OLEH :
LILIK SURYANINGSIH
2015.01.011
BANYUWANGI
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anggota
keluarga yang menderita penyakit, salah satunya penyakit hipertensi. Hipertensi adalah kondisi
penting di antara orang dewasa, yang mempengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia
dan menyebabkan sekitar 7,1 juta kematian per tahun (Osamor & Owumi, 2011). Studi
penelitian Framingham Heart melaporkan risiko hipertensi menjadi sekitar 90% untuk pria dan
wanita yang nonhipertensif pada usia 55 atau 65 tahun dan selamat sampai usia 80-85
(Chobanian, et al, 2004). Menurut WHO, 20–50% dari keseluruhan kematian pada penyakit
kardiovaskuler disebabkan komplikasi hipertensi. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia didapatkan angka kejadian hipertensi pada
golongan usia 45–54 tahun adalah 19,5% yang meningkat menjadi 30,6% di atas umur 55 tahun
(Suprianto, dkk, 2009).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%
(Kemenkes, 2010). Penyakit hipertensi jarang menimbulkan gejala sehingga banyak penderita
yang tidak mengetahui bahwa dirinya terkena tekanan darah tinggi. Ini disebut Universitas
Sumatera Utara hipertensi esensial yang terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi
(95%) dimana penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, tekanan darah tinggi
sering disebut silent killer (Palmer, 2007).
Di antara penyakit-penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), penyakit
hipertensilah yang paling dapat dikendalikan. Dua cara utama untuk mengendalikan penyakit ini
adalah mengubah pola hidup dan menjalani pengobatan (Sheps, 2005). Keberhasilan suatu
program pengobatan tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi
juga oleh kepatuhan (compliance) pasien dalam melaksanakan pengobatan tersebut. Pengobatan
hipertensi umumnya dilakukan seumur hidup atau pengobatan jangka panjang sehingga
kebanyakan pasien tidak meminum obat antihipertensi sesuai dengan yang diresepkan dan
menghentikannya setelah 1 tahun (Manurung, 2011). Hasil penelitian di Amerika Serikat
mengungkapkan bahwa pengobatan jangka panjang selalu menjadi masalah dalam setiap kondisi
penyakit kronis, termasuk hipertensi. Banyak pasien yang bersikap negatif terhadap minum obat,
terutama jika mereka merasa baik (Osamor & Owumi, 2011). Dari sekitar 15 juta penderita
hipertensi di Indonesia, hanya 4% hipertensi yang terkendali (Bustan, 2007).
Salah satu strategi untuk mengatasi ketidakpatuhan adalah dengan memanfaatkan keluarga.
Keluarga merupakan sistem pendukung utama terhadap masalah-masalah yang terjadi pada
anggota keluarganya. Secara umum orangorang yang merasa menerima penghiburan, perhatian
dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau sekelompok orang biasanya
cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis dari pada mereka yang kurang merasa
mendapat dukungan (Suprianto, dkk, 2009). Menurut Friedman (1998), keluarga mempunyai
peran yang sangat penting dalam menentukan perilaku dari anggota keluarganya yang sakit.
Keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana penanganan harus diberikan.
2. Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien hipertensi .
b. Mengidentifikasi kepatuhan menjalankan pengobatan pada pasien hipertensi.
c. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan menjalankan pengobatan
pada pasien hipertensi.
3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak.
a. Bagi peneliti Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dalam memberikan intervensi
keperawatan keluarga pada penderita hipertensi.
b. Bagi instansi pendidikan Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
untuk pengembangan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan sebagai sumber
data untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan hipertensi.
c. Bagi instansi kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
tenaga kesehatan dalam menangani pasien hipertensi
BAB 11 TINJAUAN TEORI
1. Konsep Keluarga.
1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
Menurut Duval, 2009 (dalam Supartini, 2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang
Bailon, 2008 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih
individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 2009 dan Friedman 2011, ada
keluarga berencana.
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 13tahun)
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang
meninggalkan rumah)
f. Tahap VI :
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII :
Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan) Tahap keluarga
pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya
memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
Menurut Maclin, 2011 (dalam Achjar, 2013) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama
4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain
yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu
rumah tangga
Menurut Carter dan Mc Goldrick (2008) dalam Setiawan dan Darmawan (2011)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan,
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/
lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat
penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab
keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut
terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya
dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
2 Konsep Penyakit
2.1 Definisi Hipertensi
Darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Muttaqin. Arif,
2009).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Wijaya,
2016).
Menurut WHO (World Health Organitation), batas normal adalah 120-140 mmHg
sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang, disebut mengidap hipertensi jika
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg, dan tekanan
darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg-160 mmHg dan tekanan darah
diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg (Poerwati, 2014).
2.2 Etiologi
Menurut Sunardi (2012), penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
1) Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang
jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,
kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi
insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain.
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien
hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-
70 % untuk terkena hipertensi primer.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dipicu oleh penyakit lainnya. Sekitar 5-10%
kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal
akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Hipertensi yang
penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya
ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat.
2.3 Klasifikasi
Menurut Sugihartono (2011), hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah menurut American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension (2013).
2.4 Patofisiologi
Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu. Namun disepakati
bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar dari 140/90 mmHg adalah
hipertensi (WHO, 2010 dan JNC, 2011). Tabel pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat
dibawah ini : Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
- Hindari merokok
2) Penatalaksanaaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeberian atau
pemulihan obat anti hipertensi yaitu :
a) Mempunyai efektifitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulkan intoleransi.
e) Harga obat relative murah dan terjangkau.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium dan golongan penghambat
konvensi renin angiotensin.
(PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA )
PENGKAJIAN
Data Umum
tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain :
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga masih membutuhkan biaya untuk menyekolahkan anak nomer dua, kk berkerja sebagai kuli
bangunan dan anak nomer satu masih belum menentu, istri Ny A terkena hipertensi masih
mempertahankan kesehatannya.
Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “ istri saya semenjak terkena hipertensi dia sering mengalami sakit
kepala seperti cekot-cekot
Riwayat keseh Istri : Kelg berkata : semenjak saya terkena hipertensi saya mudah sakit-sakitan seperti
sakit kepala
Riwayat keseh anak : Kelg berkata : klg tidak ada masalah pada anak saya
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Lantai rumah dari berlantai dari semen, terdapat 3 kamar, 1 kamar mandi dan WC, terdapat 6 jendela,
dapur, dan ruang tamu, atap dari genteng, pembungan air limbah dengan jamban, menggunakan air
bersih
Denah Rumah :
kamar 2 km mandi
Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata : ventilasi rumah kurang,embungan air limbah
tidak ada
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga saling rukun, saling membantu dan ikut kegiatan pengajian rutin di wilyahnya
Keluarga Tn. S sudah lam tinggal di rumah tersebut, mereka tidak pernah pindah pindah sejak
orangtuanya masih ada.
Keluarga selalu mendapat dukungan dari tetangga dan dari keluarga besarnya.
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan
biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah terlebih dahulu. Komunikasi dilakukan dengan
sangat terbuka antar anggota keluarga.
Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan 2 orang anak, dan saling
perhatian satu sama lain.
3. Struktur peran
4. Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Tn.S yaitu menyesuaikan dengan nilai dan norma
dalam agama yang dianut keluarga Tn.S dan sesuai dengan yang terdapat pada lingkungan
masyarakat sekitar rumah Tn.S.
FUNGSI KELUARGA
b) Mengambil keputusan
4) Jelaskan & Demonstrasi perawatankan penyakit hipertensi tentang cek tekanan darah
Kelg berkata : kalau tekanan darah biasanya 140 itu sudah tinggi tapi tidak tau cara pengukuran tekanan
darahnya
d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan
Kelg berkata : “saya selalu menyapu rumah setiap pagi dan sore, membersihkan jendela dan
menguras dan membersihkan kamar mandi 2 minggu sekali”
Kelg berkata : “Hubungan keluarga dalam keluarga saya sangat harmonis, tidak pernah ada
konflik dan setiap ada masalah selalu diselesaikan secara musyawarah dalam
keluarga”
e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata :”Saya dulu selalu pergi ke puskesmas atau ke poskes pesucen setiap minggu untuk
kontrol kesehatan saya dan mengecek kadar gula pada tubuh saya karena saya
mempunyai penyakit kencing manis, tetapi saya sekarang tidak pernah pergi ke
puskesmas atau poskes pesucen lagi”
3 Fungsi reproduksi
Ny.M sudah tidak menggunakan KB atau kontrasepsi pil dan suntik lagi.
4 Fungsi ekonomi
Tn.U bekerja sebagai buruh serabutan untuk kehidupan sehari-harinya untuk menafkahi keluarganya
anak dan istrinya.
Keadaan Umum
RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c
BB : 55 kg TB : 152 m
LL : …………………………. LK : ……………………….
1). KepaladanRambut
Inspeksi: warna rambut hitam, tidak terdapat lesi, kebersihan rambut cukup, tidak ada odem,
2). Hidung
Inspeksi: warna kulit sama dengan sekitar, septum nasi utuh, simetris
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
3). Telinga
Inspeksi: simetris kanandan kiri, kebersihan cukup, berfungsi dengan normal,
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
4). Mata
Inspeksi: simetris kanan dan kiri, sclera putih, konjuntiva merah muda, penglihatan berfungsi normal
Palpasi: tidak ada odem, tidak nyeri tekan
5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing
Inspeksi: kebersihan mulut cukup, terdapat karies gigi, tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar
tiroid, mukosa bibir kering,
(3). Perkusi
(4). Auskultasi
Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal tidak terdapat bunyi tambahan
8). Payudara
(a). Inspeksi
Simetris antara kanan dan kiri, terdapat dua puting dan menonjol.
(b). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan yang berarti.
9). Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Abdomen simetris, tidak terdapat lesi dan benjolan.
(b). Auskultasi
Bissing usus 12x/menit
(c). Palpasi
Tidak terdapat pembesaran hepar, dan tidak terdapat nyeri tekan
(d). Perkusi
Kuadran 1 redup, kuadran 2-3-4 timpani
10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot
Tidak terdapat luka pada kaki dan tangan
11). Genetaliadan Anus
Genetalia bersih, tidsak terdapat nyeri tekan, lubang anus ada
12). Pemeriksaan Neurologi
GCS 4-5-6, composmentis
Keluarga Tn.S mengharapkaan agar istrinya sembuh dari penyakitnya sehingga dapat melakukan
aktifitas sehari hari seperti biasanya.
ANALISA DATA
RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c
BB : 55 kg TB : 152 cm
DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN
KELUARGA
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit MENGAMBIL
hipertensi KEPUTUSAN UNTUK
MENGATASI
Kelg berkata : cukup dengan di beri minum teh anget dan ANGGOTA
istirahat dengan tidur KELUARGA
DENGAN PENYAKIT
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit HIPERTENSI
hipertensi
RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c
BB : 55 kg TB : 152 cm
DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN
KELUARGA
1) Cara perawatan penyakit Hipertensi MERAWAT
ANGGOTA
Kelg berkata : mengonsumsi makanan yang rendah garam
KELUARGA
2) Demonstrasi perawatan penyakit hipertensi tentang garam DENGAN PENYAKIT
HIPERTENSI
Kelg berkata : masak yang menggunakan rendah garam
DATA OBYEKTIF :
Lantai rumah dari berlantai dari semen dan beralaskan karpet
plastik, terdapat 3 kamar, 1 kamar mandi dan WC, terdapat 2
jendela, dapur, dan ruang tamu, atap dari genteng, pembungan
air limbah dengan jamban, menggunakan air bersih PDAM,
kebersihan rumah kurang bersih dan lingkungan yang
berserakan.
DX Keperawatan Keluarga :
NYERI AKUT
1) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MASALAH. KESEHATAN PADA ANGGOTA
KELUARGA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
NGAN
JUMLAH 4
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah
Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan dan demontrasikan perawatan
keperawatan selama 7 X psikomot penyakit hipertensi :
a. Mendemontrasikan 1) Diit 3 J : Jumlah kalori sesuai BB, jadwal 3X
kunjungan, keluarga or
perawatan angg kelg makan utama,3X makan selingan, selang 3 jam,
mampu merawat pada
anggota keluarga dengan dengan hipertensi yaitu : hindari makanan yang mengandung garam, msg,
penyakit hipertensi atau penyedap rasa lainnya.
a. Diit 3 J (jadwal, jenis 2) Olahraga yaitu 1,5 jam setelah makan, :
jumlah kalori) senam kaki, jalan, +/- 30 mnt
b.Olahraga: berjalan santai 3) Obat menurunkan tekanan darah
c. Pengobatan hipertensi 4) Komplikasi penyakit ginjal, arteri koronaria,
d.Prosedur periksaan stroke.
tekanan darah dengan 5) Cara pemeriksaan TD dengan
spiknomanomaeter (tensi)
cara di tensi
b. Berikan kesempatan keluarga mendemonstrasikan
perawatan peny hipertensi
c. Berikan pujian atas keberhasilan memberikan
perawatan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan ling fisik rumah yaitu : kriteria rumah
keperawatan selama 7x psikomot a. Menyebutkan kembali sehat yaitu :
kunjungan keluarga or cara 1) Ventilasi rumah > 10 % luas lantai, dan jendela
mampu menciptakan / menciptakan/memeliha di buka stiap hari
memelihara lingkungan 2) Pencahayaan rumah terang/bisa baca dengan
ra lingkungan rumah yg
yang dapat menunjang jelas
dapat menunjang 3) Penataan ruangan baik, rumah bersih
kesehatan pada anggota kesehatan pd anggota 4) Kamar mandi bersih dan tidak licin serta dikuras
keluarga dengan penyakit kelg dgn penyakit minimal 1 mgg sekali
hipertensi. 5) Ada SPAL, lancar dan ada septitank
Hipertensi
b. Mendemonstrasikan 6) Ada jamban, tempat sampah
7) Rumah dengan kandang > 10 meter
lingkungan rumah yg
b. Jelaskan ling psikologis rumah yaitu : hubungan
dpt menunjang yg harmonis antar anggota kelg , selalu ada
kesehatan pd anggota komunikasi setiap hari, dengan membiasakan
kelg dgn penyakit makan bersama
Hipertensi c. Bantu & demontrasikan menciptakan lingkungan
Lingkungan rumah yg rumah yg dapat menunjang kesehatan pd angg
sehat ditandai dengan : kelg dengan peny hipertensi
d. Motivasi keluarga untuk
a. Penataan perabotan menciptakan/memelihara lingkungan rumah yg
rumah baik dapat menunjang kesehatan pd angg kelg dengan
b. Lingkungan rumah peny hipertensi
bersih dan sehat e. Berikan pujian atas pelaksanaan yg dilakukan
c. Mempunyai jendela keluarga
d. Mempunyai saluran
pembuangan air limbah
CATATAN KEPERAWATAN
NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TUK T
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
1 S : Ny. A mengetahui S : Ny. A mengetahui sedikit S : Ny. A mengetahui
sedikit tentang tentang penyakitnya pengertian, penyebab,
penyakitnya tanda dan gejala, dan
predisposisi penyakitnya
O : TD : 140/80 mmhg
O : TD : 150/80 mmhg
N : 86 x/menit
O : TD : 160/90 mmhg
N : 88 x/menit
RR : 22x/menit
N : 88 x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6ºc
RR : 26x/menit
S : 36,6ºc
BB : 55 kg
S : 37ºc
BB : 55 kg
TB : 152 cm
BB : 55 kg
TB : 152 cm
TB : 152 cm
A : maslah teratasi
A : masalah teratasi sebagian
A : masalah belum teratasi
P : menghentikan
P : melanjutkan intervensi P : melanjutkan intervensi intervensi
menjelaskan memberikan pujian dan
pengertian, penyebab, mengevaluasi
tanda gejala, dan
predisposisi
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
2 S : Ny. A belum bisa cara S : Ny. A sedikit mengetahui S : Ny. A mengetahui
merawat cara merawat cara merawat penyakit
hipertensi dan
menjelaskan serta
O : TD : 160/90 mmhg mendemonstransikan
perawatan penyakit
N : 88 x/menit hipertensi
RR : 26x/menit O : TD : 150/80 mmhg O : TD : 140/80 mmhg
S : 37ºc N : 88 x/menit N : 86 x/menit
BB : 55 kg RR : 22x/menit RR : 22x/menit
TB : 152 cm S : 36,6ºc S : 36,6ºc
A : masalah belum teratasi BB : 55 kg BB : 55 kg
TB : 152 cm TB : 152 cm
P : melanjutkan intervensi
A : masalah teratasi sebagian A : masalah teratasi
jelaskan cara perawatannya
Jelaskan demonstrasi
perawatan
P : melanjutkan intervensi P : menghentikan
Berikan kesempatan pada
pujian dan mengevaluasi intervensi
anggota keluarga untuk
mendemonstrasikan
Berikan pujian
Evaluasi keberhasilan
keluarga dalam melakukan
perawatan
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
4 S : Ny. S belum bisa S : Ny. A sedikit mengetahui S : Ny. A mengetahui
memlihara lingkungan pemeliharaan lingkungan kriteria rumah sehat