Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK

MAKALAH SEJARAH PERADILAN DI INDONESIA

EKSISTENSI DINAMIKA POLITIK HUKUM PERADILAN AGAMA

DOSEN PENGAMPU : LA ILMAN S.H.I

Di susun oleh : a. Aldo waliantara(12221100048)

b. Heri herianto (12221100063)

FAKULTAS SYARIAH

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM ABDULLAH SAID BATAM

Tahun Akademik 2022/2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................1
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Konsep dan Konsekuensi Politik Hukum Peradilan Agama...........................................2
B. Kelembagaan dan Organisasi Peradilan Agama.............................................................2
C. implikasi yang signifikan terhadap kebijakan dan praktik hukum suatu negara. Berikut
adalah beberapa implikasi yang mungkin terjadi:..................................................................3
D. peran penting dalam masyarakat dan politik negara, khususnya di negara-negara yang
memiliki sistem hukum yang memperbolehkan peradilan agama.........................................4
E. Penerapan hukum dan prosedur dalam peradilan agama sangat penting dalam
menjamin keadilan bagi masyarakat dan menjaga integritas sistem peradilan agama itu
sendiri.....................................................................................................................................5
F. Eksistensi politik hukum peradilan agama seringkali memunculkan kontroversi dan
masalah yang kompleks. Beberapa isu yang sering diperdebatkan antara lain:.....................5
G. Isu-isu hukum dan hak asasi manusia dalam peradilan agama sangat bervariasi di
berbagai negara.......................................................................................................................6
H. Prosedur dalam sistem hukum peradilan agama dapat bervariasi tergantung pada
negara atau wilayah yang menerapkannya.............................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................8
KESIMPULAN......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

2
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
maka kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “EKSISTENSI
DINAMIKAPOLITIK HUKUM PERADILAN AGAMA ”.

Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah sejarah peradilan di
indonesia. Dalam makalah ini kami membahas tentang masalah eksistensi dinamika politik
hukum peradilan agama.

Kami berharap makalah ini dapat memenuhi tujuan dan sasaran yang ditentukan oleh dosen,
dan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Dalam penyusunan makalah ini, kami
berusaha sebaik mungkin untuk memaparkan materi secara jelas dan mudah dipahami.

Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, maka kami mohon maaf apabila ada
kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan masukan dan saran yang membangun untuk pengembangan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama proses penyusunan makalah ini.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BATAM, 26 JANUARI 2023

3
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
eksistensi dan dinamika politik hukum peradilan agama berasal dari sejarah dan
kebudayaan masyarakat yang memiliki agama sebagai bagian integral dari kehidupan
mereka. Sejak zaman dahulu, agama memainkan peran penting dalam menentukan norma-
norma sosial dan moral, serta memberikan panduan hidup bagi masyarakat.

Dengan adanya perbedaan agama dan keyakinan, maka muncullah peradilan agama
sebagai sistem yang memfokuskan pada pertanyaan hukum dan moral yang berkaitan dengan
agama. Peradilan agama ini memainkan peran penting dalam masyarakat dan politik negara,
karena memiliki pengaruh terhadap praktik hukum dan kebijakan yang berlaku.

Oleh karena itu, eksistensi dan dinamika politik hukum peradilan agama sangat penting
untuk diketahui dan dipahami, karena memiliki implikasi yang signifikan terhadap kebijakan
dan praktik hukum suatu negara. Kelembagaan dan organisasi peradilan agama, penerapan
hukum dan prosedur dalam peradilan agama, serta kontroversi dan masalah dalam eksistensi
politik hukum peradilan agama merupakan hal-hal yang perlu dibahas dan diketahui untuk
memahami latar belakang eksistensi dan dinamika politik hukum peradilan agama.

Peradilan agama merupakan suatu sistem yang memfokuskan pada pertanyaan-


pertanyaan hukum dan moral yang berkaitan dengan agama. Sistem ini memainkan peran
penting dalam masyarakat dan politik suatu negara, karena memiliki pengaruh terhadap
praktik hukum dan kebijakan yang berlaku. Oleh karena itu, eksistensi dan dinamika politik
hukum peradilan agama merupakan hal yang penting untuk diketahui dan dipahami.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja implikasi dari eksistensi dan dinamika politik hukum peradilan agama
terhadap kebijakan dan praktik hukum suatu negara?
2. Bagaimana peran peradilan agama dalam masyarakat dan politik negara?
3. Bagaimana penerapan hukum dan prosedur dalam peradilan agama?
4. Apa saja kontroversi dan masalah yang muncul dalam eksistensi politik hukum
peradilan agama?
5. Bagaimana isu-isu hukum dan hak asasi manusia dalam peradilan agama di berbagai
negara?
6. Apa saja prosedur dan tantangan masa depan dari sistem hukum peradilan agama?

4
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Konsekuensi Politik Hukum Peradilan Agama


Konsep peradilan agama berasal dari keyakinan bahwa agama memiliki nilai-nilai yang
mendasar dan otoritas yang tidak dapat ditentang, yang membuat peradilan agama penting
bagi masyarakat dan politik negara. Konsekuensi politik hukum peradilan agama meliputi
pengaruh terhadap kebijakan dan praktik hukum yang berlaku, termasuk pembagian
kekuasaan antara pemerintah dan agama, dan perlindungan hak asasi manusia.

Politik Hukum Peradilan Agama adalah topik yang kompleks dan memiliki implikasi
yang signifikan terhadap sistem hukum dan masyarakat. Konsep Politik Hukum Peradilan
Agama menunjukkan bahwa agama memiliki peran yang penting dalam sistem peradilan dan
bahwa hukum dan proses pengadilan harus diatur sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan yang
diakui oleh agama tersebut.

Dalam beberapa negara, peradilan agama diakui secara resmi dan memiliki kekuatan
hukum yang sama dengan peradilan sipil. Dalam hal ini, keputusan peradilan agama dapat
mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang mengikuti agama yang sama.
Namun, peradilan agama juga dapat menimbulkan konflik jika keputusannya bertentangan
dengan nilai-nilai demokratis dan hak asasi manusia.

Konsekuensi Politik Hukum Peradilan Agama dapat berdampak signifikan terhadap


sistem hukum dan masyarakat. Beberapa konsekuensi positif adalah bahwa peradilan agama
dapat memperkuat nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat, serta dapat memberikan
solusi alternatif untuk penyelesaian sengketa yang lebih damai dan dapat diterima oleh semua
pihak yang terlibat.

Ada perdebatan antara pendukung dan lawan peradilan agama tentang validitas hukum
dalam sistem hukum nasional. Beberapa orang menganggap bahwa hukum peradilan agama
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia, sementara yang lain
berpendapat bahwa hukum peradilan agama merupakan bagian integral dari tradisi dan
budaya suatu masyarakat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi negara dan masyarakat untuk memastikan bahwa
peradilan agama sesuai dengan standar keadilan universal dan nilai-nilai demokratis serta
tidak mengabaikan hak asasi manusia. Pemerintah dan masyarakat perlu memastikan bahwa
peradilan agama diatur secara independen, transparan, dan akuntabel sehingga dapat
memberikan keadilan yang sebenarnya bagi semua warga negara.

B. Kelembagaan dan Organisasi Peradilan Agama


Kelembagaan peradilan agama berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada agama
yang dominan dan sistem hukum yang berlaku. Beberapa negara memiliki peradilan agama
yang terpisah dari sistem hukum nasional, sedangkan yang lain memiliki sistem peradilan
agama yang terintegrasi dengan sistem hukum nasional. Organisasi peradilan agama meliputi
badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengatur peradilan agama,
serta lembaga- lembaga

5
Kelembagaan dan organisasi peradilan agama berkaitan dengan struktur dan fungsi
lembaga peradilan agama dalam sistem hukum suatu negara. Biasanya, kelembagaan
peradilan agama terpisah dari peradilan sipil atau peradilan umum, dengan aturan dan proses
hukum yang berbeda.

