NIM : 061930400075
KELOMPOK :2
KELAS : 2KA
DIAGRAM TERNER
Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat – zat lain dalam suatu
bejana inert, yang menjadi pusat perhatian dalam mengamati pengaruh perubahan
temperatur, tekanan serta konsentrasi zat tersebut sedangkan komponen adalah
yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam senyawa biner.
Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum spesies bebas
yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fase yang ada dalam sistem.
Menurut aturan fase gibbs, derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen
diberikan dengan rumus (Fessenden, 1999) :
F = C – P +2
= 5 – P ............................................. (3)
Jika kalau sistem tersebut berada dalam suhu dan tekanan yang konstan,
maka persamaan tersebut akan menjadi (Fessenden, 1999) :
F = 3 – P ............................................... (4)
Dengan :
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa maka V = 2 berarti untuk
menyatakan suatu sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua
komponennya. Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam
kesetimbangan, V = 1; berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan
konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan
diagram fasa untuk sistem tersebut. Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan
tetap punya derajat kebebasan maksimum = 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka
diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu
segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen murni.
Untuk suhu dan tekanan yang tetap, sistem dengan tiga komponen akan
memiliki jumlah derajat kebebasan gibbs maksimum = 2. Hal ini dikarenakan
jumlah fase minimum yang terbentuk adalah 1 fase (saling melarutkan dan
homogen) (Dedi, 2011). Diagram fase ini dapat kita gambarkan dalam sebuah
diagram fase satu bidang. Dimana dalam menggambarkan sistem tiga komponen
dapat dilakukan dengan mendapatkan sebuah kertas grafik segitiga atau yang
dikenal dengan istilah diagram terner (Alberty, 1983). Diagram terner adalah
diagram gasa sistem yang digambarkan dalam satu bidang datar berupa segitiga
sama sis dan dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa
(Oktaviana, 2012).
Akibatnya apabila dalam sistem tersebut hanya ada satu fasa, maka nilai
derajat kebebasan bernilai dua. Sedangkan dalam sistem terdapat dua fasa dalam
kesetimbangan,maka derajat kebebasan bernilai satu. Nilai tersebut yang
menandakan jumlah suatu komponen yang dapat ditentukan konsentrasinya.
Karena sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap tersebut memiliki nilai
derajat kebebasan paling tinggi yaitu dua, sehingga diagram fasa pada sistem tiga
komponen ini dapat tergambarkan pada satu bidang datar yang merupakan
segitiga sama sisi yang disebut dengan diagram terner.
Jumlah fasa dalam sistem tiga komponen ini tergantung pada daya saling
larut antar zat serta kalor yang diberikan. Apabila ada tiga zat misalnya berupa
zat cair A, B dan C. Pada zat A dan B dapat larut sebagian saja. Kemudian
ditambah dengan zat C kedalam campuran tersebut. Zat C ini akan memperbesar
atau memperkecil daya larut A dan B, apabila zat C ini memperbesar kelarutnya
maka, zat A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam
zat A maupun B pada suhu yang tetap dapat digambarkan oleh diagram terner.
Cara untuk menggambarkan komposisi zat tersebut dalam diagram terner
tergambarkan dalam kedua gambar berikut (Dedi, 2011) :
m = ρ X V............................................(3)
keterangan :
m = massa
ρ = massa jenis
V = volume
Sebagai contoh untuk diagram tiga fasa yakni pada senyawa NH4Cl
dengan (NH4)2SO yang ditambah dengan air terus menerus sehingga membentuk
tiga fasa. Hal ini terjadi karena zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut
lainnya. Selain itu, terjadi setting-out yang mengakibatkan berkurangnya
kelarutan dari gas ( maupun zat bukan-ion lainnya) di dalam air apabila suatu
garam sebagai zat terlarut ditambahkan. Sedangkan pada setting-in dapat juga
terjadi, dimana sistem terner ini lebih pekat atau memiliki air yang lebih sedikit
dari pada sistem sebelumnya. Garam tersebut juga mempengaruhi kelarutan
elektrolit lain dan dapat digambarkan dengan diagram ternet berikut.
Gambar 4. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap untuk sistem terner
NH4Cl / (NH4)2SO4
contoh kasus Diagram Terner dalam percobaan
Data yang diketahui
PENYELESAIAN
I. PENGOLAHAN DATA
Konsentrasi 10%
2,96
% Berat kloroform = × 100 %
( 2,96+18,9+19,35 )
= 7,183%
18,9
% Berat As.asetat glacial = × 100 %
( 2,96+18,9+19,35 )
= 45,863%
21,5
% Berat aquadest = × 100 %
( 2,96+18,9+19,35 )
= 46,955%
Konsentrasi 20%
5,92
% Berat kloroform = ×100 %
( 5,92+16,8+ 9,25 )
= 18,517%
16,8
% Berat As.asetat glacial = ×100 %
( 5,92+16,8+ 9,25 )
= 52,549%
9,25
% Berat aquadest = ×100 %
( 5,92+16,8+ 9,25 )
= 28,933%
Konsentrasi 30 %
8,88
% Berat kloroform = ×100 %
( 8,88+14,7+6 )
= 30,020 %
14,7
% Berat As.asetat glacial = ×100 %
( 8,88+14,7+6 )
= 49,696%
6
% Berat aquadest = ×100 %
( 8,88+14,7+6 )
= 20,284%
Konsentrasi 40 %
11,84
% Berat kloroform = ×100 %
( 11,84+12,6+ 4 )
= 41,632%
12,6
% Berat As.asetat glacial = ×100 %
( 11,84+12,6+ 4 )
= 44,304%
4
% Berat aquadest = ×100 %
( 11,84+12,6+ 4 )
= 14,065%
Konsentrasi 50 %
14,8
% Berat kloroform = ×100 %
( 14,8+10,5+2,25 )
= 53,721%
10,5
% Berat As.asetat galasial = ×100 %
( 14,8+10,5+2,25 )
= 38,113%
2,25
% Berat aquadest = ×100 %
( 14,8+10,5+2,25 )
= 8,167%
Konsentrasi 60 %
17,76
% Berat kloroform = ×100 %
( 17,76+8,4+1,2 )
= 64,912%
8,4
% Berat As.asetat glacial = ×100 %
( 17,76+8,4+1,2 )
= 30,702%
1,2
% Berat aquadest = ×100 %
( 17,76+8,4+1,2 )
= 4,386%
Konsentrasi 70 %
20,72
% Berat kloroform = × 100 %
( 20,72+ 6,3+0,6 )
= 75,018%
6,3
% Berat As.asetat glacial = × 100 %
( 20,72+ 6,3+0,6 )
= 22,810%
0,6
% Berat aquadest = × 100 %
( 20,72+ 6,3+0,6 )
= 2,172%
Konsentrasi 80%
23,68
% Berat kloroform = ×100 %
( 23,68+4,2+0,5 )
= 83,439%
4,2
% Berat As.asetat glacial = ×100 %
( 23,68+4,2+0,5 )
= 14,799%
0,5
% Berat aquadest = ×100 %
( 23,68+4,2+0,5 )
= 1,762%
Percobaan 2 (Penentuan Tie line)
= C NaOH ×V NaOH
= 9,016 × 6,9
= 0,062 x 60
= 3,72 gram
= 25,069 – 3,72
= 21,349 gram
Erlenmeyer 2
= CNaOH × VNaOH
= 9,016 ×36,7
= 19,86 gram
= 40,885 – 19,86
= 21,025 gram
1,015
Panjang ruas Air = × Panjang ruas Kloroform
3
= 0,333 × 4,6
= 1,5318 cm