Anda di halaman 1dari 2

Landasan Teori

            Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu
adalah satu-satunya gaya bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan
besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau
lebih gaya bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai
gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya
dijumlahkan sebagai vektor-vektor.(Paul Tipler, 1998: 91) 
            Bila sebuah benda yang dalam kesetimbangan digeser sedikit, maka besar, arah serat garis kerja
gaya-gaya yang bekerja terhadapnya bisa berubah semuanya. Bila gaya-gaya pada benda yang sudah
tergeser ini demikian rupa sehingga mengembalikan benda ke posisinya semula, kesetimbangan itu
disebut stabil. Bila kerja gaya-gaya itu demikian rupa sehingga menambah pergeseran, kesetimbangan
benda itu disebut tak stabil. Bila benda masih tetap setimbang dalam keadaan tergeser tadi,
kesetmbangannya disebut netral. Apakah suatu benda keadaan setimbang stabil, tak stabil ataupun
netrak hanya dapat diketahui dengan meninjau keadaan bila benda sedikit tergeser dari keadaan
setimbang asal (Sears Zemanzky, 1982: 24)
            Hukum 1 : sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak setimbang, atau gaya luar neto.
(Paul Tipler, 1998: 91) 
            Hukum 2 : percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding
dengan luar neto yang bekerja padanya . (Paul Tipler, 1998: 91) 
            Hukum 3 : gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada
benda B, gaya pada benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada
benda A. (Paul Tipler, 1998: 91) 

      Sebuah kerangka acuan dimana hukum-hukum Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersia.
Setiap kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap kerangka acuan inersia
merupakan sebuah kerangka acuan inersia juga. Sebuah kerangka acuan yang dipercepat relatif
terhadap kerangka inersia bukan kerangka acuan inersia. Sebuah kerangka acuan yang diikatkan ke bumi
hampir berprilaku sebagai kerangka acuan inersia. (Paul Tipler, 1998: 91) 
            Metode pemecahan persoalan umum untuk memecahkan soal dengan menggunakan hukum-
hukum Newton mencakup langkah-langkah berikut ini :
1.      Gambarkan diagram dengan rapi.
2.      Isolasi benda (partikel) yang ditanyakan dan gambarlah diagram benda bebas, yang menunjukkan
tiap gaya eksternal yang bekerja pada benda. Gambarlah diagram benda bebas terpisah untuk tiap
benda yang ditanyakan.
3.      Pilihlah sistem koordinat yang mudah untuk tiap benda dan terapkan hukum kedua Newton dalam
bentuk komponen.
4.      Pecahkan persamaan yang dihasilkan untuk besaran yang tak diketahui dengan menggunakan
informasi tambahan yang dapat diperoleh.
(Paul Tipler, 1998: 91) 
                        Berat suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh tarikan
bumi. Benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik di ruang, percepatan ini
sama untuk semua benda, tak bergantung pada massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g, dengan
menggunakan a=g. Karena g adalah sama untuk semua benda disuatu titik, kita dapat menyimpulkan
bahwa berat benda sebandiung dengan massanya. Vektor g adalah gaya persatuan massa yang
dilakukan bumi untuk setiap benda dan dinamakan medan gravitasi bumi. (Douglas Giancoli , 2001: 80)  
 
Jika sebuah balok ditempatkan pada bidang miring kasar, maka pada balok akan bekerja gaya gesekan
yang arahnya berlawanan dengan arah gerak balok. Dari ilustrasi pada gambar di atas, terlihat
komponen gaya yang menyebabkan benda bergerak (mg sin θ) dan komponen gaya gesekan yang
menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini terdapat dua macam kondisi, yaitu: dan komponen gaya
gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini terdapat dua macam kondisi, yaitu: 
dan komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini terdapat dua macam
kondisi, yaitu:
 
Menurut Hukum II Newton percepatan ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja dan searah dengan
arah geraknya. Maka dari gambar di atas diperoleh :
                                    ΣF = m g Sin θ
mg Sin θ merupakan komponen gaya berat pada bidang miring, yang membuat benda mengalami
percepatan.
            Percepatan benda sepanjang bidang miring adalah:
                        ma = m g Sin θ atau
                        a = g Sin θ
                        g = percepatan gravitasi
                        θ = sudut kemiringan bidang

Anda mungkin juga menyukai