Anda di halaman 1dari 20

KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA

NEGARA

DI SUSUN OLEH :

RATRI PRAMUDITA

XII MIPA 5

23

SMA NEGERI 5 MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul "Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara" dengan tepat waktu.

Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PPKN. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agung Trijono selaku guru mata
pelajaran PPKN. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Saya juga menyadari laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini.

Madiun, 29 Juli 2021

Ratri Pramudita

i
Daftar Isi

Judul buku

Kata pengantar............................................................................................................................i

Dafta isi......................................................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan :

A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan maalah................................................................................................1
C. Tujuan penulisan................................................................................................1
D. Manfaat penulisan..............................................................................................1

Bab 2 Pembahasan

A. Makna hak dan kewajiban warga Negara................................................................2-4


1. Macam-macam hak warga negara................................................................4-7
2. Macam-macam kewajiban warga negara........................................................7
B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara........................................................7-10
C. Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara......11-12
D. Upaya-upaya Penanganan Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara.......12-14

Bab 3 Penutupan

A. Kesimpulan.................................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................................15

Daftar Pustaka.........................................................................................................................16
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/ kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna tentang hak dan kewajiban warga negara dan macam-macamnya?
2. Apa substansi hak dan kewajiban warga negara dalam Pancasila?
3. Apa contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara?
4. Bagaimana upaya penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui makna dan macam-macam hak dan kewajiban warga negara.
2. Untuk mengetahui substansi hak dan kewajiban warga negara dalam Pancasila.
3. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.
4. Untuk mengetahui upaya penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah yang baik dan benar.

2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.

3. Sebagai bahan referensi dalam pembelajaran online dan acuan untuk meningkatkan
hasil pembelajaran yang lebih maksimal.

4. Memperluas informasi dan wawasan bagi pembaca maupun penulis

mengenai pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

1
Bab 2

Pembahasan

A. Makna hak dan kewajiban warga Negara


Hak warga negara merupakan hak yang melekat dalam diri manusia dalam
kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara hak warga negara dibatasi oleh status
kewarganegaraannya. Kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku hak dan kewajiban warga negara merupakan
dua hal yang saling berkaitan hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan
karena bagaimanapun dan kewajiban itulah muncul hak dan Begitupun sebaliknya.
Hak dan kewajiban menurut para ahli.

Menurut Prof. Dr. Notonegoro

Pengertian hak dan kewajiban warga negara menurut para ahli dimulai dari Prof. Dr.
Notonegoro. Beliau mengungkapkan bahwa hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal ini, tidak
bisa dilakukan atau diterima oleh pihak yang lain.

Prof. Dr. Notogeoro menyatakan kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu
hal yang sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini tidak bisa diberikan
oleh pihak yang lain dan sifatnya bisa dituntut secara paksa jika tidak dipenuhi. Kewajiban
juga diartikan sebagai suatu hal yang harus dilakukan.

Menurut Curzon

Curzon membagi hak menjadi 5 kelompok. Hak sempurna dapat dipaksakan melalui
hukum. Hak utama adalah hak yang diperluas hak-hak tambahan. Hak publik adalah hak
yang dimiliki masyarakat. Hak positif adalah hak melakukan perbuatan tertentu. Hak milik
adalah hak yang berhubungan dengan barang atau kedudukan.

Curzon juga membagi 5 kelompok kewajiban. Kewajiban mutlak yaitu kewajiban


diri sendiri. Kewajiban publik yaitu kewajiban mematuhi hak publik. Kewajiban positif yaitu
kewajiban menghendaki dilakukan sesuatu. Kewajiban umum yang berlaku untuk umum.
Kewajiban primer yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.

Menurut Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto membedakan hak menjadi dua pengertian yaitu hak searah atau
relatif dan hak jamak arah atau absolut. Hak searah merupakan hak yang ada dalam hukum
perjanjian. Contohnya adalah hak menagih yang artinya sudah ada perjanjian atau ikatan
untuk ditagih.

2
Sementara itu hak jamak arah terdiri dari 4 jenis hak. Pertama, hak dalam hukum
tata negara. Kedua, hak kepribadian atas tubuh dan kebebasan. Ketiga, hak kekeluargaan atas
suami, orang tua, dan anak. Keempat, hak cipta dan hak atas merek atau paten

Menurut John Salmond

John Salmond membagi hak ke dalam 4 pengertian. Hak dalam arti sempit yaitu hak
yang berpasangan dengan kewajiban. Hak kemerdekaan yaitu hak kebebasan tanpa
melanggar hukum. Hak kekuasaan yaitu hak mengambil keputusan tanpa melanggar
peraturan hukum. Hak kekebalan yaitu hak dibebaskan dari kekuasaan orang lain.

Menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro

Kewajiban menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro adalah sesuatu yang harus


dilakukan oleh pihak tertentu dan bisa dituntut paksa oleh orang yang berkepentingan.
Kewajiban dapat timbul karena keinginan dari diri sendiri dan orang lain. Kewajiban ini bisa
muncul dari hak yang dimiliki oleh orang lain.

Sementara itu menurut Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro hak adalah sebuah kuasa
menerima atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan.
Dalam hal ini tidak bisa dilakukan dan diterima oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban warga
negara, keduanya bisa dituntut paksa oleh yang bersangkutan.

Pengertian Secara Umum

Selain pengertian menurut ahli, hak dan kewajiban yang dimiliki oleh warga negara
juga bisa diartikan secara umum. Pemahaman hak dan kewajiban ini harus dimiliki oleh
setiap warga negara. Tujuannya adalah untuk memastikan semua warga negara bisa
menghargai hak diri sendiri dan orang lain serta melakukan kewajibannya.

Hak bisa dibagi menjadi dua yaitu hak umum atau hak alami dan hak khusus atau
hak hukum. Hak secara umum merupakan apa yang kita ketahui tentang suatu hak.
Sementara itu hak secara khusus merupakan hak yang sudah diatur oleh negara dalam
ketentuan khusus dan memiliki ikatan hukum.

Kewajiban dapat diartikan sebagai suatu keharusan. Selain itu, kita juga bisa
memahami hak sebagai sebuah tanggung jawab. Kewajiban merupakan suatu hal yang harus
dilakukan karena sudah menjadi tanggung jawab kita. Jika tidak dilakukan maka akan ada
hukuman atau konsekuensinya.

Pengertian Menurut KBBI

Hak dan kewajiban juga bisa dipahami melalui arti kata yang tercantum di KBBI.
Kata hak dan kewajiban memiliki arti masing-masing yang bisa membantu kita memahami
lebih jauh mengenai hak dan kewajiban. Berikut akan diberikan pemahaman hak dan
kewajiban berdasarkan arti kata di KBBI.

3
Hak diartikan sebagai kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kekuasaan
yang benar atas sesuatu, milik atau kepunyaan, dan kewenangan dalam hukum. Menurut arti
ini, bisa kita ketahui bahwa hak merupakan sebuah kewenangan dan kebebasan melakukan
sesuatu. Namun, kebebasan tersebut harus dilandasi hukum.

Sementara itu arti kata kewajiban menurut KBBI adalah sesuatu yang harus
dilaksanakan, keharusan, dan pekerjaan. Jadi jelas sekali bahwa kewajiban adalah suatu hal
yang harus dilakukan. Kewajiban menjadi sebuah pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakan.

Sebagaimana diatur dan dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, macam-macam hak warga negara adalah:

1. Macam-macam Hak Warga Negara

Sebagaimana diatur dan dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, macam-macam hak warga negara adalah:

a. Hak atas Kewarganegaraan


Siapakah yang menjadi warga negara dan penduduk Indonesia? Pasal 26 Ayat (1) dan
(2) dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut
bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Adapun,
yang menjadi penduduk Indonesia ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia. Pasal 26 ini merupakan jaminan atas hak warga negara
untuk mendapatkan status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-
mena. Pasal 26 ini juga merupakan salah satu pencerminan dari pokok pikiran kedaulatan
rakyat,penjabaran sila keempat yang menjadi landasan kehidupan politik di negara kita,
Indonesia tercinta.
b. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan. Ini adalah konsekuensi
dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Pasal 27 Ayat (1) menyatakan
bahwa Segala warga negarabersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hal ini
menunjukan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak adanya
diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini. Pasal 27 Ayat (1) ini
merupakan jaminan hak warga negara atas kedudukan yang sama dalam hukum dan juga
merupakan kewajiban warga negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
c. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan asas keadilan
sosial dan kerakyatan yang merupakan hak warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak.
4
Berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini misalnya terdapat dalam
Undang-Undang Agraria, Perkoperasian, Penanaman Modal, Sistem Pendidikan
Nasional, Tenaga Kerja, Perbankan, dan sebagainya yang bertujuan untuk menciptakan
lapangan kerja agar warga negara memperoleh penghidupan yang layak.

