Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MID

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

“HAK ASASI POLITIK WARGA NEGARA”

OLEH :

NAMA : Muhammad Asyraf

NIM : H1A120174

KELAS : D

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penyusun kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penyusun tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “MID Hukum dan Hak Asasi Manusia” dapat diselesaikan.. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarnegaraan.

Penyusun menyadari makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan. Penyusun


terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan/penyusunan,
penyusun memohon maaf.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, Mei 2022

Muhammad Asyraf

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang........................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Hak Asasi Politik.................................................................................................... 2


2.2 Perkembangan Politik Secara Historis....................................................................................3
2.3 Maksud Dan Tujuan Penyelenggaraan Pemilihan Umum......................................................4

BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 5

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pokok yang belum terpecahkan di dalam proses ‘’menjadi’’ Negara-
bangsa (nation-state) Indonesia setelah berusia lebih dari setengah abad adalah terbentuknya
sebuah sistem politik demokratis yang cukup andal dan mampu beradaptasi dengan proses
perubahan. Ketika Republik masih dalam tahun pembentukanya , yakni mulai proklamasi
kemerdekaan sampai dasawarsa lima puluhan, persoalan ini telah muncul di permukaan dan empat
mengancam keberadaan Negara kesatuan.

  Sebagaimana kita ketahui ,percobaan untuk menerapkan sistem “liberal” pada kurun waktu
tersebut telah memicu merebaknya politik aliran yang menjadikan perpolitikan nasional menjadi
tidak stabil. Selain itu, munculnya pemasalahan kesenjangan hubungan antara pusat dan daerah
makin memperlemah bangunan politik yang masih sangat muda karena adanya kehendak untuk
melepaskan diri dari Negara kesatuan.

Keterlibatan warga Negara memang sangat tinggi dalam kehidupan politik karena Negara dan
masyarkat seolah-olah menjadi satu dan memahami politik secara bersama-sama. Namun juga
ditilik lebih jauh , sejatinya yang terjadi adalah mobilitasi politik yang di control oleh Negara. Oleh
karena itu bahaya dari model wacana kewarganegaraan seperti ini adalah totalisme politik dalam
artian bahwa semua demensi kehidupan menjadi terpolitisasi. Hak-hak dasar individu dengan
demikian menjadi suatu hal yang asing karena berarti melepaskan diri dari kolektivitas. Benjamin
barber (1984) menekankan pentingnya partisipasi aktif warga Negara untuk membentuk  apa yang
disebutkan sebagai demokrasi yang kokoh. Politik  kewarganegaraan akan menitikberatkan pada
kemandirian serta partisipasi warga Negara, baik civil society maupun political society, dalam
proses pembentukan kemaslahatan umum.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian Hak asasi politik?


2.Bagaimana perkembangan hak politik secara historis ?
3.Apakah yang dimaksud dan tujuan dari penyelenggaraan pemilihan umum ?

1.3   Tujuan
1.Menjelaskan yang dimksud hak asasi politik.
2.Menjabarkan perkembangan hak politik secara Historis.
3.Mejelaskan maksud dan tujuan dari penyelenggaraan pemilihan umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Politik

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang memiliki setiap manusia sebagai manusia. Hak-hak
tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang kaya maupun miskin, laki-laki atau perempuan.
Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar tetapi tidak pernah dihapuskan.  Berikut ini pengertian
HAM menurut beberapa ahli :

1.Prof.Dr Darji Darmodiharjo,SH


HAM adalah hak-hak dasar/pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.

2. Laboratorium Pancasila IKIP Malang


HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insane ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.

3.Prof.Mr. Kuntjono Purbo Pranoto


HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang dipisahkan hakikatnya

            Selain itu hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sabagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum , pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.sejarah HAM dimulai ketika
diterimanya Universal Declaration of Human Right oleh Negara-negara yang bergabung dalam
perserikatan bangsa-bangsa. Dalam proses ini telah beberapa naskah yang secara berangsur-
angsur menetapkan bahwa ada beberapa  hak yang mendasari kehidupan manusia dan karena
bersifat universal dan asasi . naskah tersebut sebagai berikut :

a.Magna Carta atau Piagam Agung yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja Jhon di
inggris  kepada beberapa bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka yang sekaligus
membatasi kekuasaan Raja Jhon.
b.Bill of Rights, suatu undang-undang yang diterima oleh perlemen Inggris sesudah berhasil
dalam tahun sebelumnya mengadakan perlawanan terhadap Raja James II, dalam suatu revolusi
tak berdarah.
c.Deckaration des droits de I’homme et du citoyen , suatu naskah yang dicetuskan pada
permulaan revolusi Prancis sebagai perlawanan terhadap kesewenagan dari rezim lama.
d.Bill of Rights, suatu naskah yang disusun oleh rakyat Amerika tahun 1789.

