3 SKS
TKS 1216
Irdoni.hs & Nirwana.hz
Sistim penilaian :
Akhir abad 17 dan awal abad 18, para kimiawan banyak melakukan
ekstraksi, pemurnian dan analisa zat zat yang berasal dari hewan, tumbuhan
atau mahkluk hidup
Dilakukan karena : keperluan untuk obat obat an, untuk pewarna dan untuk
menjawab keingintahuan.
Adanya berbagai seny karbon dalam makhluk hidup waktu itu dianggap
karena adanya gaya gaib (vital force).
Th 1928 Wohler (Jerman), berhasil membuat urea
(memanaskan amonium tio sianat). Ternyata mirip dengan
urine (yang dikeluarkan makhluk hidup). Artinya senyawaan
organik bukan saja berasal dari makhluk hidup, tetapi juga
dapat disintesis.
NH2
NH4CNS C = O
C
o NH2
(Ammonium tiosianat) ( Urea )
Isolasi.
Hampir sama dengan ekstraksi, tetapi maksudnya memisahkan
sejenis zat dan atau menarik sejenis zat dari suatu bahan. Hasil
ekstraksi umumnya komponen yang terdiri dari berbagai jenis
zat, dimana masing masing zat tersebut masih dapat diisolasi
dari komponennya. Tetapi juga ada sejenis zat yang langsung
dapat disolasi dari bahan bakunya, misalnya isolasi vitamin,
isolasi asam amino, isolasi zat warna dari tumbuhan.
Pemurnian
Proses untuk mandapatkan/menghasilkan sejenis senyawa murni dari
hasil ekstraksi maupun hasil isolasi. Misalnya pemurnian senyawa p-
etilsinamat dari hasil ekstraksi rimpang kencur, pemurnian senyawa
kurkuminoid dari hasil ekstraksi rimpang kunyit, dan lain lain.
Analisis
Proses penguraian suatu bahan atau komponen, sehingga diketahui zat
zat pembangunnya atau zat zat pembentuknya.
Sintesis
Proses membangun atau membentuk atau merakit suatu senyawa dari
beberapa zat zat pembentuknya atau dari beberapa mazam zat dasarnya,
biasanya dalam usaha mencontoh senyawa alam dan atau memodifikasi
senyawa alam untuk tujuan lebih berguna, atau untuk dapat
memperolehnya dalam jumlah lebih banyak.
Sintesis biasanya menggabungkan kepingan kepingan kecil dan
sederhana menjadi molekul besar yang lebih kompleks.
Alasan pentingnya sintesis.
Atom mengandung inti dan dikelilingi oleh elektron. Inti terdiri dari proton
yang bermuatan positif, dan neutron yang netral, kecuali atom hidrogen
yang hanya mempunyai proton tunggal.
Muatan positif dari proton seimbang dengan muatan negatif dari elektron.
Nomor atom sama dengan jumlah proton dalam inti, berat atom sama
dengan jumlah berat proton dan nuetron dalam inti, karena berat elektron
yang relatif kecil dapat diabaikan.
Posisi elektron saat mengelilingi inti tidak dapat ditentukan secara pasti.
Setiap kulit dapat memuat jenis dan jumlah orbital yang berbeda beda,
setiap atom mempunyai kulit dan orbital yang berbeda tergantung pada
nomor atomnya.
Kulit yang dimaksud disini bukanlah seperti lapisan
pembungkus, melainkan merupakan ruang atau areal dimana
kebolehjadian elektron yang mengelilngi inti dapat dideteksi
keberadaannya. Elektron elektron dimaksud selalu bergerak
berputar dan tidak pernah berhenti, sehingga maksud
ditemukan elektron pada areal tersebut bukanlah seperti
menemukan subuah benda, melainkan terdeteksi sebagai suatu
enersi, sehingga setiap kulit berhubungan dengan sejumlah
enersi tertentu. Elektron yang berada pada kulit 1 (yang
terdekat keinti) lebih tertarik oleh proton (inti) dibanding
elektron yang lebih jauh kedudukannya dari inti. Kulit yang
terdekat keinti merupakan areal yang terendah enersinya,
artinya bila elektron berada pada kulit 1, maka inti tidak
memerlukan enersi yang terlalu besar untuk menarik atau
menahan agar elektron jangan terlempar selama mengorbit
kekulit yang lebih jauh dari inti. Selanjutnya dapat dikatakan
bahwa elektron yang berada pada kulit 1 lebih rendah
enersinya dibanding elektron yang berada pada kulit 2, dan
seterusnya.
