Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA HUKUM

MAKALAH
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Admnistrasi Negara)
Dengan Dosen Pengampu
Dr. H. Ahmad, Drs., M.M., M.Si

Disusun oleh
Dendi Pribadi Pratama (1228010050)
Juwita Pebriyanti (1228010100)
Muhammad Ridho mujahid (1228010139)
Nazwa Nur Kamilla (1228010152)
Raihan Wijaya Putra (1228010171)
Rifda Nurnabilla (1228010182)

ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim

Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan bersyukur, meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.

Tidak lupa Shalawat dan salam kami haturkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua, dan mengenalkan
kepada kami sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna yang
merupakan satu-satunya karunia paling besar dari Allah SWT untuk seluruh alam semesta.

Dengan pertolongan-Nya, puji syukur, akhirnya kami mampu menyelesaikan sebuah makalah
dengan judul “Budaya Hukum” dengan lancar. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa
terdapat ketidak sempurnaan atau kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami sangat berharap untuk bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut bisa dijadikan cambuk untuk kami supaya lebih mengutamakan kualitas
makalah yang lebih baik lagi selanjutnya.

BANDUNG, 14 Mei 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan Pembahasan………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2
A. Penngertian budaya hukum.………………………………………………………2
B. Faktor faktor yang mempengaruhi budaya hukum dalam penegakan
hukum…………………………….….……………………………………………3
C. Pengaruh budaya hukum terhadap penegakan hukum di
Indonesia…………………………………………...…….………………………..4
D. Implementasi budaya hukum terhadap hukum
Indonesia………………………..……………………………………………..…..5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………6
3.0 Kesimpulan…………………………………………………………………………6
3.1 Saran……… ……………………………………………...…………………………6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
3.2 Latar belakang
Sistem hukum merupakan landasan yang penting dalam menjaga keadilan dan ketertiban
dalam suatu masyarakat. Namun, ublic hukum bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor sosial, politik, dan budaya. Salah
satu faktor yang memainkan peran krusial dalam membentuk dan mempengaruhi ublic hukum
adalah budaya. Budaya hukum mengacu pada keyakinan, nilai-nilai, norma, dan praktik-praktik
yang terkait dengan hukum dalam suatu masyarakat. Budaya hukum membentuk pandangan dan
perilaku individu terhadap hukum, serta memengaruhi pengambilan keputusan hukum dan
implementasi ublic hukum secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
tentang budaya hukum sangat penting dalam menganalisis ublic hukum suatu negara atau
masyarakat tertentu. Dalam konteks globalisasi dan pertumbuhan interaksi antarbudaya yang
semakin pesat, penting bagi kita untuk memahami bagaimana budaya mempengaruhi ublic
hukum. Setiap masyarakat memiliki keunikan budaya hukumnya sendiri, yang dipengaruhi oleh
sejarah, agama, tradisi, dan nilai-nilai yang dianut. Budaya hukum tidak hanya mencakup hukum
positif yang tertulis, tetapi juga hukum adat, norma sosial, dan mekanisme penyelesaian sengketa
yang tradisional.
Selain itu, budaya hukum juga memiliki implikasi yang mendalam dalam konteks penegakan
hukum. Ketika ublic hukum dan ublic -lembaga penegak hukum tidak mempertimbangkan
budaya setempat, hal itu dapat menyebabkan alienasi, ketidakpercayaan, dan konflik sosial. Oleh
karena itu, pemahaman tentang budaya hukum perlu diintegrasikan dalam perumusan dan
implementasi kebijakan hukum yang efektif.
3.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya Hukum?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi budaya hukum pada penegakan hukum?
3. Bagaimana pengaruh budaya hukum terhadap penegakan hukum di Indonesia?
4. Bagaimana implementasi budaya hukum terhadap hukum Indonesia?
3.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian budaya hukum secara mendalam
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi budaya hukum pada penegakan
hukum.
3. Untuk mengetahui pengaruh budaya hukum ter-hadap penegakan hukum di Indonesia
4. Untuk mengetahui implementasi budaya hukum terhadap hukum Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Hukum

