Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

BAGAIMANA HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK DAN WARGA NEGARA DALAM


DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA KEDAULATAN RAKYAT DAN
MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT

Oleh Kelompok 4 :
HAIKAL PATUNGGA
(230811020023)
CARL CLEIN BAAKA
(230811020017)
AGITA POTABUGA
(230811020001)
NUR NADIA QUAD
(230811020055)
NATASYA TAHULENDING
(230811020005)
ANGEL RACHEL BONGA
(23081020015)
AURELIA RIBLINSI DOTULUNG
(230811020037)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS SAMRATULANGI MANADO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan Segala Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi kami dalam menggali serta
menggambarkan aspek yang berhubungan dengan Bagaimana harmoni kewajiban dan hak dan
warga negara dalam demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk
mufakat.

Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori
korelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan
kewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan
begitu pula sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam
arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya
tidak pantas disebut hak. Hal ini sejalan dengan filsafat kebebasannya Mill (1996) yang
menyatakan bahwa lahirnya hak Asasi Manusia dilandasi dua hak yang paling fundamental,
yaitu hak persamaan dan hak kebebasan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
kami yang telah memberikan arahan dan panduan berharga dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi
pembaca dalam memahami pentingnya Bagaimana harmoni kewajiban dan hak dan warga
negara dalam demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk mufakat.
Kami menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka guna perbaikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan lebih lanjut.

Manado, 2 September
2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................


1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Konsep dan urgensi harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara...................

2.2 Alasan Mengapa Diperlukan Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Warga Negara …

2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan

Warga Negara Indonesia.................................................................................................

2.3.1 Sumber Historis..........................................................................................................

2.3.2 Sumber Sosiologis......................................................................................................

2.3.3 Sumber Politik...........................................................................................................

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak

Negara Dan Warga Negara..............................................................................................

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga

Negara...............................................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................

3.2 Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


hak dan kewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak
orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara
tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban
yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak. Hal ini sejalan dengan filsafat kebebasannya
Mill (1996) yang menyatakan bahwa lahirnya hak Asasi Manusia dilandasi dua hak yang
paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak kebebasan. Hak kebebasan seseorang,
menurutnya, tidak boleh dipergunakan untuk memanipulasi hak orang lain, demi
kepentingannya sendiri.

Kebebasan menurut Mill secara ontologis substansial bukanlah perbuatan bebas atas
dasar kemauan sendiri, bukan pula perbuatan bebas tanpa kontrol, namun pebuatan bebas
yang diarahkan menuju sikap positif, tidak mengganggu dan merugikan orang lain.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka permasalahan yang akan di
bahas adalah :
Apakah yang di maksud Hak dan kewajiban?
Apa alasan di perlukan harmoni kewajiban dan hak negara?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang makalah ini bertujuan :
a. Untuk menambah wawasan Terhadap Pembaca Mengenai hak-hak dan kewajiban warga
negara
b. Dapat Membantu Pembaca Menemukan Arti Dari Harmoni Hak dan kewajiban
c. Memperjelas Konsep Historis, Sosiologis, Politik Dari Harmoni Kewajiban

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri konsep dan urgensi harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
ataudilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga
yang padaprinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk
memberikan sesuatuyang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat
oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Kewajibandengan demikian merupakan sesuatu yang harus dilakukan
(Notonagoro, 1975).

Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut
“teorikorelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak
dankewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain,
danbegitu pula sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak
dalamarti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai
dengannyatidak pantas disebut hak.

Hal ini sejalan dengan filsafat kebebasannya Mill (1996) yang menyatakan
bahwalahirnya hak Asasi Manusia dilandasi dua hak yang paling fundamental, yaitu hak
persamaan danhak kebebasan. Hak kebebasan seseorang, menurutnya, tidak boleh
dipergunakan untukmemanipulasi hak orang lain, demi kepentingannya sendiri. Kebebasan
menurut Mill secaraontologis substansial bukanlah perbuatan bebas atas dasar kemauan
sendiri, bukan pulaperbuatan bebas tanpa kontrol, namun pebuatan bebas yang diarahkan
menuju sikap positif, tidakmengganggu dan merugikan orang lain.
2.2 Alasan Mengapa Di perlukan Harmoni Kewajiban Dan Hak Negara Warga Negara
Indonesia

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, dengan cara mengetahui
posisidiri kita sendiri. Sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan kewajibannya. Seperti
yangsudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban
seimbangdan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban
di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang, apabila masyarakattidak bergerak untuk
merubahnya. Oleh karena itu, diperlukannya harmoni kewajiban dan hakNegara dan warga
Negara agar terciptanya kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan
antara kepentingan rakyat dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh Negara.

