Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DEMOKRASI INDONESIA”

Disusun Oleh :

Kelomok 5

Dimas Hendra
Devina Elma C.
Elsy Ayu
Lathifah Nur Alfiah
Putri Jumaidah
Rizal Afrianto
Salma Oktaviani
Saskia Adel Fani Putri

POLTEKES KEMENKES BENGKULU

2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Demokrasi Indonesia” dengan sebaik mungkin, meskipun masih jauh dari
kata sempurna. Sholawat beserta salam penulis curahkan kepada Rasulullah SAW.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis berusaha untuk melakukan yang


terbaik. Tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah penulis selanjutnya.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan masukan. Semoga apa yang penulis tulis ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya, serta
mendapatkan ridha dari Allah SWT, Aamiin.

Bengkulu, Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara .................... 3


B. Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila ........ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada
awalnya. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari
era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
demokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan
pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki
hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama
yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku,
budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan
yang terbentuk antara warga negara dan negara itu sendiri. Jadi sifat hak dan
kewajiban itu adalah bersifat timbal balik (resiprokalitas). Maksudnya
adalah, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara,
sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
Masalah pokok antara negara dengan warga negara adalah masalah hak dan

1
kewajiban. Setiap warga negara diberikan kebebasan oleh negara dalam hak
dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan kewajiban negara kembali
ke warga negara tersebut. Karena hubungan antara negra dengan wrga
negara sangat kuat hal itu bisa dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa
kewajiban bangsa indonesia berlandaskan pada kedaulatan rakyat.

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya
mengenai yaitu:
1. Bagaimana Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara?
2. Bagaimana Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari
Pancasila?

C. Tujuan Masalah
Dari pemaparan rumusan masalah di atas maka tujuan nya mengenai
yaitu:
1. Untuk mengetahui harmonisasi kewajiban dan hak negara dan warga
negara.
2. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan demokrasi yang bersumber
dari Pancasila.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana
pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipis 1ahkan. Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh pengikut
utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban.
Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang
lain, dan begitu pula sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat
berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak
yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak
Hak dan kewajiban warga negara dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diatur dalam undang-undang dasar Negara Republik Indonesia
yang dimulai dari pasal 27 sampai pasal 34, yang isi pasal tersebut terdapat
hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan
kewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan
dalam suatu undangundang.
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini
menjadi amat penting untuk di kaji mendalam mengingat negara kita sedang
menumbuhkan kehidupan demokrasi. Betapa tidak, di satu pihak
implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator keberhasilan
tumbuhnya kehidupan demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara
yang menjalankan sistem pemerintah demokrasi, hak asasi manusia maupun
hak dan kewajiban warga negara dapat terjamin. Pengaturan hak asasi
manusia maupun hak dan kewajiban warga negara secara lebih operasional

3
kedalam berbagai peraturan perundang-undang sangat bermanfaat.
Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan negara
agar terhindar dari tindakan sewenangwenang ketika mengoptimalkan tugas
kenegaraan. Sedangkan bagi masyarakat atau warga negara hal itu
merupakan pegangangan atau pedoman dalam mengaktualisasikan hak-
haknya dengan penuh rasa tanggung jawab (Handayani, 2015: 2-3).
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk
mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak
warga Negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak dari pada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan
itu tidak ada akan terjadi kesenjangan social yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, dengan
cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara
harus tau hak dan kewajibannya. S eprti yang sudah tercantum dalam hukum
dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang, apabila masyarakat
tidak bergerak untuk merubahnya. Oleh karena itu, diperlukannya harmoni
kewajiban dan hak Negara dan warga Negara agar terciptanya kehidupan
bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara kepentingan rakyat
dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh Negara.
UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal
kewajiban dan hak negara melainkan juga kewajiban dan hak warga negara.
Dengan demikian terdapat harmoni kewajiban dan hak negara di satu pihak
dengan kewajiban dan hak warga negara di pihak lain. Esensi dan urgensi

4
harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara dapat dipahami
dengan menggunakan pendekatan kebutuhan warga Negara yang meliputi:
1. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.
Kepercayaan bangsa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa telah ada
semenjak zaman prasejarah, sebelum datangnya pengaruh agama-
agama besar ke tanah air kita. Karena itu dalam perkembangannya,
bangsa kita mudah menerima penyebaran agama-agama besar itu.
Rakyat bangsa kita menganut berbagai agama berdasarkan kitab suci
yang diyakininya. Undang-Undang Dasar merupakan dokumen hukum
yang mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat Indonesia. Dalam hal
ini cita-cita bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama juga
merupakan bagian yang diatur dalam UUD. Ketentuan mengenai agama
diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 29.

2. Pendidikan dan Kebudayaan


Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama
lain saling berkorelasi sangat erat. Pendidikan adalah salah satu bentuk
upaya pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan
saja ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan
dikembangkan sehingga mencapai derajat tertinggi berupa peradaban.
Tujuan pendidikan nasional terdapat dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI
1945, yaitu “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang di atur dengan undang-undang”.
Jika kita melihat fungsi-fungsi negara (function of the state) dalam
lingkup pembangunan negara (state-building) cakupannya meliputi hal-
hal berikut ini.

5
a. Fungsi minimal: melengkapi sarana dan prasarana umum yang
memadai, seperti pertahanan dan keamanan, hukum, kesehatan, dan
keadilan.
b. Fungsi madya: menangani masalah-masalah eksternalitas, seperti
pendidikan, lingkungan, dan monopoli.
c. Fungsi aktivis: menetapkan kebijakan industrial dan redistribusi
kekayaan.
Berdasarkan klasifikasi fungsi negara tersebut, penyelenggaraan
pendidikan termasuk fungsi madya dari negara. Artinya, walaupun
bukan merupakan pelaksanaan fungsi tertinggi dari negara,
penyelenggaraan pendidikan juga sudah lebih dari hanya sekedar
pelaksanaan fungsi minimal negara. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan sangatlah penting.

3. Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat


Sesuai semangat Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 asas
perekonomian nasional adalah kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan
asas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek
kehidupan yang salah satunya kegiatan perekonomian nasional. Asas
kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan lebih
dari seorang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik untuk kepentingan
pribadi maupun kepentingan umum.
Penerapan asas kekeluargaan dalam perekonomian nasional adalah
dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah
sistem ekonomi nasional yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan
rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-
sungguh pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah
sistem ekonomi yang bertumpu pada kekuatan mayoritas rakyat.
Dengan demikian sistem ini tidak dapat dipisahkan dari pengertian
“sektor ekonomi rakyat”, yakni sektor ekonomi baik sektor produksi,
distribusi, maupun konsumsi yang melibatkan rakyat banyak,

6
memberikan manfaat bagi rakyat banyak, pemilikan dan penilikannya
oleh rakyat banyak.

4. Pertahanan dan Keamanan


Berdasarkan aturan dasar ihwal pertahanan dan keamanan Negara
Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 bahwa usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) oleh Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri),
sebagai komponen utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Dengan demikian tampak bahwa komponen utama dalam
Sishankamrata adalah TNI dan Polri. Mengenai adanya ketentuan dalam
Pasal 30 Ayat (5) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa kedudukan
dan susunan TNI dan Polri lebih lanjut diatur dengan undang-undang,
merupakan dasar hukum bagi DPR dan presiden untuk membentuk
undang-undang. Pengaturan dengan undang-undang mengenai
pertahanan dan keamanan negara merupakan konsekuensi logis dari
prinsip yang menempatkan urusan pertahanan dan keamanan sebagai
kepentingan rakyat.
Keamanan nasional suatu negara salah satu evolusi di era modern
saat ini adalah dimana sekala ancaman tidak hanya ditargetkan pada
sistem semata namun dapat menargetkan infrastruktur kritis suatu
negara. Oleh sebab itu, untuk menanggapi ancaman maka suatu negara
membutuhkan pengolahan keamanan melalui regulasi kebijakan di
bidang pertahanan dan keamanan nasional. Dalam konteks ini,
Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat populasi terbesar di
dunia akan membutuhkan pertahanan maupun keamanan baik dari segi
regulasi maupun badan khusus yang menangapi permasalahan. Dengan
demikan, kebutuhan membangun pertahanan dan keamanan nasional
sangat penting dan Indonesia juga perlu belajar dari pengalaman

7
beberapa negara dan membutuhkan kerja sama di bidang pertahanan dan
keamanan (Yasin, 2015: 103).

B. Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila


Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami dinamika
ketatanegaraan seiring dengan berubahnya konstitusi yang dimulai sejak
berlakunya UUD 1945 (I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, kembali ke
UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil mengamandemen UUD
1945 sebanyak empat kali. Ihwal postur demokrasi kita dewasa ini dapat
kita amati dari fungsi dan peran lembaga permusyawaratan dan
perwakilan rakyat menurut UUD NRI Tahun 1945, yakni Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR),Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat

Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang


lembaga permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan,
MPR merupakan lembaga tertinggi Negara. Perubahan dari sistem vertical
hierarkis dengan prinsip supremasi MPR menjadi sistem yang horizontal
fundamental dengan prinsip checks and balances (saling mengawasi dan
mengimbangi) antar lembaga negara.

2. Dewan Perwakilan Rakyat


Perubahan UUD 1945 membawa pengaruh yang cukup besar
terhadap kekuasaan DPR dalam membentuk undang-undang. Di
samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu.

3. Dewan Perwakilan Daerah


Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
merupakan hal baru dalam UUD 1945. Ketentuan ini diatur dalam bab
tersendiri dan terdiri atasdua pasal, yaitu Pasal 22 C dengan 4 ayat dan

8
Pasal 22 D dengan 4 ayat. Sistem perwakilan di Indonesia merupakan
sistem yang khas karena disamping terdapat DPR sebagai lembaga
perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD sebagai
lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang
terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan
dinegara indonesia yang secara langsung mempengaruhi
kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan akan
mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya.
Demokrasi Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju
demokrasi yang matang (maturation democracy). Hal ini
merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi segenap komponen
bangsa.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat
oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban warga negara merupakan
wujud dari hubungan warga negara dengan negara. Hak dan kewajiban
bersifat timbal balik, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warga negara. Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami
dinamika ketatanegaraan seiring dengan berubahnya konstitusi yang
dimulai sejak berlakunya UUD 1945 (I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950,
kembali ke UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil
mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.

B. Saran
Meskipun kelompok kami menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan dalam pembahasan materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita dan bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, R. F. (2017). Harmonisasi Peraturan Penanaman Modal Asing dalam


Bidang Pertambangan Mineral Dan Batubara Berdasarkan Prinsip Keadilan
(Studi Kontrak Karya antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PT.
Freeport Indonesia). Az-Zarqa': Jurnal Hukum Bisnis Islam, 9(2).

Chandra, N. A. Harmonisasi Hak Dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Konkrit


Pelaksanaan Nilai-Nilai Pancasila.

Fadilah, N. (2019). Tantangan dan Penguatan Ideologi Pancasila dalam


Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Digital Education,
Communication, and Arts (DECA), 2(02), 66-78.

Murzanita, Melisa. 2018. Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga Negara
Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah Untuk Mufakat. Makalah.
http://melisamurzanita.blogspot.com/2018/03/harmoni-hak-dankewajiban-
negara-dan.html. (Diakses pada 22 Juli 2023)

Muslimin, H. (2016). Tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi dan dasar


negara pasca reformasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 30-38.

Winarno, dkk.2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenrisetdikti Republik Indonesia.
Yasin, Johan. 2015. Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga
Negara Dalam Hukum Positif Indonesia. Vol 2 No. 1

Windu, B. A. (2019). Dinamika Demokrasi di Indonesia. Mimbar


Administrasi, 16(1), 102-120.

Yovita, Fiona. 2020. Bagaimana Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga
Negara Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah UntukMufakat?.

11

Anda mungkin juga menyukai