Budaya hukum adalah keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana ublic hukum
memperoleh tempatnya yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat umum. Budaya
hukum bukanlah apa yang secara kasar disebut opini ublic para antropolog, budaya itu tidak
sekadar berarti himpunan fragmen-fragmen tingkah laku (pemikiran) yang saling terlepas,
istilah budaya diartikan sebagai keseluruhan nilai sosial yang berhubungan dengan hukum
(Soekanto, 1977). Budaya hukum jika diartikan secara gramatikal maka akan menghasilkan
banyak pandangan, walaupun sebenarnya pandangan tersebut bebas. Namun kiranya dalam
ublic en hukum ke depan, budaya hukum haruslah memiliki ublic -batasan dalam
pengertiannya agar tidak menimbulkan interpretasi di dalam masyarakat. Sebagaimana
diungkapkan Asshiddiqie (2005) bahwa pembudayaan, pemasyarakatan dan ublic en
hukum (law socialization and law education) dalam arti Juas sering tidak dianggap penting,
padahal tanpa didukung oleh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman oleh para subjek hukum
dalam masyarakat, akan sangat sulit suatu norma hukum dapat diterapkan tegak dan ditaati.
Karena itu, agenda pembudayaan, pemasyarakatan dan ublic en hukum ini perlu
dikembangkan tersendiri dalam rangka mewujudkan ide negara hukum di masa depan.

Hukum yang dibuat pada akhimya sangat ditentukan oleh budaya hukum yang berupa nilai,
pandangan serta sikap dari masyarakat yang bersangkutan. Jika budaya hukum diabaikan, maka
dapat dipastikan akan terjadi kegagalan dari ublic hukum modern yang ditandai dengan
munculnya berbagai gejala seperti: kekeliruan informasi mengenai isi peraturan hukum yang
ingin disampaikan kepada masyarakat, muncul perbedaan antara apa yang dikehendaki oleh
undang-undang dengan praktik yang dijalankan oleh masyarakat. Masyarakat lebih memilih
untuk tetap bertingkah laku sesuai dengan apa yang telah menjadi nilai-nilai dan pandangan
dalam kehidupan mereka.

Gambaran mengenai budaya hukum dalam unsur-unsur system hukum adalah struktur
hukum diibaratkan sebagai mesin yang menghasilkan sesuatu, substansi hukum diibaratkan
produk yang di hasilkan oleh mesin, dan budaya hukum merupakan apa saja atau siapa saja
yang memutuskan untuk menjalankan mesin serta membatasi penggunaan mesin
(Makmur,2015).
Menurut Friedman, unsur yang hilang yang memberikan kehidupan dalam ublic
hukum adalah ‘budaya hukum’. Budaya hukum mengacu pada sikap, nilai, dan opini dalam
masyarakat dengan penekanan pada hukum, ublic hukum serta beberapa bagian hukum.

2
Budaya hukum merupakan bagian dari budaya umum- kebiasaan, opini, cara bekerja dan
berpikir- yang mengikat masyarakat untuk mendekat atau menjauh dari hukum dengan cara
khusus.Dalam kerangka ubli yang demikian, Friedman memandang bahwa dari ketiga
komponen di atas, budaya hukum merupakan komponen yang paling penting.

Budaya hukum dipandang sangat menentukan kapan, mengapa dan di mana orang
menggunakan hukum, ublic hukum atau proses hukum atau kapan mereka menggunakan
ublic lain atau tanpa melakukan upaya hukum. Dengan kata lain, faktor budaya merupakan
ramuan penting untuk mengubah struktur statis dan koleksi norma ststis menjadi badan hukum
yang hidup. Menambahkan budya hukum ke dalam gambar ibarat memutar jam atau
menyalakan mesin. Budaya hukum membuat segalanya bergerak.

Budaya hukum dapat berubah setiap saat sebagai akibat dari semakin berkembangnya
kesadaran hukum. Perubahan ini tertanam dalam kenyataan bahwa nilai-nilai atau sikap tertentu
terhadap hukum menjadi tidak sesuai lagi bagi masyarakat. Hal ini terjadi ketika suatu
masyarakat berkembang kesadarannya berkaitan dengan hak indvidu dan demokrasi dan
meninggalkann gagasan lama seperti status dan ublic patriarchal. Hal ini dipelopori oleh kelas
kecil elit hukum yang menerapkan budaya hukum internal. Sebaliknya, ketika budaya hukum
berubah, masyarakat akan lebih terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam ublic hukum
dan hukum itu sendiri.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya hukum dalam penegakan hukum

Arti penting keberadaan budaya hukum dalam penegakan hukum (Law Enforcement)
dikemukakan oleh Soekarno Soekanti. Dalam pandangan Soerjono Soekanto (1983:3) bahwa
dalam penegakan hukum dipengaruhi faktor yang saling terkait yaitu:
1. Hukum dalam aturannya sendiri: Faktor ini diperlukan adanya peraturan perundanganyang
dapat dilaksanakan dan keserasian antara peraturan perundang undangan yang ada;
2. Sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan hukum(penegakan hukum).
Faktor ini sering terabaikan sehingga hukum sulit untuk ditegakkan, karena sesungguhnya
dalam penegakan hukum diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang;
3. Kesadaran dan kepastian hukum serta perilaku masyarakat itu sendiri. Faktor ini
merupakan wujud dari budaya hukum masyarakat yang bersangkutan (budaya hukum
external),dan;
4. Mental apparat penegak hukum. Faktor ini merupakan budaya bukum internal.