2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan

Warga Negara Indonesia

Dibalik harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia, terdapat berbagai
sumber yaitu sumber historis, sosiologis dan, polotik yang menjadi salah satu sumber yang
diketahui.

2.3.1 Sumber Historis

Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat
(Eropa).Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali
merumuskanadanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu
hak atas hidup,hak kebebasan, dan hak milik.

a. Revolusi Prancis (1789)


Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri
(LouisXVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits
de I’homme etdu citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan
oleh Revolusi Prancis.Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan
(liberty), kesamaan (egality), danpersaudaraan (fraternite).

b. Revolusi Amerika (1276)


Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris
disebutRevolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)
Amerika Serikatmenjadi negara merdeka tanggal 4 Juli1776 merupakan hasil dari
revolusi ini.

2.3.2 Sumber Sosiologis

Ada satu pandangan bahwa Indonesia baru harus dibangun dari hasil
perombakanterhadap keseluruhan tatanan kehidupan masa lalu. Inti dari cita-cita tersebut
adalah sebuahmasyarakat sipil demokratis yang mampu mengharmonikan kewajiban dan hak
negara dan warganegara.

2.3.3 Sumber Politik

Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga
negaraIndonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era
reformasi.Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di
masyarakat.Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama oleh
mahasiswa dan pemuda

2.3.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan
Hak Negara Dan Warga Negara

Perubahan UUD NRI1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut disajikan bentuk-
bentuk perubahan aturandasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah Amandemen
tersebut.
A. Aturan dasar ihwal
pendidikan dan kebudayaan,
serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Ketentuan mengenai hak warga
negara di bidang pendidikan
semula diatur dalam Pasal 31
Ayat (1) UUD NRI 1945.
Setelah perubahan UUD NRI
1945, ketentuannya tetap diatur
dalam
Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI
1945, namun dengan
perubahan. Perhatikanlah
rumusan naskah asli
dan rumusan perubahannya
berikut ini. Rumusan naskah
asli: Pasal 31, (1) Tiap-tiap
warga
negara berhak mendapatkan
pengajaran. Rumusan
perubahan Pasal 31, (1) Setiap
warga negara
berhak mendapatkan
pendidikan.
A. Aturan dasar ihwal pendidikan dan kebudayaan, serta ilmu pengetahuan
danteknologi

.Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam Pasal 31Ayat
(1) UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap diatur dalamPasal 31
Ayat (1) UUD NRI 1945, namun dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah aslidan
rumusan perubahannya berikut ini. Rumusan naskah asli: Pasal 31, (1) Tiap-tiap warganegara
berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31, (1) Setiap warga negaraberhak
mendapatkan pendidikan.

B. Aturan dasar ihwal perekonomian nasional dan kesejahteraan social


Salah satu perubahan penting untuk Pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi
aturanyang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut:

1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas kekeluargaan

2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara;

3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan
alamyang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara.

C. Aturan dasar ihwal usaha


pertahanan dan keamanan
negara
Semula ketentuan tentang
pertahanan negara
menggunakan konsep
pembelaan terhadap
negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD
NRI 1945]. Namun setelah
perubahan UUD NRI 1945
konsep
pembelaan negara dipindahkan
menjadi Pasal 27 Ayat (3)
dengan sedikit perubahan
redaksional.
Setelah perubahan UUD NRI
Tahun 1945, ketentuan
mengenai hak dan kewajiban
dalam usaha
pertahanan dan keamanan
negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD
NRI 1945] merupakan
penerapan dari
ketentuan Pasal 27 Ayat (3)
UUD NRI 1945
C. Aturan dasar ihwal usaha pertahanan dan keamanan negara

Semula ketentuan tentang pertahanan negara menggunakan konsep pembelaan


terhadapnegara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945]. Namun setelah perubahan UUD NRI 1945
konseppembelaan negara dipindahkan menjadi Pasal 27 Ayat (3) dengan sedikit perubahan
redaksional.Setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945, ketentuan mengenai hak dan kewajiban
dalam usahapertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945] merupakan
penerapan dariketentuan Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI 1945.

D. Aturan dasar ihwal hak dan kewajiban asasi manusia

Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca Amandemen UUD NRI 1945
mengalamidinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal hakhak dasar warganegara yang
diatur dalam

UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34,
setelahAmandemen keempat UUD NRI 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut diatur tersendiri
dibawah judul Hak Asasi Manusia (HAM).

2.5 Mendeskripsikan esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak negara dan
warganegara

1. Dalam agama, keharmonisan hak dan kewajiban dapat menimbulkan terciptanya


toleransiberagama dan ketentraman di dalam agama

.2. Dalam pendidikan dan kebudayaan, keharmonisan hak dan kewajiban,


dapatmengakibatkan pendidikan dapat lebih merata serta fasilitas lebih memadai,
sehingganyapendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

3. Dalam ekonomi, keharmonisan hak dan kewajiban mengakibatkan ekonomi di negara inibisa
terkendali.
4. Dalam kenegaraan, keharmonisan hak dan kewajiban, menimbulkan
keharmonisanterhadap rakyat.

B. Aturan dasar ihwal


perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara
B. Aturan dasar ihwal
perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial
Salah satu perubahan penting
untuk Pasal 33 terutama
dimaksudkan untuk melengkapi
aturan
yang sudah diatur sebelum
perubahan UUD NRI 1945,
sebagai berikut:
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI
1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI
1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya
harus dikuasai negara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam konteks demokrasi yang bersandar pada prinsip kedaulatan rakyat dan musyawarah
untuk mufakat, harmoni antara kewajiban dan hak warga negara memainkan peran penting
dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan sistem politik.
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut
“teorikorelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak
dankewajiban. Setiap hak juga membawa kewajiban. Warga negara memiliki tanggung jawab
untuk mematuhi hukum, membayar pajak, dan menjalankan tugas sipil seperti pemilihan umum.
Kewajiban ini menciptakan keseimbangan dalam sistem demokrasi dan mencegah
penyalahgunaan hak-hak warga negara.

Musyawarah dan perundingan menjadi sarana utama dalam mencapai konsensus dalam sistem
demokrasi yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat. Dalam situasi konflik atau perbedaan
pendapat, musyawarah dapat membantu mencapai mufakat dan menghindari ketegangan yang
berpotensi merusak harmoni sosial.

3.1 Saran

Berikut beberapa saran untuk meningkatkan harmoni antara kewajiban dan hak warga negara
dalam demokrasi yang bersumber pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk mufakat:

1. Peningkatan Pendidikan Politik


2. Promosi Partisipasi Aktif
3. Transparansi dan Akuntabilitas
4. Fasilitasi Musyawarah

DAFTAR PUSTAKA
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/20312/mod_resource/content/2/BAB%20IV
%20Kewajiban%20dan%20Hak%20PDITT.pdf

http://sukesti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82739/5_Buku_PKWN_V.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/pendidikan-kewarganegaraan/
harmoni-kewajiban-dan-hak-negara-dan-warga-dalam-demokrasi-yang-bersumbu-pada-
kedaulatan-rakyat-dan-musyawarah-untuk-mufakat/44062064

https://www.academia.edu/36521429/
BAGAIMANA_HARMONI_KEWAJIBAN_DAN_HAK_NEGARA_DAN_WARGA_NEGAR
A_DALAM_DEMOKRASI_YANG_BERSUMBU_PADA_KEDAULATAN_RAKYAT_DAN
_MUSYAWARAH_UNTUK_MUFAKAT

https://quizlet.com/id/631804769/ppt-2-harmoni-kewajiban-dan-hak-negara-dan-warga-negara-
dalam-demokrasi-yang-bersumbu-pada-kedaulatan-rakyat-dan-musyawarah-untuk-mufakat-
flash-cards/

Anda mungkin juga menyukai