OLEH
SEMESTER: IV(EMPAT)
NO.MAHASISWA: 21.3223
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang
"POLITIK, HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DALAM KONTEKS
MASYARAKAT MODERN". Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan
makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Saya berharap semoga
makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Darma Kurniawan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum, dan hak asasi manusia (HAM) dalam konteks masyarakat modern
mencerminkan perubahan dan kompleksitas hubungan antara pemerintahan, sistem
hukum, dan perlindungan hak asasi manusia dalam era saat ini. Di bawah ini, saya
akan memberikan latar belakang tentang ketiga elemen tersebut secara terpisah,
namun juga mencerminkan keterkaitan dan interaksi antara mereka.
1
kelamin, atau faktor lainnya. HAM dalam konteks masyarakat modern merupakan
hasil dari perjuangan panjang untuk pengakuan, perlindungan, dan pemajuan hak-
hak individu. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB tahun 1948 menjadi
tonggak penting dalam pengakuan hak asasi manusia secara global. Dalam
masyarakat modern, HAM dilihat sebagai prinsip universal yang harus dihormati
oleh pemerintah dan masyarakat. Ini termasuk hak sipil dan politik (seperti
kebebasan berbicara dan kebebasan beragama.
1. Korupsi
Korupsi masih menjadi masalah serius dibanyak negara, termasuk praktik
politik dan administrasi pemerintahan. Korupsi sangat merugikan keungan
negara, melemahkan, mengurangi kepercayaan publik terhadap
pemerintahan dan juga menghambat pembangunan negara.
2. Kekerasan dan Kriminalitas
Kriminalitas seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan
kekerasan lainnya masih menjadi masalah di masyarakat modern.
Penegakan hukum yang efektif dan akses keadilan yang merata menjadi
tantangan.
3. Kejahatan terhadap HAM
Kejahatan seperti perdagangan manusia, pelecehan seksual, penyiksaan dan
penghilangan paksa masih menjadi ancaman serius terhadap HAM.
2
yang dimana disetiap masalah ada cara penyelesaiannya. Berikut cara penyelesaian
masalah yang ada didalam perkembangan politik, hukum dan ham dimasyarakat
modern:
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Politik dan Peranannya
Politik dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan kebijakan,
distribusi kekuasaan, pengambilan keputusan kolektif dan interaksi antara individu,
kelompok, atau entitas politik lainnya dalam suatu sistem yang mengatur kehidupan
masyarakat. Politik melibatkan pertentangan kepentingan, kompetisi untuk
kekuasaan, negosiasi, dan pengaturan cara-cara untuk mencapai tujuan bersama.
Berikut merupakan peranan politik yang saya sajikan:
1. Pembentukan Kebijakan:
Salah satu peran politik yang paling mencolok adalah dalam pembentukan
kebijakan publik. Politik memainkan peran penting dalam menentukan
agenda politik, menyusun undang-undang dan mengambil keputusan yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas.
2. Distribusi Kekuasaan:
Politik adalah mekanisme yang digunakan untuk mendistribusikan
kekuasaan di dalam suatu masyarakat. Politik mencakup proses penentuan
siapa yang memiliki akses terhadap kekuasaan dan bagaimana kekuasaan
itu digunakan.
3. Representasi Publik:
Politik juga berfungsi sebagai mekanisme representasi publik. Melalui
pemilihan umum atau proses lainnya, politik memungkinkan warga negara
untuk memilih wakil mereka yang akan mewakili kepentingan dan aspirasi
mereka dalam proses pengambilan keputusan politik.
4. Penyelesaian Konflik:
Politik dapat berperan dalam menyelesaikan konflik dan pertentangan
kepentingan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Melalui
dialog, negosiasi, dan kompromi, politik mencari solusi yang dapat diterima
oleh berbagai pihak yang terlibat.
4
5. Pembentukan Identitas dan Nilai:
Politik juga membantu membentuk identitas dan nilai-nilai suatu
masyarakat. Melalui proses politik, pemimpin politik dan partai politik
berperan dalam membentuk dan mempromosikan visi, ideologi, dan nilai-
nilai yang dianggap penting oleh masyarakat.
6. Pengaturan dan Penegakan Hukum:
Politik memiliki peran dalam pengaturan dan penegakan hukum.
Pemerintah dan lembaga politik lainnya bertanggung jawab untuk membuat
undang-undang, mengatur kehidupan sosial dan ekonomi, serta memastikan
penegakan hukum yang adil dan efektif.
7. Partisipasi Publik:
Politik juga mencakup partisipasi publik dalam proses pengambilan
keputusan politik. Partisipasi warga negara dalam pemilihan umum,
demonstrasi, kampanye, dan aktivitas politik lainnya merupakan elemen
penting dalam sistem politik demokratis.
Peran politik yang terjadi dalam masyarakat sangat kompleks dan dapat
berbeda-beda di setiap negara atau sistem politik tertentu. Definisi dan peran politik
juga dapat berubah seiring dengan perkembangan masyarakat dan perubahan dalam
tatanan politik global
1. Pengaturan Perilaku:
Hukum berfungsi sebagai alat untuk mengatur perilaku individu dan
masyarakat secara adil dan teratur. Aturan-aturan hukum memberikan
5
panduan tentang apa yang diperbolehkan dan dilarang dalam masyarakat,
dan menetapkan konsekuensi jika aturan tersebut dilanggar.
2. Penegakan Keadilan:
Hukum berfungsi untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat. Hukum
melindungi hak-hak individu, menjamin perlakuan yang adil, dan
memberikan mekanisme untuk menyelesaikan sengketa dan konflik yang
timbul.
3. Pemberian Keamanan:
Hukum berperan dalam memberikan keamanan dan perlindungan bagi
masyarakat. Aturan hukum yang jelas dan diterapkan secara konsisten
memberikan rasa aman dan ketertiban, serta mencegah tindakan-tindakan
yang merugikan dan melanggar hak-hak individu.
4. Pembentukan dan Pembatasan Kekuasaan:
Hukum berfungsi untuk membentuk dan membatasi kekuasaan pemerintah
dan lembaga-lembaga publik. Hukum konstitusi dan hukum administrasi
negara mengatur kekuasaan dan tugas pemerintah, serta menjamin
perlindungan hak-hak warga negara dari penyalahgunaan kekuasaan.
5. Pemajuan Perubahan Sosial:
Hukum juga dapat berfungsi sebagai instrumen untuk memajukan
perubahan sosial yang diinginkan. Melalui proses pembuatan undang-
undang dan kebijakan publik, hukum dapat menggambarkan nilai-nilai
masyarakat, mempromosikan kesetaraan, keadilan, dan perlindungan
lingkungan.
6. Menjaga Ketertiban dan Stabilitas:
Hukum berperan dalam menjaga ketertiban dan stabilitas dalam
masyarakat. Hukum memberikan kerangka kerja yang teratur bagi
kehidupan sosial dan ekonomi, serta menjamin hak-hak individu dan
kelompok.
6
2.3 Definisi Hak Asasi Manusia dan Perlindungannya
Hak Asasi Manusia (HAM) merujuk pada hak-hak yang melekat pada setiap
individu hanya karena mereka adalah manusia. Hak ini bersifat universal, inheren,
dan tak dapat dicabut. Hak Asasi Manusia meliputi hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial, dan budaya yang melekat pada setiap individu tanpa diskriminasi
berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, suku atau faktor lainnya.
7
4. Akses Keadilan:
Perlindungan HAM mencakup akses yang merata terhadap sistem peradilan
yang independen dan adil. Hal ini memungkinkan korban pelanggaran
HAM untuk mencari keadilan, mendapatkan ganti rugi, dan mengungkap
kebenaran.
5. Pengawasan dan Penegakan HAM:
Perlindungan HAM juga melibatkan pengawasan terhadap pelaksanaan
hak-hak asasi manusia dan penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM.
Ini termasuk investigasi, pengadilan dan sanksi terhadap pelaku
pelanggaran HAM.
8
BAB III
9
4. Reformasi Hukum
Politik dapat mendorong reformasi hukum yang bertujuan untuk
meningkatkan perlindungan HAM. Hal ini meliputi revisi undang-undang
yang tidak memadai, penguatan sistem peradilan yang independen, dan
pengembangan mekanisme penegakan hukum yang efektif. Politik juga
dapat memperjuangkan pengakuan dan perlindungan hak-hak baru yang
muncul dalam konteks sosial dan teknologi yang berkembang.
5. Partisipasi dan Advokasi
Politik memberikan wadah bagi partisipasi publik dan advokasi dalam isu-
isu HAM. Aktivis HAM, LSM dan masyarakat sipil dapat menggunakan
mekanisme politik, seperti demonstrasi, kampanye, dan lobi politik, untuk
memperjuangkan perlindungan HAM dan mempengaruhi pembentukan
kebijakan hukum yang lebih inklusif dan berpihak kepada hak-hak individu.
10
memperjuangkan dan mempengaruhi pembentukan kebijakan hukum yang
melindungi HAM.
3. Implementasi dan Pelaksanaan Kebijakan HAM
Politik memainkan peran penting dalam implementasi dan pelaksanaan
kebijakan HAM. Pemerintah dan lembaga politik bertanggung jawab untuk
mengatur dan mengawasi implementasi kebijakan HAM yang telah
ditetapkan. Ini melibatkan pengalokasian sumber daya, pembentukan
lembaga penegak hukum yang efektif, dan memastikan adanya mekanisme
akuntabilitas untuk melindungi HAM secara nyata.
4. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Politik juga berperan dalam pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap
pelaksanaan kebijakan HAM. Lembaga politik seperti parlemen atau dewan
perwakilan rakyat dapat memainkan peran dalam memantau tindakan
pemerintah dan lembaga eksekutif untuk memastikan kepatuhan terhadap
standar HAM. Masyarakat sipil juga dapat menggunakan mekanisme politik
untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan HAM dan menuntut
pertanggungjawaban jika terjadi pelanggaran.
5. Reformasi Hukum
Politik dapat mendorong reformasi hukum yang bertujuan untuk
meningkatkan perlindungan HAM. Ini meliputi revisi undang-undang yang
tidak memadai, penguatan sistem peradilan yang independen, dan
pengembangan mekanisme penegakan hukum yang efektif. Melalui proses
politik, pemerintah dan lembaga politik dapat memperjuangkan pengakuan
dan perlindungan hak-hak baru yang muncul dalam konteks sosial,
teknologi, dan perkembangan global.
11
1. Pengakuan dan Perlindungan HAM
Kebijakan politik yang progresif dan inklusif dapat mengakui dan
melindungi HAM dengan memastikan bahwa hak-hak dasar individu
diakui, dihormati, dan dilindungi oleh negara. Sebaliknya, kebijakan politik
yang otoriter atau represif dapat mengabaikan atau melanggar HAM dengan
membatasi kebebasan individu.
2. Pembatasan Hak Asasi Manusia
Beberapa kebijakan politik dapat membatasi hak asasi manusia dalam
rangka menjaga keamanan nasional, stabilitas politik, atau kepentingan
tertentu. Contohnya, kebijakan keamanan yang melibatkan peningkatan
pengawasan, pembatasan kebebasan berpendapat, atau penangkapan tanpa
proses hukum yang adil dapat mempengaruhi hak-hak individu.
3. Ketimpangan dan Diskriminasi
Kebijakan politik yang tidak memperhatikan prinsip kesetaraan dan non-
diskriminasi dapat menghasilkan ketimpangan dalam perlakuan dan akses
terhadap HAM. Diskriminasi berdasarkan ras, agama, etnisitas, gender,
orientasi seksual, atau faktor lainnya dapat menjadi dampak negatif dari
kebijakan politik yang tidak memperhatikan hak asasi manusia.
4. Akses Terhadap Keadilan
Kebijakan politik yang tidak mendukung sistem peradilan yang independen,
adil, dan efektif dapat menghambat akses terhadap keadilan dan penegakan
HAM. Hal ini dapat mempengaruhi hak-hak individu untuk mendapatkan
perlindungan hukum, mengajukan gugatan, atau mendapatkan pemulihan
dan rekompensasi atas pelanggaran HAM.
5. Partisipasi Politik
Kebijakan politik yang mendukung partisipasi politik yang inklusif dan
melibatkan masyarakat dapat memperkuat HAM. Sebaliknya, kebijakan
yang membatasi kebebasan berpendapat, berkumpul, atau berorganisasi
dapat membatasi partisipasi politik individu dan kelompok dalam proses
pengambilan keputusan yang mempengaruhi hak-hak mereka.
12
6. Perlindungan terhadap Kelompok Rentan
Kebijakan politik yang mendorong perlindungan terhadap kelompok rentan,
seperti perempuan, anak-anak, migran, atau minoritas, dapat memperkuat
HAM. Sebaliknya, kebijakan yang mengabaikan atau tidak memperhatikan
kebutuhan dan hak-hak kelompok-kelompok tersebut dapat berdampak
negatif terhadap HAM mereka.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebijakan politik memiliki dampak yang signifikan terhadap hak asasi
manusia (HAM). Kebijakan politik yang progresif dan inklusif dapat mengakui dan
melindungi HAM, sementara kebijakan politik yang otoriter atau represif dapat
membatasi atau melanggar HAM. Pengakuan dan perlindungan HAM tergantung
pada kebijakan politik yang diadopsi oleh pemerintah dan lembaga politik.
Selain itu, kebijakan politik juga dapat membatasi hak asasi manusia,
menghasilkan ketimpangan dan diskriminasi, serta menghambat akses terhadap
keadilan. Hal ini dapat terjadi jika kebijakan politik tidak memperhatikan prinsip
kesetaraan, non-diskriminasi, dan sistem peradilan yang independen. Partisipasi
politik dan perlindungan terhadap kelompok rentan juga tergantung pada kebijakan
politik yang mendukung partisipasi inklusif dan perlindungan kelompok-kelompok
tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Citrawan, H. (2017). Analisis Dampak Hak Asasi Manusia Atas Regulasi: Sebuah
Tinjauan Metodologi. Jurnal HAM.
Fai. (2022, November 16). Hak Asasi Manusia. Diambil kembali dari Umsu:
https://umsu.ac.id/hak-asasi-manusia/
15
Nasik. (2023, Januari). Kasus Korupsi di Indonesia: Penyebab, Bentuk, Contoh ,
dan Hambatan. Diambil kembali dari Gramedia Blog:
https://www.gramedia.com/best-seller/kasus-korupsi-di-indonesia/
Oktavira, B. A. (2023, April 14). Tujuan Hukum dan Fungsi Hukum Menurut Ahli.
Diambil kembali dari Hukum Online.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/tujuan-hukum-lt623030c1270b7/
Yusuf, M. A. (2021). Pengertian Politik: Ciri, Tujuan, Konsep, Contoh Politik Ini!
Diambil kembali dari Gramedia Blog:
https://www.gramedia.com/literasi/politik-adalah/
16