Anda di halaman 1dari 20

Kelarutan

LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


 Mampu menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
 Mampu menggambarkan fase diagram tiga komponen.

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu,
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh namun ada
juga larutan tak jenuh serta larutan tepat jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari mudah larut seperti etanol dalam air, hingga sulit
terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah “tak larut” (insoluble) sering
diterapkan pada senyawa yang sulit larut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lewat jenuh.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya
atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

1
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

1.2.2 Aturan Fase


1. Fase
Suatu fase didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam
atau homogen diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar-
benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan
baik. Campuran padatan atau dua cairan tidak dapat bercampur, tetapi
dapat membentuk fase terpisah, sedangkan campuran gas-gas adalah
satu fase karena sistemnya yang homogen. Simbol umum untuk fase
biasanya adalah P. (Dogra, 1994)
2. Komponen
Berbicara tentang komponen, komponen merupakan suatu hal
yang biasanya terdapat didalam suatu campuran, baik cairan, padat
maupun gas. Jumlah komponen-komponen dalam suatu sistem
didefinisikan sebagai jumlah minimum dari “variable bebas pilihan”
yang dibutuhkan untuk menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu
sistem. Jumlah komponen didalam suatu campuran dilambangkan
dengan C. (Dogra, 1994)
3. Derajat Kebebasan
Jumlah minimum variable intensif yang harus dipilih agar
keberadaan variable intensif dapat ditetapkan, disebut dengan derajat
kebebasan. Jumlah minimum variable intensif dapat berupa
temperatur, tekanan, konsentrasi. Untuk derajat kebebasan yang
invariant dilambangkan dengan V= 0, bila univarian dilambangkan
dengan V= 1, dan bila bivarian dilambangkan dengan V= 2. Namun,
secara umum derajat kebebasan dilambangkan dengan V atau F.

1.2.3 Sistem Tiga Komponen


Aturan fase Gibb memberikan suatu hubungan antar derajat kebebasan
dalam suatu system dengan C komponen dan P fase. Hubungan tersebut dapat
dinyatakan ke dalam sebuah rumus umum, yaitu:
F=C–P+2

2
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

Menurut aturan fase, derajat kebebasan untuk sistem 3 komponen


diberikan dengan rumus:
F =C–P+2
=5–P
Dan jika sistem tersebut berada dalam suhu dan tekanan yang konstan
maka persamaan tersebut akan menjadi:
F=3–P
Untuk suhu dan tekanan yang tetap, sistem dengan 3 komponen akan
memiliki jumlah derajat kebebasan Gibbs maksimum = 2. Hal ini
dikarenakan jumlah fase minimum yang terbentuk adalah 1 fase (saling
melarutkan dan homogen). Diagram fase ini dapat digambarkan dalam sebuah
diagram fase satu bidang. Dimana dalam menggambarkan sistem 3 komponen
dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah kertas grafik segitiga atau yang
dikenal dengan istilah “Diagram Terner” (Dogra, 1994).

 Diagram Terner
Diagram terner merupakan diagram tiga sisi yang menggambarkan
konsentrasi setiap komponen. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah
persen (%) berat atau fraksi mol. Puncak-puncak dihubungkan ke titik tengah
dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa, Bb, Cc. Titik nol dimulai dari titik-titik a,
b, c dan titik-titik A, B, C menyatakan komposisi adalah 100% atau 1. Jadi,
garis-garis Aa, Bb, Cc merupakan konsentrasi komponen A, B, C. Lebih
lanjut segitiga adalah sama sisi, jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari
sembarang titik dalam segitiga ke sisi-sisi adalah konstan dan sama dengan
panjang garis tegak lurus antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,
yaitu 100% atau 1.
Seperti pada sistem dua komponen, ada beberapa diagram fase untuk
sistem tiga komponen. Disini hanya diagram fase yang sederhana yang
dijelaskan, yaitu pencampuran komponen A, B, C satu dengan yang lainnya.
Secara khusus anggaplah A dan B, B dan C dapat bercampur secara
sempurna, tetapi A dan C hanya sebagian.

3
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

Di dalam membuat diagram fase, biasanya di dalam pencampuran


komponen A, B dan C ada komponen A-B dan B-C yang saling melarutkan,
tetapi A-C tidak bisa saling melarutkan. Ini menyebabkan pada diagram
terner terdapat daerah ktiris dimana kondisi titik ersebut menunjukkan bahwa
suatu larutan dari tidak melarut menjadi tepat melarut dengan komponen
lainnya. Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua pengubah komposisi
yang bebas, katakanlah X2 dan X3. Jadi komposisi suatu sistem tiga
komponen dapat dalurkan dalam koordinat certasius dengan X2 pada salah
satu sumbunya, dan X3 pada sumbu yang lain dengan dibatasi garis X2 + X3 =
1. Karena X tidak simetris terhadap tiga komponen, komposisi dialurkan pada
suatu segitiga sama sisi setiap sudutnya menggambarkan suatu komponen
murni. Bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik di dalam
segitiga ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga tersebut. Jarak anatar
setiap sudut ke tengah - tengah sisi yang berhadapan dibagi 100 bagian
sesuai dengan komposisi dalam persen. Untuk memperoleh titik tertentu
dilakukan dengan mengukur jarak terdekat ketiga sisi segitiga.

1.2.4 Asam Asetat


Asam asetat, asam etanoat atau asam cukaadalah senyawa
kimiaasamorganik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat
murni, yang disebut asam asetat glasial, merupakan cairan bening tak
berwarna, berbau sangat tajam, membeku pada 16,6oC, membentuk kristal
yang menyerupai es batu atau kaca. Asam asetat dapat dibuat dari oksidasi
etanol karena pengaruh berbagai jenis bakteri seperti acetobacter. Cara ini
masih dipakai untuk membuat asam asetat encer untuk cuka makan. Bahan
yang digunakan ialah anggur atau sari buah lain. Sebagian besar asam asetat
dibuat dengan mengalirkan uap etanol yang telah dicampur dengan udara
melalui katalis.

4
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

1.2.5 Kloroform
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3).
Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, akan
tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver
dan ginjal.Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di
laboratorium. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah
menguap, dan berbau khas. Kloroform dapat disintesis dengan cara
mencampuran etil alkohol atau etanol dengan kalsium hipoklorit. Kalsium
hipoklorit merupakan donor unsur klor. Selain kalsium hipoklorit,
penyumbang unsur klor yang dapat dipakai adalah pemutih pakaian. Pemutih
pakaian memiliki senyawa aktif yaitu asam hipoklorit. Etil alkohol
dipanaskan dan dicampurkan dengan kalsium hipoklorit. Untuk mendapatkan
kloroform dari reaksi pencampuran ini.

1.2.6 Aquades
Aquades disebut juga aqua purificata (air murni) merupakan air hasil
destilasi. Aquades memliki unsur kimia H2O yang berarti dalam 1 molekul
terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom oksigen tunggal. Aquades
memiliki bentuk cair, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Aquades
memiliki berat molekul 18,0 dan pH antara 5-7, titik didih 1000C pada
tekanan 1 atm. Serta memiliki titik beku 00C. aquades merupakan elektrolit
lemah dan dari pengoksidasian hidrogen banyak digunakan sebagai bahan
pelarut bagi kebanyakan senyawa dan sumber listrik.

5
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 Alat
1. Buret
2. Gelas kimia 100 ml
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Piknometer
5. Bulp
6. Neraca digital
7. Klem dan statif
8. Pipet ukur 10 ml
9. Botol semprot
2.1.2 Bahan
1. Asam Asetat Glacial (CH3COOH)
2. Aquadest (H2O)
3. Kloroform (CHCl3)

2.2 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Membuat campuran antara CHCl3 dan CH3COOH dengan komposisi yang
sudah divariasikan.
2. Menambahkan masing-masing campuran dengan CHCl3 melalui buret
hingga terbentuk dua fase.
3. Mencatat volume H2O yang terpakai dan menghitung masing-masing
komposisi zat dalam setiap campuran kemudian membuat diagram terner
untuk sistem tiga komponen.

