Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Pengamatan

Offset
sensor SP t (detik) error (offset) respon
atas Bawah
136 135 2 1
level floating 202 201 4 1 1 3
241 240 3 1
266 209 127 57
level
266 234 74 32 34,33 79,33
differensial
266 252 37 14
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum control ini, alat yang digunakan adalah PCT – 40 Armfield. Dimana
pada PCT – 40 level control sendiri terdiri atas 2 sensor yang dibandingkan, antara lain :
1. Sensor Floating switch : sensor ini membaca berdasar pada pelampung yang terendam dan
akan menyebabkan perubahan switch ketika terendam, dan nantinya akan mengakibatkan
switch tertutup karena arus yang dihantarkan.
2. Sensor Differential Level: terdapat katoda dan anoda berupa batang, dimana ketika fluida
menyentuh anoda yang posisinya lebih rendah dari katodanya akan mengirim arus ke katoda
tersebut. Arus tersebut yaang akan menggerakkan selenoid.
Pada Praktikum ini diberikan gangguan yaitu dengan dibukanya aliran keluar fluida pada
bagian bawah tangki.
Dari data pengamatan yang ada, Floating switch level memiliki nilai respon sebesar 3
detik dan nilai error sebesar 1. Differential level memiliki nilai respon sebesar 79,33 detik dan
nilai error sebesar 34,33.
Dan dari data tersebut, dapat disimpulkan sensor yang lebih bagus digunakan adalah
sensor floating karena nilai error yang lebih kecil dan responnya lebih cepat dibandingkan sensor
differential.
Pada penggunaannya sensor floating sesuai untuk fluida yang mudah terbakar dan korosif
karena jika yang dipakai sensor differential level maka saat terjadi aliran listrik untuk proses
pembacaan level dapat memicu terbakarnya fluida.
Sedangkan sensor diferential level sesuai dengan fluida yang mempunyai viskositas
besar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

 Sensor floating switch lebih cepat responnya dan nilai errornya lebih kecil
dibandingkan dengan sensor differential level.

Anda mungkin juga menyukai