Elektron saat bergerak mengelilingi inti, juga mengalami
spin (dia sendiri juga berpusing atau berputar), memutar
menurut arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
Spin dari partikel yang bermuatan menimbulkan medan
magnet, dan bila dua elektron mempunyai spin berlawanan
akan menghasilkan dua medan magnet yang berlawanan, hal
ini yang mengurangi daya tolak menolak antara dua elektron
sekali gus menjaga agar sepasang elektron dapat berada
bersama pada satu orbital, sehingga pada satu orbital atau
sub orbital hanya bisa sepasang (dua) elektron maksimum.
1 H 1s1
2 He 1s2
3 Li 1s2 2s1
4 Be 1s2 2s2
5 B 1s2 2s2 2p1
6 C 1s2 2s2 2p2
7 N 1s2 2s2 2p3
8 O 1s2 2s2 2p4
9 F 1s2 2s2 2p5
10 Ne 1s2 2s2 2p6
Kulit yang paling luar dan terisi oleh elektron disebut
dengan kulit velensi dan elektronya disebut elektron
valensi. Apabila kulit velensi tersisi penuh oleh 8 elektron
( aturan oktet ), seperti gas mulia, disebut atom dalam
keadaan mantap atau stabil. Gilbert Newton Lewis (1916),
mengatakan atom dengan susunan elektron pada keadaan
mantap tidak dapat bergabung dengan atom lain, artinya
sulit untuk berikatan dengan atom lain. Selanjutnya ia
menyarankan atom atom yang kulit velensinya belum
memenuhi aturan oktet, maka untuk mencapai keadaan
mantap atom atom akan bereaksi, melalui dua cara, yakni
pemindahan keseluruhan elektron valensi dari suatu atom
ke atom lain dan atau melalui pemakaian bersama
pasangan elektron elektron.
Elektron velensi beberapa unsur.
Elekton valensi
1 2 3 4 5 6 7 8
H He
Li Be B C N O F Ne
Na Mg Al Si P S Cl Ar
F, Cl elektronegatif kuat
Unsur unsur yang bukan elektropositiftif kuat dan bukan elektronegatif kuat
cendrung dalam membentuk ikatan melalui pemakaian bersama pasangan
pasangan elektron, disebut ikatan kovalen.
SENYAWA IONIK DAN SENYAWA KOVALEN
Gilbert Newton Lewis (1916), profesor pada Universitas
California di Berkeley, mempelajari gas mulia Helium (He)
hanya mempunyai dua elektron disekeliling inti, dan neon (Ne)
memepunyai elektron 10 ( 2 + 8 ). Ia menyimpulkan bahwa,
keadaan susunan elektronnya seperti itu adalah susunan
elektron yang paling mantap. Selanjutnya ia menyimpulkan
bahwa atom atom lain kemungkinan bereaksi dan atau
bergabung, adalah untuk mencapai keadaan susunan elektron
yang mantap. Kemantapan ini dapat diperoleh melalui satu dari
dua cara, yaitu melalui :
pemindahan elektron dari satu atom ke atom lain ( ikatan ion )
atau,
penggunaan bersama elektron elektron ( ikatan kovalen ).
Senyawa Ionik .
Ikatan ionik terbentuk melalui pemindahan satu atau lebih
elektron dari satu atom ke atom lain. Atom yang
menyerahkan elektron menjadi bermuatan positif (kation)
dan atom yang menerima elektron menjadi bermuatan
negatif (anion). Atom yang cendrung menyerahkan
elektron disebut elektropositif, atom yang cenderung
menerima elektron disebut elektronegatif. Antra kation
dan anion mucul daya tarik manarik, sehingga kedua atom
seakan akan ada suatu ikatan, dalam bentuk kristal ion ion
tersebut karena daya tarik menarik tersusun padat, dalam
bentuk larutan ion ion dapat bergerak bebas.
Contoh :
Na Na + + e-
Cl + e - Cl –
Na + + Cl - Na Cl
Contoh : H● + ●H = H●●H = H H = H2
H = 2,1
Li = 1,0 Be = 1,5 B = 2,0 C = 2,5 N = 3,0 O = 3,5 F = 4,0
Br = 2,8
I = 2,5
Ikatan kovalen ada tiga macam, yakni :
Ikatan kovalen non polar, yaitu penggunaan bersama pasangan elektron
antara atom atom yang sama dalam membentuk sebuah molekul,
misalnya H ● ● H .