6
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA PENGAMATAN


Tabel 3.1.1 Penentuan Berat Jenis Larutan
Massa pikno Massa pikno Volume Berat jenis
Jenis larutan
kosong (gr) + isi (gr) pikno (ml) (gr/ml)
CHCl3 15,5030 29,9663 10 1,44633
CH3COH 17,2746 27,5143 10 1,02397
H2O 15,5030 25,3395 10 0,98365

Tabel 3.1.2 Penentuan Volume


Percobaan Volume H2O (ml) Volume CH3COOH (ml) Volume CHCl3 (ml)
1 10 1 0,2
2 9 2 0,3
3 8 3 4,5
4 7 4 0,75
5 6 5 1,5
6 5 6 2,25
7 4 7 3,05
8 3 8 4,45
9 2 9 6,9
10 1 10 14,5

7
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

3.2 HASIL PERHITUNGAN

Tabel 3.3.1 Massa masing-masing komponen


Massa CHCl3 Massa CH3COOH Massa H2O Massa Total
Percobaan
(gram) (gram) (gram) (gram)
1 14,4633 1,0240 0,1967 15,684
2 13,0170 2,0479 0,2951 15,3600
3 11,5706 3,0719 0,44264 15,0851
4 10,1243 4,0959 0,7377 14,9579
5 8,6780 5,1198 1,4755 15,2733
6 7,2316 6,1438 2,2132 15,5886
7 5,7853 7,1678 3,0001 15,9532
8 4,3390 8,1918 4,3772 16,908
9 2,8927 9,2157 6,7872 18,8956
10 1,4463 10,2397 14,2629 25,9489

Tabel 3.2.2 Komposisi masing-masing komponen


Percobaan Massa H2O (%) Massa CH3COOH (%) Massa CHCl3 (%)
1 92,2169 6,5287 1,2543
2 84,7485 13,3329 1,9201
3 76,7019 20,3637 2,9342
4 67,6852 27,3826 4,9320
5 56,8179 33,5215 9,6604
6 46,3903 39,4120 14,1975
7 36,2642 44,9299 18,8057
8 25,6623 48,4490 25,8885
9 15,3086 48,7718 35,9194
10 5,5737 39,4539 54,9653

8
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

3.3 PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu
zat pelarut dan menggambar fase diagram tiga komponen. Pada percobaan ini
digunakan kloroform (CHCl3), asam asetat glasial (CH3COOH), dan aquadest
sebagai sampel dengan komposisi yang divariasikan. Sebelum melakukan
percobaan perlu menentukan densitas pada masing-masing zat, dilakukan dengan
menggunakan piknometer. Penentuan densitasbertujuan untuk menghitung massa
yang akan digunakan untuk membuat diagram tiga komponen.
Pada percobaan kloroform dan asam asetat glasial dicampur dengan
perbandingan volume 10 : 1 sampai 1 : 10 dengan total volume 11 ml. Prinsip
dasar dari percobaan ini adalah pemisahan suatu campuran dngan ekstraksi yang
terdiri dari dua komponen cair yang saling larut dengan sempurna. Metode titrasi
ini digunakan kloroform dan asam asetat glasial yang saling melarut kemudian
dititrasi dengan zat yang tidak larut dengan campuran tersebut yaitu aquadest.
Ketika dititrasi dengan aquadest, terjadi pemisahan antara campuran
CHCl3 dengan CH3COOH, hal ini dikarenakan asam asetat membentuk ikatan
hidrogen yang lebih kuat dengan molekul air pada bagian –OH dari gugus –
COOH asam asetatnya. Oleh karena itu, asam asetat yang awalnya berikatan
dengan kloroform akan terpisah dan berikatan dengan H2O. Hal ini disebabkan
karena sifat kloroform yang tidak melarut dalam air sehingga CHCl3 yang
awalnya berikatan dengan CH3COOH akan terlepas dan terpisah membentuk dua
larutan terner konjugasi yang ditandai dengan terbentuknya larutan yang keruh.
Ketiga zat ini dikatakan bercampur sebagian karena aquadest yang bersifat
polar berada dilapisan atas karena memiliki massa jenis yang rendah yaitu
0,98365 g/ml sedangkan asam asetat yag bersifat semi polar memiliki massa jenis
1,02397 g/ml yang lebih besar dari aquadest dan massa jenis kloroform 1,44633
g/ml. Dari hasil H2O yang terpakai saat melakukan titrasi, dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak asam asetat yang ditambahkan maka semakin banyak air
yang digunakan untuk mencapai kekeruhan.

9
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Semakin banyak asam asetat yang ditambahkan maka semakin banyak air yang
digunakan untuk mencapai kekeruhan.

