Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AGAMA

KONTRIBUSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK

Dosen Pengampu: Muhdir,M.Pd

Disusun Oleh:
1. Nurul Chotimah
2. Tri Agustin
3. Enggar Murniasih
4. Faradila Nur Mely Rahma
5. Lia Merliana

STIKES SERULINGMAS CILACAP


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai "Kontribusi Agama Dalam
Kehidupan Berpolitik".
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Cilacap, 9 Oktober 2022


Penyusun

(Kelompok kami)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A Pengertian Agama Dan Politik..............................................................................................4
B Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik .................................................................4
BAB III: PENUTUP Kesimpulan.............................................................................................8

Daftar Pusaka.........…………......................................……..........................................…...8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua umat manusia baik individu maupun kelompok memiliki keyakinan
keagamaan. Namun keyakinan keagamaan seseorang itu berbeda- beda,
karena telah dipengaruhi oleh kondisi masyarakat. Hal ini menjadi persoalan
menarik untuk dikaji sebab agama menjadi faktor yang memiliki peran
penting dalam kehidupan masyarakat, karena agama adalah salah satu bentuk
konstruksi sosial.
Bagi Masyarakat yang tidak mempunyai komitmen dan pemahaman keagamaa,
agama bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan dalam kehidupan
mereka. Namun bagi masyarakat yang memiliki pemahaman,maka agama memiliki
peran penting dalam tatanan sosial
Politik adalah proses pembentukan dalam masyarakat yang antara lain berwujud
proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.[1] Pengertian ini merupakan
upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat Jabatan
politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.(Ramlan surbakti 1999:1).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah apa saja kontribusi
agama dalam kehidupan berpolitik

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang kontribusi agama dalam kehidupan berpolitik

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Dan Politik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama adalah sebuah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antara manusia dengan
manusia, serta manusia dengan lingkungannya. Ajaran-ajaran dalam agama bersifat
mengikat manusia kepada Tuhannya.

Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun
non-industri. Di samping itu, negara juga mengakui eksistensi partai-partai politik dan
organisasi-organisasi massa yang berbasis agama, sehingga kehadirannya tidak
mungkin tidak terasa di bidang politik. Misalnya, di masa-masa awal era reformasi
banyak pemimpin muslim terkemuka mendirikan partai politik baru.

Politik adalah seperangkat nilai-nilai serta pilihan-pilihan yang diambil dari


masyarakat untuk membenarkan fungsi tatanan masyarakat yang berlaku. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun, semua
ilmu politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu agama yang telah ada. Hal ini dapat
diartikan, bahwa ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama
B. Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik
Ada sebagian Ulama mengatakan politik tidak lepas dari nilai-nilai agama seperti
hal nya pada pemilu tahun 1955 sebagian partai pemilu didominasi partai berbasis
agama seperti NU, PSI, Partai Katolik dan lain sebagainya itu menunjukan bahwa
partisipasi partai politik berbasis agama sangat kental pada sistem politik indonesia
dari Zaman ke zaman

Menyelamatkan agama sejatinya adalah dengan menegakkan akidah dan syariah


islam dalam semua aspek kehidupan mereka, baik diranah pribadi ataupun diranah
sosial-politik-kenegaraan. Semua ini tentu tidak bisa diwujudkan dalam sistem politik
sekular saat ini. Sebaliknya, keselamatan agama menuntut adanya institusi negara
yang menerapkan syariah islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan masalah
kepemimpinan sesungguhnya terkait dengan dua faktor. Sosok pemimpin dan sistem
kepemimpinan yang digunakan
Agama dan politik merupakan dua lembaga masyarakat yang menghasilkan
nilainilai tertentu. Nilai agama yang diyakini bersumber dari Yang Maha Kuasa
dijadikan sebagai acuan kegiatan manusia (dunia maupun akhirat) yang tidak dapat
kita ingkari karena akan mendapatkan dosa sebagai balasannya, sedangkan nilai-nilai
dalam politik sebagai kerangka acuan untuk memfungsikan tatanan masyarakat.
Hubungan agama dan politik selalu rumit. Ajaran agama menekankan keimanan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, ritual peribadatan, dan moralitas. Adapun politik
menekankan aturan-aturan yang mengarah pada perebutan dan pembagian kekuasaan
dalam kehidupan bernegara. Jadi, kalau isu agama masih muncul di Indonesia, itu
wajar-wajar saja. Pertama, penduduk mayoritas Indonesia adalah muslim. Kedua,
dalam sejarah Islam, hubungan agama dan politik itu senantiasa menyatu, sekalipun
hal ini juga menimbulkan masalah politik yang sangat serius. Karena masih kuatnya
pengaruh simbol-simbol keagamaan terhadap politik, maka di dunia Islam, termasuk
Indonesia, peranan para ulama sangat signifikan dalam setiap pemilu maupun
tindakan politik.
Ketika kita membawa agama ke ranah politik, maka si pelaku harus berprinsip
bahwa politik dan agama harus sejalan. Bukan agama yang mengikuti kemauan
politik (dan ini yang dikatakan berkedok agama. Yang dikategorikan berkedok atau
menjual ayat adalah ketika agama bukan sebagai asasnya, tetapi ketika pemilu dia
berdalil tentang agama, atau mencari fatwa dari para alim ulama sebagai pembenaran
dari sikapnya yang sebenarnya salah), tapi politiklah yang harus sesuai dengan agama.
Contohnya, bagaimana seorang pemimpin tidak berlaku sewenang-wenang,
bagaimana seorang wakil rakyat menyampaikan amanah rakyatnya, bagaimana
seorang politisi tidak memanipulasi anggaran dengan kedok tender dan studi banding
keluar negeri, bagaimana wakil rakyat mempunyai kepekaan sosial terhadap
masyarakat disekelingnya.
Dalam kaitan antara agama dengan negara, negara sangat membutuhkan agama
sebagai fundamen utama dalam upaya pembentukan moralitas suatu bangsa yang
sangat urgen bagi kelangsungan hidup suatu negara, dan di sisi lain, agama juga
membutuhkan negara sebagai faktor utama bagi eksistensi dan pengembangan agama
itu sendiri, demi terwujudnya suatu hubungan yang lancar dalam berbagai urusan.
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa agama mempunyai pengaruh dalam penguatan
negara. Adanya masyarakat, peradaban, dan negara tidak tergantung sepenuhnya akan
adanya agama, tetapi agama justru sangat mempengaruhi pemikiran tentang manusia,
masyarakat, dan negara. Menurut Ibnu Khaldun agama dan negara saling
memerlukan, melengkapi, dan hubungannya berlangsung secara timbal balik
(symbiotic). Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran agama
dalam negara menurut Ibnu Khaldun. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kepustakaan (library research) dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa Ibnu
Khaldun membagi peran agama menjadi tiga macam yaitu 1. Agama sebagai
pemersatu, agama menjadi peran penting dalam kehidupan sosial politik yaitu faktor
pemersatu dan pengutuh masyarakat. Apabila agama berdampingan dengan solidaritas
maka akan memberikan konstribusi dalam mewujudkan integritas kekuasaan politik.2.
Agama sebagai pendorong keberhasilan, negara dan kekuasaan dapat berdiri tanpa
agama, tetapi agamalah yang membawa negara dan kekuasaan itu kearah yang lebih
baik. 3. Agama sebagai legitimasi sistem politik, agama dijadikan suatu landasan
hukum yang harus ditaati dalam menjalankan perpolitikan atau pemerintahan.
Menurut Ibnu Khaldun pemerintahan yang berdasarkan agama jauh lebih penting
karena menurutnya pemerintahan seperti inilah yang terbaik. Tanpa agama kesatuan
kelompok hanya didasarkan atas rasa kesatuan alamiah (Ashabiyah) yang terbentuk
karena kesamaan suku atau hubungan kekeluargaan. Sifat dari kesatuan alamiah ini
relatif rapuh dan diperlukan fondasi agama sebagai sandaran atas rasa kelompok
tersebut. Hal ini terutama karena agama mampu menjamin moralitas kelompok,
kebajikan, menjauhkan keganasan individual dan mampu menjadi alat perekat
identitas yang menjauhkan mereka dari konflik sosial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan antara agama dan politik sangatlah rumit namun memiliki timbal balik.
Agama berfungsi sebagai kontrol manusia dalam melakukan kegiatan berpolitik
membangun negeri. Serta dalam praktik berpolitik, banyak sekali nilai-nilai yang
diadaptasi dari agama. Oleh karena itu, dalam kehidupan politik, sangat dibutuhkan
adanya nilai-nilai agama sebagai alat kontrol para politisi negeri agar tidak melampaui
batas dan dapat membangun negeri yang kita cintai ini.

DAFTAR PUSTAKA
Alquranonline.com

Anonym. 2012. Memahami Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Politik, Berbangsa dan


Bernegara. http://pgs.nul.is.g

   Meutia.2010. Makalah Agama Tentang Politik Islam. http://meutzolkin.blogspot.com

Muda, Ahmad A.K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Jakarta: Reality Publisher

MR Kurnia. 2002 Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf. Bogor: Al Azhar Press

Nurcholish Madjid.  1999. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi. Jakarta: Paramadina

Anda mungkin juga menyukai