H H
C + 4 H H C H atau H–C–H
H H
( 4 bh ikatan tunggal)
H H H H
C:: C atau C C ikatan rangkap dua
H H H H
H C::: C H atau H C C H ikatan rangkap tiga
δ+ δ-
H Cl atau H – Cl ikatan kovalen polar
O
H O N O ikatan kovalen koordinasi ( kedua elektron berasal dari N)
Muatan formal
Dalam suatu molekul yang terbentuk karena ikatan kovalen, beberapa atomnya
membawa muatan positif atau negatif, muatan tersebut dikatakan dengan muatan
formal. Dalam senyawa kovalen koordinasi, atom donor mempunyai muatan formal
+1 dan atom aseptor mempunyai muatan formal negatif. Bila muatan formal saling
meniadakan maka molekul menjadi netral, tetapi bila tidak saling meniadakan maka
molekul dikatan sebagai ion.
O
H O N O
MF (O) = 6 – 1 – 6 = -1
MF (N) = 5 – 4 – 0 = +1
MF (O) = 6–4–2= 0
MF (O) = 6–4–2 = 0
Sepasang (dua buah) elektron yang dipakai bersama untuk ikatan kovalen dapat
dilambangkan dengan sebuah garis.
Rumus dalam kimia organik.
Rumus umum (RU), menggambarkan jenis atom atom pembentuk molekul
dengan subscript n atau angka untuk menyatakan perbandingan atom atom
pembentuk molekul tersebut, misalnya RU alkana C n H 2n+2.
Rumus molekul (RM), menggambarkan jenis atom atom dan jumlah atom
atom yang sesungguhnya, misalnya etana dengan RU C2H6.
Rumus struktur (RS), menggambarkan jenis atom atom dan jumlah atom
atom yang sesungguhnya dan elektron atau lambang elektron yang terlibat
sebagai ikatan dalam pembentukan molekul, misalnya RS etana :
Rumus Struktur Ruang (geometri)
Rumus Struktur Ruang (geometri), adalah RS yang ditulis sesuai dengan
tata ruangnya. Untuk ikatan C dengan C tunggal dikenal dengan model
Fisher dan model Newman, seperti untuk senayawa etana berikut :
H H
H C
C H
H H
Untuk ikatan C dengan C tunggal pada senyawa siklik (lingkar), dikenal
komformasi kursi dan biduk, seperti pada senyawa sikloheksana berikut
H H
H – C – C – H . Rumus struktur termampatkan dari etana CH3CH3.
H H
Disamping itu, rumus struktur juga banyak dijumpai dalam bentuk rumus struktur
disingkatkan, misalnya rumus struktur dari isopentana :
H
H–C–H
H H H
H–C–C–C–C-H
H H H H
(rumus struktur isopentana) (rumus struktur disingkatkan dari isopentana).
Setiap potong garis berarti adanya atom C diujungnya, dan atom yang terikat pada atom C
boleh tidak digambarkan.
CH2
H2C CH2 dapat ditulis menjadi
H2C CH2
CH2
Ikatan Kovalen Karbon.
H Cl
Ikatan Kovalen Tunggal dan Ikatan Kovalen Ganda.
Sifat khusus atom C, yang membuat ahli kimia dapat menemukan dan atau
mensintesis jutaan senyawa organik, adalah kemampuan atom C yang besar
untuk menggunakan bersama elektronnya, tidak saja dengan atom lain
tetapi juga dengan sesama atom C. Misalnya pada senyawa etana, etena dan
etuna berikut :
H H H H
H–C–C–H H–C–C–H H–C–C-H
H H
( etana ) ( etena ) ( etuna )
Ikatan antara atom C dengan atom C lainnya, dapat
berupa ikatan kovalen tunggal ( satu garis, etana ), dapat
berupa ikatan kovalen ganda dua ( dua garis, etena )
ataupun dapat berupa ikatan ka\ovalen ganda tiga ( tiga
garis, etuna ), perlu diperhatikan bahwa setiap atom C
dikelelilingi oleh 8 buah elektron ( 4 pasang elektron, atau
4 buah garis ). Ikatan ganda lainnya seperti pada senyawa
CO2 berikut :
O=C=O
Untuk ikatan C dengan C ganda dua dikenal dengan
komformasi cis,dan trans, seperti contoh berikut :
H3 C CH3 H3C H
C = C C = C
H H H CH3
( cis, 2-butena) ( trans, 2-butena )
Isomeri.