VI.2 SARAN
1. Saat merefluks, gunakan kondensor yang rapat.
2. Selalu menutup erlenmeyer dengan alumunium foil setelah memasukkan
larutan, agar tidak mudah menguap.

10
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. https://id.wikipedia.org/wiki/Kloroform (Diakses pada tanggal 17 Mei


2017).

Anonim. http://diansetyawati11.blogspot.co.id.2014/04/sistem-tiga-
komponen.html?m=1. (diakses pada tanggal 17 Mei 2017)

Dogra, S. K. 1984. Physical Chemistry Through Problems. Delhi: Wiley Eastern


Limited.

Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2017. “Penuntun Praktikum Kimia Fisika”.


Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda

11
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

LAMPIRAN

12
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

PERHITUNGAN

1. Penentuan Berat Jenis


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

29,9663 𝑔 − 15,5030 𝑔
a) 𝜌 𝐶𝐻𝐶𝑙₃ =
10 𝑚𝑙
14,4633 𝑔
=
10 𝑚𝑙
= 1,44633 g/ml

27,5143 𝑔 − 17,2746 𝑔
b) 𝜌 𝐶𝐻₃𝐶𝑂𝑂𝐻 =
10 𝑚𝑙
10,2397 𝑔
=
10 𝑚𝑙
= 1,02397 g/ml

25,3395 𝑔 − 15,5030 𝑔
c) 𝜌 𝐻₂𝑂 =
10 𝑚𝑙
9,8365 𝑔
=
10 𝑚𝑙
= 0,98365 g/ml

13
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

2. Penentuan Massa
Massa = Densitas × Volume
m =ρxv

a) Kloroform (CHCl₃)
a. v = 10 ml f. v = 5 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,44633 g/ml x 10 ml = 1,44633 g/ml x 5 ml
= 14,4633 g = 7,23165 g

b. v = 9 ml g. v = 4 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,44633 g/ml x 9 ml = 1,44633 g/ml x 4 ml
= 13,01697 g = 5,78532 g

c. v = 8 ml h. v = 3 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,44633 g/ml x 8 ml = 1,44633 g/ml x 3 ml
= 11,57064 g = 4,33899 g

d. v = 7 ml i. v = 2 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,44633 g/ml x 7 ml = 1,44633 g/ml x 2 ml
= 10,12431 g = 2,89266 g

e. v = 6 ml j. v = 1 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,44633 g/ml x 6 ml = 1,44633 g/ml x 1 ml
= 8,67798 g = 1,44633 g

14
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

b) Asam Asetat (CH3COOH)


a. v = 1 ml f. v = 6 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,02397 g/ml x 1 ml = 1,02397 g/ml x 6 ml
= 1,0240 g = 6,1438 g

b. v = 2 ml g. v = 7 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,02397 g/ml x 2 ml = 1,02397 g/ml x 7 ml
= 2,0479 g = 7,1678 g

c. v = 3 ml h. v = 8 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,02397 g/ml x 3 ml = 1,02397 g/ml x 8 ml
= 3,0719 g = 8,1918 g

d. v = 4 ml i. v = 9 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,02397 g/ml x 4 ml = 1,02397 g/ml x 9 ml
= 4,0959 g = 9,2157 g

e. v = 5 ml j. v = 10 ml
m=ρxv m=ρxv
= 1,02397 g/ml x 5 ml = 1,02397 g/ml x 10 ml
= 5,1198 g = 10,2397 g

15
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

c) Aquadest (H2O).
a. v = 0,2 ml f. v = 2,25 ml
m=ρxv m=ρxv
= 0,98365 g/ml x 0,2 ml = 0,98365 g/ml x 2,25 ml
= 0,1967 g = 2,2132 g

b. v = 0,3 ml g. v = 3,05 ml
m=ρxv m=ρxv
= 0,98365 g/ml x 0,3 ml = 0,98365 g/ml x 3,05 ml
= 0,2951 g = 3,0001 g

c. v = 0,45 ml h. v = 4,45 ml
m=ρxv m=ρxv
= 0,98365 g/ml x 0,45 ml = 0,98365 g/ml x 4,45 ml
= 0,44264 g = 4,3772 g

d. v = 0,75 ml i. v = 6,9 ml
m=ρxv m=ρxv
= 0,98365 g/ml x 0,75 ml = 0,98365 g/ml x 6,9 ml
= 0,7377 g = 6,7872 g

e. v = 1,5 ml j. v = 14,5 ml
m=ρxv m=ρxv
= 0,98365 g/ml x 1,5 ml = 0,98365 g/ml x 14,5 ml
= 1,4755 g = 14,2629 g

16
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

3. Penentuan % Massa
a) Kloroform
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻𝐶𝑙₃
% Massa CHCl3 = × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

14,4633 𝑔
a. % Massa CHCl3 = × 100 % = 1,2543 %
15,684 𝑔
13,0170 𝑔
b. % Massa CHCl3 = × 100 % = 1,9201 %
15,3600 𝑔
11,5706 𝑔
c. % Massa CHCl3 = × 100 % = 2,9342 %
15,0851 𝑔
10,1243 𝑔
d. % Massa CHCl3 = × 100 % = 4,932 %
14,9579 𝑔
8,6780 𝑔
e. % Massa CHCl3 = × 100 % = 9,6604 %
15,2733
7,2316 𝑔
f. % Massa CHCl3 = × 100 % = 14,1975%
15,5886 𝑔
5,7853 𝑔
g. % Massa CHCl3 = × 100 % = 18,8057 %
15,9532 𝑔
4,3390 𝑔
h. % Massa CHCl3 = × 100 % = 25,8885 %
16,908 𝑔
2,8927 𝑔
i. % Massa CHCl3 = × 100 % = 35,9194 %
18,8956 𝑔
1,4463 𝑔
j. % Massa CHCl3 = × 100 % = 54,9653 %
25,9489 𝑔

17
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

b) Asam Asetat
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝐻₃𝐶𝑂𝑂𝐻
% Massa CH3COOH = × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

1,0240 𝑔
a. % Massa CH3COOH = × 100 % = 6,5287 %
15,684 𝑔
2,0479 𝑔
b. % Massa CH3COOH = × 100 % = 13,3329 %
15,3600 g
3,0719 𝑔
c. % Massa CH3COOH = × 100 % = 20,3637 %
15,0851 g
4,0959 𝑔
d. % Massa CH3COOH = × 100 % = 27,3826%
14,9579 𝑔
5,1198 𝑔
e. % Massa CH3COOH = × 100 % = 33,5215 %
15,2733 𝑔
6,1438 𝑔
f. % Massa CH3COOH = × 100 % = 39,4120 %
15,5886 𝑔
7,1678 𝑔
g. % Massa CH3COOH = × 100 % = 44,9299 %
15,9532 𝑔
8,1918 𝑔
h. % Massa CH3COOH = × 100 % = 48,4490 %
16,908 𝑔
9,2157 𝑔
i. % Massa CH3COOH = × 100 % = 48,7718 %
18,8956 𝑔
10,2397𝑔
j. % Massa CH3COOH = × 100 % = 39,4539 %
25,9489 𝑔

18
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

c) Aquadest
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻₂𝑂
% Massa H₂O = × 100 %
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

1,0240 𝑔
a. % Massa CH3COOH = × 100 % = 6,5287 %
15,684 𝑔
2,0479 𝑔
b. % Massa CH3COOH = × 100 % = 13,3329 %
15,3600 𝑔
3,0719 𝑔
c. % Massa CH3COOH = × 100 % = 20,3637 %
15,0851 𝑔
4,0959 𝑔
d. % Massa CH3COOH = × 100 % = 27,3826%
14,9579 𝑔
5,1198 𝑔
e. % Massa CH3COOH = × 100 % = 33,5215 %
15,2733 𝑔
6,1438 𝑔
f. % Massa CH3COOH = × 100 % = 39,4120 %
15,5886 𝑔
7,1678 𝑔
g. % Massa CH3COOH = × 100 % = 44,9299 %
15,9532 𝑔
8,1918 𝑔
h. % Massa CH3COOH = × 100 % = 48,4490 %
16,908 𝑔
9,2157 𝑔
i. % Massa CH3COOH = × 100 % = 48,7718 %
18,8956 𝑔
10,2397𝑔
j. % Massa CH3COOH = × 100 % = 39,4539 %
25,9489 𝑔

19
Kelarutan
LAPORAN KIMIA FISIKA (Diagram Terner)

DIAGRAM TIGA KOMPONEN

20

Anda mungkin juga menyukai