Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Praktikum Kimia Analitik Kualitatif dan Kuantitatif

Kesetimbangan Asam dan Basa

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Jeni Tamba (4193331019)
Hanisah Hasibuan (4191131036)
Louis Gustavo Siagian (4193131052)
Tiur Maida Br. Nababan (4193131051)
PSPK 2019 A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
I. Judul : Kesetimbangan Asam dan Basa
II. Dasar Teori :

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu
larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya
kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah
diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut
titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan
alat-alat, seperti buret dan pipet volumetric (Chang, 2006).

Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer,


sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum
memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang
digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi
asam kuat oleh basa kuat (Chang, 2006).

Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit
larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer.
Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada saat terjadi perubahan warna
indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen
titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa.
Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH
perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH
titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika
perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik
akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan
titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh
pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil
(Fesenden dan Joan, 1986).

Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini
terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun
larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi
berbedabeda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya
mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat
terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh
asam kuat berada pada pH asam (Fesenden dan Joan, 1986).

Alat Dan Bahan


a. Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Erlenmeyer 3 buah
2 Buret 1 buah
3 pH meter 1 buah

b. Bahan
Nama Rumus Konsentrasi Jumlah
No Bahan Kimia
1 Asam Hidrobromat HBr 3M Secukupnya
2 Asam Fosfat H3PO4 3M Secukupnya
3 Natrium Hidroksida NaOH 3M Secukupnya
4 Akuades H2O - Secukupnya

III. Prosedur Kerja


A. Titrasi Kesetimbangan Asam Hidrobromat dengan Natrium Hidroksida
1. Masukkan larutan standar NaOH ke dalam buret 50 ml
2. Masukkan 30 ml HBr 3 M ke dalam erlenmeyer, dan ukur pH
sebelum penambahan basa
3. Larutan HBr 3 M dititrasi dengan penambahan 5 ml basa dari buret,
kemudian ukur pH
4. Titrasi dilanjutkan dengan penambahan 5 ml NaOH sampai volume kira
– kira 30 ml. Ukur pH larutan
B. Titrasi Kesetimbangan Asam Fosfat dengan Natrium Hidroksida
1. Masukkan larutan standar NaOH ke dalam buret 50 ml
2. Masukkan 25 ml H3PO4 3 M ke dalam erlenmeyer, dan ukur pH sebelum
penambahan basa
3. Larutan H3PO4 3 M dititrasi dengan penambahan 1 ml basa dari buret,
kemudian ukur pH
4. Titrasi dilanjutkan dengan penambahan NaOH sampai volume kira – kira
25 ml. Ukur pH larutan
C. Larutan Buffer
1. Masukkan larutan standar HBr ke dalam buret 50 ml
2. Masukkan 100 ml H3PO4 3 M ke dalam erlenmeyer, dan ukur pH sebelum
penambahan basa
3. Tambahkan larutan 50 mL NaOH 3 M kedalam erlenmeyer.
Kemudian titrasi larutan campuran dengan penambahan 1 ml HBr 3 M
dari buret, kemudian ukur pH
4. Ukur pH larutan setiap penambahan 1 ml larutan HCl

IV. Tabel Hasil Pengamatan


A. Titrasi Kesetimbangan Asam hidrobromat dengan Natrium Hidroksida

NaOH 3 M (ml) HBr 3 M (ml) pH larutan


0 30
5 30
10 30
15 30
20 30
25 30
30 30

B. Titrasi Kesetimbangan Asam Fosfat dengan Natrium Hidroksida

NaOH 3 M (ml) H3PO4 3 M (ml) pH larutan


0 25
1 25
5 25
10 25
12 25
15 25
20 25
22 25
24 25
25 25

C. Larutan Buffer

Larutan Campuran pH larutan


100 ml H3PO4 3 M 1
+ 50 mL NaOH 3 2
M
3
4
5
6
7
8
9
10

D. Referensi
Chang, Raymond. 1996. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.

Fesssenden, R.J. dan Joan S.F., 1986, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai