DISUSUN OLEH :
Nur Ainun Anugrah
Sri Rahayu
AbdulMuktadir
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Bagaimana Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam
Demokrasi yang Bersumbu pada Kedaulatan Rakyat dan Musyawarah untuk
Mufakat” ini dengan baik dan tepat pada waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Kewarganegaraan di program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Keguruan,Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami masih merasa belum sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon maaf apabila masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Kritik dan saran tersebut akan kami jadikan bahan evaluasi
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
2.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
2.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
2.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan ...........
Warga Negara...............................................................................................................6
2.2 Alasan Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga .....................
Negara..........................................................................................................................6
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik Tentang Harmoni Kewajiban dan Hak ..........
Warga Negara Indonesia..............................................................................................8
2.3.1 Sumber Historis...............................................................................................8
2.3.2 Sumber Sosiologis...........................................................................................9
2.3.3 Sumber Politik...............................................................................................10
2.4 Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak ...........
Negara dan Warga Negara.........................................................................................11
2.4.1 Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu ..........................
Pengetahuan dan Teknologi....................................................................................12
2.4.2 Aturan Dasar Ihwal Perkonomian dan Kesejahteraan Sosial........................12
2.4.3 Aturan Dasar Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara...............................13
2.4.4 Aturan Dasar Ihwal Hak dan Kewajiban Asasi Manusia..............................14
2.5 Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga ....................
Negara........................................................................................................................15
2.5.1 Agama............................................................................................................15
2.5.2 Pendidikan dan Kebudayaan..........................................................................15
2.5.3 Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat.....................................................16
2.5.4 Pertahanan dan Keamanan.............................................................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
2
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehigga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk didapatkan individu sebagai anggota warga Negara
sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu
keharusan atau kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota
warga Negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam
praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan yang akan menimbulkan
gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.1
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan yang
terbentuk antara warga negara dan negara itu sendiri. Jadi sifat hak dan kewajiban itu
adalah bersifat timbal balik (resiprokalitas). Maksudnya adalah, bahwa warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak
dan kewajiban terhadap warga negara. Masalah pokok antara negara dengan warga
negara adalah masalah hak dan kewajiban. Setiap warga negara diberikan kebebasan
oleh negara dalam hak dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan kewajiban
negara kembali ke warga negara tersebut. Karena hubungan antara negra dengan
wrga negara sangat kuat hal itu bisa dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa kewajiban
bangsa indonesia berlandaskan pada kedaulatan rakyat.
Meningkatkan rasa kesadaran bersama akan tanggung jawab kita terhadap
hak dan kewajiban negara menjadi masalah utama. Warga negara memiliki hak,
karena ketidaksadaran maka hak tadi disalahgunakan orang lain. Begitu juga dengan
kewajiban seseorang terhapa negara, namun karena ketidaksadaran warga
negara akan tugas dan kewajibannya maka hak yang semestinya menjadi hak milik
orang lain dilanggar dan diabaikan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
3
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak
akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka
lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat,
sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya.1 Oleh karena
itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang
buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan
kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Walaupun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Namun secara filosofis tetap
menunjukkan adanya pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat
berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam hal ini, Indonesia menganut paham
harmoni antara kewajiban dan hak maupun sebaliknya.
Hak dan kewajiban antara warga negara dan negara Indonesia mengalami
dinamika, terbukti adanya perubahan-perubahan isi pasal-pasal yang terdapat dalam
undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang melaui proses
amandemen undang-undang dan juga perubahan undang-undang yang menyertainya.
Semua hal itu dilakukan untuk menyesuaikan hak dan kewajiban warga negara dan
negara Indonesia sesuai jamannya. Jika tidak dilakukannya hal tersebut, akan terjadi
ketidakpuasan antara warga negara dengan negaranya karena tidak mendapatkannya
apa yang warganya inginkan di jamannya.
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam batas-batas tertentu telah dipahami
orang, akan tetapi karena setiap orang melakukan akitivitas yang beraneka ragam
dalam kehidupan kenegaraan, maka apa yang menjadi hak dan kewajibannya
seringkali terlupakan. Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia
dewasa ini menjadi amat penting untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita
sedang menumbuhkan kehidupan demokrasi. Berikut akan diulas harmoni kewajiban
dan hak negara dan negara dalam demokrasi berdasarkan sistem yang berlaku di
negara Indonesia.3
1
2.2 Rumusan Masalah
Rumuan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
4
1. Bagaimana konsep dan urgensi harmoni Kewajiban dan Hak Warga Negara?
2. Apa alasan diperlukan harmoni Kewajiban dan Hak Warga Negara?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik kewajiban hak Negara serta
warga Negara?
4. Bagaimana argument tentang dinamika dan tantangan mengenai kewajiban
hak Negara dan warga Negara?
5. Apa esensi urgensi harmoni kewajiban dan hak warga Negara?
2.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memamhami konsep dan urgensi harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara.
2. Mengetahui alasan diperlukannya harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara.
3. Mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politik kewajiban hak Negara
serta warga Negara.
4. Mengetahui argumen tentang dinamika dan tantangan mengenai kewajiban
hak Negara dan warga Negara.
5. Memahami esensi urgensi harmoni kewajiban dan hak warga Negara.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara
dan Warga Negara
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipis 1ahkan. Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh pengikut
utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut
mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
5
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam
arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai
dengannya tidak pantas disebut hak.4
Hak dan kewajiban warga negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
diatur dalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang dimulai dari
pasal 27 sampai pasal 34, yang isi pasal tersebut terdapat hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis
besar yang penjabarannya dituangkan dalam suatu undangundang.5
2.2 Alasan Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadi
amat penting untuk di kaji mendalam mengingat negara kita sedang menumbuhkan
kehidupan demokrasi. Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban
menjadi salah satu indikator keberhasilan tumbuhnya kehidupan demokrasi. Di lain
pihak hanya dalam suatu negara yang menjalankan sistem pemerintah demokrasi,
hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga negara dapat terjamin.
Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga negara secara lebih
operasional kedalam berbagai peraturan perundang-undang sangat bermanfaat.
Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan negara agar
terhindar dari tindakan sewenangwenang ketika mengoptimalkan tugas kenegaraan.
Sedangkan bagi masyarakat atau warga negara hal itu merupakan pegangangan atau
pedoman dalam mengaktualisasikan hak-haknya dengan penuh rasa tanggung jawab
(Handayani, 2015: 2-3).2
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan
tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap
warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang
layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga Negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah
2
dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak dari pada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi
mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
6
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak
ada akan terjadi kesenjangan social yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan
kewajibannya. Seprti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan
pernah seimbang, apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Oleh karena
itu, diperlukannya harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara agar
terciptanya kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara
kepentingan rakyat dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh Negara.
11
yang baru, termasuk ihwal hak dan kewajiban asasi manusia yang diatur dalam
13
14
NKRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal
hak-hak dasar warganegara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat
pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34, setelah Amandemen keempat
UUD NRI 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut diatur tersendiri di bawah
judul Hak Asasi Manusia (HAM). Di samping mengatur perihal hak asasi
manusia, diatur juga ihwal kewajiban asasi manusia.
2.5 Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara
UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal
kewajiban dan hak negara melainkan juga kewajiban dan hak warga negara.
Dengan demikian terdapat harmoni kewajiban dan hak negara di satu pihak
dengan kewajiban dan hak warga negara di pihak lain. Esensi dan urgensi
harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara dapat dipahami dengan
menggunakan pendekatan kebutuhan warga Negara yang meliputi:
2.5.1 Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Kepercayaan
bangsa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa telah ada semenjak zaman
prasejarah, sebelum datangnya pengaruh agama-agama besar ke tanah air kita.
Karena itu dalam perkembangannya, bangsa kita mudah menerima penyebaran
agama-agama besar itu. Rakyat bangsa kita menganut berbagai agama
berdasarkan kitab suci yang diyakininya. Undang-Undang Dasar merupakan
dokumen hukum yang mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat Indonesia.
Dalam hal ini cita-cita bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama juga
merupakan bagian yang diatur dalam UUD.
Ketentuan mengenai agama diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 29.
2.5.2 Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama lain
saling berkorelasi sangat erat. Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya
pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan saja
ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan
dikembangkan sehingga mencapai derajat tertinggi berupa peradaban. Tujuan
pendidikan nasional terdapat dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI 1945, yaitu
15
“pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur dengan undang-
undang”.
Jika kita melihat fungsi-fungsi negara (function of the state) dalam
lingkup pembangunan negara (state-building) cakupannya meliputi hal-hal
berikut ini.
a. Fungsi minimal: melengkapi sarana dan prasarana umum yang memadai,
seperti pertahanan dan keamanan, hukum, kesehatan, dan keadilan.
b. Fungsi madya: menangani masalah-masalah eksternalitas, seperti
pendidikan, lingkungan, dan monopoli.
c. Fungsi aktivis: menetapkan kebijakan industrial dan redistribusi
kekayaan.
Berdasarkan klasifikasi fungsi negara tersebut, penyelenggaraan
pendidikan termasuk fungsi madya dari negara. Artinya, walaupun bukan
merupakan pelaksanaan fungsi tertinggi dari negara, penyelenggaraan
pendidikan juga sudah lebih dari hanya sekedar pelaksanaan fungsi minimal
negara. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting.
17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah ditulis, maka dapat disimpulkan :
1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak
lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan.
2. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga
negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa
warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
3. Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalam UUD
NRI 1945 mulai pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban
tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam suatu
undang-undang.
5. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam
UUD NRI 1945, namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanya
pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat berjalan tanpa
dibarengi kewajiban asasi. Dalam konteks ini Indonesia menganut paham
harmoni antara kewajiban dan hak ataupun sebaliknya harmoni antara hak
dan kewajiban.
6. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika terbukti
dari adanya perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI
1945 melalui proses amandemen dan juga perubahan undangundang yang
menyertainya.
7. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan segala
18
3.2 Saran
Meskipun kelompok kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dalam pembahasan
materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Dan semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
19
DAFTAR PUSTAKA