Anda di halaman 1dari 14

HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK WARGA NEGARA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :
1. Vanesa Zahra Farizky (211521020)
2. Adit Satriansah (211521021)
3. Yose Andres Nainggolan (211521023)
4. Nasywa Rizqi Ananda (211521024)
5. Jovanka Kevin Arya Yudha (211521025)
6. Adil Abdullah Shofiyyurrahman (211521026)

Dosen Pengampu :
Esty Rahmayanti, S.Pd., M.Pd

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA


NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah Harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara dengan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan pemahaman
tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Warga Negara. Pemahaman tersebut dapat dipahami
melalui pendahuluan, pembahasan masalah, serta kesimpulan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Ibu Esty Rahmayanti S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk berkarya menyusun makalah Harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran dalam penyusunan makalah ini Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dengan segala kerendahan hati saran-saran dan
kritik yang konstruktif yang penulis harapkan dari pembaca.

Surakarta, 14 November 2021


Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................

Daftar isi................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................

1.1 Latar belakang ................................................................

1.2 Rumusan masalah...........................................................

1.3 Tujuan.............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................

A. Bagaimana konsep dan urgensi harmoni Kewajiban dan Hak Warga


Negara?
B. Mengapa harmoni kewajiban dan hak negara diperlukan?
C. Bagaimana dinamika kewajiban dan hak warga negara?
D. Apa usensi dan urgensi kewajiban dan hak negara?

BAB III PENUTUP...........................................................

Kesimpulan .......................................................................

Saran..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan individu sebagai warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan atas hak yang
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan dan akan
menimbulkan suatu gejolak di masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Hubungan antara negara dan warga negara mempunyai sebuah hubungan timbal balik.
Fungsi negara adalah menertibkan kekacauan dalam masyarakat, walaupun negara adalah
bentukan masyarakat namun kedudukan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dalam
masyarakat agar tidak terjadi konflik.

Warga negara memiliki kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Berbicara tentang hak dan kewajiban, hubungan negara dengan warga negara sangat kuat bisa
dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa kewajiban bangsa indonesia berlandaskan kepada
kewajiban rakyat.

Warga negara memiliki hak karena ketidaksadaran maka hak tadi disalahgunakan oleh
orang lain. Begitu juga dengan kewajiban seseorang terhadap negara, namun ketidak sadara
negara akan tugas dan kewajibannya maka hak yang semestinya menjadi hak milik orang
lain. Berikut akan diulas harmoni dan kewajiban dan hak negara dan negara dalam demokrasi
berdasarkan sistem yang berlaku di negara indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana konsep dan urgensi harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara?
B. Mengapa harmoni kewajiban dan hak negara diperlukan?
C. Bagaimana dinamika kewajiban dan hak warga negara?
D. Apa usensi dan urgensi kewajiban dan hak negara?
E. Apa hak dan kewajiban mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Memamhami konsep dan urgensi harmoni Kewajiban dan Hak Warga


Negara.
2. Mengetahui alasan diperlukannya harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara.
3. Menjelaskan dinamika dan hak warga negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Bagaimana konsep harmoni Kewajiban dan Hak Warga Negara?

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat diganggu atau direbut oleh pihak manapun yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa.

Wajib adalah sesuatu hal yang harus dilakukan oleh pihak tertentu secara tanggung
jawab. Prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Hak dan kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “Teori Korelasi” yang dianut oleh
pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut
mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti
sesungguhnya, jika ada korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai tidak pantas
disebut hak.

Hak dan kewajiban warga negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur dalam
undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang dimulai dari pasal 27 sampai pasal 34,
yang isi pasal tersebut terdapat hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan
akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam
suatu undang- undang.

B. Mengapa harmoni kewajiban dan hak negara diperlukan?

Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia menjadi amat penting untuk
dikaji mendalam dengan mengingat negara kita sedang menumbuhkan negara demokrasi.
Agar tercipta kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara kepentingan
rakyat dalam memenuhi hak dan kewajiban. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara
negara dengan warga negara bila tidak ada keselarasan antara kewajiban dan hak maka akan
terjadi ketidak adilan yang bisa memicu pemberontakan.

C. Sumber historis, sosiologis, dan politik kewajiban hak negara serta warga negara
1. Secara Historis

Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat
(Eropa). John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17. Pertama kali merumuskan
adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas
hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan selanjutnya ditandai adanya tiga
peristiwa penting di dunia Barat, yaitu :

1. Magna Charta (1215)

Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya adalah
pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya,
seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan.

2. Revolusi Amerika (1276)

Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut


Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) Amerika Serikat
menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi ini.

3. Revolusi Perancis (1789)

Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis
XVI) yang telah bertindak sewenang- wenang dan absolut. Déclaration des droits de
L'homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh
Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan
(egality), dan persaudaraan (fraternite).

Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejak permulaan


abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four
Freedoms). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin
D. Roosevelt. Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal,
meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negara Barat.
Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu kontemporer di dunia.

PBB pada tanggal 10 Desember 1948 mencanangkan Universal Declaration of Human


Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia).
Pada tahun 1997, Interaction Council mencanangkan suatu naskah, berjudul Universal
Declaration of Human Responsibilities (Deklarasi Tanggung Jawab Manusia). Naskah ini
dirumuskan oleh sejumlah tokoh dunia seperti Helmut Schmidt, Malcolm Fraser, Jimmy
Carter, Lee Kuan Yew, Kiichi Miyazawa, Kenneth Kaunda, dan Hassan Hanafi yang bekerja
selama sepuluh tahun sejak bulan Maret 1987. Prinsip dasar deklarasi ini adalah tercapainya
kebebasan sebanyak mungkin, tetapi pada saat yang sama berkembang rasa tanggung jawab
penuh yang akan memungkinkan kebebasan itu tumbuh.

2. Sumber Sosiologis

Suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya struktur kekuasaan


“otokrasi” yang dimainkan Rezim Orde Baru ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh
melainkan oligarki di mana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara
sebagian besar rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang, uang,
hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya).

Sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita saat ini adalah akibat
munculnya kebencian sosial budaya terselubung (socio cultural animosity). Gejala ini muncul
dan semakin menjadi-jadi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. Ketika rezim Orde Baru
berhasil dilengserkan, pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara
pendukung fanatik Orde Baru dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas menjadi
konflik antarsuku, antarumat beragama, kelas sosial, kampung, dan sebagainya. Sifatnya pun
bukan vertikal antara kelas atas dengan kelas bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antar
sesama rakyat kecil, 128 sehingga konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi
destruktif (bukan fungsional tetapi disfungsional), sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang
menghancurkan dirinya sendiri (self destroying nation). Socio-cultural animosity adalah suatu
kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib
yang diberikan oleh sejarah masa lalu, sehingga terkandung unsur keinginan balas dendam.

3. Sumber Politik

Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di
masyarakat, yaitu :

1. Mengamandemen UUD NRI 1945


2. Penghapusan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
3. Menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
4. Melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
5. Otonomi daerah
6. Mewujudkan kebebasan pers
7. Mewujudkan kehidupan demokrasi

Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum
cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan
penghormatan HAM. Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang
menimbulkan penafsiran beragam, atau lebih dari satu tafsir (multitafsir) dan membuka
peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, berpotensi
timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyelenggaraan negara yang
demikian itulah yang menyebabkan timbulnya kemerosotan kehidupan nasional. Salah satu
bukti tentang hal itu adalah terjadinya krisis dalam berbagai bidang kehidupan (krisis
multidimensional). Sikap politik 130 pemerintah yang diperkuat oleh MPR berkehendak
untuk tidak mengubah UUD NRI 1945. Apabila muncul juga kehendak mengubah UUD NRI
1945, terlebih dahulu harus dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat) dengan
persyaratan yang sangat ketat. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945
menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu MPR hasil Pemilu 1999,
sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 37 UUD NRI 1945
melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan, yaitu :

1) Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999


2) Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000
3) Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001
4) Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002.
Dari empat kali perubahan tersebut dihasilkan berbagai aturan dasaryang baru,
termasuk ihwal hak dan kewajiban asasi manusia yang diatur dalam pasal 28 A sampai
dengan 28 J.

D. Apa esensi dan urgensi kewajiban dan hak negara?

a. Agama.

Di Indonesia hukum yang mengatur segala sesuatu tentang agama tertulis dalam pasal 29
UUD 1945.

b. Perekonomian Nasional dan kesejahteraan Rakyat.

Asas kekeluargaan yang tinggi sehingga memberikan berbagai aspek kehidupan nasional dan
salah satunya pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan.

c. Pertahan dan keamanan .

Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2 usaha pertahanan
negara dan keamanan negara diwujudnyatakan dengan adanya sistem pertahanan negara dan
keamanan yang mana tugas mulia tersebut diemban dan rakyat mengamanahkan tugas untuk
menjaga NKRI kepada TNI dan POLRI.

D. Apa esensi dan urgensi kewajiban dan hak negara?

a. Agama.

Di Indonesia hukum yang mengatur segala sesuatu tentang agama tertulis dalam pasal 29
UUD 1945.

b. Perekonomian Nasional dan kesejahteraan Rakyat.

Asas kekeluargaan yang tinggi sehingga memberikan berbagai aspek kehidupan nasional dan
salah satunya pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan.

c. Pertahan dan keamanan .

Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2 usaha pertahanan
negara dan keamanan negara diwujudnyatakan dengan adanya sistem pertahanan negara dan
keamanan yang mana tugas mulia tersebut diemban dan rakyat mengamanahkan tugas untuk
menjaga NKRI kepada TNI dan POLRI.

E. Apa hak dan kewajiban mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia?

2.4

Hak dan kewajiban Mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia

Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan
tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa termasuk dalam kalangan
pemuda yang menjadi harapan bangsa. Sebagai agent of change mahasiswa berperan besar
membawa perubahan dalam diri bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi mahasiswa
yang bertanggung jawab serta memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan
kewajiban sebagai warga negara Indonesia.

Sebagai bagian dari Negara Indonesia mahasiswa merupakan insan yang memiliki berbagai
dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Hak dan kewajiban yang harus
ditanamkan dalam diri mahasiswa antara lain :

1. Kebebasan akademik menuntut dan mengkaji ilmu sesuai norma dan susila yang
berlaku dalam lingkungan akademik.
2. Memperoleh pengajaran dan layanan di bidang akademik sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuan.
3. Menyelesaikan studi lebih awal.
4. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi serta hasil
belajarnya.
5. Memanfaatkan sumber daya melalui perwakilan organisasi mahasiswa yang ada di
kampus.
6. Mematuhi peraturan yang berlaku.
7. Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan keamanan fakultas dan
kampus.
8. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
9. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
10. Menjaga kewibawaan dan nama baik universitas atau kampus.

BAB III

PENUTUP
1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain maupun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Wajib adalah yang semestinya dibiarkan atau diberikan atau melulu oleh pihak tertentu tidak
dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

2. Ada banyak manfaat hak dan kewajiban warga negara.

Disimpulkan ada 7 manfaat dari hak yaitu:

● Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.


● Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
● Setiap warga negara memiliki kedudukan sama rata dimata hukum dan dalam
pemerintahan.
● Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
● Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan indonesia dari
serangan musuh.
● Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan,berserikat,berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
● Setiap warga negara bebas memilih,memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing.

B. SARAN

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini ada beberapa
rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi pembaca maupun penulis selanjutnya hal ini
dapat diharapkan bisa menjadi saran yang tepat untuk nantinya bisa dilakukan oleh
pembaca.Penulis memiliki saran untuk penulis selanjutnya agar makalah ini bisa berlanjut
sehingga memberikan banyak manfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.2016.Buku Ajar Mata Kuliah Wajib
Umum Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.

Imamah,Nue E.Tanpa Tahun.”Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga Negara”.
(http://www.academia.edu/31760736/)

[MKRI] Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 2015. Hak Dan Kewajiban Warga
Negara Indonesia Dengan UUD 45. https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
(Diakses pada 26 Oktober 2020)

Handayani, Ria. 2015. Hak dan Kewajiban Warga Negara. Vol 3 No.5

Murzanita, Melisa. 2018. Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan Warga Negara Dalam
Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan Musyawarah Untuk Mufakat.
Makalah.

http://melisamurzanita.blogspot.com/2018/03/harmoni-hak-dan-

kewajiban-negara-dan.html. (Diakses pada 28 Oktober 2020) Winarno, dkk.2016.


Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kemenristekdikti Republik Indonesia.

Yasin, Johan. 2015. Hak Asasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara

Dalam Hukum Positif Indonesia. Vol 2 No. 1

Yovita, Fiona. 2020. Bagaimana Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Dan

Warga Negara Dalam Demokrasi Yang Bersumbu Pada Kedaulatan Rakyat Dan
Musyawarah Untuk Mufakat?.
http://web.if.unila.ac.id/fionayovita2311/2020/03/29/pendidikan- kewarga-negaraan-
pertemuan-5/ (Diakses pada 26 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai