PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dengan Warga Negara dalam Demokrasi”
Dosen Pengampu : Huma Magridoni, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Okta Adinda Aprisa (21180071)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., dengan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini hingga akhir. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam rangka menyelesaikan makalah
yang berjudul “Harmonisasi Kewajiban dan Hak Negara dengan Warga Negara dalam
Demokrasi” ini serta pihak lain yang berkontribusi dalam memberikan arahan dan petunjuk
kepada penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berkembang lebih baik lagi ke depannya dan mohon
maaf atas kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini karena kurangnya ilmu
dan wawasan dari penulis. Semoga ke depannya penulis lebih baik lagi dalam melakukan
penyusunan makalah. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran dari pembaca demi
perkembangan makalah yang lebih baik lagi ke depannya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik
harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk
didapatkan individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan,
sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan yang akan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Hak dan kewajiban warga negara merupakan
wujud daru hubungan yang terbentuk antara warga negara dan negara itu sendiri. Jadi sifat hak
dan kewajiban itu adalah bersifat timbal balik (resiprokalitas). Maksudnya adalah bahwa warga
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap warga negara. Masalah pokok antara negara dengan warga negara adalah
masalah hak dan kewajiban. Setiap warga negara diberikan kebebasan oleh negara dalam hak
dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan kewajiban negara kembali ke warga negara
tersebut. Karena hubungan antara warga negara dengan negara sangat kuat, hal itu bisa dilihat
dari sila ke-4 pancasila bahwa kewajiban bangsa indonesia berlandaskan pada kedaulatan rakyat.
Meningkatkan rasa kesadaran bersama akan tanggung jawab kita terhadap hak dan kewajiban
3. Apa saja Sumber sejarah, sumber sosiologis dan harmoni sumber politik dan hak
warga negara?
4. Apa yang menjadi dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak warga negara?
5. Apa yang menjadi esensi dan urgensi harmonisasi dan hak warga negara?
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya harmoni kewajiban dan hak warga negara
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi sumber sejarah, sumber sosiologis, dan harmoni
4. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan harmoni kewajiban dan hak warga negara
5. Untuk mengetahui esensi dan urgensi harmonisasi dan hak warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu
yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana
pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan
Menurut “Teori Korelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal
balik antara hak dan kewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan
hak orang lain, dan begitu pun sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara
tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang
sesuai dengannya tidak pantas disebut hak. Hak dan kewajiaban warga negara Kesatuan
Republik Indonesia diatur dalam undang-undang dasar negara Republik Indonesia yang dimulai
dari pasal 27 sampai dengan pasal 34, yang mana isinya terdapat hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis besar yang
hubungan yang harmonis sebagai konsep dan urgensi. Pengertian hak dan kewajiban memiliki
banyak hubungan dengan konsep dan urgensi kewajiban dan hak negara. Sedangkan menurut
Yasin (2015:100), hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan kenegaraan maupun hak
dan kewajiban seseorang dalam kehidupan pribadinya, secara historis tidak pernah dirumuskan
secara sempurna, karena organisasi negara tidak bersifat statis. Artinya organisasi negara itu
mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia. Kedua konsep hak dan
kewajiban warga negara/manusia berjalan seiring. Hak dan kewajiban asasi merupakan
konsekuensi logis dari pada hak dan kewajiban kenegaraan juga manusia tidak dapat
mengembangkan hak asasinya tanpa hidup dalam organisasi negara. secara garis besar, hak
adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadi amat penting
untuk di kaji mendalam mengingat negara kita sedang menumbuhkan kehidupan demokrasi.
Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator
keberhasilan tumbuhnya kehidupan demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang
menjalankan sistem pemerintah demokrasi, hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga
negara dapat terjamin. Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga negara
Pengaturan demikian itu menjadi acuan bagi penyelenggaraan negara agar terhindar dari
tindakan sewenang-wenang ketika mengoptimalkan tugas kenegaraan. Sedangkan bagi
masyarakat atau warga negara hal itu merupakan pegangan atau pedoman dalam
mengaktualisasikan hak-haknya dengan penuh rasa tanggung jawab (Handayani, 2015:2-3). Hak
dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga
negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi
karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tudak hanya cukup memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada, akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan
kewajiban, dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus
tahu hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan
aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang, apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Oleh karena itu, diperlukannya harmoni
kewajiban dan hak Negara dan warga negara agar terciptanya kehidupan bernegara yang
kewajiban dan hak asasi manusia karena memiliki beberapa fungsi berikut:
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Setiap warga negara memiliki kedudukan sama rata di mata hukum dan dalam
pemerintahan.
Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing
Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan indonesia dari
serangan musuh
Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan, berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai indang-undang yang berlaku.
setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh.
Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah
Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintah tanpa kecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah Indonesia.
Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita agar berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik Tentang Harmoni dan Hak Warga Negara
Indonesia.
Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa).
Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan
adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup,
hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan selanjutnya ditandai adanya tiga peristiwa penting
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya
adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta
pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan
yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut
Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 juli 1776 merupakan hasil daeri revolusi
ini.
Adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis XVI) yang
Revolusi Prancis. pernyataan ini memuat tiga hal : hak atas kebebasan (liberty),
abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four
Freedoms). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D.
Rooselvelt. Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal, meliputi
berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negara barat. Sekarang ini, hak
asasi manusia telah menjadi isu kontemporer di dunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948
Pada tahun 1997. Interaction Council mencanangkan suatu naskah, berjudul Universal
Declara tion of Human Responsibilities (Deklarasi Tanggung Jawab Manusia). Naskah ini
dirumuskan oleh sejumlah tokoh dunia seperti Helmut Schmidt, Malcom Fraser, Jimmy Carter,
Lee Kuan Yew, Kiichi Miyazawa, Kenneth Kaunda, dan Hassan Hanafi yang bekerja selama
sepuluh tahun sejak bulan Maret 1987. Prinsip dasar deklarasi ini adalah tercapainya kebebasan
sebanyak mungkin, tetapi pada saat yang sama berkembang rasa tanggung jawab penuh yang
“otokrasi” yang dimainkan Rezim Orde Baru ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh
melainkan oligarki di mana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagian
besar rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang, uang, hukum,
informasi, pendidikan dan sebagainya). Sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat
kita saat ini adalah akibat munculnya kebencian sosial budaya terselubung (sociocultural
animosity). Gejala ini muncul dan semakin menjadi-jadi pasca runtuhnya rezim orde baru.
Ketika rezim orde baru berhasil dilengserkan, pola konflik di indonesia ternyata bukan hanya
terjadi antara pendukung Reformasi, tetapi justru meluas menjadi konflik antarsuku, antar umat
beragama, kelas sosial, kampung, dan sebagainya. Sifatnya pun bukan vertikal antara kelas atas
dengan kelas bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antarsesama rakyat kecil, sehingga
konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi destruktif (bukan fungsional tetapi
disfungsional), sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang menghancurkan dirinya sendiri (self
destroying nation). Ciri lain dari konflik yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya yang
bersifat terbuka (manifest conflict) tetapi yang lebih berbahaya lagi adalah konflik yang
tersembunyi (latent conflict) antara berbagai golongan. Socio-cultural animosity adalah suatu
kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib yang
diberikan oleh sejarah masa lalu, sehingga terkandung unsur keinginan balas dendam. Konflik
terselubung ini bersifat laten karena terdapat mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung
di hampir seluruh pranata sosial di masyarakat (mulai dari keluarga, sekolah, kampung, tempat
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat,
yaitu:
4. Melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
5. Otonomi daerah
Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum
cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal
yang menimbulkan penafsiran beragam, atau lebih dari satu tafsir (multitafsir) dan
nasional. salah satu bukti tentang hal itu adalah terjadinya krisis dalam berbagai bidang
suatu terobosan yang sangat besar. Dikatakan terobosan yang sangat besar karena pada
era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan tersebut. Sikap politik pemerintah
diperkuat oleh MPR berkehendak untuk tidak mengubah UUD NRI 1945. Apabila
muncul juga kehendak mengubah UUD NRI 1945, terlebih dahulu harus dilakukan
referendum (meminta pendapat rakyat) dengan persyaratan yang sangat ketat. Karena
persyaratannya yang sangat ketat itulah maka kecil kemungkinan untuk berhasil
melakukan perubahan UUD NRI 1945 menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia.
Berdasarkam hal itu MPR hasil pemilu 1999, sesuai dengan kewenangannya yang
diatur dalam pasal 3 dan 37 UUD NRI 1945 melakukan perubahan secara bertahap dan
2.4 Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak warga Negara
Aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara dan warga negara setelah perubahan UUD
NRI 1945 mengalami dinamika dan tantangan yang luar biasa. Berikut brntuk-bentuk perubahan
aturan dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen:
2.4.1 Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan serta Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam pasal
31 ayat 1 UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap diatur dalam
pasal 31 ayat I UUD NRI, namun dengan 131 perubahan. Berikut rumusan asli dan rumusan
perubahannya, Rumusan naskah asli Pasal 31(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran, rumusan perubahannya (1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Perubahan UUD NRI 1945 juga memasukkan ketentuan baru tentang upaya pemerintah
dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumusannya terdapat dalam pasal 31 ayat
(5) UUD NRI 1945 “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”. Perubahan dunia itu pada kenyataannya berlangsung sangat cepat
Kita menyadari bahwa budaya kita bukan budaya yang tertutup, sehingga masih terbuka untuk
dapat ditinjau kembali dan dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemajuan zaman. Menutup diri
pada era global berarti menutup kesempatan berkembang. Seblaiknya kita juga tidak boleh
hanyut dalam arus globalisasi akan kehilangan jati diri kita. Jadi strategi kebudayaan nasional
1. Menerima sepenuhnya unsur-unsur budaya asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Menolak sepenuhnya unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa
3. Menerima secara selektif unsur budaya asing yang belum jelas apakah sesuai atau
Sebelum diubah, ketentuan ini diatur dalam bab XVI dengan judul Kesejahteraan Sosial
dan terdiri atas 2 pasal yaitu Pasal 33 dengan 3 ayat dan Pasal 34. Setelah perubahan UUD NRI
1945, judul bab menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, tersiri atas dua pasal
yaitu pasal 33 dengan 5 ayat dan pasal 34 dengan 4 ayat. Pasal 33 terutama dimaksudkan utnuk
melengkapi aturan yang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI1945 sebagai berikut:
b. Pasal 33 ayat (2) UUD NRI 1945 : menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara.
c. Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 : menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam
Adapun ketentuan baru yang tercantum dalam pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945 menegaskan
ketentuan dalam pasal 33 ayat (1), (2), dan (3) UUD NRI 1945. Sebelum diubah pasal 34 UUD
NRI 1945 ditetapkan tanpa ayat. Setelah dilakukan perubahan UUD NRI 1945 maka pasal 34
memiliki 4 ayat. Perubahan ini didasarkan pada kebutuhan meningkatkan jaminan konstitusional
yang mengatur kewajiban negara di bidang kesejahteraan sosial. Adapun ketentuan mengenai
kesejahteraan sosial yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan sebelumnya merupakan
Penghormatan terhaap Hak asasi manusia pasca amandemen UUD NRI 1945 mengalami
dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal hak-hak dasar warga negara yang diatur
dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34 setelah
amandemen keempat UUD NRI 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut 15 tersendiri di bawah
judul Hak Asasi Manusia (HAM). Disamping mengatur perihal hak asasi manusia, diatur juga
UUD NRI 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara
melainkan juga kewajiban dan hak warga negara. Dengan demikian terdapat harmoni kewajiban
dan hak negara dan warga negara dapat dipahami dengan menggunakan pendekatan kebutuhan
2.5.1 Agama
Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Kepercayaan bangsa kita
kepada Tuhan Yang Maha Esa telah ada semenjak zaman prasejarah, sebelum datangnya
pengaruh agama-agama besar ke tanah air. Karena dalam perkembangannya, bangsa kita
mudah menerima penyebaran agama besar itu. Rakyat bangsa kita menganut berbagai
dokumen hukum mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat indonesia. Dalam hal ini
cita-cita bersama untu k mewujudkan kehidupan beragama juga merupakan bagian yang
diatur dalam UUD. Ketentuan mengenai agama diatur dalam UUD NRI 1945 pasal 29.
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama lain saling berkorelasi
sangat erat. Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya pembudayaan. Melalui proses,
pendidikan kebudayaan bukan saja ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda,
pendidikan nasional terdapat dalam pasal 31 ayat (3) UUD NRI 1945, yaitu “pemerintah
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Jika melihat fungsi-fungsi negara
a. Fungsi minimal: melengkapi saran dan prasrana umum yang memadai, seperti
jugasudah lebih dari hanya sekedar pelaksanaan fungsi minimal negara. Oleh karena
Sesuai semangat pasal 33 ayat (1) UUD NRI 1945 asas perekonomian nasional adalah
dalam berbagai aspek kehidupan yang salah satunya kegiatan perekonomian nasional.
asas kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan lebih dari
adalah sistem ekonomi yang bertumpu pada kekuatan mayoritas rakyat. Dengan
demikian sistem ini tidak dapat dipisahkan dari pengertian “sektor ekonomi rakyat”,
yakni ekonomi baik sektor produksi, distribusi, maupun konsumsi yang melibatkan
rakyat banyak, memberikan manfaat bagi rakyat banyak, pemilikan dan pemilikannya
ayat (2) UUD NRI tahun 1945 bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
Republik Indonesia (Polri), sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan
adalah TNI dan Polri. Mengenai adanya ketentuan dalam Pasal 30 ayat (5) UUD NRI
1945 yang menyatakan bahwa kedudukan dan susunan TNI dan Polri lebih lanjut
diatur dengan undang-undang, merupakan dasar hukum bagi DPR dan presiden untuk
pertahanan dan keamanan negara merupakan konsekuensi logis dari prinsip yang
Keamanan nasional suatu negara salah satu revolusi di era modern saat ini adalah
dimana sekala ancaman tidak hanya ditargetkan pada sistem semata namun dapat
menargetkan infrastruktur kritis suatu negara. Oleh sebab itu, untuk menanggapi
kebijakan di bidang pertahanan dan keamanan baik dari segi regulasi maupun badan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
2. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga negara
dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya negara memiiki hak dan
3. Hak dan kewajiban warga negara indonesia diatur dalam UUD NRI 1945 mulai pasal
27-34, termasuk di dalamnya ada hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.
Pengaturan akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya
4. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan
dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD NRI 1945, namun
hak asasi manusia tidak dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam
konteks ini indonesia menganut paham harmoni antara kewajiban dan hak ataupun
5. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika terbukti dari
6. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dengan segalan dinamikanya
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin disampaikan,
silahkan sampaikan kepada penulis. Apabila terdapat kesalahan mohon untuk dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
345311849_Makalah_Harmoni_Kewajiban_dan_Hak_Negara_dan_Warga_Negara_dalam_Dem
okerasi_yang_Bersumbu_pada_Kedaulatan_Rakyat_dan_Musyawarah_untuk_Mufakat/link/
5fa2d3b492851cc286938612/download
https://rianarsenio.wordpress.com/2020/04/13/makalah-harmoni-kewajiban-dan-hak-negara-dan-
warga-negara/
https://rianarsenio.wordpress.com/2020/04/13/makalah-harmoni-kewajiban-dan-hak-negara-dan-
warga-negara/
https://www.scribd.com/document/499548894/MAKALAH-HARMONI-KEWAJIBAN-DAN-
HAK-NEGARA-DAN-WARGA-NEGARA-DALAM-DEMOKRASI-YANG-BERSUMBU-
PADA-KEDAULATAN-RAKYAT-DAN-MUSYAWARAH-UNTUK-MUFAKAT