massa 1000
m= x
Mr P
Keterangan :
m = molalitas larutan (mol / kg)
n = jumlah mol zat terlarut (g / mol)
P = massa pelarut (g)
Bobot molekul dapat ditentukan melalui beberapa metode di
antaranya metode kenaikan titik didih (ebulliscopic), metode penurunan
titik beku (cryoscopic), dan hipotesis Avogadro.Penentuan bobot molekul
menggunakan metode cryoscopic memiliki kelebihan dibangdingkan dua
metode lainnya.Bobot molekul melalui metode cryoscopic.Hal ini
dikarenakan penurunan titik beku larutan lebih besar dibandingkan
kenaikan titik didihnya.Penurunan titik beku yang relative besar
memudahkan dalam pengamatan perbedaan titik beku.Tidak seperti dalam
hipotesis Avogadro, zat terlarut dalam metode cryoscopic tidak perlu
berada dalam fasa uap. Zat terlarut dalam fasa uap diperlukan untuk
mengetahui massa jenis gas dari zat tersebut. Penentuan bobot molekul
melalui metode cryocopic ditentukan dari hubungan berat pelarut, berat zat
terlarut, dan konstanta cryoscopic serta penurunan titik beku.Hubungan
tersebut dituliskan dalam persamaan penurunan titik beku yang
perumusannya berdasarkan atas kondisi encer suatu larutan.Pada larutan
encer, titik beku larutan memiliki perbedaan yang kecil. Oleh karena itu,
pada penetuan bobot molekul degan menggunakan metode cryoscopic
digunakan pendekatan penurunan titik beku sama dengan nol. Bobot
molekul yang benar akan diperoleh saat penurunan titik beku mencapai nol
melalui cara ekstrapolasi. Ekstrapolasi merupakan data perbedaan titik
beku antara pelarut degan larutan dari berbagai konsentrasi.
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan jumlah partikel zat
terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut. Oleh karena itu, jumlah molekul
atau ion terlarut dalam sejumlah yang sama pelarut akan menghasilkan
penurunan titik beku dengan nilai yang sam pula. Berdasarkan hal ini, dapt
dikatakan bahwa penurunan titik beku yang disebabkan oleh satu mol zat
non elektrolit adalah sama, tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya,
sepanjang jenis dan pelarutnya sama. Penurunan titik beku yang
diakibatkan oleh satu mol partikel zat terlarut dalam satu kilogram pelarut
disebut penurunan titik beku molal, yang digunakan sebagai tetapan untuk
penentuan berat molekul zat terlarut.
Apabila (g) gram zat terlarut mempunyai berat molekul (M)
terlarut dalam (p) gram pelarut, menghasilkan penurunan titik beku molal
Kf, maka massa molekul zat terlarut tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
∆Tf = kf x m
g 1000
∆ Tf =Kfx x
M p
gx 1000 xKf
M =
Px △ Tf
Keterangan:
g : gram terlarut
M : berat molekul
P : gram pelarut
△Tf : penurunan titik beku
Kf : tetapan penurunan titik beku molal
Peralatan terdiri dari bejana gelas pendingin berfungsi sebagai
bejana bagian luar, dan ada batang logam agitasi dan nampan logam yang
berfungsi sebagai tempat bejana pendingin. Terdapat sebuah bejana bagian
tengah yang letaknya di tengah yang berfungsi sebagai penyekat agar
pendinginan terjadi secara tidak langsung terhadap bejana bagian dalam
dan bejana bagian tengah, berfungsi agar proses pendinginan terjadi secara
perlahan. Dalam bejana bagian dalam ditempatkan thermometer
Beckmann, dan terdapat lubang samping untuk memasukkan
spesimen.Terdapat juga batang agitator bejana bagian dalam yang berupa
kaca yang ditempatkan dalam bejana bagian dalam. Komponen lain adalah
thermometer yang terletak pada bejana bagian luar sebagai perangkat
tambahan, pipet pelarut, dan sifon ( alat untuk menyesuaikan ketinggian
cairan pendingin).
B. Pembahasan
Titik beku adalah temperatur tetap dimana suatu zat tepat mengalami
perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan
memiliki tekanan 1 atm. Titik beku larutan adalah temperatur pada saat kristal
pertama dari pelarut murni mulai terbentuk dalam keseimbangan dengan
larutan. Pada tekanan 1 atm, air murni membeku pada temperatur 0
o
C.Temperatur itu dinamakan titik beku normal air.Adanya zat terlarut dalam
air, menyebabkan pada temperatur 0 oC air belum membeku.Pada temperatur
itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari 1 atm. Untuk membuat larutan
dapat membeku kembali, temperatur larutan harus diturunkan sampai tekanan
uap jenuh larutan mencapai 1 atm.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik
beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.Titik
beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0 0C. dengan adanya zat
terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku
larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah
di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak
murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang)
(Taufik, 2012)
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul zat
non elektrolit melalui penurunan titik beku larutan, dan menentukan persentase
kesalahan penentuan berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik
beku larutan.Praktikum kali ini dilakukan dua kali percobaan yaitu pengukuran
titik beku pelarut dan pengukuran titik beku larutan.Dalam percobaan ini
digunakan air sebagai pelarut dan urea sebagai zat terlarut.Massa molekul urea
bisa diketrahui dengan mengukur titik beku urea dan titik beku air.Berikut
penjelasan dari masing-masing percobaan.
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengisi bejana stainlis
dengan balok es batu kecil-kecil sampai tabung reaksi dapat berdiri sendiri
ditengah-tengah es tersebut. Kemudian ditambahkan garam kasar kedalam
es.Tujuan dari penambahan garam dapur ini adalah untuk menghambat
pecahan es batu untuk mencair.Dalam penggunaan garam dapur, massa
garam yang digunakakn jangan terlalu banyak dan juga jangan terlalu sedikit,
sebab akan mempengaruhi proses penurunann titik beku dan hasil yang didapat
kemungkinan kurang akurat. Namun apabila garam yang digunakaan terlalu
sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu yang akurat, dan pada
larutan gula yang di uji , pembentukkan kristal yang terjadi tidak sempurna.
Oleh karena itu para pratikum di tuntut ketelitian dan keterampulannya dalalam
melakukan percobaan tersebut.
Langkah selanjutnya menimbang massa tabung reaksi besar pada
neraca ohaus dan diperoleh massa sebesar 180,5 gram, kemudian untuk
mendapatkan massa pelarut air sebesar 30 gram, maka pada neraca ohaus
diatur sedemikian rupa sampai ketelitian 210,5 gram untuk mendapatkan massa
pelarut air 30 gram. Kemudian dimasukkan tabung reaksi kedalam tengah-
tengah bejana yang sudah berisi es batu.Dan memasukkan thermometer
Beckmann beserta batang agitator kedalam tabung reaksi.Ketika termometer
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usahakan agar termometer tidak menyetuh
dinding tabung karena akan membuat termometer jadi tidak stabil sehingga
mempengaruhi temperatur penurunan titik beku larutan yang di uji. Dan
sebelum penghitungan suhu, termometer harus dalam temperatur yang
stabil.Thermometer harus selalu tegak lurus, dalam arti tidak boleh
memiringkan atau menidurkan. Hal ini dikarenakan air raksa yang terdapat
pada temometer akan pecah dan dapat menyebabkan hasil perhitungan tidak
akurat.
Mm x P x ∆ T f
MassaUrea=
1000 x kf
60 g /mol x 30 x 0,8 ℃
¿
1000 x 1,86 ℃ /mol
= 0,7742 gram
Diketahui :
Titik beku pelarut murni = 3,050C
Titik beku larutan = 2,150C
Jawab :
∆Tf = Titik Beku parut murni – Titik beku larutan
∆Tf = 3,050C – 2,150C
∆Tf = 0,90C
1. Berat Molekul Urea
Diketahui :
BM urea teori = 60 g/mol
Massa urea percobaan = 0,774 g
Massa air = 30 g
Kf urea = 1,860C g/mol
∆Tf = 0,90C
Jawab :
∆Tf = Kf.m
m urea 1000
∆Tf = Kf . x
BM urea mair
murea 1000
BM urea = Kf urea . x
∆ Tf m a ir
0,774 g 1000
BM urea = 1,86 0C g/mol . x
0,90 ℃ 30 g
BM urea = 53,32 g/mol
Jadi, berat molekul urea hasil perhitungan yaitu 53,32 g/mol
2. % kesalahan
Menghitung % kesalahan pada percobaan penentuan berat molekul urea
melalui metode penurunan titik beku sebagai berikut :
massa teoritis−massa eksperimen
% kesalahan = x 100 %
massa teoritis
g g
60 −53,32
mol mol
=
g
60
mol
= 1,11 %
VII. KESIMPULAN