Di Susun Oleh:
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tema dari
makalah ini yang berjudul”Politik Dalam Islam.”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Rina
Kurnia, S,T.h.I.,m.p selaku dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang
telah memberi tugas. Dan terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah
mendukung. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan
yang belum kami ketahui, karena masih banyak kekurangan oleh sebab itu
mohon kritik dan saran dari teman-teman dan dosen. Semoga dalam
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Aamiin.
Hormat kami
Penyusun
2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN POLITIK ISLAM.................................................................................................. 5
B. TUJUAN POLITIK ISLAM ........................................................................................................... 5
C. PRINSIP POLITIK ISLAM ............................................................................................................ 6
D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERPOLITIKAN NASIONAL .................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Politik merupakan cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan
seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-
hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. Politik islam yakni aktivitas politik
sebagian umat Islam yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai dan juga pedoman
hidup manusia untuk menjalani urusan berbangsa dan bernegara.
Pada masa sekarang ini perkembangan sistem politik islam lambat laun
semakin maju dan berkembang, dikarenakan terbawa zaman yang semakin
modern. Hal ini dapat membuktikan bahwa sistem politik islam merupakan suatu
unsur yang penting bagi kehidupan manusia. Manusia kerap kali dihadapkan
dengan masalah-masalah politik yang berbau keislaman, oleh karena itu
hendaknya manusia menggunakan akal dan pikirannya untuk menangani masalah
yang terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian politik islam?
2. Apa tujuan politik islam?
3. Apa saja prinsip politik islam?
4. Bagaimana kontribusi umat islam dalam perpolitikan nasional?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Politik islam di dalam bahasa arab di kenal dengan istilah siyasah. Yang
berasal dari akar. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal istilah
siyasah syar’iyyah. Siyasah mengandung beberapa arti yaitu mengurus,
memerintah, memimpin, membuat kebijaksanan, pemerintahan dan politik.
5
5. Menjaga perbatasan negara dengan perbagai persenjataan bagi menghadapi
kemungkinan serangan dari pada pihak luar.
6. Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
7. Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat dan sedekah sebagai mana
yang ditetapkan oleh syara'.
8. Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan dari pada perbendaharaan
negara agar tidak digunakan secara boros ataupun secara kikir.
9. Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalammn
hal-ehwal awam demi untuk memimpin negara dan melindungi.
10. Menjalankan pergaulan dan pemeriksaan yang rapi di dalam hal ehwal
awam demi untuk memimpin negara dan melindungi ad-Din.
1. Prinsip kedaulatan
Prinsip kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.
Kedaulatan yang mutlak dan legal adalah milik Allah. Kedaulatan tersebut
dipraktikkan dan diamanahkan kepada manusia selaku khalifah di muka
bumi. Kedaulatan ini terletak di dalam kehendak Allah SWT seperti yang
dapat dipahami dari syariah. Syariah sebagai sumber dan kedaulatan yang
aktual dan konstitusi ideal, tidak boleh dilanggar. Sedang masyarakat Islam
yang diwakili oleh konsensus rakyat (ijma' al-ummah), memiliki kedaulatan
dan hak untuk mengatur diri sendiri.
2. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan adalah kunci utama penyelenggaraan negara. Keadilan
dalam hukum menghendaki setiap warga negara sama kedudukannya di
depan hukum. Seperti yang dicontohkan ketika Rasulullah SAW memulai
membangun negara Madinah.
Beliau memulainya dengan membangun komitmen bersama dengan semua
elemen masyarakat yang hidup di Madinah dari berbagai suku dan agama.
6
3. Prinsip Musyawarah dan Ijma
Musyawarah atau ijma adalah proses pengambilan keputusan dalam semua
urusan kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi
dengan semua pihak. Kepemimpinan negara dan pemerintahan harus
ditegakkan berdasarkan persetujuan rakyat melalui pemilihan secara adil,
jujur, dan amanah.
4. Prinsip persamaan
Prinsip persamaan didasarkan pada Surat Al Hujurat ayat 13
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Pada ayat di atas membuktikan bahwa agama Islam mengakui adanya
pluralisme dalam kehidupan bermasyarakat. Namun agama Islam tidak
memtoleransi paham pluralisme jika berhubungan dengan relatifitas seluruh
ajaran agama atau semua agama adalah sama.
5. Hak dan Kewajiban Negara dan Rakyat
Semua warga negara dijamin hak-hak dasar tertentu. Beberapa hak warga
negara yang perlu dilindungi yakni:
- Jaminan terhadap keamanan pribadi
- Hak untuk mendapatkan pelayanan hukum secara adil tanpa
diskriminasi
- Kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat dan berkumpul
- Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
- Harga diri dan harta benda
- Pelayanan medis dan kesehatan, serta
- Keamanan untuk melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi.
7
D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERPOLITIKAN NASIONAL
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional tidak bisa dipandang
sebelah mata. Di setiap masa dalam kondisi perpolitikan bangsa ini, Islam selalu
punya pengaruh yang besar. Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, yaitu era
berdirinya kerajaan-kerajaan hingga saat ini,pengaruh perpolitikan bangsa kita
tidak lepas dari pengaruh umat Islam.Salah satu penyebabnya adalah karena umat
Islam menjadi penduduk mayoritas bangsa ini.Selain itu, dalam ajaran Islam
sangat dianjurkan agar penganutnya senantiasa memberikan kontribusi sebesar-
besarnya bagi orang banyak, bangsa, bahkan dunia. Penguasaan wilayah politik
menjadi sarana penting bagi umat Islam agar bisa memberikan kontribusi bagi
bangsa ini.Sekarang mari kita amati kontribusi umat Islam dalam perpolitikan
nasional di setiap era/ masa bangsa ini:
8
3. Era Orde Baru
Pemerintah masa orde baru menentapkan pancasila sebagai satu-satunya asas
di dalam negara. Ideologi politik lainnya dipasang dan tidak boleh
ditampilkan, termasuk ideologi politik islam. Hal ini menyebabkan terjadinya
kondisi depolitisasi politik di dalam perpolitikan islam. Politik islam terpecah
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disebut kaum skripturalis yang
hidup dalam suasana depolitisasi dan konflik dengan pemerintah. Kelompok
kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintah dan
menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik.
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat ini rakyat indonesia
bersatu untuk menumbangkan rezim tirani soeharto. Perjuangan reformasi
tidak lepas dari peran para pempin islam pada saat itu. Beberapa pemimpin
islam yang turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid
(Gusdur), ketua Nahdatul Ulama. Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak
Nur) cendekiawan yang lahir dari kalangan santri. Muncul Amin Rais dari
kalangan Muhammadiyah. Bertahun-tahun reformasi bergulir. Perpolitikan
islam selama reformasi juga berhasil menjadikan pancasila bukan lagi
sebagai satu-satunya asas.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Politik islam adalah pemerintahan yang berbasis islam itu sendiri sebagaimana yang
pernah diperjuangkan oleh Nabi yaitu Negara Madinah. Dakwah islam tidak mungkin
dapat dilaksanakan secara maksimal jika tidak menggunakan saran politik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11