d. Hak dan Kewajiban bela Negara


Pasal 27 Ayat (3) menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara. Ketentuan tersebut menegaskan hak dan kewajiban
warga negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain, upaya pembelaan negara
merupakan hak sekaligus menjadi kewajiban dari setiap warga negara Indonesia.
e. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Pasal 28 menetapkan hak warna negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Syarat-
syaratnya akan diatur dalam undang-undang. Dalam ketentuan ini terdapat tiga hak
warga negara, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan berkumpul, serta hak
kebebasan untuk berpendapat.
f. Kemerdekaan memeluk agama
Pasal 29 Ayat (1) menyatakan bahwa Negara berdasar atas
ketuhanan Yang Maha Esa. Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa
Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Pasal 29 Ayat (2) menyatakan
Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaan itu. Hal ini merupakan hak
warga negara atas kebebasan beragama. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia,
kebebasan beragama ini tidak diartikan bebas tidak beragama, tetapi bebas untuk
memeluk satu agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula
bebas untuk mencampuradukkan ajaran agama.
g. Pertahanan dan keamanan Negara
Mencampuradukkan ajaran agama.Pertahanan dan keamanan negara dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan dalam bentuk hak dan
kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 Ayat (1) dan (2). Ketentuan tersebut
menyatakan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
h. Hak mendapat pendidikan
Sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam
alenia keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945,yaitu bahwa pemerintah negara Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan
kehidupan bangsa, pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Ketentuan ini merupakan penegasan hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan.
Selanjutnya dalam Pasal 31 Ayat (2) ditegaskan bahwa setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal ini merupakan
penegasan atas kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar.

5
Untuk maksud tersebut, Pasal 31 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan danketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
i. Kebudayaan Nasional Indonesia
Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menetapkan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengahperadaban dunia dengan menjamin kebebasan mesyarakat dalam memelihara
dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya. Hal ini merupakan penegasan atas
jaminan hak warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kemudian
dalam Pasal 32 Ayat (2) disebutkan Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional. Ketentuan ini merupakan jaminan atas hak warga
negara untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
pergaulan.
j. Perekonomian Nasional
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur
tentang perekonomian nasional. Pasal 33 yang terdiri atas lima ayat menyatakan sebagai
berikut.
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha perekonomian
dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
k. Kesejahteraan Nasional
Masalah kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi
Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal 34 terdiri atas empat ayat.
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagiseluruah rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
3. Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.

6
Pasal 34 ini memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial. Ketentuan
dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan.
kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan
jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.
2. Macam-macam Kewajiban Warga Negara
a. Sebagaimana diatur dan dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, macam-macam kewajiban warga negara adalah:
b. Pasal 23 A : Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dengan undang-undang. pasal ini mengamanatkan tentang kewajiban membayar
pajak.
c. Pasal 27 ayat (1) : Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
d. Pasal 27 ayat (3) : Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara
e. Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
f. Pasal 28 J ayat (1) : Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Pasal 28 J ayat (2) : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
h. Pasal 30 ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan Negara
i. Pasal 31 ayat (2) : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya"
j. Pasal 33 ayat (3) : Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara


Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal,
sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai
dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.

7
1. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila.

a. Ketuhanan Yang Maha Esa Menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum.

c. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan
semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini
sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu sama
lainnya dalam semangat persaudaraan.

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan


dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa
adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi
masyarakat.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi
pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.

2. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila

Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental
sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental
merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada
umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai dengan peraturan daerah. Hak dan kewajiban
asasi manusia juga dijamin dan diatur oleh nilai-nilai instrumental Pancasila. Adapun, peraturan
perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut.
Hak dan kewajiban Asasi manusia dalam nilai instrumental Pancasila
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J.

b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR
tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.

8
c. Ketentuan dalam undang-undang organik, yaitu:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
Merendahkan Martabat Manusia.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional
tentang Hak-hak Sipil dan Politik.
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional
Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

d. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun


1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah.


1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap Korban
dan Saksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi
terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat.

f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres).


1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
2) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.
3) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan, dan
Pengadilan Negeri Makassar.
4) Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53 Tahun
2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.
5) Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Indonesia Tahun 2004 – 2009

3. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan
perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut
dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia dalam nilai praksis
Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat
diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun, sikap positif tersebut di antaranya sebagai berikut.
9
Nilai-nilai Praksis sila sila Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama)


a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar- umat beragama sehingga terbina kerukunan
hidup
b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila Kedua)


a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Tenggang rasa kepada orang lain
d. Tidak semena-mena kepada orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
f. Berani membela kebenaran dan keadilan
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia (Sila Ketiga)


a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/


Perwakilan (Sila Keempat)
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila Kelima)


a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
b. Menghormati hak-hak orang lain
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
f. Rela bekerja keras
g. Menghargai hasil karya orang lain.