Merupakan suatu keadaan dimana RM dari suatu sanyawa sama tetapi RS nya
berbeda, menyebabkan sifat fisika dan sifat kimia dari keduanya juga berbeda,
antara senyawa yang pertama dengan yang kedua disebut isomer, misalnya RM
nya C2H6O, dapat maskimum memberikan 2 macam senyawa dengan RS
berbeda, tentu setelah memenuhi kaedah penulisan RS, keadaan susunan
elektron yang mantap untuk setiap atom.. RM = C 2H6O
RS (1) = H H RS (2) = H H
H – C – C – OH H–C–O–C-H
H H H H
( etanol, td 78,5oC) ( dimetileter, td -23,6oC)
Etanol dapat beraksi dengan logam Natrium, sedang dimetileter tidak bereaksi
dengan Natrium.
Antara bentuk cis dan trans pada konformasi sikloheksana juga dikatakan
ismomer geometri.
Bagai mana kita melihat
Isomer cis dan trans punya peranan penting dalam proses bagaimana kita
dapat melihat.
Sel-sel batang dlm retina mata mengandung pigmen merah yang peka
cahaya, yang dinamakan rodopsin (komplek protein, opsin dengan
aldehid tak jenuh 11 cis retinal).
Jika sinar tampak mengenai mata, maka enersi sinar diserap oleh rodopsin,
akibatnya cis retinal berisomer menjadi trans retinal, perubahan geometris
ini ditanggapi oleh sel sel syaraf, diteruskan keotak dan diterima sebagai
penglihatan. Komplek dengan trans ini tidak mantap, sehingga terurai
menjaadi opsin dan trans retinal. Kalau hanya sampai disini, tentu kita
hanya dapat melihat sebentar saja, sebab semua cis retinal akan habis
berisomer menjadi trans retinal. Tetapi untung ada enzim retinal isomerase,
yang berfungsi mengubah trans retinal kembali menjadi cis retinal.
Vitamin A penting untuk penglihatan, karena struktur nya sama dengan
retinal, hanya beda pada unjungnya yang berupa alkohol, sedang retinal
ujungnya aldehid. Oleh enzim dalam tubuh, ujung alkohol dioksidasi
menjadi aldehid (retinal).
Enersi cahaya
Rodopsin Lumirodopsin + impuls syaraf
Isomer retinal
Opsin + 11 cis-retinal Trans retinal + opsin
HC=O
( 11-cis retinal) ( 11-trans retinal)
CH2OH (vitamin A)
Ikatan Hidrogen.
Ikatan hdrogen seakan akan seperti perekat antar molekul. Untuk semua
zat, titik didih (td) bertambah dengan bertambahnya berat molekul,
karena bertambahnya tarikan Van der Walls. Tetapi ada senyawa
berikatan hidrogen mempunyai td lebih tinggi dar pada yang diramalkan
berdasarkan berat molekul saja. Etanol mempunyai td jauh lebih tinggi
dari dimetil eter yang mempunyai berat molekul sama, karena pada
etanol terjadi ikatan hidrogen sedang pada dimetil eter tidak ada.
CH3 – CH2 – O – H
(etanol) (dimetil eter)
Merupakan suatu reaksi dimana satu atom, ion atau gugus disubstitusikan
untuk menggantikan atom, ion atau gugus lain dari suatu molekul senyawa.
(alkilhalida 1o)
CH3
CH3 – C – Br + C 2 H5 O - CH3CH2OCH2CH3 (5%) +
I : Br : Cl : ROH : H2O : CN : OH : OR
H2O : ROH : Cl : Br : OH : OR : I : CN
R3C + > R2C+H > RC +H2 > HC +H3 reaktifvitas ion karbonium
X H
H X
Panjang ikatan dan sudut ikatan.
Jarak yang memisahkan inti dari dua atom yang terikat scara
kovalen disebut panjang ikatan, yang nilainya antara 0,74 Ao
sampai 2,0 Ao. Apabila dalam satu molekul lebih dari dua
atom, antara ikatan ikatan dapat membentuk sudut, yang
disebut dengan sudut ikatan, yang besarnya bervariasi dari 60º
sampai 180º.
O N
H H H H
H
C–F 1,41