- Konveksi ilmiah
Pergerakan fluida tidak terjadi akibat gaya dari luar tapi, Pergerakan fluida terjadi
akibat perbedaan massa jenis Bagian fluida yg menerima kalor memuai dan massa
jenisnya menjadi kecil sehingga bergerak ke atas Tempatnya kemudian digantikan
oleh bagian fluida dingin yg jatuh kebawah karena massa jenisnya lebih besar
Bagian yang dingin tadi ,kemudian dipanaskan dan bergerak keatas ; proses berlanjut
dan membentuk aliran konveksi.
Proses Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa
jenis. Bagian fluida yang menerima kalor (dipanasi) memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil sehingga bergerak ke atas. Tempatnya digantikan oleh fluida
dingin yang jatuh kebawah karena massa jenisnya lebih besar. Didalam air terbentuk
lintasan tertutup disebut arus konveksi. Peristiwa ini mirip dengan mengapungnya
suatu benda karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
Massa jenis air pada bagian bawah menjadi lebih kecil.
• Bagian bawah air tadi bergerak keatas.
• Tempatnya kemudian digantikan oleh bagian yang dingin, yg massa jenisnya lebih
besar
• Terbentuklah lintasan tertutup yang disebut arus konveksi
- Konveksi paksa
Fluida dipaksa untuk mengalir dengan bantuan sumber external seperti kipas, pompa
dan menciptakan aliran konveksi buatan. ada konveksi paksa, aliran panas dipaksa
dialirkan ketempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu, misalnya dengan kipas
angin atau blower. Konveksi paksa banyak digunakan pada sistim pendingin mesin,
missalnya pada mesin mobil, mesin kapal laut,mesin diesel stasioner, dan kipas angin.
2. Bagaimana mekanisme dan hubungan empiris perpindahan kalor konveksi alamiah ?
Gerakan fluida dalam konveksi bebas terjadi karena gaya bouyancy (apung) yang
dialaminya apabila kerapatan fluida di dekat permukaan perpindahan kalor berkurang
sebagai akibat proses pemanasan.
3. Bagaimana prinsip kerja dalam alat penukar kalor ?
Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran
fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pada
gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang berada didalam tube
adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya
berada didalam shell.
ikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan akan dibatasi pada
alat penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat
exchanger ini juga banyak mempunyai jenisjenisnya. Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini
terdapat suatu terminology yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat
tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar
Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi
para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada
temperature dan tekanan yang tinggi. Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam
kelas heat Exchanger, yaitu : 1.
Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat, misalnya untuk industri
minyak dan kimia berat. 2.
Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi ekonomis dan
ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida padatemperatur berbeda
di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding
antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam
pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan
mengalir.
2.2 Jenis – jenis Heat Exchanger
2. Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger )
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan
secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di
dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama,
berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel
pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida
dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur
3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak ( biasanya
terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap
sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini,
fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui
lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat