Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN ASMA DI


DUSUN BULUPAYUNG
BANYUWANGI
2018

OLEH :
LILIK SURYANINGSIH

2015.01.011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI
2018
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anggota
keluarga yang menderita penyakit, salah satunya penyakit hipertensi. Hipertensi adalah kondisi
penting di antara orang dewasa, yang mempengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia
dan menyebabkan sekitar 7,1 juta kematian per tahun (Osamor & Owumi, 2011). Studi
penelitian Framingham Heart melaporkan risiko hipertensi menjadi sekitar 90% untuk pria dan
wanita yang nonhipertensif pada usia 55 atau 65 tahun dan selamat sampai usia 80-85
(Chobanian, et al, 2004). Menurut WHO, 20–50% dari keseluruhan kematian pada penyakit
kardiovaskuler disebabkan komplikasi hipertensi. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia didapatkan angka kejadian hipertensi pada
golongan usia 45–54 tahun adalah 19,5% yang meningkat menjadi 30,6% di atas umur 55 tahun
(Suprianto, dkk, 2009).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan hipertensi
sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%
(Kemenkes, 2010). Penyakit hipertensi jarang menimbulkan gejala sehingga banyak penderita
yang tidak mengetahui bahwa dirinya terkena tekanan darah tinggi. Ini disebut Universitas
Sumatera Utara hipertensi esensial yang terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi
(95%) dimana penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, tekanan darah tinggi
sering disebut silent killer (Palmer, 2007).
Di antara penyakit-penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), penyakit
hipertensilah yang paling dapat dikendalikan. Dua cara utama untuk mengendalikan penyakit ini
adalah mengubah pola hidup dan menjalani pengobatan (Sheps, 2005). Keberhasilan suatu
program pengobatan tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi
juga oleh kepatuhan (compliance) pasien dalam melaksanakan pengobatan tersebut. Pengobatan
hipertensi umumnya dilakukan seumur hidup atau pengobatan jangka panjang sehingga
kebanyakan pasien tidak meminum obat antihipertensi sesuai dengan yang diresepkan dan
menghentikannya setelah 1 tahun (Manurung, 2011). Hasil penelitian di Amerika Serikat
mengungkapkan bahwa pengobatan jangka panjang selalu menjadi masalah dalam setiap kondisi
penyakit kronis, termasuk hipertensi. Banyak pasien yang bersikap negatif terhadap minum obat,
terutama jika mereka merasa baik (Osamor & Owumi, 2011). Dari sekitar 15 juta penderita
hipertensi di Indonesia, hanya 4% hipertensi yang terkendali (Bustan, 2007).
Salah satu strategi untuk mengatasi ketidakpatuhan adalah dengan memanfaatkan keluarga.
Keluarga merupakan sistem pendukung utama terhadap masalah-masalah yang terjadi pada
anggota keluarganya. Secara umum orangorang yang merasa menerima penghiburan, perhatian
dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau sekelompok orang biasanya
cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis dari pada mereka yang kurang merasa
mendapat dukungan (Suprianto, dkk, 2009). Menurut Friedman (1998), keluarga mempunyai
peran yang sangat penting dalam menentukan perilaku dari anggota keluarganya yang sakit.
Keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana penanganan harus diberikan.
2. Tujuan Penelitian
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien hipertensi .
b. Mengidentifikasi kepatuhan menjalankan pengobatan pada pasien hipertensi.
c. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan menjalankan pengobatan
pada pasien hipertensi.
3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak.
a. Bagi peneliti Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dalam memberikan intervensi
keperawatan keluarga pada penderita hipertensi.
b. Bagi instansi pendidikan Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
untuk pengembangan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan sebagai sumber
data untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan hipertensi.
c. Bagi instansi kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
tenaga kesehatan dalam menangani pasien hipertensi
BAB 11 TINJAUAN TEORI

1. Konsep Keluarga.
1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan

perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian

dari keluarga (Ekasari, 2011).

Menurut Duval, 2009 (dalam Supartini, 2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang

bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.

Bailon, 2008 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih

individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta

mempertahankan budaya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang

dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah

tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling

ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai

tujuan bersama.

1.2 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 2009 dan Friedman 2011, ada

8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :

a. Tahap I : Keluarga Pemula

Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas

perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling

memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara haramonis, merencanakan

keluarga berencana.
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda

sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,

memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang

tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar

masing-masing pasangan.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat

dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai

mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi

kebutuhan bermain anak.

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 13tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan

kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak

saat menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan

dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan

kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan

anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung

jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.Tahap VI : Keluarga yang

melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang

meninggalkan rumah)
f. Tahap VI :

Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas

perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan

memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-

anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan

perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

g. Tahap VII :

Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan) Tahap keluarga

pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau

kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia

45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya

adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang

memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna

perkawinan yang kokoh.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama

berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan

lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan

hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,

mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan

pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

1.3 Tipe Keluarga

Menurut Maclin, 2011 (dalam Achjar, 2013) pembagian tipe keluarga, yaitu :

a. Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup

dalam rumah tangga yang sama.

2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang

yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.


3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak

yang tinggal bersama mereka.

4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri

5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di

rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.

6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang

tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya

terdiri dari ibu dan anaknya).

2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.

3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama

sebagai pasangan yang menikah.

4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan

monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan

mempunyai pengalaman yang sama.

Menurut Allender dan Spradley (2011)

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak

kandung atau anak angkat

2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain

yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi

3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung

atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.

5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia

lanjut.

b. Keluarga non tradisional

1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah

2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama

dalam satu rumah

3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu

rumah tangga

Menurut Carter dan Mc Goldrick (2008) dalam Setiawan dan Darmawan (2011)

a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang

menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara

bersama-sama.

c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.

1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu

tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :

Fungsi keluarga menurut Friedman (2009) dalam Setiawati dan

Darmawan (2011), yaitu:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan

kepribadian anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh

dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.

c. Fungsi perawatan kesehatan


Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi

keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan

perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota

keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan,

dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.

e. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk

memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

f. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman/

memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian

anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

1.6 Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan

lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat

penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang

diaksud adalah:

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga

terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab

dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga

mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan

keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut

terhadap akibat atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota

keluarga yang sakit.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana

keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang

diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap

anggota keluarga yang sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene

sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga. Upaya

pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga

dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak

terhadap kesehatan keluarga.

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti

kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,

keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan

fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah

pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

2 Konsep Penyakit
2.1 Definisi Hipertensi
Darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Muttaqin. Arif,
2009).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Wijaya,
2016).
Menurut WHO (World Health Organitation), batas normal adalah 120-140 mmHg
sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang, disebut mengidap hipertensi jika
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg, dan tekanan
darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg-160 mmHg dan tekanan darah
diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg (Poerwati, 2014).

2.2 Etiologi
Menurut Sunardi (2012), penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

1) Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang
jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,
kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi
insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain.
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien
hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-
70 % untuk terkena hipertensi primer.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dipicu oleh penyakit lainnya. Sekitar 5-10%
kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal
akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Hipertensi yang
penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya
ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat.
2.3 Klasifikasi

Menurut Sugihartono (2011), hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :

1) Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan


sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia
lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung
berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam
arteri dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang
nilainya lebih besar.
2) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik
tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan
dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit
secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang
melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua
denyutan.
3) Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.
Pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang merupakan salah satu dasar
penentuan tatalaksana hipertensi. Menurut American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension (2013), tekanan darah dibagi dalam berbagai tingkatan,
yaitu (Tabel 1)

Klasifikasi Sistolik Diastolik Satuan


Optimal <120 <80 mmHg
Normal 120 – 129 80 – 84 mmHg

Normal tinggi 130 – 139 84 – 89 mmHg

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99 mmHg

Hipertensi derajat 2 160 – 179 100 – 109 mmHg

Hipertensi derajat 3 ≥180 ≥110 mmHg

Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90 MmHg

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah menurut American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension (2013).
2.4 Patofisiologi
Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu. Namun disepakati
bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar dari 140/90 mmHg adalah
hipertensi (WHO, 2010 dan JNC, 2011). Tabel pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat
dibawah ini : Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94


Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90

Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 (Joint National Committee 7)

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

2.5 Manifestasi Klinis


Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat,
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema
pada diskus optikus). Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian
belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak
nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2011).
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung
berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk
terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi
hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal
dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah
otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono,
2013).
Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual
dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 2009).
2.6 Faktor Resiko
a. Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
1) Keturunan/ genetik
2) Usia
3) Jenis kelamin
4) Ras/ etnis
5) Tipe Kepribadian
b. Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
1) Makan berlebihan
2) Obesitas
3) Tidak berolahraga
4) Merokok
5) Minum alkohol
2.7 Komplikasi
a. Penyakit ginjal
Pembuluh darah kecil di kedua ginjal anda dapat rusak karena hipertensi, jadi akan
menghalangi oragan ginjal dalam menjalankan fungsinya dengan normal. Keadaan
tersebut bisa menyebabkan berbagai gejala, contoh gejalanya kulit gatal, sesak nafas,
kecing lebih sering, darah pada urine, kelelahan, pergelangan tangan, atau kaki
membengak.
b. Penyakit arteri koronaria
Darah tinggi biasanya juga termasuk faktor penyebab utama dari penyakit arteri
koronaria. Penggumpalan yang terbentuk di percabangan arteri, yang menuju arah
koronaria kanan dan kiri, serta agak jarang di arteri sirromflex. Aliran darah menuju distal
bisa mengalami obstruksi permanen atau sementara, yang diakibatkan karena akumulasi
plaque. Perkembangan sirkulasi kolateral disekitar obstruksi arteromasus menghambat
pertukaran dari nutrisi dan gas menuju miokardium. Dan kegagalan sirkulasi kolateral
dalam menyediakan suplai oksigen adekuat menuju sel-sel, akan menyebabkan seseorang
terkena penyakit arteri koronaria.
c. Stroke
Gangguan aliran darah juga bisa menyebabkan penyakit stroke. Ini berarti terjadi
gangguan pembuluh darah di otak. Saat aliran darah menuju otak terganggu, area otak
yang juga terlibat akan menjadi rusak. Terkadang stroke disebabkan karena pembuluh
darah yang tersumbat serta darah tak bisa mengalir. Tekanan darah tinggi juga bisa
menyebabkan pembuluh darah kecil pada otak pecah, disebut juga stroke hemoragic,
aliran berkurang di sebabkan oleh kebocoran darah yang keluar melalui darah.
2.8 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan non farmakologis
a) Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Garam dapur mempunyai
kandungan 40% natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang
mengandung soda kue, baking powder, MSG (monosodium glutamat), pengawet
makanan atau natrium benzoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai,
makanan yang terbuat dari mentega. Penderita tekanan darah tinggi yang sedang
menjalani diet garam harus memperhatikan hal sebagai berikut:
a. Jangan menggunakan garam dapur.
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarin, mentega, keju, terasi,
petis, sosis, ikan asin, dan lain-lain.
c. Hindari makanan yang di olah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d. Hindari menggunakan baking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e. Batasi minumn yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprit.
b) Diet rendah kolesterol / lemak
Di dalam tubuh terdapat 3 bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
pospolipid. Sekitar 25-50% kolesterol berasal dari makan yang dapat di absorbsi
oleh tubuh sisanya akan di buang lewat feses. Beberapa makanan yang
mengandung kolesterol tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur,
kepiting. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolesterol serta
menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur nutrisi pada hipertensi adalah :
a. Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarin, dan mentega.
b. Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan.
c. Gunakan susu full cream.
d. Batasi konsumsi kunig telur, paling banyak tiga butir/minggu.
e. Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan kacang lainnya.
f. Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dan
dodol.
g. Lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.
c) Contoh menu untuk penderita hipertensi:
- 1 piring nasi (100g)
- 1 potong daging (50g)
- 1 mangkok sup (130g)
- 1 potong tempe (50g)
- 1 potong pepaya (100g)
d) Aktivitas, klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, bersepeda,
dan berenang.
e) Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :
- Hindari Obesitas

- Hindari merokok

- Usahakan pikiran selalu tenang dan santai

- Berolahraga secara teratur

- Sering memakan buah-buahandansayuran

- Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)

- Hindari minuman beralkohol

- Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)

- Rutin Kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang mempunyai


riwayat hipertensi.

2) Penatalaksanaaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeberian atau
pemulihan obat anti hipertensi yaitu :
a) Mempunyai efektifitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulkan intoleransi.
e) Harga obat relative murah dan terjangkau.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium dan golongan penghambat
konvensi renin angiotensin.
(PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA )

PENGKAJIAN

Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga : Ny. A

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain :
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga masih membutuhkan biaya untuk menyekolahkan anak nomer dua, kk berkerja sebagai kuli
bangunan dan anak nomer satu masih belum menentu, istri Ny A terkena hipertensi masih
mempertahankan kesehatannya.

3. Riwayat keluarga inti

Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “ istri saya semenjak terkena hipertensi dia sering mengalami sakit
kepala seperti cekot-cekot

Riwayat keseh Istri : Kelg berkata : semenjak saya terkena hipertensi saya mudah sakit-sakitan seperti
sakit kepala

Riwayat keseh anak : Kelg berkata : klg tidak ada masalah pada anak saya

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Lantai rumah dari berlantai dari semen, terdapat 3 kamar, 1 kamar mandi dan WC, terdapat 6 jendela,
dapur, dan ruang tamu, atap dari genteng, pembungan air limbah dengan jamban, menggunakan air
bersih

Denah Rumah :

ruang tamu kamar 1 dapur

kamar 2 km mandi

Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata : ventilasi rumah kurang,embungan air limbah
tidak ada
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga saling rukun, saling membantu dan ikut kegiatan pengajian rutin di wilyahnya

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. S sudah lam tinggal di rumah tersebut, mereka tidak pernah pindah pindah sejak
orangtuanya masih ada.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Istri Tn. S tergabung dalam anggota PKK daerah rumahnya

5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga selalu mendapat dukungan dari tetangga dan dari keluarga besarnya.
STRUKTUR KELUARGA

1. Komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan
biasanya diselesaikan dengan cara musyawarah terlebih dahulu. Komunikasi dilakukan dengan
sangat terbuka antar anggota keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan 2 orang anak, dan saling
perhatian satu sama lain.

3. Struktur peran

Tn.S bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.

Ny.A bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga .

Sdr. F berperan sebagai anak pertama

An. P berperan sebagai anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan.

4. Norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Tn.S yaitu menyesuaikan dengan nilai dan norma
dalam agama yang dianut keluarga Tn.S dan sesuai dengan yang terdapat pada lingkungan
masyarakat sekitar rumah Tn.S.

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi perawatan kesehatan

Keluhan utama : sakit kepala

Kelg berkata : “ Ny. A merasa pusing


TUGAS PERAWATAN KELUARGA

a) Mengenal masalah keluarga

1) Pengertian penyakit hipertensi

Kelg berkata : darah tinggi tensinya tinggi


2) Penyebab penyakit hipertensi

Kelg berkata : karena faktor makanan

3) Tanda adan gejala penyakit hipertensi

Kelg berkata :pusing, sakit kepala

4) Pre dispossi/cara penularan penyakit hipertensi

Kelg berkata :tidak tahu

b) Mengambil keputusan

1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Kelg berkata :istirahat tidur

2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Kelg berkata : membawa ke puskesmas/pustu pesucen

3) Dampak penyakit hipertensi

Kelg berkata : sakit kepala

4) Komplikasi penyakit hipertensi

Kelg berkata : stroke dan sakit jantung

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

1) Cara perawatan penyakit hipertensi

Kelg berkata : istirahat cukup

2) Jelaskan & Demonstrasikan perawatan penyakit hipertensi tentang diit 3 J

Kelg berkata : tidak boleh banyak menggunakan banyak garam

3) Jelaskan & Demonstrasi perawatankan penyakit hipetensi tentang pola olahraga/aktivitas

Kelg berkata : dengan berjalan-jalan saat pagi

4) Jelaskan & Demonstrasi perawatankan penyakit hipertensi tentang cek tekanan darah
Kelg berkata : kalau tekanan darah biasanya 140 itu sudah tinggi tapi tidak tau cara pengukuran tekanan
darahnya

d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan

Kelg berkata : “saya selalu menyapu rumah setiap pagi dan sore, membersihkan jendela dan
menguras dan membersihkan kamar mandi 2 minggu sekali”

2) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg .

Kelg berkata : “Hubungan keluarga dalam keluarga saya sangat harmonis, tidak pernah ada
konflik dan setiap ada masalah selalu diselesaikan secara musyawarah dalam
keluarga”
e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
1) Penggunaan pelayanan kesehatan

Kelg berkata :”Saya dulu selalu pergi ke puskesmas atau ke poskes pesucen setiap minggu untuk
kontrol kesehatan saya dan mengecek kadar gula pada tubuh saya karena saya
mempunyai penyakit kencing manis, tetapi saya sekarang tidak pernah pergi ke
puskesmas atau poskes pesucen lagi”
3 Fungsi reproduksi
Ny.M sudah tidak menggunakan KB atau kontrasepsi pil dan suntik lagi.
4 Fungsi ekonomi
Tn.U bekerja sebagai buruh serabutan untuk kehidupan sehari-harinya untuk menafkahi keluarganya
anak dan istrinya.

Pemeriksaan fisik , Nama : Ny. A

Keadaan Umum

a. Tanda – tanda Vital

Tensi : 160/90 Nadi : 88 x/mt

RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c

BB : 55 kg TB : 152 m

LL : …………………………. LK : ……………………….

b. Cepalocaudal (fokus yang bermasalah )

1). KepaladanRambut

Inspeksi: warna rambut hitam, tidak terdapat lesi, kebersihan rambut cukup, tidak ada odem,

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan

2). Hidung
Inspeksi: warna kulit sama dengan sekitar, septum nasi utuh, simetris
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
3). Telinga
Inspeksi: simetris kanandan kiri, kebersihan cukup, berfungsi dengan normal,
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
4). Mata
Inspeksi: simetris kanan dan kiri, sclera putih, konjuntiva merah muda, penglihatan berfungsi normal
Palpasi: tidak ada odem, tidak nyeri tekan
5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing
Inspeksi: kebersihan mulut cukup, terdapat karies gigi, tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar
tiroid, mukosa bibir kering,

6). Leher dan Tenggorokan

Inspeksi: warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada pembengkakan


7). Dada/ Thorak

a). Pemeriksaan Paru


(1). Inspeksi
Pergerakan dinding dada terlihat simetris.
(2). Palpasi
Vokal vremitus normal, tidak terdapat nyeri tekan
(3). Perkusi
Paru kanan paru kiri
ICS I - VI = sonor ICS I – II = sonor
VII – VIII = pekak II – V = redup
VI – VIII = sonor
(4). Auskultasi
Tidak terdapat bunyi tambahan seperti ronchi dan wezzing
b). PemeriksaanJantung
(1). Inspeksi
Ictus cordis tidak nampak
(2). Palpasi
Ictus cordis tidak teraba

(3). Perkusi

Batas atas ICS II

Batas bawah ICS V

Batas kanan linea sternalis dekstra

Batas kiri mid clavikula sternalis sinistra.

(4). Auskultasi
Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal tidak terdapat bunyi tambahan
8). Payudara
(a). Inspeksi
Simetris antara kanan dan kiri, terdapat dua puting dan menonjol.
(b). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan yang berarti.
9). Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Abdomen simetris, tidak terdapat lesi dan benjolan.
(b). Auskultasi
Bissing usus 12x/menit
(c). Palpasi
Tidak terdapat pembesaran hepar, dan tidak terdapat nyeri tekan
(d). Perkusi
Kuadran 1 redup, kuadran 2-3-4 timpani
10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot
Tidak terdapat luka pada kaki dan tangan
11). Genetaliadan Anus
Genetalia bersih, tidsak terdapat nyeri tekan, lubang anus ada
12). Pemeriksaan Neurologi
GCS 4-5-6, composmentis

Pemeriksaan Penunjang/ Laborat.

a. Laborat : .tidak ada

b. Penunjang : tidak ada


HARAPAN KELUARGA

Keluarga Tn.S mengharapkaan agar istrinya sembuh dari penyakitnya sehingga dapat melakukan
aktifitas sehari hari seperti biasanya.
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny. A


MASALAH : nyeri akut

No KELOMPOK DATA ETIOLOGI

DATA SUBYEKTIF : klg mengatakan kalua sering sakit KETIDAKMAMPUAN


kepala dinagian belakang KELUARGA
MENGENAL
Keluhan utama :sakit kepala pusing MASALAH.
Kelg berkata : “ Ny. A merasa sering sekali sakit kepala KESEHATAN PADA
ANGGOTA
Mengenal masalah penyakit hipertensi KELUARGA
DENGAN PENYAKIT
1) Pengertian penyakit hipertensi HIPERTENSI
Kelg berkata : “ penyakit darah tinggi yang di sebabkan oleh
tensi yang tinggi 140

2) Penyebab penyakit hipertensi

Kelg berkata : “ karena gaya hidup makanan

3) Tanda adan gejala penyakit hipertensi

Kelg berkata : “ pusing, sakit kepala

4) Pre dispossi/cara penularan penyakit


Kelg berkata : saya tidak tahu awal terkenanya hipertensi
DATA OBYEKTIF :
Pmeriksaan fisik : Ny.A sakit kepala, pusing

Tensi : 160/90 Nadi : 88 x/mt

RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c

BB : 55 kg TB : 152 cm
DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN
KELUARGA
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit MENGAMBIL
hipertensi KEPUTUSAN UNTUK
MENGATASI
Kelg berkata : cukup dengan di beri minum teh anget dan ANGGOTA
istirahat dengan tidur KELUARGA
DENGAN PENYAKIT
2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit HIPERTENSI
hipertensi

Kelg berkata : tidur istrahat yang cukup

3) Dampak penyakit hipertensi


Kelg berkata : klg tidak tahu

4) Komplikasi penyakit hipertensi


Kelg berkata : klg tidak tahu

DATA OBYEKTIF : sakit kepala, pusing

Tensi : 160/90 Nadi : 88 x/mt

RR : 26 x/mnt Suhu : 37 c

BB : 55 kg TB : 152 cm
DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN
KELUARGA
1) Cara perawatan penyakit Hipertensi MERAWAT
ANGGOTA
Kelg berkata : mengonsumsi makanan yang rendah garam
KELUARGA
2) Demonstrasi perawatan penyakit hipertensi tentang garam DENGAN PENYAKIT
HIPERTENSI
Kelg berkata : masak yang menggunakan rendah garam

3) Demonstrasi perawatan penyakit hipertensi tentang diet

Kelg berkata : tidak boleh banyak menggunakan banyak


garam

4) Jelaskan & Demonstrasi perawatankan penyakit hipetensi


tentang pola olahraga/aktivitas

Kelg berkata : dengan berjalan-jalan saat pagi


DATA OBYEKTIF :
Hasil observasi keluarga tentang perawatan hipertensi sangat
mengerti sedikit-sedikit tentang penanganan penyakit
hipertensi

DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN


KELUARGA
a) Memelihara lingkungan
MEMELIHARA
1) Cara memelihara rumah sehat :
Ventilasi, Pencahayaan, Kebersihan LINGKUNGAN
Kelg berkata : rumah yang sehat ventilasinya cukup, RUMAH UNTUK
pencahayaan terang meskipun tidak pakai lampu di pagi MENINGKATKAN
hari, keberhasihannya di jaga tidak berantakan. KESEHATAN
2) Lingkungan psikologis/hubungan antar keluarga ANGGOTA
Kelg berkata : hubungan antar keluarga baik saling KELUARGA
membantu satu sama lain DENGAN
HIPERTENSI

DATA OBYEKTIF :
Lantai rumah dari berlantai dari semen dan beralaskan karpet
plastik, terdapat 3 kamar, 1 kamar mandi dan WC, terdapat 2
jendela, dapur, dan ruang tamu, atap dari genteng, pembungan
air limbah dengan jamban, menggunakan air bersih PDAM,
kebersihan rumah kurang bersih dan lingkungan yang
berserakan.

DX Keperawatan Keluarga :
NYERI AKUT
1) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MASALAH. KESEHATAN PADA ANGGOTA
KELUARGA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

2) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN PENYAKIT


HIPERTENSI

3) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MEMELIHARA LINGKUNGAN RUMAH UNTUK


MENINGKATKAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
Masalah : Nyeri akut pada Ny A Kelg Tn S dengan penyakit Hipertensi

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
NGAN

1. Sifat Masalah Ditandai dengan :

Skala : Saat dilakukan kunjungan Ny. A


mengeluh kepalanya pusing seperti
Ancaman kesehat 2 1 2/3x1=2/3
tertusuk-tusuk

2. Kemungkinan masalah Ditandai dengan:


dapat diubah
 Pemberdaya keluarga baik,
Skala : Mudah dukungan dan motivasi
2 2 2/2x2=2
keluarga baik
 Pemberdaya petugas baik,
pelayanan yang tepat dari
petugas
 Obat dan pelayanan gratis

3. Potensial masalah untuk Ditandai dengan Ny.A sangat


dicegah mendukung pendidikan kesehatan
tentang hipertensi yang telah
Skala : Rendah
1 1 1/3x1=1/3 diberikan. Cara pengolahan garam
yang terkontrol dan sering periksa
ke puskesmas atau pustu terdekat

4. Menonjolnya masalah Ditandai dengan:

Skala : Harus segera ditangani ditandai


penyakit hipertensi. Ny.A dirasakan
 Masalah berat, harus 2 1 2/2x1=1
seluruh keluarga, keputusan
segera ditangani
keluarga, masalah berat harus segera
ditangani.

JUMLAH 4
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota kelg yang sakit : Ny.A

Diagnosa keperawatan kelg yaitu : nyeri akut

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L
RESPON STANDART
Setelah dilakukan tindakan Verbal  Ny.A tampak sehat Intervensi mengikuti T.U.K
keperawatan selama 2 dan
 Ny.A tampak rileks
minggu maka nyeri psikomot
berkurang or
Setelah dilakukan tindakan VERBA Keluarga mampu a. BHSP
keperawatan selama 7 X L menjelaskan kembali b. Jelaskan /diskusikan dengan keluarga tentang
kunjungan, keluarga tentang hipertensi: peny hipertensi
mampu mengenal masalah a) Pengertian hipertensi
a. Definisinya hipertensi
pada anggota keluarga b) Tanda dan gejala
dengan penyakit hipertensi b. Tanda dan gejalanya c) Penyebab hipertensi
hipertensi d) Penatalaksanaan
c. Penyebabnya hipertensi c. Motivasi keluarga untuk mengulang penjelasan
d. Berikan pujian atas kemampuan keluarga
d. Cara penularannya mengenal masalah
/predisposisi hipertensi e. Evaluasi penjelasan perawat

Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan dan demontrasikan perawatan
keperawatan selama 7 X psikomot penyakit hipertensi :
a. Mendemontrasikan 1) Diit 3 J : Jumlah kalori sesuai BB, jadwal 3X
kunjungan, keluarga or
perawatan angg kelg makan utama,3X makan selingan, selang 3 jam,
mampu merawat pada
anggota keluarga dengan dengan hipertensi yaitu : hindari makanan yang mengandung garam, msg,
penyakit hipertensi atau penyedap rasa lainnya.
a. Diit 3 J (jadwal, jenis 2) Olahraga yaitu 1,5 jam setelah makan, :
jumlah kalori) senam kaki, jalan, +/- 30 mnt
b.Olahraga: berjalan santai 3) Obat menurunkan tekanan darah
c. Pengobatan hipertensi 4) Komplikasi penyakit ginjal, arteri koronaria,
d.Prosedur periksaan stroke.
tekanan darah dengan 5) Cara pemeriksaan TD dengan
spiknomanomaeter (tensi)
cara di tensi
b. Berikan kesempatan keluarga mendemonstrasikan
perawatan peny hipertensi
c. Berikan pujian atas keberhasilan memberikan
perawatan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan ling fisik rumah yaitu : kriteria rumah
keperawatan selama 7x psikomot a. Menyebutkan kembali sehat yaitu :
kunjungan keluarga or cara 1) Ventilasi rumah > 10 % luas lantai, dan jendela
mampu menciptakan / menciptakan/memeliha di buka stiap hari
memelihara lingkungan 2) Pencahayaan rumah terang/bisa baca dengan
ra lingkungan rumah yg
yang dapat menunjang jelas
dapat menunjang 3) Penataan ruangan baik, rumah bersih
kesehatan pada anggota kesehatan pd anggota 4) Kamar mandi bersih dan tidak licin serta dikuras
keluarga dengan penyakit kelg dgn penyakit minimal 1 mgg sekali
hipertensi. 5) Ada SPAL, lancar dan ada septitank
Hipertensi
b. Mendemonstrasikan 6) Ada jamban, tempat sampah
7) Rumah dengan kandang > 10 meter
lingkungan rumah yg
b. Jelaskan ling psikologis rumah yaitu : hubungan
dpt menunjang yg harmonis antar anggota kelg , selalu ada
kesehatan pd anggota komunikasi setiap hari, dengan membiasakan
kelg dgn penyakit makan bersama
Hipertensi c. Bantu & demontrasikan menciptakan lingkungan
Lingkungan rumah yg rumah yg dapat menunjang kesehatan pd angg
sehat ditandai dengan : kelg dengan peny hipertensi
d. Motivasi keluarga untuk
a. Penataan perabotan menciptakan/memelihara lingkungan rumah yg
rumah baik dapat menunjang kesehatan pd angg kelg dengan
b. Lingkungan rumah peny hipertensi
bersih dan sehat e. Berikan pujian atas pelaksanaan yg dilakukan
c. Mempunyai jendela keluarga
d. Mempunyai saluran
pembuangan air limbah
CATATAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. A


Nama KK : Tn. S
Diagnosa Kep Kelg : Nyeri akut

NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TUK T

27/1/2018 11.00 1  BHSP


 Menjelaskan /mendiskusikan dengan
29/1/2018 12.00
keluarga tentang hipertensi yaitu :
definisi : peningkatan tekanan darah diatas
140 sistol dan diatas 90 diastol
tanda dan gejala : hipertensi sakit kepala,
gelisah, jantung berdebar, perdarahan
hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat
marah, telinga berdenging, tekuk terasa
berat, berdebar dan sering kencing di
malam hari
Penyebab : keturunan, usia, makanan,
tidak berolahraga, obesitas
Predisposisi/ penularan : Ny. A kurang
pengetahuan dan lingkungan yang kurang
baik
Motivasi keluarga untuk mengulang
penjelasan
Berikan pujian atas kemampuan keluarga
mengenal masalah
Evaluasi penjelasan perawat

 Menjelaskan dan demontrasikan


perawatan penyakit hipertensi :
Diit 3 J : Jumlah kalori sesuai BB, jadwal
3X makan utama,3X makan selingan,
30/1/2018 12.00 2 selang 3 jam, hindari makanan yang
mengandung garam, msg, atau penyedap
1/2/2018 rasa lainnya.
Olahraga yaitu 1,5 jam setelah makan, :
4/2/2018 senam kaki, jalan, +/- 30 mnt
Obat menurunkan tekanan darah
Komplikasi penyakit ginjal, arteri
koronaria, stroke.
Cara pemeriksaan TD dengan
spiknomanomaeter (tensi)
 Memberikan kesempatan keluarga
mendemonstrasikan perawatan peny
hipertensi
Berikan pujian atas keberhasilan
memberikan perawatan

 Menjelaskan pentingnya memelihara


lingkungan dan mendemonstrasikan
lingkungan rumah yang dapat menunjang
kesehatan pada anggota keluarga dengan
penyakit hipertensi
 Lingkungan rumah sehat ditandai dengan
: penataan perabotan rumah baik,
6/2/2018 11.30 4 lingkungan rumah yg bersih dan sehat,
mempunyai jendela ventilasi yg cukup
dan pencahayaannya terang.
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. A


Nama kk : Tn. S
Diagnosa Kep Kelg : Nyeri Akut

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
1 S : Ny. A mengetahui S : Ny. A mengetahui sedikit S : Ny. A mengetahui
sedikit tentang tentang penyakitnya pengertian, penyebab,
penyakitnya tanda dan gejala, dan
predisposisi penyakitnya

O : TD : 140/80 mmhg
O : TD : 150/80 mmhg
N : 86 x/menit
O : TD : 160/90 mmhg
N : 88 x/menit
RR : 22x/menit
N : 88 x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6ºc
RR : 26x/menit
S : 36,6ºc
BB : 55 kg
S : 37ºc
BB : 55 kg
TB : 152 cm
BB : 55 kg
TB : 152 cm
TB : 152 cm
A : maslah teratasi
A : masalah teratasi sebagian
A : masalah belum teratasi

P : menghentikan
P : melanjutkan intervensi P : melanjutkan intervensi intervensi
menjelaskan memberikan pujian dan
pengertian, penyebab, mengevaluasi
tanda gejala, dan
predisposisi
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. A


No. Register :

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
2 S : Ny. A belum bisa cara S : Ny. A sedikit mengetahui S : Ny. A mengetahui
merawat cara merawat cara merawat penyakit
hipertensi dan
menjelaskan serta
O : TD : 160/90 mmhg mendemonstransikan
perawatan penyakit
N : 88 x/menit hipertensi
RR : 26x/menit O : TD : 150/80 mmhg O : TD : 140/80 mmhg
S : 37ºc N : 88 x/menit N : 86 x/menit
BB : 55 kg RR : 22x/menit RR : 22x/menit
TB : 152 cm S : 36,6ºc S : 36,6ºc
A : masalah belum teratasi BB : 55 kg BB : 55 kg
TB : 152 cm TB : 152 cm
P : melanjutkan intervensi
A : masalah teratasi sebagian A : masalah teratasi
jelaskan cara perawatannya
Jelaskan demonstrasi
perawatan
P : melanjutkan intervensi P : menghentikan
Berikan kesempatan pada
pujian dan mengevaluasi intervensi
anggota keluarga untuk
mendemonstrasikan
Berikan pujian
Evaluasi keberhasilan
keluarga dalam melakukan
perawatan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. A


No. Register :

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
4 S : Ny. S belum bisa S : Ny. A sedikit mengetahui S : Ny. A mengetahui
memlihara lingkungan pemeliharaan lingkungan kriteria rumah sehat

O : - penataan perabotan O : - penataan perabotan O : - penataan perabotan


rumah kurang baik rumah cukup baik rumah baik
- Lingkungan rumah - Lingkungan rumah - Lingkungan
tidak bersih dan tidak kurang bersih dan rumah bersih dan
sehat kurang sehat sehat
- Jendela 2 buah - Jendela 2 buah - Akan menambah
jendela
A : masalah belum teratasi
A : masalah teratasi sebagian
P : melanjutkan intervensi A : maslah teratasi
menjelaskan rumah sehat
Mendemonstrasikan P : melanjutkan intervensi
penataan rumah sehat pujian dan mengevaluasi
P : menghentikan
Berikan pujian intervensi
Evaluasi keberhasilan
keluarga dalam
mendemonstrasikan

Anda mungkin juga menyukai