Struktur kelembagaan peradilan agama bervariasi di setiap negara, namun pada


umumnya terdiri dari hakim, jaksa, dan pegawai pengadilan. Dalam beberapa sistem hukum,
peradilan agama diatur dalam beberapa tingkat, seperti peradilan agama tingkat pertama,
banding, dan kasasi. Selain itu, beberapa negara juga memiliki pengadilan agama yang
khusus untuk menangani masalah keluarga atau perkawinan.

Organisasi peradilan agama juga dapat berbeda-beda di setiap negara. Beberapa negara
memiliki lembaga pengawas independen yang bertanggung jawab untuk mengawasi
peradilan agama, sementara di negara lain, peradilan agama menjadi bagian dari kekuasaan
eksekutif atau legislatif. Dalam beberapa kasus, peradilan agama juga dapat bekerja sama
dengan lembaga-lembaga sosial atau keagamaan untuk menyelesaikan sengketa.

Tujuan utama dari kelembagaan dan organisasi peradilan agama adalah untuk
memberikan keadilan bagi masyarakat yang mengikuti agama tertentu. Dalam beberapa
kasus, peradilan agama dapat memberikan alternatif penyelesaian sengketa yang lebih sesuai
dengan nilai dan prinsip agama, serta dapat memberikan rasa kepercayaan dan kepuasan bagi
para pihak yang terlibat.

Namun, peradilan agama juga harus diatur sedemikian rupa untuk memastikan bahwa
hakim dan pegawai pengadilan agama memiliki kompetensi dan independensi yang
diperlukan untuk memberikan keadilan dan menjamin hak asasi manusia. Peradilan agama
harus juga bekerja sama dengan peradilan umum dan lembaga hukum lainnya untuk
memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan nilai-nilai demokratis
dan hak asasi manusia, serta berkontribusi pada stabilitas dan keamanan negara.

C. Implikasi yang signifikan terhadap kebijakan dan praktik hukum suatu negara.
Berikut adalah beberapa implikasi yang mungkin terjadi:
1. Konflik kebijakan dan praktik hukum antara peradilan agama dan peradilan umum.
Jika peradilan agama memiliki kekuatan hukum yang sama dengan peradilan umum,
kebijakan dan praktik hukum antara keduanya mungkin terkadang bertentangan dan
dapat menimbulkan konflik. Negara perlu memastikan bahwa peradilan agama tidak
menabrak hukum nasional yang berlaku dan bahwa keputusan pengadilan agama
sesuai dengan standar keadilan universal dan nilai-nilai demokratis.
2. Masalah keterbatasan kapasitas dan sumber daya. Peradilan agama mungkin memiliki
keterbatasan kapasitas dan sumber daya untuk menangani masalah hukum yang
kompleks dan beragam. Negara perlu memastikan bahwa peradilan agama memiliki
kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk memberikan pelayanan hukum yang
baik bagi masyarakat.
3. Potensi untuk memperkuat nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat. Peradilan
agama dapat memperkuat nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat, serta dapat
memberikan solusi alternatif untuk penyelesaian sengketa yang lebih damai dan dapat
6
diterima oleh semua pihak yang terlibat. Negara perlu memastikan bahwa peradilan
agama tidak mengabaikan nilai-nilai demokratis dan hak asasi manusia dalam
menjalankan fungsinya.

Dalam rangka meminimalkan implikasi negatif dari politik hukum peradilan agama,
negara perlu memastikan bahwa peradilan agama diatur secara independen, transparan, dan
akuntabel sehingga dapat memberikan keadilan yang sebenarnya bagi semua warga negara,
tanpa diskriminasi atau pengaruh dari kepentingan kelompok tertentu.

D. Peran penting dalam masyarakat dan politik negara, khususnya di negara-negara


yang memiliki sistem hukum yang memperbolehkan peradilan agama.
1. Memberikan akses keadilan bagi masyarakat. Peradilan agama memberikan akses
keadilan bagi masyarakat dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama, seperti
perkawinan, waris, dan hukum keluarga. Bagi masyarakat yang memegang teguh
nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka, peradilan agama merupakan lembaga
yang sangat penting dan menjadi pilihan utama dalam menyelesaikan sengketa.
2. Membantu mempertahankan tradisi dan nilai-nilai agama dalam masyarakat.
Peradilan agama memainkan peran penting dalam mempertahankan tradisi dan nilai-
nilai agama dalam masyarakat. Dengan memiliki otoritas dalam hal-hal yang
berkaitan dengan agama, peradilan agama dapat membantu masyarakat dalam
mempertahankan nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan beragama.
3. Memberikan kepastian hukum. Peradilan agama memberikan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama. Dalam menentukan
keputusan hukum, peradilan agama mengacu pada sumber hukum agama yang
dianggap sah dan dapat diakui oleh masyarakat. Hal ini dapat memberikan kepastian
hukum dan memudahkan masyarakat dalam mengetahui hak dan kewajiban mereka
dalam kehidupan beragama.
4. Membantu menjaga ketertiban dan stabilitas masyarakat. Peradilan agama dapat
membantu menjaga ketertiban dan stabilitas masyarakat dengan menyelesaikan
sengketa yang mungkin terjadi di antara masyarakat. Dengan menyelesaikan sengketa
secara damai dan adil, peradilan agama dapat membantu mencegah konflik dan
meningkatkan kerukunan antarwarga.
5. Memperkuat legitimasi politik negara. Dalam negara yang memiliki sistem hukum
yang memperbolehkan peradilan agama, keberadaan peradilan agama dapat
memperkuat legitimasi politik negara di kalangan masyarakat yang memegang teguh
nilai-nilai agama. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat
pada sistem politik negara.

Namun, peran peradilan agama juga harus diimbangi dengan prinsip-prinsip demokrasi,
hak asasi manusia, dan keadilan universal. Peradilan agama tidak boleh menabrak hukum
nasional yang berlaku dan harus memastikan bahwa keputusan pengadilan agama sesuai
dengan standar keadilan universal dan nilai-nilai demokratis.

7
E. Penerapan hukum dan prosedur dalam peradilan agama sangat penting dalam
menjamin keadilan bagi masyarakat dan menjaga integritas sistem peradilan agama
itu sendiri.
hal yang harus diperhatikan dalam penerapan hukum dan prosedur dalam peradilan agama:

1. Penggunaan sumber hukum yang sah. Dalam peradilan agama, sumber hukum yang
digunakan harus sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dalam agama yang
dianut oleh masyarakat. Sumber hukum yang diakui dalam peradilan agama biasanya
mencakup kitab suci, hadis, fatwa, dan doktrin agama yang berkaitan dengan perkara
yang sedang diadili.
2. Proses persidangan yang adil dan transparan. Persidangan di peradilan agama harus
dilakukan secara adil dan transparan, di mana hakim, pengacara, saksi, dan pihak
terkait lainnya dapat berpartisipasi dengan cara yang sama. Pihak yang bersengketa
harus diberikan kesempatan untuk memberikan argumen dan bukti, serta diberikan
kebebasan untuk memilih pengacara.
3. Independensi dan netralitas hakim. Hakim dalam peradilan agama harus bersikap
independen dan netral dalam memutuskan perkara. Mereka harus mengedepankan
kepentingan keadilan dan tidak dipengaruhi oleh tekanan atau intervensi dari pihak
luar.
4. Penegakan hukum yang tegas dan adil. Keputusan peradilan agama harus dipatuhi dan
dilaksanakan dengan tegas. Keputusan tersebut harus berdasarkan hukum yang
berlaku dan tidak diskriminatif terhadap siapapun, tanpa membedakan agama, jenis
kelamin, atau status sosial.
5. Penerapan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Peradilan agama harus menghormati
prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam menjalankan tugasnya. Hal ini termasuk
memberikan perlindungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan
seksual, serta menegakkan hak waris bagi perempuan dan anak-anak.

Dengan penerapan hukum dan prosedur yang tepat, peradilan agama dapat memberikan
akses keadilan yang adil bagi masyarakat, memperkuat legitimasi sistem hukum, dan
menjaga integritas peradilan agama itu sendiri.

F. Eksistensi politik hukum peradilan agama seringkali memunculkan kontroversi dan


masalah yang kompleks. Beberapa isu yang sering diperdebatkan antara lain:
1. Kepastian hukum: Peradilan agama kadang-kadang memiliki prosedur dan interpretasi
hukum yang berbeda dengan peradilan sipil. Hal ini dapat menimbulkan
ketidakpastian hukum dan ketidakadilan bagi pihak yang terlibat.
2. Pluralisme agama: Penerapan hukum agama pada masyarakat yang heterogen agama
dapat memunculkan konflik dan ketidakadilan terhadap kelompok minoritas yang
tidak seagama dengan mayoritas.
3. Keterbatasan yurisdiksi: Peradilan agama seringkali memiliki keterbatasan yurisdiksi
yang hanya berlaku pada perkara-perkara tertentu, sehingga dapat menimbulkan
kesenjangan hukum dalam penanganan kasus-kasus yang lebih kompleks.

8
4. Akuntabilitas dan independensi: Terdapat tantangan dalam menjaga akuntabilitas dan
independensi peradilan agama terhadap kepentingan politik atau kelompok-kelompok
kepentingan tertentu.

Penting untuk terus memperdebatkan isu-isu tersebut dan mencari solusi yang tepat
untuk meminimalkan kontroversi dan masalah dalam eksistensi politik hukum peradilan
agama.

G. Isu-isu hukum dan hak asasi manusia dalam peradilan agama sangat bervariasi di
berbagai negara.
Beberapa negara menerapkan hukum agama sebagai bagian dari sistem peradilan
mereka, sedangkan negara lain hanya memiliki peradilan sipil yang terpisah dari peradilan
agama. Berikut ini adalah beberapa isu yang muncul dalam peradilan agama di beberapa
negara:

1. Iran: Iran memiliki sistem peradilan ganda, yang terdiri dari peradilan sipil dan
peradilan agama Islam. Isu-isu kontroversial yang muncul dalam peradilan agama di
Iran adalah terkait dengan perlakuan terhadap perempuan dan hak LGBT. Hukum
agama di Iran juga diterapkan secara ketat, termasuk dalam kasus-kasus kriminal
seperti pengadilan terhadap penjahat atau hukuman mati.
2. Arab Saudi: Arab Saudi menerapkan hukum agama Islam secara ketat dan memiliki
peradilan agama yang terpisah dari peradilan sipil. Beberapa isu yang muncul terkait
dengan peradilan agama di Arab Saudi adalah terkait dengan perlakuan terhadap
pengadilan bagi orang yang tidak beragama Islam.
3. Indonesia: Indonesia memiliki sistem peradilan agama untuk masyarakat Muslim. Isu
yang muncul dalam peradilan agama di Indonesia adalah terkait dengan interpretasi
hukum agama, hak asasi manusia, dan penegakan hukum yang tidak konsisten antara
peradilan sipil dan peradilan agama.
4. Amerika Serikat: Di Amerika Serikat, beberapa negara bagian memiliki sistem
peradilan agama untuk masyarakat yang mengikuti agama tertentu. Isu yang muncul
dalam peradilan agama di AS adalah terkait dengan perlakuan terhadap hak asasi
manusia, seperti hak LGBT, hak reproduksi, dan hak kesetaraan gender.
5. Inggris: Di Inggris, terdapat sistem peradilan agama untuk masyarakat yang
mengikuti agama tertentu. Isu yang muncul terkait dengan peradilan agama di Inggris
adalah terkait dengan independensi peradilan agama dari kepentingan politik dan
keterbatasan yurisdiksi peradilan agama.

Setiap negara memiliki tantangan yang berbeda dalam memperjuangkan hak asasi
manusia dan menjaga keadilan dalam peradilan agama. Oleh karena itu, penting untuk terus
memperdebatkan isu-isu ini dan mencari solusi yang tepat untuk meminimalkan dampak
negatif dari eksistensi politik hukum peradilan agama.

H. Prosedur dalam sistem hukum peradilan agama dapat bervariasi tergantung pada
negara atau wilayah yang menerapkannya.
Secara umum, peradilan agama memerlukan pemahaman yang kuat tentang hukum
agama, serta kepekaan terhadap norma dan nilai-nilai sosial dan budaya. Beberapa tantangan
9
yang mungkin dihadapi dalam pengembangan sistem hukum peradilan agama di masa depan
antara lain:

1. Memperkuat independensi peradilan agama: Peradilan agama perlu dijaga


independensinya dari pengaruh politik atau kelompok tertentu sehingga dapat
menjamin keadilan dan kepastian hukum. Tantangan ini dapat diatasi dengan
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan hakim serta memastikan perlindungan
terhadap penyalahgunaan kekuasaan.
2. Mengembangkan standar universal: Hukum agama dapat bervariasi antara satu
wilayah dengan wilayah yang lain. Oleh karena itu, perlu dikembangkan standar
universal untuk memastikan bahwa peradilan agama tetap memperhatikan hak asasi
manusia dan prinsip-prinsip hukum internasional.
3. Memperkuat penegakan hukum: Tantangan lain adalah memastikan penegakan
hukum yang konsisten dan adil dalam peradilan agama, terutama ketika terjadi konflik
antara hukum sipil dan hukum agama. Penegakan hukum yang lemah dapat
mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia dan kekacauan sosial.
4. Meningkatkan aksesibilitas: Peradilan agama perlu diakses oleh semua warga negara,
terlepas dari agama, gender, atau latar belakang sosial. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan mekanisme yang memudahkan aksesibilitas bagi warga negara yang
membutuhkan.

Perkembangan teknologi juga dapat menjadi tantangan dan peluang dalam pengembangan
sistem hukum peradilan agama di masa depan. Penggunaan teknologi, seperti e-filing dan
video conferencing, dapat meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas peradilan agama. Namun,
perlu diakui bahwa teknologi juga dapat menimbulkan isu privasi dan keamanan data yang
perlu diatasi. Dalam mengembangkan sistem hukum peradilan agama di masa depan, penting
untuk mempertimbangkan aspek-aspek ini secara holistik dan berkelanjutan.

PENUTUP

KESIMPULAN
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tentang eksistensi dan
dinamika politik hukum peradilan agama:

1. Eksistensi peradilan agama memegang peranan penting dalam menegakkan hukum


dan menjaga stabilitas sosial dalam masyarakat.

10
2. Dinamika politik hukum peradilan agama dapat mempengaruhi kebijakan hukum dan
praktik hukum di suatu negara, serta berdampak pada kualitas keadilan bagi
masyarakat.
3. Kelembagaan dan organisasi peradilan agama perlu diatur secara jelas dan transparan
agar dapat berfungsi secara efektif dan memberikan akses keadilan yang adil bagi
masyarakat.
4. Penerapan hukum dan prosedur yang tepat di peradilan agama sangat penting untuk
menjaga integritas sistem peradilan agama dan menjamin keadilan bagi masyarakat.
5. Peran peradilan agama dalam masyarakat dan politik negara perlu diakui dan
diperkuat dengan memperkuat kapasitas institusi peradilan agama serta memastikan
bahwa peradilan agama menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan peradilan agama dapat terus


berkontribusi dalam menegakkan keadilan dan membangun masyarakat yang berkeadilan.
Kesimpulan ini menunjukkan bahwa politik hukum peradilan agama merupakan aspek penting yang
perlu diperhatikan untuk memastikan keadilan, perlindungan hak asasi, dan partisipasi publik
yang baik dalam sistem peradilan agama.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, T. (2019). Politik Hukum Peradilan Agama dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jurnal Konstitusi, 16(2), 397-420.

Munir, A. (2017). Konsep Dasar Hukum Islam dan Pengadilan Agama. Jurnal Ilmiah Al-
Syir'ah, 15(2), 337-352.

Suparman, E. (2019). Dinamika Peradilan Agama dalam Perspektif Hukum Nasional dan
Internasional. Jurnal Hukum Islam, 16(2), 249-270.

Akbar, F. (2018). Politik Hukum dan Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Peradilan Agama. Jurnal Cita Hukum, 6(2), 171-188.

Kusumawati, E. (2020). Peran dan Fungsi Pengadilan Agama dalam Penyelesaian Sengketa
Keluarga. Jurnal Ilmu Hukum Jentera, 5(2), 261-271.

11
12

Anda mungkin juga menyukai