“DEMOKRASI INDONESIA”
Disusun Oleh :
Kelomok 5
Dimas Hendra
Devina Elma C.
Elsy Ayu
Lathifah Nur Alfiah
Putri Jumaidah
Rizal Afrianto
Salma Oktaviani
Saskia Adel Fani Putri
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Demokrasi Indonesia” dengan sebaik mungkin, meskipun masih jauh dari
kata sempurna. Sholawat beserta salam penulis curahkan kepada Rasulullah SAW.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada
awalnya. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan mulai dari
era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan tantangan disana sini.
Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
demokrasi di Indonesia. Artinya, kebebasan pers sudah menempati ruang
yang sebebas-bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan
pendapat dan aspirasinya masing-masing.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
atau negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki
hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum.
Demokrasi Indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan pribadi
bangsa Indonesia. Selain itu yang melatar belakangi pemakaian sistem
demokrasi di Indonesia. Hal itu bisa kita temukan dari banyaknya agama
yang masuk dan berkembang di Indonesia, selain itu banyaknya suku,
budaya dan bahasa, kesemuanya merupakan karunia Tuhan yang patut kita
syukuri.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan
yang terbentuk antara warga negara dan negara itu sendiri. Jadi sifat hak dan
kewajiban itu adalah bersifat timbal balik (resiprokalitas). Maksudnya
adalah, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara,
sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
Masalah pokok antara negara dengan warga negara adalah masalah hak dan
1
kewajiban. Setiap warga negara diberikan kebebasan oleh negara dalam hak
dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan kewajiban negara kembali
ke warga negara tersebut. Karena hubungan antara negra dengan wrga
negara sangat kuat hal itu bisa dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa
kewajiban bangsa indonesia berlandaskan pada kedaulatan rakyat.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya
mengenai yaitu:
1. Bagaimana Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara?
2. Bagaimana Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang Bersumber dari
Pancasila?
C. Tujuan Masalah
Dari pemaparan rumusan masalah di atas maka tujuan nya mengenai
yaitu:
1. Untuk mengetahui harmonisasi kewajiban dan hak negara dan warga
negara.
2. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan demokrasi yang bersumber
dari Pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kedalam berbagai peraturan perundang-undang sangat bermanfaat.
Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan negara
agar terhindar dari tindakan sewenangwenang ketika mengoptimalkan tugas
kenegaraan. Sedangkan bagi masyarakat atau warga negara hal itu
merupakan pegangangan atau pedoman dalam mengaktualisasikan hak-
haknya dengan penuh rasa tanggung jawab (Handayani, 2015: 2-3).
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban untuk
mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak
warga Negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak dari pada kewajiban. Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan
itu tidak ada akan terjadi kesenjangan social yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, dengan
cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara
harus tau hak dan kewajibannya. S eprti yang sudah tercantum dalam hukum
dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang, apabila masyarakat
tidak bergerak untuk merubahnya. Oleh karena itu, diperlukannya harmoni
kewajiban dan hak Negara dan warga Negara agar terciptanya kehidupan
bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara kepentingan rakyat
dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh Negara.
UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal
kewajiban dan hak negara melainkan juga kewajiban dan hak warga negara.
Dengan demikian terdapat harmoni kewajiban dan hak negara di satu pihak
dengan kewajiban dan hak warga negara di pihak lain. Esensi dan urgensi
4
harmoni kewajiban dan hak Negara dan warga Negara dapat dipahami
dengan menggunakan pendekatan kebutuhan warga Negara yang meliputi:
1. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.
Kepercayaan bangsa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa telah ada
semenjak zaman prasejarah, sebelum datangnya pengaruh agama-
agama besar ke tanah air kita. Karena itu dalam perkembangannya,
bangsa kita mudah menerima penyebaran agama-agama besar itu.
Rakyat bangsa kita menganut berbagai agama berdasarkan kitab suci
yang diyakininya. Undang-Undang Dasar merupakan dokumen hukum
yang mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat Indonesia. Dalam hal
ini cita-cita bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama juga
merupakan bagian yang diatur dalam UUD. Ketentuan mengenai agama
diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 29.
5
a. Fungsi minimal: melengkapi sarana dan prasarana umum yang
memadai, seperti pertahanan dan keamanan, hukum, kesehatan, dan
keadilan.
b. Fungsi madya: menangani masalah-masalah eksternalitas, seperti
pendidikan, lingkungan, dan monopoli.
c. Fungsi aktivis: menetapkan kebijakan industrial dan redistribusi
kekayaan.
Berdasarkan klasifikasi fungsi negara tersebut, penyelenggaraan
pendidikan termasuk fungsi madya dari negara. Artinya, walaupun
bukan merupakan pelaksanaan fungsi tertinggi dari negara,
penyelenggaraan pendidikan juga sudah lebih dari hanya sekedar
pelaksanaan fungsi minimal negara. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan sangatlah penting.
6
memberikan manfaat bagi rakyat banyak, pemilikan dan penilikannya
oleh rakyat banyak.
7
beberapa negara dan membutuhkan kerja sama di bidang pertahanan dan
keamanan (Yasin, 2015: 103).
8
Pasal 22 D dengan 4 ayat. Sistem perwakilan di Indonesia merupakan
sistem yang khas karena disamping terdapat DPR sebagai lembaga
perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD sebagai
lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang
terjadi dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan
dinegara indonesia yang secara langsung mempengaruhi
kehidupan demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan akan
mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamisnya.
Demokrasi Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju
demokrasi yang matang (maturation democracy). Hal ini
merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi segenap komponen
bangsa.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat
oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban warga negara merupakan
wujud dari hubungan warga negara dengan negara. Hak dan kewajiban
bersifat timbal balik, bahwa warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warga negara. Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami
dinamika ketatanegaraan seiring dengan berubahnya konstitusi yang
dimulai sejak berlakunya UUD 1945 (I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950,
kembali ke UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil
mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.
B. Saran
Meskipun kelompok kami menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan dalam pembahasan materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita dan bermanfaat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Murzanita, Melisa. 2018. Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga Negara
Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah Untuk Mufakat. Makalah.
http://melisamurzanita.blogspot.com/2018/03/harmoni-hak-dankewajiban-
negara-dan.html. (Diakses pada 22 Juli 2023)
Yovita, Fiona. 2020. Bagaimana Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga
Negara Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah UntukMufakat?.
11