
Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam
larutan dapat digunakan rumusan harga pOH:
pKw = pH + pOH