b. Pengertian Politik           
Kata politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” dimana adalah Negara  kota, dan dari kata
polis tersebut bisa didapatkan beberapa kata, diantaranya :

2
1.    Polities                        => Warga Negara
2.    Politicos                     => kewarganegaraan
3.    Politike episteme     =>ilmu politik
4.    Politician                    =>pemerintah Negara
Jika kita tinjau dari asal kata tersebut pengertian politik secara umum dapat dikatakan bahwa
politik adalah kegiatan dalam suatu sisitem politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan
tujuan dari sistem tersebut dan bagaiamana melaksanakan tujuanya.
Menurut para ahli pengertian politik sebagai berikut :
Mirriam Budhiharjo  (politik adalah bermacam-macam kegiatan dari siistem politik (negra yang
mencangkut proses menentukan tujuan-jujan dar sistem Indonesia dan melaksanakn tujuan-tujuan
itu )
Isjwara ( perjuangan untuk memperoleh kekuasaan/teknik menjalankam kekuasaan-kekuasaan
atau masalah-masalah pelaksanaan dan control kekuasaan/pembentukan dan penggunaan
kekuasaan)

Hak dan politik dipahami hak (right) adalah hak (entitilment) , adalah tuntutan yang dapat
diajukan seseorang terhadap orang lain semapai kepada batas-batas pelaksana hak terssebut.
Hak asasi politik (politik right) adalah hak ikut serta dalam pemerintahan ,hak dasar manusia
dalam kehidupan berpolitik yang tidak bisa dirampas begitu saja.  Beberapa contoh hak asasi politik

1.    Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan


2.    Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
3.    Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainya.
4.    Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

Didalam perlindungan hak-hak sipil dan politik , peran negara harus dibatasi karena hak-hak sipil
dan politik tergolong dalam negative right , yaitu hak-hak dan kebebasan yang dijamin didalamny
akan terpenuhi apabila peran negara dibatasi. Apabila negara bersifat intervensionis ,maka tidk
bisa dielakan hak-hak dan kebebassan yang diatur didalamnya akan dilanggar negara.

2.2  Perkembangan Politik secara Historis


Prinsip-prinsip mendasar yang melandasi Hak Asasi Manusia modern telah ada sepanjang
sejarah. Namun sebagaimana dijelaskan lebik rici dibawah sampai abad masyarakat internasional
tidak menyadari perlunya mengembangkan standar-standar minimum bagi perlakuan warga negara
oleh pemerintahnya. Alasan bagi kesadaran ini dinyatakan ddengan sangat baik dalam Pembukaan
Pernyataan Sejagat tentang Hak Asasi Manusia , yang diterima pada tahun 1948 oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk ,yaitu:
“pengakuan martabat yang melekat dan hak yang sama dan tak dapat dihapuskan oleh seluruh
masyarakat manusia yang merupakan dasar bagi kebebasan, keadilan, perdamaian dunia….”
“ pengabaian dan pelecehan hak-hak asasi manusia telah menimbulakan tindakan-tindakan
biadab…..”

Hak ini bersifat ensensial ,jika mnusia tidak terpaksa untuk menggunakan cara pemberontakan
terhadap tirani sebagai jalan terkhir , maka hak asasi manusia itu harus dilundingu oleh rule oh

3
law.
Hak yang dirumuskan dalam abad ke 17 dan ke 18 sangat dipengaruhi oleh gagasan mengenai
HAM Alam (Natural Law), seperti yang ditumuskan oleh Jhon Locke (1632-1714) dan Jean Jacques
Rousseau (1712-1778) dan hanya terbatas hak-hak bersifat poitis saja seperti keamanan hak, hak
atas kebebasab, hak untuk memilih dan sebagainya. Pada abad ke 20 ,hak-hak politik dianggap
kurang sempurna dan mulailah dicetuskan beberapa hak lain . hak yang dirumuskan oleh presiden
Amerika Serikat , Franskin D, Roosevelt yaitu:
1.    Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
2.    Kebebasan beragama (freedom of religion )
3.    Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear)
4.    Kebebasan dari kemelaratan ( freedom of misery)

2.3. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Pemilihan Umum


Hak politik mencangkup hak aktif dan positif. Hak aktif adalah hak warga negara
untuk memilih wakil-wakilnya maupun pempipin pemerintah Pusat dan Daerah melalui pemilihan
yang bersifat luber dan jurdil. Hak aktif warga negara dalam siistem penyelenggaraan pemilu antara
lain hak untuk didata dan didaftar sebagai pemilih ,hak untuk mendapat informasi secara luas dan
objektif mengenai pemilu, hak untuk memberikan suara dan mengadukan kepada pihak terkait jika
ditemukan ada pelanggaran dan lain-lain.
Hak politik pasif hak warga negara untuk dipilih sebagai wakil rakyat atau pemimpin
Pemerintahan Pusat maupun Daerah. Sistem penyelenggaraan pemilu antara lain hak menjadi
peserta pemilu anggota legislative maupun pemilu presiden dan wakil presiden sepanhjang
memenuhi syarat.
Hak poltik warga negara tersebut tidak boleh diabaikan , diremehkan apalagi dihilangkan
karena hal seprti itu merupakan pelanggaran HAM. Salah satu bentuk pelanggaran HAM yang
sering sekali terjadi dalam bidang politik adalah deskriminasi. Hal ini telah ditegaskan dalam pasal 1
ayat 3 UU No.39 tahun 1999: “deskriminasi adalah setiap pembatasan ,pelecehan, atau pengucilan
yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnis, kelompok, golongan, status social, status ekonomi, jenis kalamin, bahasa,
keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan,
pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia  dam kebebasan dasar dalam kehidupan baik
individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, sosoial, budaya, dan aspek lainnya”.
Penyelenggaraan pemilu secara teoritis , pemilihan umum merupakan salah satu ciri dari
sebuah sistem politik yang demikratis, dalam arti, lembaga-lembaga pemilihan umum dan badan
legislative yang dihasilkan meruoakan satu-satunya penghubung yang sah antara rakyat dan
pemerintah. Sebagai syarat untama bagi rakyat untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan
kepentingan mereka. Keberadaan pemilu beserta lembaga-lembaga terkaitnya merupakan sebuah
keniscayaan. Bahkan dari hasil-hasil pemilu selanjutnya ditentukan berbagai program pemerintah,
ternasuk di dalamnya pembangunan. Dengan kata lain, pemilu dan pembangunan sebenarnya
merupakan sumber-daya politik (political resources) bagi sebuah rejim yang sedang berkuasa.
Artinya,  kegagalan untuk melakukan keduanya akan mengancam legitimasi kekuasaanya
M.Dawan Rahardjo, 1996:55) meski secara konsepsional ,sistem penyelanggaraan pemilu cukup
beragam , namaun tujuan penyelenggaraan pemilu itu sendiri umumnya ada empat hal yaitu:

4
1.Untuk memungkinkan terjadinya peraihan kepemimpinan dan pemerintahan secara tertib dan
damai.
2.Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di
lembaga perwakilan.
3.Untuk melaksanakan prinsip kadulatan rakyat
4.Untuk melakasankan prinsip hak-hak asasi warga negara.
Dalam hal ini warga negara teanpa terkecuali mempunyai hak dalam proses politik. Sehingga
hak politik warga dimaksud tidak lain merupakan dari hak asasi manusia (HAM) yang wajib
dihormati, dilindungi. Dan dipenuhi oleh siapapun yang terlibat dalam proses penyelenggaraan
pemilu.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Setelah membaca uraian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
1.Hak adalah tuntunan yang dapat diajukan seseorang terhadap orang lain sampai kepada batas-
batas pelaksana hak tersebut.
2.Dengan memahami politik sebagai spectrum kekuasaan yang berimpilasi pada hubungan warga
negara dengan penguasa, maka setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di depan
hukum maupun pemerintah (equal justice under law, equal oporyunity for authority).
3.Dapat dipahami bahwa hak politik warga negara dijamin olej konsituti dan peraturan hukum di
Indonesia. hak tersebut mencangkup hak aktif dan hak pasif.
4.Secara teoritis. Pemilihan umum merupakan salah satu cirri dari sebuah sistem politik yang
demoktaris, dalam arti, lembaga-lembaga pemilihan umum dan badan legislative yang
dihasilkannya merupakan satu-satunya penghubung yang sah antara rakyat dan pemerintah.
5.Meski secara konsepsional , sistem penyelenggaraan pemilu cukup beragam.

DAFTAR PUSTAKA
https://rizkiimaratus.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai