PENDAHULUAN
I-1
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
suatu larutan jenuh yang bercampur dengan solut yang tidak terlarut merupakan contoh lain
dari keadaan kesetimbangan dinamik (Moechtar, 1989).
Pelepasan zat dari bentuk sediannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan
fisika zat tersebut serta formulasinya.Pada prinsipnya obat baru dapat diabsorbsi setelah zat
aktifnya terlarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha untuk mempertinggi efek
farmakologi dari sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat aktifnya (Martin, Swarbrick,
Cammarata, 1993).
Menurut metode kelarutan, sejumlah besar obat ditempatkan dalam wadah yang
tertutup baik, bersama-sama dengan larutan zat pengompleks dalam berbagai konsentrasi dan
botol dikocok dalam bak pada temperatur konstan sampai tercapai kesetimbangan. Cairan
supernatan dalam porsi yang cukup diambil dan dianalisis (Martin et al, 1993).
Higuchi dan Lach menggunakan metode kelarutan untuk menyelidiki kompleksasi
dari p-amino asam benzoat (PABA) oleh kafeina. Hasil diplot seperti pada gamar dimana titik
A garis memotong sumbu tegak adalah kelarutan obat dalam air. Dengan penambahan
kafeina, kelarutan p-amino asam benzoat naik secara linear disebabkan karena kompleksasi.
Pada titik B, larutan dijenuhkan terhadap kompleks dan obat itu sendiri. Kompleks terus
terbentuk dan mengendap dari sistem jenuh apabila semakin banyak kafeina ditambahkan.
Pada titik C, semua kelebihan zat padat PABA telah masuk dalam larutan dan telah diubah
menjadi kompleks (Martin et al, 1993).
umum kadang - kadang perlu digunakan tanpa mengindahkan perubahan kimia yang
mungkin terjadi pada pelarutan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu
pelarut adalah kelarutan pada suhu 200 dan kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1
bagian bobot zat padat atau satu bagian volume zat cair larut dalam bagian tertentu volume
pelarut. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar.
Kecuali dinyatakan lain, zat jika dilarutkan boleh menunjukkan sedikit kotoran mekanik
seperti bagian kertas saring , serat dan butiran debu. Pernyataan bagian dalam kelarutan
berarti bahwa 1 g zat padat atau 1ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut. Jika kelarutan suatu
zaat tidak diketahui dengan pasti, kelarutannya dapat ditunjukkan dengan istilah. (Ditjen POM,
1979)
Tabel II.1 Istilah Kelarutan Commented [Ma1]: Kasih keterangan gini, misal ini
Larut 10 sampai 30
tidak jenuh atau hampir jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan yang sempurna pada temperatur
tertentu.Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam keadaan
setimbang dengan fase padat. Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang seharusnya pada
temperatur tertentu terdapat juga zat terlarut yang tidak larut, keadaan lewat jenuh mungkin
terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan
lebih mudah larut daripada kristal besar, sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk dan
tumbuh dengan akibat kegagalan kristalisasi. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat
fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, selain itu dipengaruhi pula oleh faktor temperatur,
tekanan, pH larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada terbaginya zat terlarut
(Martin et al, 1993).
II.1.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut.Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Pada proses ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera
dari bahan-bahan yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi
pengumpulan ekstrak (dalam pelarut). Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap
seperti : mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling kontak.
Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan
ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarut
ekstrak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi
diantaranya sebagai berikut : Commented [Ma2]: Before after 0
a. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen
lain dari bahan ekstraksi. Pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering terjadi bahan lain
(misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar, larutan ekstrak tersebut harus dibersihkan,
misalnya diekstrak lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
b. Kelarutan
Pelarut hendaknya memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
(kebutuhan pelarut lebih sedikit).
besar pada ekstraksi padat-cair. Hal tersebut harus dicapai dengan memperkeccil ukuran
bahan ekstraksi, dan pada ekstraksi cair-cair dengan mencerai-beraikan salah satu cairan
menjadi tetes-tetes. Tahanan yang menghambat pelarut ekstrak seharusnya bernilai
kecil.Tahanan tersebut terutama tergantung pada ukuran dan sifat partikel dari bahan
ekstraksi. Semakin kecil partikel ini, semakin pendek jalan yang harus ditempuh pada
perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga rendah tekanannya.Suhu, Semakin tinggi
suhu, semakin kecil viskositas fasa cair dan semakin besar kelarutan ekstrak dalam pelarut.
