Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dra Yusna Melianti, M.H


HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

1. LERA SANI DAMAH PUTRI 4193331016


2. LOUIS GUSTAVO SIAGIAN 4193131052
3. SOPIA DEBORA BR SITUMORANG 4193331008
4. TIUR MAIDA NABABAN 4193131051
5. ZENY AFRISKA BARUTU 4193131016

PENDIDIKAN KIMIA 2019 A


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak Dan Kewajiban
Warga Negara” ini sebagai tugas rutin untuk memenuhi mata kuliah Kewarganegaraan.
Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada para pendukung penulis dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dra Yusna Melianti,M.H. selaku dosen mata kuliah yang
telah memberikan bimbingan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca agar menjadi lebih baik lagi. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca baik secara pribadi maupun kelompok.

Medan, 12 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara.....................................................................2
2.2. Warga Negara........................................................................................................................4
2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara........................................................................................6
2.4. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara..................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Hak, Kewajiban, dan Warga Negara?
2. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara Indonesia?
3. Apa saja Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia?
4. Bagaimana kasus tentang Hak dan Kewajiban warganegara?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga negara.
2. Memahami siapa – siapa saja yang memiliki hak menjadi warga negara Indonesia.
3. Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai warga
Indonesia.
4. Mengetahui berbagai masalah tentang Hak dan Kewajiban warganegara di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara

A. Pengertian Hak
 Menurut Dr. Notonegoro
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
 Menurut Menurut Soerjono Soekanto
Hak dibedakan menjadi 2 :
1. Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal hak
menagih atau melunasi prestasi.
2. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari:
a) Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada
warga hak asasi;
b) Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan;
c) Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak;
d) Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten.
 Menurut Salmond
Di dalam hak terdapat 4 pengertian :
1. Dalam arti sempit, hak berpasangan dengan kewajiban
2. Hak yang melekat pada seseorang sebagai pemilik;
3. Hak yang tertuju kepada orang lain sebagai pemegang kewajiban antara hak dan
kewajiban berkorelatif;
4. Hak dapat berisikan untuk kewajiban kepada pihak lain agar melakukan
perbuatan (comission) atau tidak melakukan (omission) suatu perbuatan;
5. Hak dapat memiliki objek yang timbul dari comission dan omission;
6. Hak memiliki titel, ialah suatu peristiwa yang menjadi dasar sehingga hak itu
melekat pada pemiliknya.
7. Kemerdekaan, hak memberikan kemerdekaan kepada seseorang untuk melakukan
kegiatan yang diberikan oleh hukum namun tidak untuk menggangu, melanggar,
menyalahgunakan sehingga melanggar hak orang lain, dan pembebasan dari hak
orang lain.

2
8. Kekuasaan, hak yang diberikan untuk, melalui jalan dan cara hukum, untuk
mengubah hak-hak, kewajiban-kewajiban, pertanggungjawaban atau lain-lain
dalam hubungan hukum.
9. Kekebalan atau imunitas, hak untuk dibebaskan dari kekuasaan hukum orang lain.
 
B. Pengertian Kewajiban
1. Menurut Prof. Dr. Notonegoro
Kewajiban berasal dari kata wajib. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.
2. Menurut Curzon
Kewajiban dikelompokan menjadi 5, yaitu:
1. Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan
hak dan nisbi melibatkan hak di lain pihak;
2. Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah
wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian
berkorelasi dengan hak perdata;
3. Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak
melakukan sesuatu;
4. Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau
secara umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul
dari bidang hukum tertentu, perjanjian;
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban
untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi
sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam
hukum perdata.
Kewajiban memiliki beberapa arti:
 Dari segi ilmu fiqih kewajiban mempunyai arti, sesuatu yang harus dikerjakan apabila
dijalankan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.
 Dari segi ilmu tauhid kewajiban memiliki arti sesuatu yang benar adanya.
 Menurut Curzon kewajiban dikelompokan menjadi 5 antara lain:
1. Kewajiban mutlak adalah tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan
dengan hak dan nisby. Melibatkan hak dilain pihak
2. Kewajiban publik adalah wajib mematuhi hak public dan kewajiban perdata
timbul dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata.

3
3. Kewajiban positif adalah menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negative
tidak melakukan sesuatu.
4. Kewajiban universal atau umum ditujukan kepada semua warga Negara.
5. Kewajiban primer adalah tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.
 
C. Pengertian Warganegara
1. Pengertian Warga Negara menurut KBBI(2002) adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu.
2. A.S Hikam (2000) mendefenisikan Warga Negara (citizenship) adalah anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk itu sendiri.
3. Menurut Koerniatmanto (2006) Warga Negara adalahsebagai angota Negara dan
mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.Jadi warga Negaraadalah orang-orang yang menurut hukum atau secara
resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu,atau dengan kata lain
warganegara adalah warga suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

2.2. Warga Negara


Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil
adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan
negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam
wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan: “warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No.  22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.

4
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
1. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang
diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor
imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan


salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan
menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunyai
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di
atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif
untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
a. Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
b. Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
c. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan
seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.

5
2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara
A. Hak warganegara
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
B. Hak Warganegara dalam UUD 1945
 Pasal 27
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
 Pasal 28 A
(1) Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya.
 Pasal 28 B
(1) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
(2) Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Pasal 28 C
(1) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar nya, Hak
untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni, dan budaya
(2) Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif.
 Pasal 28 D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan
perlakuan yang sama di depan hukum.

6
(2) Hak utnuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja
(3) Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Hak atas status kewarganegaraan.
 Pasal 28 E
(1) Hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pekerjaannya, kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
(2) Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai
hati nuraninya.
(3) Hak kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
 Pasal 28 F
(1) Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.
 Pasal 28 G
(1) Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda, Hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia.
(2) Hak untuk bebeas dari penyiksaan (torture) dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia.
 Pasal 28 H
(1) Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak untuk memperoleh pelayanankesehatan .
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai
persamaandan keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh
siapapun.
 Pasal 28 I
(1) Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan diskriminasi atas dasar apapun dan berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut
 Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

7
C. Kewajiban warganegara
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan /
kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna
mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

2.4. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

A. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara


Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus
dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia”.  Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam
konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik
atau kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik
simpati warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan akan hak –
hak tersebut secara utuh. Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan
yang layak. Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya
menjadi impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak
– hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang kurang
beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka diperhatikan kesejahteraannya
atau menunggu berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.
Memang didalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih mengutamakan hak – hak dari
pada kewajiban – kewajiban asasi warga negara. Ada kecenderungan menuntut hak – hak
yang berlebihan sehingga merugikan orang lain.penuntutan hak – hak yang berlebih – lebihan
atau tanpa batas akan merugikan orang lain  yang memiliki hak yang sama. Oleh sebab itu,
pelaksanaan hak – hak warga negara perlu dibatasi, akan tetapi tidak dihilangkan atau
dihapuskan. 

8
B. Bentuk Pelanggaran  Hak Warga Negara
Terdapat berbagai macam bentuk pelanggaran menurut UU yaitu :
1. Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa berdasarkan
hukum
2. Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang dianggap
ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan
3. Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya terhadap
pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu stabilitas
keamanan.
4. Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena takut
dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim),
hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi
warga negara.

C. Kasus Pelanggaran Hak yang terjadi di Indonesia


Berikut ini adalah beberapa Kasus pelanggaran ataupun kontroversi HAM dan Hak
Warga Negara khususnya yang terjadi di Negara kita.
1. Hukuman Mati
Kontroversi hukuman mati sudah sejak lama ada di hampir seluruh masyarakat dan
negara di dunia. Indonesia pun tak luput dari kontroversi ini. Sampai hari ini pihak yang pro
hukuman mati dan yang kontra hukuman mati masih bersilang sengketa. Masing-masing
datang dengan rasional dan tumpukan bukti yang berseberangan, dan dalam banyak hal
sepertimewakili kebenaran itusendiri. Seharusnya kontroversi itu berakhir ketika UUD 1945
mengalami serangkaian perubahan. Dalam konteks hukuman mati kita sesungguhnya bicara
tentang hak-hak asasi manusia yang dalam UUD 1945 setelah perubahan masuk dalam Bab
XA. Pasal 28A dengan eksplisit mengatakan: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Jadi, ‘hak untuk hidup’ atau ‘the right to life’
adalah hak yang paling mendasar dalam UUD 1945. Hak untuk hidup ini adalah puncak hak
asasi manusia yang merupakan induk dari semua hak asasi lain.
2. Perlindungan Hukum
Sudahkah kita mendapatkan Perlindungan Hukum dengan baik?
Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan Perlindungan Hukum tetapi
kenyataannya masih banyak dari kita yang belum mendapatkan perlindungan hukum dengan
baik.
Contoh Kasus belakangan yang marak terjadi yaitu BEGAL!!!
Dimana pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh APARAT KEAMANAN) lebih
banyak bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.

9
3. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa
pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan
empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan
Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-
tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.Tragedi ini jelas merupakan pelanggaran HAM
dan Hak Warga Negara khususnya.
4. Pergusuran Rumah
Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang kota selalu
menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan bagi sebagian
warga kota itu.Kebijakan pemerintah melakukan penggusuran ini dinilai sebagai bentuk
pelanggaran Hak Warga Negara.
Beberapa yang sudah di sebutkan tadi merupakan beberapa contoh dari sekian banyaknya
kasus pelanggaran Hak di Indonesia contohnya seperti Buruh Marsinah, dan Tragedi Tanjung
Priok serta masih banyak lagi.

D. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia


Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal
yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang
menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga
negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam
konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu
berjalan dengan mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam
pelaksanan kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut
beberapa contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar
warga negara.
Contoh Pengingkaran Kewajiban di Indonesia Pengingkaran kewajiban warga Negara banyak
sekali bentuknya,mulai dari yang sederhana sampai yang berat, diantaranya adalah :
1. Membuang sampah sembarangan
2. Melanggar aturan lalu lintas, misalnya tidak memakai helm , tidak mempunyai SIM,
tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak membawa STNK dan sebagainya.
3. Merusak fasilitas Negara, misalnya mencorat – coret bangunan milik umum , merusak
jaringan telephon, dan sebagainya.
4. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara, misalnya mangkir
dari kegiatan
5. Membayar Pajak dan Menaati Hukum Lalu Lintas

10
Sudahkah kita Membayar Pajak dan Menaati Hukum Lalu Lintas?
Kewajiban kita sebagai warga negara yaitu Membayar pajak (Pajak bumi&bangunan,
pajak kenderaan, pajak bea&cukai, dll), menaati UU, menaati perpu, hukum lalu lintas,
mengikuti wajib militer bila negara dalam keadaan darurat, dll
Salah satu yg paling umum disekitar kita aja, lalu-lintas di jalanan. Jika anda
menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya (jelas sudah bayar pajak kendaraan), tapi
sudahkah mentaati peraturan dan sopan-santun berlalu-lintas?
Kenyataannya masih banyak di antara kita yang belum menaati peraturan
tersebut.Semua akan terealisasi jika kita sebagai warga negara memiliki kesadaran masing-
masing, dengan di dukung oleh infrastruktur jalan agar warganegara bisa mengerti tujuan
membayar pajak pada dasarnya dari kita oleh kita dan untuk kita.  
 

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam   kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap–tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: pangan, sandang, dan
papan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Intan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Ristek Dikti.

13

Anda mungkin juga menyukai