10
C. Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Penyebab terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara diantaranya disebabkan oleh faktor-
faktor berikut :
1. sikap egois atau terlalu mementingkan diri
2. rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
3. sikap tidak toleran
4. penyalahgunaan kekuasaan
5. ketidaktegasan aparat penegak hukum
6. penyalahgunaan teknologi
Kasus pelanggaran hak warga negara pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari
kondisi yang saat ini terjadi misalnya sebagai berikut :
1. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan misalnya masih terjadi kasus
salah tangkap perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para
pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih sering terjadi hal itu
merupakan bukti bahwa amanat pasal 27 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 belum sepenuhnya dilaksanakan.
2. Saat ini tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi
padahal pasal 27 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan
bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan
pemerkosaan kekerasan dalam rumah tangga padahal pasal 28 a sampai 28 J UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
4. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama misalnya penyerangan
tempat peribadatan padahal pasal 2 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.
5. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksananya secara
sepenuhnya. Amanat pasal 31 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
6. Pelanggaran hak cipta misalnya peredaran VCD atau DVD bajakan perilaku plagiat
dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.
Contoh-contoh yang diuraikan diatas membuktikan bahwa tidak terpenuhinya hak warga negara
karena adanya kelalaian atau pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan ketentuan perundang-
undangan lainnya. Hal tersebut jika tidak segara diatasi.

11
Dalam masyarakat sering terjadi pengingkaran kewajiban sebagai warga negara seperti contoh
berikut ini:
a. Melakukan pelanggaran hukum.
b. Pengingkaran kewajiban untuk membela negara dalam bentuk terlibat tawuran dan merusak
fasilitas umum.
c. Pengingkaran kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain dengan melakukan
bullying, penipuan, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, dan lain-lain.
d. Pengingkaran kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
dengan tidak membayar pajak pada waktunya atau bahkan tidak membayar pajak, tidak
mengikuti aturan sekolah, melakukan aksi terorisme, melakukan kekerasan berbau SARA,
merusak lingkungan, korupsi, dan lain-lain.
e. Pengingkaran kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar antara lain tindakan membolos
sekolah, dropout, malas sekolah, dan lain-lain.

D. Upaya-upaya Penanganan Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara


Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah sering kalian
dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses penegakan hak dan kewajiban warga
negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan mencegah
timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi
kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat,
memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan
menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional
Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.

12
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal
(kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang sudah
terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai fungsi
utama untuk menegakkan hukum, dan masyrakat yang memiliki fungsi kontol terhadap
penegakan keadailan dalam masyarakat dan juga pers, , antara lain seperti berikut :
1. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan
sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani kasus-
kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu lintas.
2. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan
dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.Dan TNI
membaackup POLRI terhadap fungfi kemanan dan ketertiban yang dipandang sangat
dibutuhkan dalam rangka kemanan negara.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus korupsi dan
penyalahgunaan keuangan negara, baik dalam sekala kecil, maupun besar.
4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara..Tentunya dengan menegakkan prinsip
keadialan.
Dalam hubungannya dengan penegakan hhak dan kewajiban warga negara, Pancasila
mengajarkan :

a. Sesuangguhnya Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta.

b. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang mendapat anugerah – Nya berupa
kehidupan, kebebasan dan harta milik.

c. Sebagai makhluk yang memiliki martabat luhur, manusia mengemban kewajiban


hidupnya, seperti :
Berterima kasih, berbakti dan bertaqwa kepada – Nya.
Mencintai sesama manusia.
Memelihara dan menghargai hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik sesuatu.
Menyadari pelaksanaan hukum yang berlaku.

13
5. Masyarakat memiliki fungsi kontrol terhadap proses peyelenggaraan penegakan hukum
secara adil.
6. Pers dalam hal ini sangat berperan besar dalam kontrol terhadap penyelenggaraan proses
jalannya persidangan di Indonesia.

14
Bab 3

Penutup

A. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya didapat
dengan cara diperjuangkan melalui pertanggung jawaban atas kewajiban. Sedangkan
kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan
oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk
didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi
kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain sehingga dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari harus
dijalankan secara seimbang.
Dalam pelakanaan hak dan kewajiban sering terjadi pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban. Pelanggaran hak dan warga negara adalah tindakan aparat negara
yang melanggar atau tidak memberikan apa yang menjadi hak warga negara. Pengingkaran
kewajiban adalah pengingkaran warga negara terhadap kewajiban yang ditentukan
pemerintah.

B. Saran
Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain sehingga dalam
praktiknya di kehidupan sehari-hari harus dijalankan secara seimbang agar tidak terjadi
ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan dan
timbulnya gejolak yang tidak diinginkan di dalam masyarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.daftarpustaka.org/amp/hak-dan-kewajiban-warga-negara/

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara/

E-Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XII

Video-video pembelajaran

16

Anda mungkin juga menyukai