DOSEN PENGAMPU
Bp Zulfikar S.E., M.M
Disusun Oleh:
Fatwa Mutia Anggana Hidayat
Putri Nadia Meilani
Sandi Supriyatna
JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DHARMA NEGARA
2022
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Stie
Dharma Negara. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan ja
uh dari sempurna.
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 6
BAB II PEMBAHASAN 1
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara 2
2.2 Alasan Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara 3
2.3 Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara 1
1. Agama 2
2. Pendidikan dan Kebudayaan 3
3. Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat2
4. Pertahanan dan Keamanan 3
BAB III PENUTUP 2
3.1 Kesimpulan 3
3.2 Saran 2
DAFTAR PUSTAKA 3
BAB I
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehigga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala
sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan individu sebagai anggota warga
Negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan
suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga Negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Hak dan
kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan yang terbentuk antara
warga negara dan negara itu sendiri. Jadi sifat hak dan kewajiban itu adalah
bersifat timbal balik. Maksudnya, bahwa warga negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warga negara. Masalah pokok antara negara dengan warga negara adalah
masalah hak dan kewajiban. Setiap warga negara diberikan kebebasan oleh negara
dalam hak dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan kewajiban negara
kembali ke warga negara tersebut. Meningkatkan rasa kesadaran bersama akan
tanggung jawab kita terhadap hak dan kewajiban negara menjadi masalah utama.
Warga negara memiliki hak, karena ketidaksadaran maka hak tadi disalahgunakan
orang lain. Begitu juga dengan kewajiban seseorang terhadap negara, namun
karena ketidaksadaran warga negara akan tugas dan kewajibannya maka hak yang
semestinya menjadi hak milik orang lain dilanggar dan diabaikan. Untuk
mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui
posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak
akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan
rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya.
Hak dan kewajiban antara warga negara dan negara Indonesia mengalami
dinamika, terbukti adanya perubahan-perubahan isi pasal-pasal yang terdapat
dalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang melaui
proses amandemen undang-undang dan juga perubahan undang-undang yang
menyertainya. Semua hal itu dilakukan untuk menyesuaikan hak dan kewajiban
warga negara dan negara Indonesia sesuai jamannya. Jika tidak dilakukannya hal
tersebut, akan terjadi ketidakpuasan antara warga negara dengan negaranya karena
tidak mendapatkannya apa yang warganya inginkan di jamannya. Hak dan
Kewajiban Warga Negara dalam batas-batas tertentu telah dipahami orang, akan
tetapi karena setiap orang melakukan akitivitas yang beraneka ragam dalam
kehidupan kenegaraan, maka apa yang menjadi hak dan kewajibannya seringkali
terlupakan. Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini
menjadi amat penting untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita sedang
menumbuhkan kehidupan demokrasi. Berikut akan diulas harmoni kewajiban dan
hak negara dan negara dalam demokrasi berdasarkan sistem yang berlaku di
negara Indonesia.
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara
dan Warga Negara
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana
pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah
beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh
pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh
pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban.
2.2 Alasan Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini
menjadi amat penting untuk di kaji mendalam mengingat negara kita sedang
menumbuhkan kehidupan demokrasi. Betapa tidak di satu pihak implementasi hak
dan kewajiban menjadi salah satu indikator keberhasilan tumbuhnya kehidupan
demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang menjalankan sistem
pemerintah demokrasi, hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga
negara dapat terjamin. Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban
warga negara secara lebih operasional kedalam berbagai peraturan perundang-
undang sangat bermanfaat.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan
tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa
setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga Negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi
karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak dari
pada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki
pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan social yang
berkepanjangan.
UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal kewajiban
dan hak negara melainkan juga kewajiban dan hak warga negara. Dengan
demikian terdapat harmoni kewajiban dan hak negara di satu pihak dengan
kewajiban dan hak warga negara di pihak lain.
Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara
dapat dipahami dengan menggunakan pendekatan kebutuhan warga Negara yang
meliputi:
1. Agama
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama lain
saling berkorelasi sangat erat. Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya
pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan saja
ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan dikembangkan
sehingga mencapai derajat tertinggi berupa peradaban. Tujuan pendidikan
nasional terdapat dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI 1945, yaitu “pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur dengan undang-undang” Jika kita
melihat fungsi-fungsi negara (function of the state) dalam lingkup pembangunan
negara (state-building) cakupannya meliputi hal-hal berikut ini.
Sesuai semangat Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 asas
perekonomian nasional adalah kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan asas yang
dianut oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan yang salah
satunya kegiatan perekonomian nasional. Asas kekeluargaan dapat diartikan
sebagai kerja sama yang dilakukan lebih dari seorang dalam menyelesaikan
pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Penerapan
asas kekeluargaan dalam perekonomian nasional adalah dalam sistem ekonomi
kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi nasional yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan
menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang bertumpu pada kekuatan mayoritas
rakyat.
3.1 Kesimpulan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib
adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan
melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga
negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalam UUD
NRI 1945 mulai pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hak asasi manusia
dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban tersebut
bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam suatu undang-undang.
Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika terbukti
sudah dari adanya perubahan di dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI 1945
melalui proses amandemen dan juga perubahan undang-udangan yang
menyertainya.
Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan segala
dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan yang
harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga negara.
3.2 Saran
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
nuril43027/61a6cd4e62a704538313bd44/
https://fatkhan.web.id/manusia-kedaulatan-rakyat/
https://www.academia.edu/36570695/