Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

POLITIK ISLAM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah agama

Disusun oleh:
Kelompok 13
Muhammad Raihan
Ridho Yusafri Satria
Yazri Ritonga

UNIVERSITAS BUNG HATTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK SIPIL
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya
serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tumbuhan Kacang Hijau”, disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
biologi. Harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya penulis
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi karya ini menjadi lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis sehingga karya ini dapat disusun dengan baik.
Penulis sadar bahwa karya ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari
oleh keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran
kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Padang, 15 Sept 2022

Penyusun/penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar belakang ...................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................................ 4
C. Tujuan penulisan .................................................................................................................. 4
D. Manfaat penulisan ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Pengertian politik islam ....................................................................................................... 5
B. Sistem politik islam .............................................................................................................. 7
C. Prinsip prinsip politik islam ................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Politik islam merupakan suatu hal penting yang perlu dikaji lebih dalam. Politik dalam islam
sudah ada sejak zaman rasulullah SAW. Beliau dan para sahabat sering berpolitik demi mencapai
kesejahteraan manusia di muka bumi. Dalam sejarah perjuangan para sahabat terdapat bukti-bukti
yang menunjukkan bahwasannya agama Islam memang memiliki otoritas terhadap politik. Salah
satu yang menjadi bukti sejarah perpolitikan pada masa itu adalah pengangkatan seorang khalifah
(kepala negara pengganti Rasulullah) untuk kepentingan dan kemaslahatan umatnya. Rasulullah
pernah bersabda, “Barangsiapa di pagi hari perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah akan
berlepas dari orang itu. Dan barangsiapa di pagi hari tidak memperhatikan kepentingan kaum
muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum muslimin).”
Hingga sekarang Politik dan islam adalah dua hal yang tidak terpisahkan, sebab Islam bukan
hanya agama ritual melainkan agama ideologi yang memiliki tatanan yang sempurna. Karena,
Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manuisa baik urusan keluarga, tata kemasyarakatan,
prinsip pemerintahan dan hubungan internasional. Namun seiring perkembangan zaman, umat
islam mulai berkenalan dengan gagasan gagasan politik barat. Sehingga timbul pola pikir dan
sudut pandang baru dalam dunia politik. Islam mulai kenal dengan parlemen, pembatasan
kekuasaan presiden, Lembaga legislative dan lain lainnya. Hal ini tentu membuat pandangan dan
hakikat politk islam memudar
Dengan demikian, penulis ingin menjelaskan bagaimana politik yang seharusnya dalam islam.
Harapannya dapat memantapkan pemahaman ajaran islam yang berujung pada kesejahteraan dan
kemaslahatan manusia. Penulis menuangkannya dalam makalah ini mengenai “politik dalam
islam”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian politik islam
2. Bagaimana sistem politik dalam islam
3. Apa apa saja prinsip yang tertuang pada politik islam

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis dapat memahami tujuan dari penilitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hakikat dan makna politik dalam islam
2. Untuk mengetahui bagaimana system politik islam bekerja
3. Untuk mengetahui prinsip prinsip yang ada pada politik islam

D. Manfaat penulisan
1. Untuk menambah khazanah keilmuan mengenai politik dalam islam
2. Penerapan system politik islam dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat
3. Menyadarkan masyarakat betapa pentingnya perbuatan yang didasarkan pada syariat islam.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian politik islam


Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah Dan politik disebut fiqh. Jika yang dimaksud
politik adalah siyasah mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan
pentingnya siyasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap
urusan umat. Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya Islam
memandang kekuasaan hanya sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah. Tapi
Islam hanya menjadi sarana dalam masalah kekuasaan.
Sebagian orang seringkali menilai istilah politik Islam diartikan sebagai politik menurut
perspektif Islam, hal itu sebagai bentuk kewajaran karena dalam dunia nyata kita selalu disuguhkan
praktik politik yang kurang atau sama sekali menyimpang dari ajaran Islam. Sehingga muncul
pertanyaan apakah politik Islam itu ada? Apakah Islam punya konsep khusus tentang politik yang
berbeda dengan konsep politik pada umumnya?
Berikut adalah beberapa definisi siyasah syar’iyyah (hukum politik Islam) menurut berbagai ahli:
a. Menurut Ibnu Nujaim, siyasah syariyyah adalah: “Suatu tindakan atau kebijakan yang
dilakukan seorang penguasa demi kemaslahatan yang dipandangnya baik, meskipun belum
ada dalil/argumentasi yang terperinci yang mengaturnya.”
b. Menurut Ibnu ‘Aqil al Hanbali, siyasah syariyyah adalah: “Suatu tindakan atau kebijakan
yang membawa umat manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan menjauhkan mereka
dari kerusakan, meskipun tidak ada hadis yang mengaturnya atau wahyu yang turun (terkait
hal itu).”
c. Menurut Abdurrahman Taj, siyasah syariyyah adalah: “Suatu nama bagi kumpulan aturan
dan prilaku dalam mengatur urusan ketatanegaraan Islam di bidang pemerintahan,
perundang-undangan, peradilan, dan semua kekuasaan eksekutif, administratif, serta aturan
hubungan luar negeri yang terkait dengan bangsabangsa lain.”
d. Menurut Abdul wahab Khallaf, siyasah syariyyah adalah: “Suatu ilmu yang membahas
tentang urusan ketatanegaraan Islam dari sisi aturan perundangundangan dan sistim yang
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, meskipun tidak ada dalil khusus mengenai hal itu.”
e. Menurut Yusuf Al Qaradhawi, siyasah syariyyah adalah: “Politik yang bersendikan
kaedah-kaedah, aturan dan bimbingan syara’.”
f. Menurut Abdul ‘Al ‘Atwah, siyasah syariyyah adalah: “Kumpulan hukum dan sistem dalam
mengatur urusan umat Islam dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan ruh
syari’at, menjalankannya berdasarkan kaedah-kaedah yang umum, serta merealisasikannya
sesuai dengan tujuan masyarakat.”
Dari berbagai definisi tentang siyasah dapat disimpulkan bahwa hukum politik Islam memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
• berorientasi kemaslahat individu dan umat
• berlandaskan ideologi agama
• memiliki aspek tanggungjawab akhirat
• adanya seni dan kreasi penguasa dalam pengaturan pemerintahan maupun perundang-
undangan meski tidak diatur secara eksplisit dalam Alquran dan Hadis
• Siyasah yang diinginkan adalah yang bersumber dari syariat agama dan bukan politik atas
dasar kepentingan, kezaliman maupun kecurangan

Sampai batasan tertentu, Islam memang memiliki konsep yang khas tentang politik. Akan
tetapi, tentu saja Islam tetap terbuka terhadap berbagai konsep politik yang senantiasa muncul
untuk kemudian bisa melengkapi konsep yang sudah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan
konsep Islam yang sudah ada.
Menurut pandangan dari John L. Esposito dalam Islam and Politics, dia mengakui realitas
sejarah umat Islam masa awal hingga keruntuhannya tetap berpaku kepada aqidah Islam, dia
menyatakan bahwa Agama (Islam) memberikan pandangan dunia, gagasan pengertian untuk
kehidupan pribadi dan bersama, baik pada masa khulafaurrasyidin, Umayyah dan Abbasiah, dasar
ideologi masyarakat maupun Negara adalah Islam. Lebih lanjut dia merincikan bahwa legitimasi
dan otoritas penguasa, lembaga-lembaga peradilan, pendidikan dan sosial berakar pada Islam
(Esposito, 1990).
Seorang tokoh ilmuan di universitas Yordania, Fathi al-Durayni dalam bukunya, Khasa’is al-
Tashri‘ al-Islami fi al-Siyasah wa al-Hukm, berpendapat bahwa Islam telah menimbulkan satu
revolusi terhadap konsep agama. Berbeda dengan agama lain, Islam menghubungkan agama
dengan politik, agama dengan sains, dunia dengan akhirat. Hal-hal yang biasanya dilihat secara
terpisah. Al-Durayni juga menjelaskan bahwa segala aktivitas seorang Muslim terutamanya
aktivitas politik dihitung sebagai ibadah.
Pendapat al-Durayni ini sejajar dengan ungkapan Ibn Taymiyyah bahwa kekuasaan politik
merupakan min a‘zam wajibat al-din (satu kewajiban agama yang utama). Pandangan serupa juga
dikemukakan oleh al-Qaradawi, yang mengatakan bahwa terdapat hubungan simbiosis antara
Islam dengan politik sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan daripada hakikat Islam itu sendiri.
Penolakan dan pemisahan politik daripada Islam, menurut beliau merupakan satu kejahilan dan
miskonsepsi terhadap hakikat Islam (Muamar, 2005).
Sifat terbuka Islam dalam masalah politik ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa Islam
tidaklah menetapkan konsep politiknya secara amat rinci. Dalam hal ini, Islam memang harus
memiliki corak politik. Akan tetapi, politik bukanlah satu-satunya corak yang dimiliki oleh Islam.
Sebab jika Islam hanya bercorak politik tanpa ada corak Iain yang seharusnya ada, maka Islam
yang demikian ialah Islam yang parsial.
Varian interpretasi Agama
Munculnya varian-varian Islam dengan corak politik yang amat kuat pada dasamya didorong
oleh kelemahan atau bahkan keterpurukan politik umat Islam saat ini. Karena kondisi sedemikian
ini, politik kemudian menjadi salah satu tugas panting umat Islam, untuk bisa bangkit dari
kemunduran agar terhindar dari komoditas politik pragmatis.
Perdebatan dan perselisihan dalam masyarakat Islam sesungguhnya adalah perbedaan dalam
masalah interpretasi, dan merupakan gambaran dari pencarian bentuk pengamalan agama yang
sesuai dengan kontek budaya dan sosial. Misalnya dalam menilai persoalan-persoalan tentang
hubungan politik dan agama yang dikaitkan dengan persoalan kekuasaan dan suksesi
kepemimpinan.
Termasuk juga persoalan keseharian manusia, dalam hal ini masalah interpretasi agama dan
penggunaan simbol-simbol agama cenderung digunakan untuk kepentingan kehidupan manusia.
Tentu saja peran dan makna agama akan beragam sesuai dengan keragaman masalah sosialnya.

B. Sistem politik islam


1. Orientasi Politik dalam Islam
Orientasi utama politik Islam terkait dengan masalah kekuasaan yaitu tegaknya hukum-
hukum Allah dimuka bumi, hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi ialah kekuasaan
Allah. Sementara, manusia pada dasarnya sama sekali tidak memlliki kekuasaan. Bahkan Islam
menentang adanya penguasaan Absolut seorang manusia atas manusia yang lain. Oleh
karenanya sistem politik islam haruslah berlandaskan al quran dan hadist rasulullah SAW.
2. Pentingnya pemerintahan
Islam secara khusus mengajarkan bahkan mewajibkan untuk mewujudkan sikap taat
kepadanya (pemerintah). Dalam surat sn-nisa` ayat 59 yang artinya “hai orang orang yang
beriman, ta`atila Allah SWT ,ta`atilah rasul (Muhammad SAW ) dan ulil amri diantara kalian.”
Kesimpulannya agama adalah kepala , sedangkan pemerintah sebagai penjaga, sesuatu
yang tidak berkepala akan dianggap hancur dan yang tidak memiliki penjaga akan hancur
(Yusuf, 2012 : 11-13). Sebuah negara akan menjadi bangsa yang eksis bila paling tidak
memiliki 2 unsur pokok, yaitu pemimpin dengan segala perangkatnya dan yang dipimpin
dengan segala lapisannya .

3. Syarat seorang pemimpin menurut islam


• Adil
• Ilmu yang bias mengantar pada ijtihad dalam menetapkan permasalahan
• Sehat jasmani
• Normal
• Bijak untuk mengurus rakyat dan kepentingan negara
• Keberanian yang bisa digunakan untuk melindungi wilayah dan memerangi musuh

4. Kewajiban seorang pemimpin dan yang dipimpin


• Kewajiban seorang pemimpin yaitu harus menunaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan apabila mengadili orang-orang yang dipimpin harus mengadili dengan
adil.
• Kewajiban orang yang dipimpin yaitu mereka harus menaati pemerintah serta ketetapan
pemimpin selama ketetapan tersebut bukan kemaksiatan.
5. Bagian bagian Fiqh siyasah
Dalam Agama Islam, bukan masalah Ubudiyah dan Ilahiyah saja yang dibahas. Akan tetapi
tentang kemaslahatan umat juga dibahas dan diatur dalam Islam, dalam kajian ini salah satunya
adalah Politik Islam yang dalam bahasa agamanya disebut Fiqh Siyasah. Fiqh Siyasah adalah
hukum yang mengatur hubungan penguasa dengan rakyatnya.Fiqh siyasah sendiri terbagi
menjadi 4 yaitu:

a. Siyasah Dusturiyah
siyasah Dusturiyah menurut tata bahasanya terdiri dari dua suku kata yaitu Siyasah itu
sendiri serta Dusturiyah. Arti Siyasah dapat kita lihat di pembahasan diatas, sedangkan
Dusturiyah adalah undang-undang atau peraturan. Secara pengertian umum Siyasah
Dusturiyah adalah keputusan kepala negara dalam mengambil keputusan atau undang-
undang bagi kemaslahatan umat.
Sedangkan menurut Pulungan (2002, hal:39) Siyasah Dusturiyah adalah hal yang
mengatur atau kebijakan yang diambil oleh kepala negara atau pemerintah dalam mengatur
warga negaranya. Hal ini berarti Siyasah Dusturiyah adalah kajian terpenting dlam suatu
negara, karena hal ini menyangkut hal-hal yang mendasar dari suatu negara. Yaitu
keharmonisan antara warga negara dengan kepala negaranya.

b. Siyasah Maliyah
Arti kata Maliyah bermakna harta benda, kekayaan, dan harta. Oleh karena itu Siyasah
Maliyah secara umum yaitu pemerintahan yang mengatur mengenai keuangan negara.
Djazuli (2003) mengatakan bahwa Siyasah Maliyah adalah hak dan kewajiban kepala
negara untuk mengatur dan mengurus keungan negara guna kepentingan warga negaranya
serta kemaslahatan umat. Lain halnya dengan Pulungan (2002, hal:40) yang mengatak
bahwa Siyasah Maliyah meliputi hal-hal yang menyangkut harta benda negara (kas
negara), pajak, serta Baitul Mal.
Dari pembahsan diatas dapat kita lihat bahwa siyasah maliyah adalah hal-hal yang
menyangkut kas negara serta keuangan negara yang berasal dari pajak, zakat baitul mal
serta pendapatan negara yang tidak bertentangan dengan syari‟at Islam.

c. Siyasah Dauliyah
Dauliyah bermakna tentang daulat, kerajaan, kekuasaan, wewenang, serta kekuasaan.
Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan kepala negara untuk mengatur
negara dalam hal hubungan internasional, masalh territorial, nasionalitas, ekstradisi
tahanan, pengasingan tawanan politik, pengusiran warga negara asing. Selain itu juga
mengurusi masalah kaum Dzimi, perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan
kaum Dzimi, hudud, dan qishash (Pulungan, 2002. hal:41).
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa Siyasah Dauliyah lebih mengarah pada
pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat luar negeri, serta kedaulatan negara. Hal ini
sangat penting guna kedaulatan negara untuk pengakuan dari negara lain
d. Siyasah Harbiyah
Harbiyah bermakna perang, secara kamus Harbiyah adalah perang, keadaan darurat
atau genting. Sedangkan makna Siyasah Harbiyah adalah wewenang atau kekuasaan serta
peraturan pemerintah dalam keadaan perang atau darurat. Dalam kajian Fiqh Siyasahnya
yaitu Siyasah Harbiyah adalah pemerintah atau kepala negara mengatur dan mengurusi
hala-hal dan masalah yang berkaitan dengan perang, kaidah perang, mobilisasi umum, hak
dan jaminan keamanan perang, perlakuan tawanan perang, harta rampasan perang, dan
masalah perdamaian (Pulungan, 2002. hal:41).
Konsekuensi dari asas bahwa hubungan Internasional dalam Islam adalah perdamaian
saling membantu dalam kebaikan, maka:
1. Perang tidak dilakukan kecuali dalam keadaan darurat. Sesuai dengan persyaratan
darurat hanya di lakukan seperlunya.
2. Orang yang tidak ikut berperang tidak boleh diperlakukan sebagai musuh.
3. Segera menghentikan perang apabila salah satu pihak cenderung kepda damai.
4. Memperlakukan tawanan perang dengan cara manusiawi.

6. Nilai nilai dasar sistem politik islam


a. Dasar dari al Qur`an
o keharusan mewujudkan perstuan dan kesatuan umat
o keharusan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah
o keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil
o keharusan mena`ati Allah SWT, rasulullah SAW, dan ulil amri
o keharusan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat islam
o keharusan mempertahankan kedaulatan negara
o keharusan mementingkan perdamaian daripada permusuhan
o keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan keamanan
o keharusan peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat
b. Dasar hadist
o keharusan mengangkat pemimpin
o keharusan pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya
o keharusan menjadikan kecintaan dalam persaudaraan
o keharusan pemimpin berfungsi sebagai perisai yaitu alat untuk berlindung
o keharusan pemimpin untuk berlaku adil
o Penguasa dan rakyat
C. Prinsip prinsip politik islam
Menurut Muhammad Salim ‘Awwa dalam bukunya Fi an Nidham al Siyasi li Ad Daulah al
Islamiyah ada lima hal Prinsip Dasar Konstitusi Islam :
1. Prinsip syura (musyawarah). (QS. 3 : 159)
Dalam hal ini musyawarah merupakan prinsip pertama dalam tata aturan politik islam
yang amat penting,yang artinya penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem
pemerintahan islam haruslah berdasarkan atas kesepakatan musyawarah,kalau kita kembali
kepada nash,maka prinsip ini sesuai dengan ayat alQur`an dalam surat al imran ayat 159.
Artinya : ‘dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu,kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal kepada Allah’ (Q.S al imran : 159)

2. prinsip keadilan. (QS. 4:135, QS. 5:8, QS. 16:90, QS. 6:160)
kata ini sering digunakan dalam al Qur`an dan telah dimanfaatkan secara terus menerus
untuk membangun teori kenegaraan islam.prinsip keadilan banyak sekali ayat al Qur`an
memerintahkan berbuat adil dalam segala aspek kehidupan manusia
sebagaimana firman Allah yang artinya : “sesungguhnya Allah menyuruh kamu
berlaku adil dan berbuat kebajikan ,memberi kepada kaum kerabat ,dan Allah melarang
dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan, dia memberi pelajaran kepadamu,agar
kamu dapat mengambil pelajaran”(Q.S an Nahl : 90)

3. prinsip kebebasan. (an nahl 125, Yunus: 99, An Naml: 64)


merupakan nilai yang juga amat penting diperhatikan oleh islam. Yang dimaksud disini
bukan kebebasan bagi warganya untuk dapat melakukan kawajiban sebagai warga
negara,tetapi kebebasan disini mengandung makna yang lebih positif, yaitu kebebasan bagi
warga negara untuk memilih sesuatu yang lebih baik,maksud kebebasan berfikir untuk
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga proses berfikir ini dapat
melakukan perbuatan yang baik sesuai dengna hasil pemikirannya, kebebasan berfikir dan
kebebasan berbuat ini pernah diberikan oleh Allah kepada adam dan hawa untuk mengikuti
petunjuk atau tidak mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah
sebagaimana firman-Nya yang Artinya : “turunlah kamu berdua dari surga bersama
sama sebagaimana kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain , maka jika datang
kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk dari-Ku tidak akan
sesat dan tidak akan tercela “ (at taha 123)

4. prinsip persamaan. (QS. Al hujurat :13)


prinsip ini berarti bahwa “setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang
sama, juga mempuyai persamaan mendapat kebebasan, tanggung jawab, tugas-tugas
kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal-usul , bahasa dan keyakinan( credo)”
Dengan prinsip ini sebenarnya tidak ada rakyat yang diperintah secara sewenang-wenang
dan tidak ada penguasa yang memperbudak rakyatnya karena ini merupakan kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh penguasa, Allah menciptakan manusia laki-laki dan
perempuan dengan berbagai bangsa dan suku bukanlah untuk membuat jarak antara
mereka, bahkan diantara mereka diharapkan untuk saling kenal mengenal dan tukar
pengalaman,bahkan yang membedakan diantara mereka hanyalah taqwanya .
sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”

5. prinsip pertangungjawaban pemimpin dan ketaatan umat. (QS. 4 : 58, 14-13, QS. 4 :
59)
Jika seorang pemimpin pemerintahan melakukan hal yang cenderung merusak atau
menuruti kehendak sendiri maka umat berhak memperingatinya agar tidak meneruskan
perbuatannya itu, sebab pemimpin tersebut berarti telah meningallkan kewajiban untuk
menegakkan kebenaran dan menjauhi perbuatan yang munkar. Jika pemimpin tersebut
tidak mengabaikan peringatan ,maka umat berhak mangembil tanggung jawab sebagai
pemimpin pemerintah , karena peguasa didunia ini merupakan khalifah yang menjalankan
amanat Allah, maka tindakan penyalahgunaan jabatan seperti berjalan diatas jalan yang
dilaknat Allah , menindas rakyat,melanggal perintah al Qur`an dan as sunnah, maka
pemimpin tersebut berhak diturunkan dari jabatannya
Sebagaimana firman-Nya yang artinya : “Sungguh, Allah menyuruhmu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah
sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat”.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami kaji, kami dapat simpulkan:
• politik islam yang kita pelajari bersumber dari Alquran dan Hadist
• politik dan islam merupakan 2 hal yang tidak terpisahkan karena islam sangat kompleks,
Berbeda dengan agama lain, Islam menghubungkan agama dengan politik, agama dengan
sains, dunia dengan akhirat. Hal-hal yang biasanya dilihat secara terpisah. Bahkan segala
aktivitas seorang Muslim terutamanya aktivitas politik dengan niat baik dapat dihitung
sebagai ibadah .
• Fiqh siyasah sendiri terbagi menjadi 4 yaitu:
o Siyasah Dusturiyah
o Siyasah Maliyah
o Siyasah Dauliyah
o Siyasah Harbiyah
• Prinsip adalah suatu norma atau nilai yang bersifat universal dan disepakati semua orang.
Prinsip-prinsip dasar hukum politik sangat diperlukan dalam rangka menjalankan sistem
ketatanegaraan dalam Islam yang sangat dinamis dan bergerak dengan cepat.prinsip prinsip
dalam politik islam perlu dipertahankan agar intergritas politik itu sendiri tidak memudar

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang kami paparkan diatas maka saran yang dapat disampaikan sebagai
berikut:
• umat islam perlu tahu bahwa politik dan islam tidak dapat dipisahkan
• Umat islam harusah berani dalam menegakkan keadilan agar nilai nilai islam dapat
terwujud
DAFTAR PUSTAKA

Zainullah, 2018. https://alkhairat.ac.id/2018/09/30/politik-dalam-islam/, diakses pada 15


September 2022 pukul 14.20
Haryanti, Rima. 2022. https://www.academia.edu/15499225/Prinsip_prinsip_Politik_Islam,
diakses pada 15 september 2022 pukul 14.35.
Wahyuno, Tulus. 2022. https://www.academia.edu/11243967/Sistem_Politik_Islam?sm=b,
diakses pada 15 september 2022 pukul 14.50
Agung, Achmad. 2015. https://www.slideshare.net/achmadbagung/makalah-sistem-politik-islam,
diakses pada 16 september 2022 pukul 21.40
Fahmi, Mutiara. 2017. https://petita.ar-raniry.ac.id/index.php/petita/article/view/59, diakses pada
16 september 2022 pukul 22.00

Anda mungkin juga menyukai