MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh :
1. Vanesa Zahra Farizky (211521020)
2. Adit Satriansah (211521021)
3. Yose Andres Nainggolan (211521023)
4. Nasywa Rizqi Ananda (211521024)
5. Jovanka Kevin Arya Yudha (211521025)
6. Adil Abdullah Shofiyyurrahman (211521026)
Dosen Pengampu :
Esty Rahmayanti, S.Pd., M.Pd
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................
Daftar isi................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................
1.3 Tujuan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................
Kesimpulan .......................................................................
Saran..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan individu sebagai warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan atas hak yang
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan dan akan
menimbulkan suatu gejolak di masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Hubungan antara negara dan warga negara mempunyai sebuah hubungan timbal balik.
Fungsi negara adalah menertibkan kekacauan dalam masyarakat, walaupun negara adalah
bentukan masyarakat namun kedudukan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dalam
masyarakat agar tidak terjadi konflik.
Warga negara memiliki kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Berbicara tentang hak dan kewajiban, hubungan negara dengan warga negara sangat kuat bisa
dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa kewajiban bangsa indonesia berlandaskan kepada
kewajiban rakyat.
Warga negara memiliki hak karena ketidaksadaran maka hak tadi disalahgunakan oleh
orang lain. Begitu juga dengan kewajiban seseorang terhadap negara, namun ketidak sadara
negara akan tugas dan kewajibannya maka hak yang semestinya menjadi hak milik orang
lain. Berikut akan diulas harmoni dan kewajiban dan hak negara dan negara dalam demokrasi
berdasarkan sistem yang berlaku di negara indonesia.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat diganggu atau direbut oleh pihak manapun yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa.
Wajib adalah sesuatu hal yang harus dilakukan oleh pihak tertentu secara tanggung
jawab. Prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “Teori Korelasi” yang dianut oleh
pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut
mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti
sesungguhnya, jika ada korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai tidak pantas
disebut hak.
Hak dan kewajiban warga negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur dalam
undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang dimulai dari pasal 27 sampai pasal 34,
yang isi pasal tersebut terdapat hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan
akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam
suatu undang- undang.
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia menjadi amat penting untuk
dikaji mendalam dengan mengingat negara kita sedang menumbuhkan negara demokrasi.
Agar tercipta kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara kepentingan
rakyat dalam memenuhi hak dan kewajiban. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara
negara dengan warga negara bila tidak ada keselarasan antara kewajiban dan hak maka akan
terjadi ketidak adilan yang bisa memicu pemberontakan.
C. Sumber historis, sosiologis, dan politik kewajiban hak negara serta warga negara
1. Secara Historis
Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat
(Eropa). John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17. Pertama kali merumuskan
adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas
hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan selanjutnya ditandai adanya tiga
peristiwa penting di dunia Barat, yaitu :
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya adalah
pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya,
seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan.
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis
XVI) yang telah bertindak sewenang- wenang dan absolut. Déclaration des droits de
L'homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh
Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan
(egality), dan persaudaraan (fraternite).
2. Sumber Sosiologis
Sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita saat ini adalah akibat
munculnya kebencian sosial budaya terselubung (socio cultural animosity). Gejala ini muncul
dan semakin menjadi-jadi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Ketika rezim Orde Baru
berhasil dilengserkan, pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara
pendukung fanatik Orde Baru dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas menjadi
konflik antarsuku, antarumat beragama, kelas sosial, kampung, dan sebagainya. Sifatnya pun
bukan vertikal antara kelas atas dengan kelas bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antar
sesama rakyat kecil, 128 sehingga konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi
destruktif (bukan fungsional tetapi disfungsional), sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang
menghancurkan dirinya sendiri (self destroying nation). Socio-cultural animosity adalah suatu
kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib
yang diberikan oleh sejarah masa lalu, sehingga terkandung unsur keinginan balas dendam.
3. Sumber Politik
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di
masyarakat, yaitu :
Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum
cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang
menimbulkan penafsiran beragam, atau lebih dari satu tafsir (multitafsir) dan membuka
peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, berpotensi
timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyelenggaraan negara yang
demikian itulah yang menyebabkan timbulnya kemerosotan kehidupan nasional. Salah satu
bukti tentang hal itu adalah terjadinya krisis dalam berbagai bidang kehidupan (krisis
multidimensional). Sikap politik 130 pemerintah yang diperkuat oleh MPR berkehendak
untuk tidak mengubah UUD NRI 1945. Apabila muncul juga kehendak mengubah UUD NRI
1945, terlebih dahulu harus dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat) dengan
persyaratan yang sangat ketat. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945
menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu MPR hasil Pemilu 1999,
sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 37 UUD NRI 1945
melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan, yaitu :
a. Agama.
Di Indonesia hukum yang mengatur segala sesuatu tentang agama tertulis dalam pasal 29
UUD 1945.
Asas kekeluargaan yang tinggi sehingga memberikan berbagai aspek kehidupan nasional dan
salah satunya pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan.
Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2 usaha pertahanan
negara dan keamanan negara diwujudnyatakan dengan adanya sistem pertahanan negara dan
keamanan yang mana tugas mulia tersebut diemban dan rakyat mengamanahkan tugas untuk
menjaga NKRI kepada TNI dan POLRI.
a. Agama.
Di Indonesia hukum yang mengatur segala sesuatu tentang agama tertulis dalam pasal 29
UUD 1945.
Asas kekeluargaan yang tinggi sehingga memberikan berbagai aspek kehidupan nasional dan
salah satunya pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan.
Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2 usaha pertahanan
negara dan keamanan negara diwujudnyatakan dengan adanya sistem pertahanan negara dan
keamanan yang mana tugas mulia tersebut diemban dan rakyat mengamanahkan tugas untuk
menjaga NKRI kepada TNI dan POLRI.
2.4
Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan
tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa termasuk dalam kalangan
pemuda yang menjadi harapan bangsa. Sebagai agent of change mahasiswa berperan besar
membawa perubahan dalam diri bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi mahasiswa
yang bertanggung jawab serta memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan
kewajiban sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai bagian dari Negara Indonesia mahasiswa merupakan insan yang memiliki berbagai
dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Hak dan kewajiban yang harus
ditanamkan dalam diri mahasiswa antara lain :
1. Kebebasan akademik menuntut dan mengkaji ilmu sesuai norma dan susila yang
berlaku dalam lingkungan akademik.
2. Memperoleh pengajaran dan layanan di bidang akademik sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuan.
3. Menyelesaikan studi lebih awal.
4. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi serta hasil
belajarnya.
5. Memanfaatkan sumber daya melalui perwakilan organisasi mahasiswa yang ada di
kampus.
6. Mematuhi peraturan yang berlaku.
7. Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan keamanan fakultas dan
kampus.
8. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
9. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
10. Menjaga kewibawaan dan nama baik universitas atau kampus.
BAB III
PENUTUP
1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain maupun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Wajib adalah yang semestinya dibiarkan atau diberikan atau melulu oleh pihak tertentu tidak
dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
B. SARAN
Berdasarkan pada pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini ada beberapa
rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pembaca maupun penulis selanjutnya hal ini
dapat diharapkan bisa menjadi saran yang tepat untuk nantinya bisa dilakukan oleh
pembaca.Penulis memiliki saran untuk penulis selanjutnya agar makalah ini bisa berlanjut
sehingga memberikan banyak manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.2016.Buku Ajar Mata Kuliah Wajib
Umum Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Imamah,Nue E.Tanpa Tahun.”Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga Negara”.
(http://www.academia.edu/31760736/)
[MKRI] Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 2015. Hak Dan Kewajiban Warga
Negara Indonesia Dengan UUD 45. https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
(Diakses pada 26 Oktober 2020)
Handayani, Ria. 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara. Vol 3 No.5
Murzanita, Melisa. 2018. Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga Negara Dalam
Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan Musyawarah Untuk Mufakat.
Makalah.
http://melisamurzanita.blogspot.com/2018/03/harmoni-hak-dan-
Yasin, Johan. 2015. Hak Asasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara
Yovita, Fiona. 2020. Bagaimana Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan
Warga Negara Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah Untuk Mufakat?.
http://web.if.unila.ac.id/fionayovita2311/2020/03/29/pendidikan- kewarga-negaraan-
pertemuan-5/ (Diakses pada 26 Oktober 2020)