Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERMASALAHAN HAM
Dosen Pengampu : Dr. ELIDAR SARI,S.H.,M.H

Disusun Oleh:

SYAHRUL SYAHPUTRA (230430035)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas segala rahmad, taufik serta hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Transformasi Pelayanan Publik. Makalah dibuat untuk
memenuhi tugas akademik pada matakuliah Governansi Digital. Penulis meyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. ELIDAR SARI,S.H.,M.H selaku Dosen Pengampu Matakuliah
Kewarganegaraan.

Penulis menyadari dari dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak melakukan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharapkan adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Lhokseumawe, 17 November 2023


DAFTAR ISI

BAB I ..................................................................................................................................

PENDAHULUAN .............................................................................................................

1.1 latar belangan ..............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................

BAB II ................................................................................................................................
PEMBAHASAN ................................................................................................................
2.1 Penegak Hukum Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia ..................................
2.2 Perundang-Undangan Belum Berwawasan Hukum dan Hak Asasi Manusia…...

2.3 Kondisi ekonomi Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia ……………………..


2.4 Konflik Daerah Dan Tantangan Terhadap Hak Asasi Manusia …………………

2.5 Aksi Terorisme Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia ....................................


2.6 Globalisasi (Kriminalitas Internasional) Permasalahan Hak Asasi Manusia……

BAB III ..............................................................................................................................


PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
3.2 SARAN ……………………………………………………………………………….

BAB IV ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak individu yang paling fundamental yang mencakup
hak-hak atas hidup dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya. Hak tersebut
merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki setiap individu dan kelompok masyarakat
tanpa membedakan suku, agama, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal tersebut tertuang dalam
Pasal 2 Universal Declaration of Human Right (UDHR), bahwa setiap orang berhak atas hak asasi
nya tanpa dibeda-bedakan: “Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang
tercantum di dalam deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau
kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan
pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau
daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilyah-
wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain”.Saat ini,
tidak ada satupun aspek kehidupan yang kita jalankan, bisa keluar dari HAM. Maka pembahasan
utama saat ini adalah permasalahan HAM.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Penegak Hukum?

2. Perundang-Undangan Belum Berwawasan Hukum Dan Ham

3. Kondisi Ekonomi

4. Konflik Di Daerah

5. Aksi Terorisme

6. Globalisasi (Kriminalitas Internasional)


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penegak hukum dalam permasalahan hak asasi manusia (HAM)

2. Untuk mengetahui perundang-undangan belum berwawasan hukum dan hak asasi manusia

3. kondisi ekonomi dalam permasalahan hak asasi manusia

4. Konflik di daerah dalam permasalahan hak asasi manusia

5. Aksi terorisme dalam permasalahan hak asasi manusia

6. Globalisasi (Krriminalitas Internasional) di dalam permasalahan hak asasi manusia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penegak Hukum Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia

Penegakan hukum merupakan salah satu isu strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan,
baik di tingkat nasional maupun lokal. Dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), penegakan hukum bahkan menjadi salahsatu prinsip yang harus dilaksanakan bila suatu
pemerintahan ingin dikategorikan sebagai pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pembentukan
hukum melalui proses legislasi yang transparan dan partisipatif juga turut menjadi ciri pemerintahan
yang demokratis. Demikian pula dengan wacana hak asasi manusia (HAM) menjadi isu strategis lain
yang menjadi ciri dari pemerintahan yang demokratis. Pengakuan akan HAM menunjukkan adanya
penghargaan akan keberagaman identitas manusia, sehingga setiap warga masyarakat memiliki
kedudukan yang setara dalam hukum dan pemerintahan. Pembentukan dan penegakan hukum HAM
memiliki nilai strategis karena berkaitan dengan legitimasi pemerintah. Kekuasaan yang diperoleh
pemerintah melalui mekanisme pemilihan yang berbasis kedaulatan rakyat selanjutnya dijabarkan
dalam kewenangan dan hukum yang melandasi kewenangan tersebut. Hukum berperan penting
sebagai aturan main yang membatasi kekuasaan dan mengarahkan penggunaan kekuasaan agar tidak
sewenangwenang dan melanggar HAM. Di sinilah pembentukan dan penegakan hukum berkaitan
dengan HAM.

2.2 Perundang-Undangan Belum Berwawasan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Perundang-undangan yang kurang memiliki wawasan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
dapat membawa konsekuensi serius bagi masyarakat dan sistem hukum suatu negara. Artikel ini akan
menjelaskan beberapa dampak buruk dari kebijakan hukum yang kurang berwawasan.

Pertama, adanya risiko penyalahgunaan kekuasaan. Ketika undang-undang memberikan kewenangan


tanpa batas, hal ini dapat menyebabkan penyalahgunaan oleh pihak berwenang, merugikan hak-hak
individu, dan merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Kedua, pelanggaran hak asasi manusia menjadi lebih mungkin terjadi. Peraturan yang tidak memadai
dalam melindungi hak-hak dasar dapat membuka pintu bagi diskriminasi, penindasan, dan perlakuan
tidak adil terhadap kelompok minoritas atau individu yang rentan.
Selain itu, ketidaksesuaian dengan standar internasional HAM dapat mengisolasi suatu negara dari
komunitas internasional. Ini dapat berdampak negatif pada hubungan diplomatik, perdagangan, dan
kerjasama internasional, serta merugikan citra negara tersebut.

Dalam jangka panjang, perundang-undangan yang tidak berwawasan dapat menciptakan


ketidakstabilan sosial dan politik. Masyarakat yang merasa tidak adil akan cenderung tidak puas, yang
dapat mengakibatkan ketegangan, protes, bahkan konflik berskala besar.

Dalam menanggapi situasi ini, penting untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap perundang-
undangan yang ada, melibatkan pakar hukum, aktivis HAM, dan pemangku kepentingan lainnya.
Reformasi hukum yang bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian dengan prinsip-prinsip HAM dan
standar hukum internasional perlu diutamakan agar masyarakat dapat hidup dalam lingkungan hukum
yang adil dan melindungi hak-hak dasar mereka.

Peraturan Perundang-undangan dibuat untuk melindungi Hak Asasi Manusia Indonesia. Meskipun
sampai saat ini masih banyak peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengancam
perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Salah satu penyebabnya karena tidak didasarkan prinsip
good governance. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang dibentuk hendaknya memuat
solusi atas penyelesaian konflik dan menyelesaikan kesenjangan masyarakat. Peraturan perundang-
undangan seperti itulah yang dapat menjamin perlindungan Hak Asasi Manusia. Jaminan kesesuaian
atas undang-undang mengenai prinsip dan norma hak asasi manusia secara langsung membutuhkan
mekanisme dan metodologi yang dapat memprediksi dampak dari suatu produk legislasi terhadap
penikmatan hak asasi manusia dalam setiap individu masyarakat. Untuk itu, artikel ini akan
menguraikan sedikit peluang atas gagasan untuk merumuskan kerangka analisis dampak hak asasi
manusia terhadap rancangan peraturan perundang-undangan. Meskipun sudah ada peraturan
undang-undang mengenai Hak Asasi Manusia, masih banyak pelanggaran yang terjadi, seperti
pelanggaran HAM berat. Pemerintah tentu memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan kasus-
kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia yang penyelesaiannya melalui proses rekonsiliasi,
meskipun hingga sekarang masih belum terselesaikan. Penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi
tersebut memerlukan adanya political will supaya tidak menjadi beban sejarah.

2.3 Kondisi ekonomi Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia

Kondisi ekonomi yang buruk seringkali memiliki dampak serius terhadap hak asasi manusia
(HAM), memperparah sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Artikel ini akan
membahas bagaimana situasi ekonomi yang sulit dapat mempengaruhi HAM.

Pertama, dalam konteks pengangguran dan kemiskinan, banyak individu dapat menghadapi
pelanggaran hak ekonomi. Hak untuk bekerja, mendapatkan upah yang layak, dan keamanan
pekerjaan dapat terancam ketika perekonomian tidak stabil.

Kedua, ketidaksetaraan ekonomi dapat menciptakan kesenjangan sosial yang signifikan. Kelompok
masyarakat yang sudah rentan menjadi lebih terpinggirkan, dengan akses terbatas terhadap
pendidikan, perumahan, dan layanan kesehatan.
Selain itu, kondisi ekonomi yang buruk dapat memicu konflik dan ketidakstabilan politik, yang pada
gilirannya dapat mengarah pada pelanggaran hak sipil dan politik. Ketidakpuasan

masyarakat terhadap ketidaksetaraan ekonomi bisa mencetuskan protes dan tindakan represif dari
pihak berwenang.Dalam mengatasi dampak negatif ini, penting bagi pemerintah dan

lembaga internasional untuk mengadopsi kebijakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Prioritas
harus diberikan pada upaya mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesetaraan, dan memastikan
akses yang adil terhadap sumber daya ekonomi.

Artikel ini menyoroti perlunya memahami keterkaitan antara kondisi ekonomi dan HAM, serta
mendesak untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang mendukung perkembangan masyarakat
secara adil, berkelanjutan, dan memperhatikan hak-hak dasar setiap individu.

2.4 Konflik Daerah Dan Tantangan Terhadap Hak Asasi Manusia


Konflik di berbagai daerah seringkali menjadi panggung bagi serangkaian pelanggaran hak
asasi manusia (HAM), menimbulkan dampak serius terhadap kehidupan warga sipil. Artikel ini akan
membahas konflik di daerah tertentu dan bagaimana situasi tersebut berdampak pada hak asasi
manusia.

a) Konflik Bersenjata dan Pengungsian

Daerah Papua telah lama dilanda konflik bersenjata antara pasukan KKB dengan warga sipil. Konflik
ini tidak hanya menimbulkan ancaman langsung terhadap nyawa warga sipil, tetapi juga menyebabkan
ribuan orang terpaksa mengungsi, menghadapi kekurangan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan
yang memadai.

b) Pelanggaran Hak Sipil dan Politik

Pada fase konflik, pelanggaran hak sipil dan politik menjadi semakin meruncing. Laporan-laporan
tentang penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan pembatasan kebebasan berpendapat
semakin meningkat, menunjukkan bahwa situasi konflik menjadi sarang untuk pelanggaran hak asasi
manusia yang serius.

c) Dampak Terhadap Hak Ekonomi dan Sosial

Selain itu, konflik ini juga memberikan dampak buruk pada hak ekonomi dan sosial masyarakat.
Infrastruktur hancur, pertanian terganggu, dan akses pendidikan terhambat. Hal ini menciptakan
kondisi ketidakpastian ekonomi dan kehidupan sehari-hari yang sulit bagi banyak warga.
Respons dan Solusi

Dalam menanggapi situasi ini, penting untuk melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk
mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Organisasi kemanusiaan dan lembaga hak asasi manusia
perlu diberi akses untuk memberikan bantuan dan memonitor pelanggaran HAM. Pemulihan pasca-
konflik harus mencakup rekonstruksi infrastruktur, pemulihan ekonomi, dan penguatan sistem
hukum.

Artikel ini bertujuan untuk membuka kesadaran tentang kompleksitas konflik di Papua dan mendesak
untuk adopsi langkah-langkah konkret guna melindungi dan memulihkan hak asasi manusia di tengah-
tengah konflik yang berlangsung.

2.5 Aksi Terorisme Dalam Permasalahan Hak Asasi Manusia

Aksi terorisme telah menjadi ancaman global yang tidak hanya merusak keamanan, tetapi juga
menciptakan dampak serius terhadap hak asasi manusia (HAM). Artikel ini akan mengeksplorasi
bagaimana aksi terorisme dapat mengancam HAM serta tantangan yang dihadapi dalam melindungi
hak-hak individu.

a) Pelanggaran Hak Sipil dan Politik

Aksi terorisme sering diikuti oleh upaya pemberantasan yang tegas dari pihak berwenang. Dalam hal
ini, seringkali terjadi pelanggaran hak sipil dan politik seperti penangkapan sewenang-wenang,
penyiksaan, dan pembatasan kebebasan sipil, yang semuanya bertentangan dengan prinsip-prinsip
HAM.

b) Dampak pada Hak Ekonomi dan Sosial

Ketidakstabilan yang disebabkan oleh aksi terorisme dapat merugikan perekonomian dan
menciptakan ketidakpastian sosial. Masyarakat yang hidup dalam ketakutan cenderung mengalami
kesulitan dalam mencari pekerjaan, mengakses pendidikan, dan menikmati hak ekonomi dan sosial
lainnya.

c) Pengungsian dan Keamanan Masyarakat


Aksi terorisme sering kali memaksa warga sipil untuk mengungsi demi keselamatan mereka.
Pengungsian ini tidak hanya meningkatkan risiko pelanggaran HAM seperti kehilangan hak perumahan
dan pendidikan, tetapi juga menciptakan tantangan terkait keamanan dan kondisi kesejahteraan
masyarakat yang terpaksa hidup sebagai pengungsi.

d) Respons Pemerintah dan Perlindungan HAM

Dalam menghadapi ancaman terorisme, pemerintah perlu merespons dengan kebijakan yang sejalan
dengan prinsip HAM. Langkah-langkah keamanan harus diambil tanpa mengorbankan hak-hak
individu. Perlindungan terhadap hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial harus diutamakan dalam upaya
memerangi terorisme.

e) Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mengatasi aksi terorisme. Negara-negara perlu bekerja
sama dalam berbagi intelijen, mengejar keadilan dengan menghormati standar HAM internasional,
dan merancang strategi bersama untuk pencegahan terorisme yang melibatkan partisipasi aktif
masyarakat sipil.

Artikel ini menggaris bawahi kompleksitas hubungan antara aksi terorisme dan hak asasi manusia,
sambil menekankan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat antara keamanan nasional dan
perlindungan hak-hak individu.

2.6 Globalisasi (Kriminalitas Internasional) Pada Permasalahan hak Asasi Manusia

Globalisasi telah membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi dan konektivitas, tetapi juga
membawa dampak negatif, terutama dalam konteks kriminalitas internasional yang sering kali
melibatkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Artikel ini akan membahas bagaimana fenomena
globalisasi mempengaruhi kriminalitas internasional dan memberikan tantangan serius terhadap
HAM.

a) Perdagangan Manusia dan Eksploitasi

Dengan adanya konektivitas global, perdagangan manusia telah meningkat, menyebabkan


peningkatan kasus eksploitasi seksual dan kerja. Individu yang rentan, terutama perempuan dan anak-
anak, sering kali menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia yang melibatkan pemaksaan,
perbudakan modern, dan penggunaan kekerasan.

b) Kejahatan Transnasional dan Keamanan


Kriminalitas transnasional, termasuk perdagangan narkoba, perdagangan senjata, dan kegiatan
terorisme, telah menciptakan tantangan keamanan global. Upaya penanggulangan seringkali
melibatkan langkah-langkah yang dapat mengancam hak asasi manusia, seperti pengawasan yang
berlebihan, penahanan tanpa dakwaan, dan pelanggaran privasi.

c) Korupsi dan Pelanggaran Hak Ekonomi

Globalisasi juga memberikan kontribusi pada penyebaran korupsi, terutama di tingkat internasional.
Korupsi dapat merugikan hak ekonomi masyarakat dengan mengalihkan sumber daya yang
seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan. Akibatnya, kesenjangan ekonomi
dapat semakin memperbesar divisi global.

d) Respons dan Kerjasama Internasional

Menanggapi tantangan kriminalitas internasional dalam kerangka hak asasi manusia memerlukan
kerjasama global yang erat. Negara-negara perlu bekerja bersama untuk mengembangkan kebijakan
yang efektif, memastikan proses hukum yang adil, dan menghormati hak-hak individu dalam upaya
menanggulangi kriminalitas internasional.

e) Penguatan Perlindungan HAM dalam Konteks Global

Untuk mengatasi dampak negatif globalisasi pada HAM, perlindungan hak asasi manusia harus
diperkuat melalui kerja sama internasional, penguatan lembaga-lembaga penegak hukum, dan
perbaikan sistem hukum domestik untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil
mencerminkan nilai-nilai hak asasi manusia.

Artikel ini menggambarkan hubungan antara globalisasi dan kriminalitas internasional, menyoroti
urgensi untuk mengatasi dampak negatif ini secara holistik sambil melindungi hak asasi manusia di
seluruh dunia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasakan uraian pembahasan dari permasalahan yang diangkat dan ditulis oleh penulis
maka beberapa pokok yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan antara lain :

1. Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam proses penahanan untuk mencegah terjadinya perlakuan
tidak manusiawi terhadap para tahanan sebagaimana diatur dalam instrument internasional HAM,
dengan tujuan untuk memberantas segala bentuk praktik penegakan hukum yang selalu memandang
para tahanan sebagai objek pemeriksaan sehingga dapat diperlakukan sewenangwenang. Adapun
bentuk-bentuk perlindungan hak asasi manusia yang dijamin oleh undang-undang dalam proses
penahanan yaitu bebas dari sikasaan, memperoleh pemeriksaan cepat, memperoleh bantuan hukum,
memperoleh pelayanan kesehatan, menerima kunjungan dari keluarga dan hak memperoleh ganti
kerugian dan rehabilitasi.

2. Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam penahanan adalah untuk menjamin perlindungan hak-hak
manusia dalam setiap aspek kehidupannya. Jaminan perlindungan dan pengakuan HAM itu tidak
hanya berlaku bagi umat Islam saja melainkan ditujukan kepada seluruh umat manusia, Al-Qur’an
sebagai landasan utama ajaran islam bukan hanya sebagai petunjuk tetapi juga sebagai pengatur tata
kehidupan umat manusia. Di dalam Islam perlindungan HAM itu telah dijamin termasuk pada hal
penahanan, seperti hak perlindungan kesehatan, hak untuk membela diri, perlindungan hak tahanan
dalam interogasi, 61 perlindungan hak atas peradilan yang adil dan tidak memihak dan hak ganti
kerugian atas keputusan yang salah.

3.2 SARAN

1. Aparat penegak hukum terutama kepolisian harus menghentikan segala bentuk penyalahgunaan
wewenang kekuasaannya. Kekerasan, penyiksaan maupun penganiayaan, yang dilakukan secara fisik
maupun mental harus dihentikan. Aparat harus menjaga dan menghormati HAM setiap warga Negara,
termasuk Hak Asasi manusia para tahanan.

2. Negara harus menghargai dan menghormati Hak Asasi Manusia itu secara utuh. Negara harus
menjamin dan melindungi HAM seseorang, tanpa pandang bulu apalagi didasarkan atas kepentingan
pribadi dan golongannya. Negara harus menindak tegas para pelaku pelanggaran Hak Asasi Manusia
tanpa membedakan agama, ras, suku bangsa, warna kulit, ideology, miskin atau kaya, pejabat atau
rakyat biasa, maupun sipil atau militer. Sehingga keadilan dan kepastian hukum bisa dirasakan oleh
setiap warga Negara termasuk tahanan.
DAFTAR PUSTAKA

https://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/06/pengkajian_pembentukan_dan_penegakan_hukum.pdfhttps://reposit

https://repository.radenfatah.ac.id/4389/3/BAB%20KESIMPULAN%20DAN%20SARAN.pd
fhttps://journal.uns.ac.id/Souvereignty/article/view/89

file:///C:/Users/dell1/Downloads/167-627-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai