Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA

A.Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan(Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungandarah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalamSetiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan
logan,1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a.Unit terkecil dari masyarakat.
b.Terdiri atas dua orang atau lebih.
c.Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d.Hidup dalam satu rumah tangga.
e.Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f.Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g.Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h.Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

B.Tipe Keluarga

Dalam(Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.Tipe Keluarga Tradisional
1.Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2.Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,paman, bibi dan sebagainya.
3.Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4.“Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan
anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapatdisebabkan oleh perceraian atau kematian.
5.“Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang
yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
b.Tipe Keluarga Non Tradisional
1.The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2.The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.
3.Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
4.The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah keluarga yang hidup bersama dan
berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5.Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
6.Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
7.Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8.Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai, hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9.Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluargayang aslinya.
10.Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11.Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan
dan criminal dalam kehidupannya.
C.Struktur Keluarga

Dalam(Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah :


a.Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanaksaudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
d.Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
e.Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.

D.Fungsi keluarga

Dalam(Setiadi,2008)fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat


dijalankankeluarga sebagai berikut :

a.Fungsi Biologis

1.Untuk meneruskan keturunan.


2.Memelihara dan membesarkan anak.
3.Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.Fungsi Psikologis
1.Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2.Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3.Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4.Memberikan identitas keluarga.
c.Fungsi Sosialisasi
1.Membina sosial pada anak.
2.Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3.Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
4.Fungsi Ekonomi.
5.Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
6.Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
7.Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masayang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

d.Fungsi pendidikan

1.Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku


anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2.Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya
sebagaiorang dewasa.
3.Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam(Setiadi,2008) dari berbagai fungsidiatas ada 3 fungsi pokok
keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a.Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
b.Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosila dan spiritual.
c.Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.

E.Peran Keluarga

Dalam(Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,


sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a.Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
b.Peranan ibu :sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c.Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
F.Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duval (1985) dalam(Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan,


yaitu:
a.Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1.Membina hubungan intim yang memuaskan.
2.Menetapkan tujuan bersama.
3.Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4.Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5.Persiapan menjadi orang tua.
6.Memahami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).
b.Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan transisi
menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1.Suami merasa diabaikan.
2.Peningkatan perselisihan dan argument.
3.Interupsi dalam jadwal kontinu.
4.Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1.Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
2.Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3.Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan
memberi sentuhan dan kehangatan).
4.Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5.Konseling KB post partum 6 minggu.
6.Menata ruang untuk anak.
7.Biaya / dana Child Bearing.
8.Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9.Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c.Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai
dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2.Membantu anak bersosialisasi.
3.Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4.Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5.Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6.Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d.Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.
2.Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3.Menyediakan aktivitas untuk anak.
4.Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak. Memenuhi kebutuhan
yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e.Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1.Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
2.Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3.Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4.Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f.Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan
sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.Mempertahankan keintiman.
3.Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4.Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5.Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6.Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7.Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak- anaknya.
g.Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai.
2.Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3.Keakrapan dengan pasangan.
4.Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5.Persiapan masa tua/ pension.
h.Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1.Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2.Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3.Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4.Melakukan life review masa lalu.

G.Asuhan Keperawatan Keluarga

a.Pengkajian
Pengkajianadalahsekumpulantindakanyangdigunakanolehperawatuntuk
mengukurkeadaanklien(keluarga)denganmenanganinorma-normakesehatan
keluargamaupunsosial,yangmerupakansystemterintegrasidankesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Effendy, 1998).
Pengumpulan datadalampengkajiandilakukandengan wawancara,observasi,dan
pemeriksaanfisikdanstudidokumentasi.Pengkajianasuhankeperawatankeluarga menurut
teori/modelFamilyCentre NursingFriedman (1988),meliputi7 komponen pengkajian yaitu :
1.Data Umum
a)Identitas kepala keluarga
b)Komposisi anggota keluarga
c)Genogram
d)Tipe keluarga
e)Suku bangsa
f)Agama
g)Status sosial ekonomi keluarga
2.Aktifitas rekreasi keluarga
a)Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b)Tahap perkembangan keluarga saat ini
c)Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
d)Riwayat keluarga inti
e)Riwayat keluarga sebelumnya
3.Lingkungan
a)Karakteristik rumah
b)Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c)Mobilitas geografis keluarga
d)Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e)System pendukung keluarga
4.Struktur keluarga
a)Pola komunikasi keluarga
b)Struktur kekuatan keluarga
c)Struktur peran (formal dan informal)
d)Nilai dan norma keluarga
5.Fungsi keluarga
a)Fungsi afektif
b)Fungsi sosialisasi
c)Fungsi perawatan kesehatan
6.Stress dan koping keluarga
a)Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga.
b)Respon keluarga terhadap stress
c)Strategi koping yang digunakan
d)Strategi adaptasi yang disfungsional
7.Pemeriksaan fisik
a)Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b)Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c)Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8.Harapan keluarga
a)Terhadap masalah kesehatan keluarga
b)Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahapyang perludilakukansaatpengkajianmenurut Supraji(2004), yaitu:
1.Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat
memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan,
meyakinkankeluargabahwakehadiranperawatadalahmenyelesaikanmasalah
kesehatanyangadadikeluarga,menjelaskanluaskesanggupanbantuanperawat yang dapat dilakukan,
menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lainyang ada di keluarga.
2.Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.
3.Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajianlanjutanadalahtahappengkajianuntukmemperolehdatayanglebih lengkap sesuai
masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Disiniperawatperlumengungkapkankeadaankeluargahinggapenyebabdari masalah kesehatan
yang penting dan paling dasar.
b.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
responsmanusia.Dimanakeadaansehatatauperubahanpolainteraksi
potensial/actualdariindividuataukelompokdimanaperawatdapatmenyusun intervensi-
intervensidefinitiveuntukmempertahankanstatuskesehatanatauuntuk mencegah perubahan
(Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
1.Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar normal
sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2.Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
a)Manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b)Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c)Perawatdarikeluargasecaralangsungatautidaklangsungatautidakyang mendukung masalah dan
penyebab. Dalampenyusunanmasalahkesehatandalamperawatankeluargamengacupada tipologi
diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1)Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitukeadaansejahteradarikeluargaketikatelahmampumemenuhikebutuhan
kesehatannyadanmempunyaisumberpenunjangkesehatanyangmemungkinkan
dapatdigunakan.Perumusandiagnosapotensialinihanyaterdiridarikomponen Problem (P) saja dan
sign /symptom (S) tanpa etiologi (E).
2)Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah
actualbilatidaksegeraditanggulangi.Perumusandiagnosarisikoiniterdiridari komponen problem
(P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3)Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitumasalahkeperawatanyangsedangdijalaniolehkeluargadanmemerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiridari problem (P),etiologi (E), dan sign/symptom (S).
Perumusanproblem(P)merupakanresponsterhadapgangguanpemenuhan
kebutuhandasar.Sedangkanetiologimengacupada5tugaskeluarga.
3.Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkandalammemecahkanmasalahkesehatandankeperawatanyangtelah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan
rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a)Skala prioritas
Prioritasdidasarkanpadadiagnosiskeperawatanyangmempunyai skortinggidan disusun berurutan
sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
masalahkesehatandankeperawatankeluargaharusdidasarkanbeberapacriteria sebagai berikut :
1)Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2)Kemungkinan masalah dapat diubah.
3)Potensi masalah untuk dicegah.
4)Menonjolnya masalah.
Skoringdilakukanbilaperawatmerumuskan diagnosakeperawatantelahdarisatu proses
skoringmenggunakan skalayang telahdirumuskan olehBailondan Maglay (1978) dalam Effendy
(1998).
1.Kriteria :
Bobot
Skor
2.Sifat masalah :
Aktual= 3
Risiko= 2
Potensial= 1
3.Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
Mudah= 2
Sebagian= 1
Tidak dapat = 0
4.Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi= 3
Cukup= 2
Rendah= 1
5.Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :
a.Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
c.Jumlahkan skor untuk semua criteria
d.Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
4.Rencana
Langkahpertamayangdilakukanadalahmerumuskantujuankeperawatan.Tujuan
dirumuskanuntukmengetahuiataumengatasisertameminimalkanstressordan intervensi dirancang
berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk
memperkuatgarispertahananfleksibel,pencegahansekunderuntukmemperkuat
garispertahanansekunder,danpencegahantersieruntukmemperkuatgaris
pertahanantersier(Anderson&Fallune,2000).
Tujuan terdiridari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjangmengacupadabagaimanamengatasiproblem/masalah(P)dikeluarga.
Sedangkanpenetapantujuanjangkapendekmengacu padabagaimanamengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapunbentuktindakanyangakandilakukandalamintervensinantinyaadalah sebagai berikut :
a)Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
b)Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan
mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
c)Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab,
tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
d)Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
e)Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang
telah dilaksanakan.
f)Pelaksanaan, pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu:
1)Sumber daya keluarga.
2)Tingkat pendidikan keluarga.
3)Adat istiadat yang berlaku.
4)Respon dan penerimaan keluarga.
5)Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
5.Evaluasi
Evaluasimerupakankegiatanmembandingkanantarahasilimplementasidengan criteria dan standar
yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka
kerjavaluasisudahterkandungdalamrencanaperawatanjikasecarajelastelah
digambarkantujuanperilakuyangspesifikmakahalinidapatberfungsisebagai
criteriaevaluasibagitingkataktivitasyangtelahdicapai(Friedman,1998).
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O:keadaanobyektifyangdapatdiidentifikasiolehperawatmenggunakan pengamatanyangobyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)

DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Allender,JA& Spradley,B.W.2001.CommunityasPartner,TheoryandPractice
Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T&Mc.Farlane.J.M.2000.CommunityHealthandNursing,Conceptand Practice.
Lippincott : California,
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M.M.1998.FamilyNursingResearchTheoryandPractice,4th
Edition.Connecticut:Aplenton
Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek.
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC
Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

Anda mungkin juga menyukai