PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia enam puluh
tahun ke atas (UU No.13 Tahun 1998). Sedangkan menurut WHO lanjut
usia meliputi usia pertengahan (Middle age) yaitu kelompok dengan
rentang usia 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly) yaitu kelompok dengan
rentang usia 60-70 tahun, lanjut usia tua (Old) yaitu kelompok dengan
rentang usia 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) yaitu kelompok
dengan rentang usia lebih dari 90 tahun (Setyoadi & Kusharyadi,2010).
Menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 19 ayat 1
merumuskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini
memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan termasuk
kesehatannya. Oleh karena itu kesehatan pada usia lanjut perlu
mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan
agar selama mungkin dapat hidup secara produktid sesuai dengan
kemampuan sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pemangunan
(Fatimah,2010).
Menurut WHO pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000
(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi. Badan pusat statistic (BPS)
melaporkan terdapat 29,3 juta penduduk lansia di Indonesia 2021 angka
ini setara dengan 10,82% dari total penduduk di Indonesia. Jika dilihat dari
status ekonomi, mayoritas atau 43,29% penduduk lansia berasal dari
rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 40% terbawah.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai
normal. Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan
diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu
diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi
dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti
1
biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer
(Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit
hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan.
Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan
dikarena sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia berisiko
terkena hipertensi. Hipertensi pada lansia disebabkan oleh penurunan
elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang membuat kaku
katub, menurunnya kemampuan memompa jantung, kehilangan elastisitas
pembuluh darah perifer, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Penyebab lansia menderita
hipertensi diatas karena kemunduran fungsi kerja tubuh
A. Tujuan Penulisan
B. Manfaat
1. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada keluarga tahapan
perkembangan lansia
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keluarga dengan
tahapan perekembangan lansia
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
Lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Menurut WHO
(1969,42), keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan
(Setiadi, 2006,45 dalam Setiawati, 2017).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi dari
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan
perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu.
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman 1977) meliputi
pasangan baru, keluarga kelahiran anak pertama, keluarga dengan
anak pra sekolah, keluarga dengan anak sekolah, keluarga dengan
anak remaja, keluarga dengan anak dewasa, keluarga usia
pertengahan, keluarga usia lanjut.
B. Tahap perkembangan keluarga
Tahap dan perkembangan keluarga menurut Harmoko (2012), yaitu:
3
keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami istri yang
membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan
kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing
pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya
dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok sosial pasangan masing- masing. Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri
dan pasangannya. Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun
pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan
adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan
berapa jumlah anak yang diharapkan.
1. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari darah
tinggi sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Darah tinggi dan kelahiran
bayi perlu disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa
tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran
bayi adalah pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap
menjadi ayah atau sebaliknya.
2. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with
preschool)
Suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak
agar tugas perkembangan an Tahap ini dimulai saat kelahirn
anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-
4
kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningatkan
pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat
sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang
tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga
kebutuhan anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh
waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga
dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga
dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar
kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara
menguatkan kerja sama antara ak pada fase ini tercapai.
3. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki
sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada
fase ini keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehngga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda
dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk
mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang
tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun
di luar sekolah.
4. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with
teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas
anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
5
5. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(lounching center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap
ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Keluarga empersiapkan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak
terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan
rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan
merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa
kosong karena anak- anaknya sudah tidak tinggal serumah
lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan
aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan, dan
tetap memelihara hubungan dengan anak.
6. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age
families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal. Pada tahap ini semua anak
meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
6
berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta
perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut
umumnya lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri
daripada tinggal bersama anaknnya.
C. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2010), fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif
serta memberikan status pada anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik, makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan.
D. Tugas perkembangan keluarga lansia
7
E. Peran tanggung jawab keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku intra
personal sifat, kegiatan, yang bersifat berhubungan dengan pola
perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peran
yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istridan ayah dari anak-anak berperan
sebagi pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa
aman serta sebagai kepala keluarga, ayah juga berperaan
sebagai anggotadari kelompok sosialnyadan sebagai anggota
masyarakat dilingkungannya.
2. Peran ibu
Ibu berperan sebagai istri dari suamidan ibu dari anak-anaknya,
mempunyai tugas untuk mengurus rumah tangga, pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dari keluarga.
3. Peran anak
Anak melakukan peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social, dan spiritual
(Friedman, 2010).
F. Masalah Kesehatan yang terjadi pada keluarga lansia
1. Hipertensi
2. Diabetes melitus
3. Masalah kebersihan ( gigi dan mulut, rambut, kulit, telinga,
jarang cuci tangan, dll)
4. Asupan nutrisi kurang
G. Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan
informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang
mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan
kata lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat
8
pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis
untuk menginterprestasikan artinya (Doengoes, 2017). Menurut
Setiadi (2018), pengkajian keperawatan keluarga meliputi:
9
(a) Karakteristik rumah
Data yang ada dalam karakteristik rumah adalah
ukuran rumah, kondisi dalam rumah dan luar rumah,
kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran
pembuangan air limbah, pengolahan sampah,
kepemilikan rumah, kamar mandi, denah rumah.
(b) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat dan meliputi kebiasaan, nilai dan
norma serta budaya penduduk setempat.
(c) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota
keluarga.
(d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan
keluarga untuk berkumpul dan berinteraksi dengan
masyarakat.
(e) Sistem pendukung keluarga
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan
fasilitas keluarga yang mendukung kesehatan.
6) Struktur komunikasi keluarga
(a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga
dan bagaimana anggota keluarga menciptakan
komunikasi.
(b) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga
untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan.
10
(c) Struktur Peran
Menjelaskan tentang peran anggota keluarga secara
formal maupun informal baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan masyarakat.
(d) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut
keluarga dan berhubungan dengan kesehatan.
7) Fungsi keluarga
8) Stress dan koping keluarga
(a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga dan memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari 6 bulan. Sedangkan stressor jangka
panjang adalah stressor yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
(b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan
situasi mengkaji sejauh mana keluarga berespon
terhadap stressor dan situasi.
(c) Strategi koping yang digunakan
Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan
keluarga bila ada permasalahan.
(d) Harapan keluarga
Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.
9) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi
pengkajian mental, pengkajian fisik, pengkajian emosi,
pengkajian sosial dan pengkajian spritual.
11
4. Kesiapan meningkatkan kesahatan
I. Intervensi yang mungkin dilakukan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
a) Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit
yang diderita
b) Mengedukasi keluarga mengenal mengenai Tindakan untuk
pencegahan atau peminimalisan gejala
c) Memberikan pengetahuan atau informasi mengenai kondisi
penyakit yang diderita
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
a) Identifikasi fakor internal/eksternal yang dapat
meningkatkan Kesehatan
b) Memotivasi untuk berperilaku sehat
c) Tentukan pengetahuan dangaya hidup
3. Kurang pengetahuan keluarga mengenai kesahatan
a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga
b) Jelaskan patofisiologi dari penyakit
c) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit
dengan cara yang mudah dipahami
4. Kesiapan meningkatkan kesahatan
a) Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang
diderita
b) Menjelaskan tanda dan gejala yang mungkin muncul
c) Menjelaskan cara pencegahan dan penanganannya
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Perawat yang mengkaji Meita Rahmawati, Muronah, Tanggal Minggu, 18 September 2022
Rahajeng Sugih Utamy Pengkajian
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. K Bahasa sehari- Bahasa Jawa
hari
N Nama Hub dgn Umu JK Suk Pendidi Pekerja Status TTV Status Alat
o KK r u kan an Saat Gizi (TD, Imunisasi Bantu/
Terakhi Ini N, S, Dasar Protesa
r (TB, P)
BB)
Imt
(22,03)
Ideal
Imt
(26,07)
BB lebih
13
LANJUTAN
14
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan Stres dan Koping Keluarga
o Stres jangka panjang*; keluarga mengatakan saat
Kondisi Rumah : ini tidak memiliki stress jangka panjang.
o Stres jangka pendek*; Ny. R mengatakan saat ini
o Ukuran: 8x9 m 2
ingin segera berkumpul dengan anak dan
o Jenis tempat tinggal*; Rumah di area pedesaan
cucunya.
o Kepemilikan: Rumah milik mertua, Rumah dibangun tahun
o Kemampuan keluarga berespon terhadap
1960
stresor*; apabila ada masalah anggota keluarga
o Jenis bangunan*; Permanen, dinding bangunan terbuat dari
menyikapinya dengan tenang.
tembok o Strategi koping
o Jenis lantai: keramik
Koping internal*; apabila Tn. K ada sedikit
o Genting*: Standar, genting rumah terbuat dari genting tanah masalah biasanya bercerita kepada istrinya serta
soka dengan warna coklat. menghibur diri dengan menonton tv atau
o Eternit*: tidak ada mendengar radio.
o Jumlah ruangan*: memiliki satu ruang tamu dibagian depan Koping eksternal*: apabila masalah berasal dari
dengan ukuran cukup luas, pencahayaan cukup terang pada luar biasanya keluarganya mencari informasi di
bagian ruang tamu, ruang tamu terdapat tempat duduk kayu masyarakat dengan memelihara hubungan yang
dan satu meja, ruang makan dengan dapur menyatu, di baik dengan masyarakat.
dapur tidak memiliki ventilasi namun terdapat satu pintu Harapan Keluarga: Ny. R berharap keluarga
disamping tempat cuci piring, terdapat 2 kursi makan, di besarnya sealu harmonis dan untuk keluarga kecilnya
dapur tempat memasak dan kompor dekat dengan tempat selalu harmonis dan Bahagia.
cuci piring, ada 2 kamar tidur disetiap kamar terdapat satu
jendela, dinding rumah belum di cat, terdapat satu ruang
keluarga, pada ruang keluarga terdapat satu televisi dan satu PHBS Di Rumah Tangga
karpet untuk tiduran, dikamar mandi terdapat peralatan
mandi yang lengkap dan bersih, WC kamar mandi leher Jika PUS, KB yang digunakan:
angsa kamar mandi bersih namun licin. Tidak, Ny. R sudah menopause
o Jumlah kamar tidur: kamar tidur jumlahnya ada 2, satu Jika ada ibu nifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
kamar untuk Tn. K dan Ny. R dan satu kamar untuk kosong kesehatan:
pencahayaan cukup terang dan tidak lembab, terdapat satu Tidak/ di dalam keluarga tidak ada ibu yang sedang
lampu di setiap ruangan. nifas.
Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif:
o Kebersihan perabor didalam rumah: perabotan rumah Tidak ada bayi dirumah.
tampak bersih, peralatan masak di dapur tampak bersih, jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
tidak ada cucian piring yang menumpuk. Tidak/ jika Ny. R memiliki anak dia akan rajin
o Fasilitas dalam rumah; terdapat meja makan dan meja ruang menimbangkan berat badan dan mengikuti posyandu.
tamu, disetiap kamar terdapat kursi, ada sekitar 4 almari, 1 Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
tv, tidak memiliki mesin cuci, satu lemari pendingin, tidak Ya
memiliki AC, kondisi Fasilitas masih berfungsi dengan baik Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Ventilasi : ventilasi udara kurang, hanya terdapat 3 jendela Ya
dalam satu rumah, setiap hari jendela dibuka, ukuran jendela Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
50x120cm. Pertukaran udara di dalam ruangan kurang. Ya/ keluarga selalu mencuci tangan dengan
Pencahayaan Rumah : cukup Baik, Jendela ditiap ruang bisa menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan
dibuka disiang hari, diarea dapur pencahayaan kurang karena sesudah makan.
tidak ada jendela, dimalam hari lampu terang di setiap Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
ruangan. Ya
Saluran Buang Limbah : Baik, saluran air tertutup, dan Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
saluran limbah tertutup, saluran limbah rumah tangga di Ya/ Ny. R selalu menjaga kebersihan rumah dengan
buang di tempat pembuangan limbah belakang rumah dengan menyapu dan mengepel.
jarak lebih dari 7 m dari rumah. Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Sumber Air Bersih* : Sehat, sumber air menggunakan sanyo, Tidak/ Ny. R mengatakan makan dengan lauk pauk
kondisi tertutup, untuk konsumsi minum sehari hari dengan menu seadanya, Ny. R mengatakan suaminya
menggunakan air galon isi ulang sementara untuk kebutuhan selalu makan dengan porsi yang banyak.
masak dan mandi menggunakan air sanyo, kualitas air bersih, Menggunakan jamban sehat :
jernih, tidak berbau dan tidak ada rasa. Ya/ keluarga menggunakan jamban sehat, jamban
15
Jamban Memenuhi Syarat*: Ya/ menggunakan Angsa train, bersih dan sepiteng berada jauh dari.. rumah dengan
jamban Bersih, spiteng berada di belakang rumah dengan jarak 15 m dari lokasi sumber mata air.
jarak 15meter dari rumah dan sumber air. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Tempat Sampah*: Ya/ bak sampah dikelola sendiri oleh Ya
keluarga, setiap dua hari sampah di bakar di belakang rumah, Makan buah dan sayur setiap hari : Tidak/ karena
tidak menjadi sarang nyamuk, lalat, untuk sampah dari hanya menyukai buah apel dan makan sayur seadanya.
dedaunan biasanya dibiarkan membusuk. Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tn.K
Kandang*: Tidak kadang memulai jalan jalan pada pagi hari
Lubang asap*: tidak; Asap keluar melalui ventilasi yang Tidak merokok di dalam rumah: Y, Tn.K jarang
tersedia dan pintu. merokok, kalaupun merokok diluar rumah
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Setiap anggota keluarga memiliki handuk masing-
Keluarga 8m2/orang; Ya, luas bangunan rumah memenuhi masing: Ya
syarat rasio luas bangunan. Keluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan: Ya
Karakteristik Komunitas; (BPJS)
o Tipe komunitas*: Pedesaan Pekarangan dimanfaatkan*: Ya/memiliki sawah.
o Tipe tempat tinggal lingkungan*: Hunian
o Lama keluarga tinggal di tempat tersebut 22 tahun sejak
tahun 1998, Tn.K baru 3 bulan di rumah mertuanya.
o Sejarah pindah atau migrasi*: Tidak ada
o Etnis komunitas mayoritas masyarakat diarea tempat
tinggal bersuku jawa Kondisi jalan beraspal dan masuk
gang, jalan sedikit luas bisa dilewati mobil.
o Hubungan kekerabatan dengan tetangga*; Baik. Ny. R dan
Tn.K komunikasi dengan tetangga di area rumah tempat
tinggalnya baik.
o Support mental masyarakat keluarga ada masalah*; Peduli
apabila ada masalah sesama tetangga akan saling
membantu dan mendukung.
o Perkumpulan keluarga dimasyarakat*; ada Arisan RT,
Pengajian diadakan satu bulan sekali.
o Pelayanan kesehatan dimasyarakat*; Posyandu lansia,
Klinik jarak terdekat yankes adalah puskesmas dengan
jarak 4,5 km2.
o Fasilitas dilingkungan*;disekitar rumah dekat dengan
mushola, Sekolah, Warung, Apotik, dan agak jauh dengan
Angkutan umum.
o Keamanan komunitas*: Aman, setiap malam terdapat
masyarakat yang ronda dan lingkungan tempat tinggal
keluarga berada di lingkungan yang aman, saat ini Tn.K
sudah aktif mengikuti kegiatan ronda.
Struktur Keluarga
o Pembuat keputusan dalam keluarga; Tn. N yang bertugas
juga sebagai kepala keluarga, Tn.K saat ada masalah
mendiskusikan dengan istrinya.
o Penggunaan komunikasi antar anggota keluarga*: Langsung
dengan keluarga.
o Penyampaian pendapat dalam keluarga*: disampaikan
dengan baik, bebas dan tidak terikat.
o Perasaannya selama berkomunikasi dan berinteraksi*:
Nyaman.
o Memberi perhatian kasih sayang serta pentingnya
keluarga*: Ya dengan keluarga yang selalu memberikan
dukungan.
o Anggota keluarga menjalankan peran secara fleksibel*: Ya,
16
setiap anggota keluarga menjalankan perannya dengan baik
dan apabila ada nggota keluarga yang tidak bisa
menjalankan perannya maka anggota keluarga yang lain
akan membantu.
o Pencari nafkah dalam keluarga adalah suami penghasilan
perbulan 500,000-1jt
o Nilai agama/budaya/kesehatan yang dipegang keluarga;
keluarga beragama islam dan selalu solat tepat waktu.
17
Nama Individu yang sakit : Ny.R Umur:68 th. JK: P. Agama: islam Diagnosa Medik :
Sumber Dana Kesehatan : BPJS Pekerjaan: ibu rumah tangga Keluhan Utama : tengkuk terasa berat, pusing
berkunang-kunang
Mual Muntah Kembung Tonus otot Kontraktur Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
18
Mandiri Susah tidur Waktu tidur: 7-8 jam saat
malam
Alergi makanan/minuman :
Bantuan obat,: tidak
Tidak
Jika ada anggota keluarga menderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; Tidak
Jika ada anggota keluarga menderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur: Tidak
Jika ada anggota keluarga menderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; Tidak
Jika ada anggota keluarga menderita penyakit tertentu sesuaikan mengenai keterangan tambahan: Tidak
Keterangan tambahan lain:
19
B. Diagnosa Keperawatan
C. PRIORITAS MASALAH
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
20
D. INTERVENSI
21
Perilaku patuh: Diet Sehat Pendidikan Kesehatan
nutrisi pada hipertensi
INDIKATOR Awal Tujuan 1) Kembangkan menu
1. Menyeimbangkan intake dan 2 5 makanan sehat,
kebutuhan kalori rendah garam dan
2. Memilih makanan sesuai 3 5 kolesterol
panduan nutrisi yang 2) Eksplorasi
direkomendasikan mengenai kesiapan
3. Mencuci buah dan sayur sebelum 3 5 pasien menjaga pola
dimakan makan sehat
4. Menyiapkan makanan sesuai 3) Diskusikan metode
2 5
dengan rekomendasi diet untuk menurunkan
5. Memakan sajian buah yang darah tinggi dengan
direkomendasikan per hari 3 5
3 5 jus seledri (EBP)
6. Memakan sajian sayur yang
4) Diskusikan untuk
direkomendasikan per hari
mengidentifikasi
Ket : tanda tanda darah
tinggi, dan cara cara
1 : Tidak pernah dilakukan memastikan
terjadinya darah
2 : Jarang dilakukan
tinggi
3 : Kadang-kadang dilakukan 5) Identifikasi
hambatan dalam
4 : Sering dilakukan mendapatkan
pelayanan
5 : Dilakukan secara konsisten
kesehatan
6) Berikan dan
rekomendasikan
perawatan tindak
lanjut
22
4. Sering dilakukan
5. Dilakukan secara konsisten
23
a. Mengambil keputusan b. Mengambil Keputusan
Kriteria hasil : Dukungan koping keluarga
1) Fasilitasi komunikasi
antar anggota keluarga
No Indikator Awal Tujuan 2) Tingkatkan hubungn
. saling percaya dengan
1. Mengidentifikasi info relevan 3 5 keluarga
3) Dukung mekanisme
2. Mengidentifikasi konsekuensi 3 5 koping keluarga
pilihan 4) Dukung asertifilitas
keluarga dalam mencari
3. Mengidentifikasi sumber yang 3 5 informasi
diperlukan
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5 Tidak terganggu
keterangan :
1 . menurun
2. cukup menurun
3. sedang
4. cukup meningkat
5. meningkat
24
b. Memodifikasi lingkungan d. Memodifikasi
Kriteria hasil : Manajemen lingkungan
Keamanan lingkungan rumah 1) Identifkasi keamaan dan
kenyaman lingkungan
2) Atur posisi furniture
No Indikator Awa Tujuan dengan rapi dan
. l terjangkau
1. Pemeliharaan rumah 2 5 3) Sediakan tempat tidur
dan lingkungan yang
2. Kebersihan penimpanan 2 5 bersih dan nyaman
4) Jelaskan cara membuat
3. Kebersihan hunian 3 5 lingkungan yang aman
4. Pencahayaan eksterior 3 5
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
25
A. IMPLEMENTASI
26
9. Menghormati hak 5. Keluarga tampak melakukan pengecekan
keluarga menerima kesehatan di pelayanan kesehatan terdekat
menolak informasi 6. Keluarga mengantarkan ke fasilitas kesehatan
10. Menjadi 7. Keluarga tampak mempelajari mengenai bahaya
penghubung lingkungan dan psikologi seperti sress terhadap
keluarga dg darah tinggi dan upaya menangani dengan
kelompok memodifikasi perilaku pasangan dengan gaya
pendukung dan hidup sehat
pelayan kesehatan 8. Keluarga tampak saling membantu
11. Eksplorasi mengkomunikasikan perawatan kesehatan ke
mengenai fasilitas pelayanan terdekat dan mencari tahu
pencegahan darah jenis pelayanan di fasilitas kesehatan terdekat
tinggi
12. Diskusikan metode A: masalah teratasi Sebagian
untuk INDIKATOR Awal Tujuan Akhir
mengidentifikasikan
menurunkan darah 1. Kisaran 2 5 3
tinggi normal
13. Diskusikan untuk untuk TD
mengidentifikasi sistolik
tanda haipertensi 2. Kisaran 2 5 3
14. Berikan dan normal
untuk TD
rekomendasikan
diastolic
perawatan tindak
3. Tanda dan
lanjut gejala 3 5 3
15. Menginformasikan hipertensi
mengenai bahaya 4. Penggunaan 2 5 3
lingkungan dan yang
psikologi seperti benar obat
sress terhadap yang
kesuburan dan diresepkan
upaya menangani
dengan
memodifikasi
perilaku pasangan
16. Arahkan pada No Indicator awal Tujua Akhir
kesehatan atau . n
program modifikasi
gaya hidup 1. Mengidentifikasi 3 5 3
17. Membantu info relefan
mengkomunikasikan
2. Mengidentifikasi 3 5 4
perawatan kesehatan
konsekuen pilihan
ke fasilitas
pelayanan terdekat 3. Mengidentifikasi 3 5 3
18. Menganjurkan jenis sumber yang
pelayanan di diperlukan
fasilitas kesehatan
terdekat 4. Memilih 3 5 4
alternative pilihan
27
No Indicator awal Tujua Akhir
. n
1. Menyeimbangkan 2 5 4
intake dan
kebutuhan kalori
2. Memilih makanan 3 5 4
sesuai panduan
nutrisi yang
direkomendasikan
4. Menyiapkan 2 5 4
makanan sesuai
dengan
rekomendasi diet
5. Memakan sajian 3 5 4
buah yang
direkomendasikan
perhari
6. Memakan sajian 3 5 4
sayur yang
direkomendasikan
perhari
7. Mengkonsumsi 2 5 4
suplemen vitamin
mineral
1. Keseimbangan 3 5 4
aktivitas dan
istirahat
2. Mempertahankan 3 5 5
tidur yang
adekuat
3. Menggunakan 2 5 4
teknik
pengurangan stres
4. Melakukan 2 5 4
periksa kesehatan
secara rutin
28
No indikator awal Tujua Akhir
. n
1. Ada tanggung 2 5 4
jawab membuat
keputusan
2. Mencari 2 5 4
informasi
terpercaya
3. Mengidentivikasi 3 5 4
kebutuhan
kesehatan
4. Mengakses 2 5 4
yankes untuk
kebutuhan
kesehatan
P: Lanjutkan intervensi
29
yang aman dan mendukung
bersih 5. Keluarga tampak mengatur posisi furniture
8. mengatur posisi dengan rapi dan terjangkau agar aman
furniture dengan 6. Keluarga terlihat saling membantu anggota
rapi dan terjangkau keluarga untuk mengidentifikasi layanan
9. menjelaskan cara kesehatan dan sumber daya masyarakat unutk
membuat meningkatkan status kesehatan
lingkungan yang
aman
10. membantu anggota A: masalah teratasi sebagian
keluarga
mengidentifikasi No Indicator awal Tujua Akhir
layanan kesehatan . n
dan sumber daya
masyarakat unutk 1. Pemeliharaan 2 5 4
meningkatkan status rumah
kesehatan
2. Kebersihan 2 5 3
hunian
3. Pencahayaan 3 5 4
eksterior
4. Kebersihan 2 5 3
penyimpanan
1. Mengidentifiasi 3 5 3
info releven
2. Mengidentifikasi 3 5 4
konsekuensi
pilihan
3. Mengidentifikasi 3 5 4
sumber yang
diperlukan
4. Memilih 3 5 4
alternative pilihan
1. Penerimaan 3 5 4
terhadap status
30
kesehatan
2. Kemampuan 2 5 3
melakukan
tindakan
pencegahan
masalah
kesehatan
3. Kemampuan 3 5 4
peningkatan
kesehatan
4. Pencapaian 2 4 3
pengendalian
kesehatan
1. Pemeliharaan 2 5 3
rumah
2. Kebersihan 2 5 4
penyimpanan
3. Kebersihan 3 5 4
hunian
4. Pencahayaan 3 5 4
eksterior
1. Penggunaan 3 5 4
fasilitas kesehatan
2. Kemampuan 2 5 3
mengidentifikasi
factor resiko
3. Kemampuan 3 5 4
mengenali status
kesehatan
P: lanjutkan intervensi
31
32
F. CATATAN PERKEMBANGAN
O:
33
P: Lanjutkan intervensi
O:
P : Pertahankan intervensi
34
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilyn. 2016. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori Dan
Praktik. Jakarta : EGC.
35