Selain itu, kecenderungan pembentukan emulsi berkurang pada suhu tinggi. (Chyay, 2010). Commented [Ma3]: Before after 0
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini misalnya untuk memperoleh vitamin,
antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi, dan garam-garam
logam. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan bila pemisahan campuran dengan cara
distilasi tidak mungkin dilakukan. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua
tahap yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan
kedua fasa cair itu sempurna. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu
ekstrak meninggalkan pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam
pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut
tidak saling melarut. Agar terjadi performansi ekstraksi yang besar (pemisahan massa
yang baik) diharuskan agar bidang kontak yang seluas mungkin diantara kedua cairan.
Pada saat pemisahan cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes harus menyatu
kembali menjadi fasa homogen dan berdasarkan kerapatan cukup besar dapat dipisahkan
dari cairan yang lain. Kuantitas pemisahan per satuan waktu dalam hal ini semakin besar
jika permukaan lapisan antar fasa semakin luas. (Chyay, 2010)
a. Ekstraktor Cair – Cair Tak Kontinu
Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi yang cair dicampur berulang kali
dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang dihasilkan
tiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan. Untuk konstruksi yang lebih
menguntungkan bagi proses pencampuran dan pemisahan adalah tangki yang bagian
bawahnya runcingyang dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur ke bawah,
maupun kaca intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya. Alat tak kontinu yang
sederhana itu digunakan untuk mengelola bahan dalam jumlah kecil atau sekali-kali
dilakukan ekstraksi.
b. Ekstraktor Cair - Cair Kontinu
Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilakasanakan dengan sederhana,
karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat
dialirkan. Bahan ekstraksi berulang kali dicampurkan dengan pelarut atau larutan
ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya semakin meningkat. Setiap kali
kedua fasa dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus
menerus diumpankan ke dalam alat.Sedangkan refinat dan larutan ekstrak dikeluarkan
secara kontinu. Ekstraktor yang sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi. Alat
ini, disamping digunakan sebagai perangkat pencampur – pemisah, juga digunakan bila
bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas besar atau bahan tersebut
diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus-menerus (Chyay, 2010)
Berdasarkan proses pelaksanaannya ekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu :
a. Ekstraksi berkesinambungan (Continous extractions)
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang sama dipakai berulang-ulang
sampai proses ekstraksi selesai.
b. Ekstraksi bertahap (Bathextractions)
Ekstraksi yang dilakukan dengan selalu menggantikan pelarut pada setiap tahap
sampai proses ekstraksi selesai
(Lisa, 2011)
4. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga K.
(Engineerng,2009)
Fenomena distribusi adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa antara
dua fase cair yang tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi fisik dan kimia antara
pelarut dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu struktur molekul.Suatu zat dapat larut
dalam dua macam pelarut yang keduanya tidak saling bercampur. Jika kelebihan campuran
atau zat padat ditambahkan ke dalam cairan yang tidak saling bercampur tersebut maka zat
tersebut akan mendistribusi diri di antara dua fase sehingga masing-masing menjadi jenuh.
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam larutan yaitu larutan jenuh, larutan tidak jenuh
dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah suatu larutan di mana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut), larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah
suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi yang dibutuhkan untuk
penjenuhan sempurna pada temperature tertentu, sedangkan larutan lewat jenuh adalah larutan
yang mengandung jumlah zat terlarut dalam konsentrasi yang lebih banyak daripada yang
seharusnya pada temperature tertentu (Robbaniryo, 2011).
Berdasarkan hukum Nernst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat organik A
dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka zat A
akan terdistribusi baik ke dalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik).
Dimana pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi) dengan
perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam kedua fasa organik-air tersebut adalah pada
temperature tetap. Commented [Ma4]: Ini gede banget rumusnya, buat TNR font
12 pt
𝐶a
K=
𝐶b
Keterangan :
K = koefisien distribusi
Ca = konsentrasi lapisan atas
Cb = konsentrasi lapisan bawah
Sesuai dengan kesepakatan, konsentrasi solute dalam pelarut organik dituliskan di atas dan
konsentrasi solute dalam pelarut di tuliskan di bawah. Dari rumus tersebut jika harga Kd besar,
solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu
pula terjadi sebaliknya. Dari rumus diatas apabila harga K d besar, solute secara kuantitatif akan
cenderung terdistribusi lebih banyak dalam pelarut organik demikian sebaliknya. Rumus diatas
dapat berlaku jika memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Solute tidak ter ionisasi dalam salah satu pelarut
2. Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut
3. Zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi- reaksi lain.
(Robbaniryo, 2011)
Menurut Baharuddin, dkk (2013: 51), sel elektrokimia dapat dibagi menjadi :
1. Sel Volta/ sel Galvani : mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Pada sel Volta/sel
Galvani, anoda adalah elektroda negatif dan katoda adalah elektroda positif. Contohnya,
baterai (sel kering) dan accu (aki).
2. Sel elektrolisis : mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Pada sel elektrolisis
anoda adalah elektroda positif dan katoda adalah elektroda negatif. Contohnya
penyepuhan dan pemurnian logam.
3. Sel elektrolisis, kuat arus listrik melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami
reaksi kimia, maka terjadilah peristiwa elektrolisis. Zat yang mengalami elektrolisis
disebut elektrolit. Elektrolisis adalah proses yang sangat penting dalam industri. Proses
ini digunakan dalam industri-industri pemurnian logam. Alat elektrolisis terdiri dari sel
elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan) dan dua elektroda, anoda dan
katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
Faktor-faktor yang menentukan kimia elektrolisis adalah konsentrasi elektrolit yang
berbeda dan komposisi kimia elektroda yang berbeda (Baharuddin, dkk, 2013: 53).
Persamaan nernst menghasilkan hubungan antara emf sel galvanik atau sel volta dan
konsentrasi reaktan dan produk pada kondisi-kondisi yang bukan keadaan standar. Baterai
yang terdiri atas satu atau beberapa sel galvanik, banyak digunakan sebagai sumber daya
mandiri. Beberapa baterai yang lazim yaitu sel kering, seperti sel lechlance, baterai merkuri
dan aki yang digunakan di mobil. (Chang, 2009: 225)
1. Mengelurkan brom dan iod dalam larutan air apabila larutan iod dalam air dikocok
dengan karbon disulfide.konsentrasi ion dalam disulfida dapat dipisahkan dengan corong
pisah dan dilakukan berulang kali. Dengan cara ini, konsentrasi iod dalam larutan air
menjadi kecil.
2. Uji dalam analisa kuantitatif
Kromium pentaoksida lebih larut dalam alkoholamil dari air dengan mengocok larutan
encer dalam air dengan adanya kromat atau H2O2.
3. Studi hidrolisis
Dalam hidrolisis suatu garam dari basa lemah dengan asam kuat atau asam lemah dengan
basa kuat terdapat kesetimbangan antara garam, basa, atau asam bebas.
Pada industri, ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan
dalam hasil seperti minyak tanah, minyak goreng, dan lain-lain. Dapat dinyatakan bahwa
proses ekstraksi adalah proses pengambilan zat terlarut dalam larutan dengan pelarut lain.
Harga konstanta distribusi atau partisi dapat digunakan untuk menentukan derajat disosiasi.
Derajat disosiasi merupakan beberapa bagian yang terurai dalam suatu larutan.
Penambahan zat pada kedua lapisan cairan yang tidak bercampur akan membuat zat
tersebut terdistribusi diantara kedua lapisan.
Pendistribusian ini tidak menutupi terjadinya kemungkinan disosiasi ataupun asosiasi zat
dalam salah satu lapisan ataupun keduaaanya. Terdapat dua kasus utama yang sering terjadi
pada penambahan ketiga zat yaitu tidak berdisosasiasi ataupun asosiasi dalam kedua larutan.
Kasus ini dapat berlangsung persamaan distribusi.
g. Berbentuk cairan.
h. Berbau khas.
i. Volatile (mudah menguap).
j. Beracun.
2. Sifat-sifat Kimia Kloroform
a. Tidak bercampur dengan air
b. Larut dalam eter dan alkohol
c. Merupakan asam lemah
d. Tidak mudah terbakar
Riftanio Natapratama Hidayat, Maria Christina Prihatiningsih Commented [Ma7]: Nama gausah di BOLD, terus bawahnya
ada universitas/lembaga/institusi. Baru bawahnya lagi tahun
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
2015