Berdasrakan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum jelas terlihat bahwa penengakan
hukum selain ditentukan oleh aturan-aturan hukumnya sendiri, fsilitas juga sangat tergantung pada
mentalitas apparat penegak hukum, kesadaran dan kepatuhan masyarakat, baik secara personal
maupun dalam komunitas ssialnya masing-masing. Yang keduanya merupakan budaya hukum.

3
Budaya hukum yang merupakan penilaian, harapan, sikap keinginna dari masyrakat terhadap
suatu hukum merupakan gambaran berlakunya hukum pada suatu bangsa. Di samping itu budaya
hukum juga berperan dalam mewarnai hukum suatu bangsa karena keberadaan budaya hukum
untuk mempengaruhi substansi hukum dan struktur hukum. Untuk itu apabil menghendaki system
hukum Indonesia menjadi lebih baik maka budaya hukumharus diperbaiki terlebih dahulu, tanpa
mengenyampingkan substansi hukum dan struktur hukum dan untuk menjadikan budaya hukum
menjadi baik, maka perlu dilaksanakan pembangunan budaya hukum.

2.3 Pengaruh budaya hukum terhadap penegakan hukum di Indonesia

Budaya hukum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penegakan hukum di


Indonesia. Budaya hukum mengacu pada keyakinan, nilai-nilai, norma, dan praktik yang
berkaitan dengan hukum di masyarakat. Berikut adalah beberapa pengaruh budaya hukum
terhadap penegakan hukum di Indonesia:

1. Kepatuhan terhadap hukum: Budaya hukum yang kuat akan mendorong masyarakat
untuk mematuhi hukum. Jika masyarakat memiliki penghargaan yang tinggi terhadap
nilai-nilai hukum, mereka cenderung patuh terhadap aturan-aturan yang ada dan
membantu dalam penegakan hukum.
2. Sikap terhadap korupsi: Budaya hukum juga mempengaruhi sikap terhadap korupsi.
Jika budaya hukum di masyarakat cenderung mengutamakan kejujuran dan integritas,
maka kemungkinan terjadinya korupsi akan lebih rendah. Sebaliknya, jika budaya
hukum kurang mendukung integritas dan lebih toleran terhadap korupsi, maka
penegakan hukum akan lebih sulit dilakukan.
3. Persepsi terhadap ublic penegak hukum: Budaya hukum dapat memengaruhi
persepsi masyarakat terhadap ublic penegak hukum. Jika masyarakat memiliki
keyakinan bahwa ublic penegak hukum tidak adil atau korup, mereka mungkin
enggan untuk melibatkan diri dalam proses penegakan hukum atau menghormati
otoritas hukum.
4. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan: Budaya hukum juga dapat mempengaruhi
kecenderungan masyarakat untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilan. Jika
masyarakat memiliki tradisi penyelesaian sengketa melalui mekanisme ublic ent,
seperti musyawarah atau mediasi, maka penegakan hukum formal dapat menjadi
kurang ublic atau dianggap sebagai pilihan terakhir.
5. Partisipasi dalam penegakan hukum: Budaya hukum yang mempromosikan partisipasi
masyarakat dalam penegakan hukum dapat memperkuat efektivitas penegakan hukum.
Jika masyarakat aktif dalam melaporkan pelanggaran, memberikan kesaksian, atau
mendukung tindakan hukum, maka penegakan hukum akan lebih efisien.
Pemerintah dan ublic penegak hukum memiliki peran penting dalam membangun budaya
hukum yang kuat di Indonesia.
4
Upaya ublic en, kampanye sosialisasi, dan peningkatan transparansi serta akuntabilitas
ublic penegak hukum dapat membantu membentuk budaya hukum yang lebih positif dan
mendukung penegakan hukum yang efektif.

2.4 Implementasi budaya hukum terhadap hukum Indonesia


Pengimplementasian budaya hukum merujuk pada proses memperkuat pemahaman dan
penghormatan terhadap nilai-nilai hukum dalam suatu masyarakat. Ini melibatkan pengenalan,
penerapan, dan pemeliharaan budaya yang mendorong kepatuhan terhadap hukum dan etika di
tengah-tengah masyarakat.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengimplementasikan budaya
hukum:

1. Pendidikan Hukum: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hukum melalui


ublic en formal dan informal. Sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan ublic
ublic en lainnya dapat menyertakan pelajaran hukum dalam kurikulum mereka. Selain
itu, program-program ublic en masyarakat juga dapat diselenggarakan untuk
memberikan pemahaman hukum kepada masyarakat umum.

2. Kesadaran Hukum: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak dan kewajiban


mereka dalam konteks hukum. Kampanye penyuluhan hukum, seminar, lokakarya, dan
media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi hukum kepada masyarakat.

3. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses hukum. Ini
bisa dilakukan melalui mendukung akses masyarakat terhadap ublic peradilan, seperti
fasilitas pengadilan yang mudah diakses, pelayanan hukum yang terjangkau, dan bantuan
hukum bagi yang membutuhkan.

4. Penguatan Institusi Hukum: Membangun institusi hukum yang kuat dan ublic ent,
seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Institusi-institusi ini harus diberdayakan
untuk menjalankan tugas dan wewenang mereka secara adil, transparan, dan bebas dari
intervensi politik atau tekanan eksternal.

5
5. Keteladanan Pemimpin: Pemimpin di semua tingkatan, termasuk pemerintah, korporasi,
dan masyarakat sipil, harus menjadi contoh yang baik dalam patuh terhadap hukum.
Mereka harus menunjukkan integritas, etika, dan kepatuhan terhadap hukum, sehingga
masyarakat dapat mengikuti jejak mereka.

6. Penegakan Hukum yang Efektif: Menjamin penegakan hukum yang adil dan efektif untuk
mencegah tindakan melanggar hukum dan memberikan hukuman yang sesuai bagi mereka
yang melanggar. Proses penegakan hukum harus transparan, tidak diskriminatif, dan
dilakukan dengan standar yang tinggi.

7. Budaya Pematuhan: Membangun budaya pematuhan terhadap hukum di kalangan


masyarakat. Ini melibatkan mempromosikan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas,
tanggung jawab, dan penghormatan terhadap hak-hak orang lain.

Penting untuk diingat bahwa implementasi budaya hukum adalah suatu proses yang
membutuhkan waktu dan upaya berkelanjutan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, ublic
hukum, dan juga masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya hukum adalah keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana ublic hukum
memperoleh tempatnya yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat umum. Budaya
hukum bukanlah apa yang secara kasar disebut opini ublic para antropolog, budaya itu tidak
sekadar berarti himpunan fragmen-fragmen tingkah laku (pemikiran) yang saling terlepas, istilah
budaya diartikan sebagai keseluruhan nilai sosial yang berhubungan dengan hukum. Berdasrakan
faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum jelas terlihat bahwa penengakan hukum
selain ditentukan oleh aturan-aturan hukumnya sendiri, fsilitas juga sangat tergantung pada
mentalitas apparat penegak hukum, kesadaran dan kepatuhan masyarakat, baik secara personal
maupun dalam komunitas ssialnya masing-masing. Yang keduanya merupakan budaya hukum.
Budaya hukum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Budaya hukum mengacu pada keyakinan, nilai-nilai, norma, dan praktik yang berkaitan dengan
hukum di masyarakat.
Pengimplementasian budaya hukum merujuk pada proses memperkuat pemahaman dan
penghormatan terhadap nilai-nilai hukum dalam suatu masyarakat. Ini melibatkan pengenalan,
penerapan, dan pemeliharaan budaya yang mendorong kepatuhan terhadap hukum dan etika di
tengah-tengah masyarakat

3.2 Saran
Alhamdulillah dengan ini makalah yang berjudul “ Budaya Hukum” dapat diselesaikan untuk itu
kami mengharapkan saran dan masukan untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap belajar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ismayawati Any, Pengaruh Budaya Hukum Terhadap Pembangunan Hukum Indonesia. 2011
https://www.researchgate.net/publication/323240726_THE_EFFECT_OF_LEGAL_CULTURE_ON_THE_EN
FORCEMENT_OF_LAW_IN_INDONESIA

Office of the High Commissioner for Human Rights. (n.d.). Human Rights, the Rule of Law, and
Democracy.

World Justice Project. (2017). The Rule of Law in Everyday Life: How People Access Justice around the
World.

Darmika Ika, Budaya Hukum dan Pengaruhnya Terhadap Penegakan Hukum di Indonesia. 2016

M.Muhtaram, Pengaruh Budaya Hukum Terhadap Kepatuhan Hukum Dalam Masyarakat. 2016

Anda mungkin juga menyukai