Etiologi
Penyebab pasti dari depresi geriatri belum jelas, beberapa kemungkinan karena kemunduran fungsi dan struktur
otak pada geriatri yang menyebabkan gangguan pada neuorotransmitter dan neuoroindokrin.
Pemeriksaan CT Scan didapatkan pembesaran pada ventrikel otak lateral, yang gambaran nyatanya pada onset
lambat depresi, arti biologis pembesaran ventrikel tidak jelas tapi menjadi terlihat bila dihubungkan dengan
lemahnya respon terhadap pengobatan antidepresan, sama halnya dengan abnormalitas fungsi depresi termasuk
hiperkortisolemi, hipotiroidisme, penurunan dopamine beta hedrosilase, peningkatan konsentrasi 5 HIAA pada
cairan serebrospinal (Kaplan & Sadock, 2000).
3. Berat badan turun atau naik secara nyata,atau turun atau naiknya selera makan secara nyata
7. Perasaan tidakn berharga,rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat (seiring bersifat delusi)
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati),pikiran berulang untuk lakukan
bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana khusus untuk melakukan bunuh diri
Ditambah lagi
- Bisa dibuktikan bahwa perasaan / kelainan ini disebabkan oleh kelainan organik
– Gangguan tersebut bukan suatu reaksi normal atas kematian seseorang yang dicintainya
(Komplikasi duka-cita)
– Pada saat gangguan tersebut tidak pernah terjadi ilusi atau halusinasi selama berturut-turut 2 minggu
tanpa adanya gejala perasaan hati yang nyata(misal sebelum gejala perasaan hati tersebut atau
– Tidak merupakan superimposing pada suatu skizofrenia,gangguan skizofreniform,gangguan delusional atau psikotik.
Anamnesis merupakan hal yang sngat penting dalam diagnosis depresi dan harus diarahkan pada pencarian
terjadinya berbagai perubahan dari fungsi terdahulu dan terdapatnya 5 atau lebih gejala depresi mayor seperti
disebutkan pada defenisi depresi di atas.Aloanamnesis dengan keluarga atau informan lain bisa sangat
membantu.
Gejala depresi pada usi lanjut sering hanya berupa apatis dan penarikan diri dari aktifitas sosial,gangguan
memori,perhatian serta memburuknya kognitif secara nyata.Tanda disfori atau sedih yang jelas seringkali tidak
terdapat .Seringkali sukar untuk mengorek adanya penurunan perhatian dari hal-hal yang sebelumnya
disukai,penurunan nafsu makan,aktivitas atau sukar tidur.
Depresi pada usia lanjut seringkali kurang atau tidak terdiagnosis karena hal-hal berikut :
Penyakit fisik yang diderita seringkali mengacaukan gambaran depresi,antara lain mudah lelah dan penurunan berat badan.
Golongan lanjut usia sering kali menutupi rasa sedihnya dengan justru menunjukan bahwa dia lebih aktif.
Kecemasan,obsesionalitas,histeria dan hipokondria yang sering merupakan gejala depresi justru sering menutupi
depresinya.Penderita dengan hipokondria,misalnya justru sering dimasukkan ke bangsal Penyakit Dalam atau Bedah
(misalnya karena diperlukan penelitian untuk konstipasi dan lain sebagainya)
Masalah sosial yang juga di derita seringkali membuat gambaran depresi menjadi lebih rumit.
Mengingat hal-hal tersebut diatas,maka dalam setiap asesmen geriatri seringkali disertakan form pemeriksaan
untuk depresi,yang seringkali berupa skala depresi geriatrik (GDS) atau skala penilian (depresi)Hamilton
(Hamilton Rating Scale=HRS).
(Tidak berubah)
Penatalaksanaan
– tidak memberikan tanggapan atau tak patuh terhadap pengobatan yang diberikan
Diantara obat-obat depresi harus dipilih dan disesuaikan dengan keadaan dan gejala
yang diderita.Untuk penderita yang secara fisik aktif,sebaiknya tidak diberikan obat yang memberikan efek
sedatif,sebaliknya penderita yang agiant golongan obat tersebut mungkin diperlukan
Tabel 3.Berbagai pilihan obat antidepresan
Antidepresan trisiklik
Yang bersifat sedatif : Amitriptilin
Dotipin
Nortriptilin
Protriptilin
Mianserin
Lofepramin
Flukfosamin
Walaupun obat golongan litium mungkin bisa memberikan efek,terutama penderita dengan depresi manik,obat
ini sebaiknya hanya diberikan setelah berkonsultasi pada psikiater.Obat juga harus diberikan dengan dosis awal
rendah dan berhati-hati bila terdapat penurunan fungsi ginjal.
Pengobatan berkelanjutan dan perawatan
Penyusul remisi dari depresi, pengobatan antidepresan harus berkelanjutan sedikitnya 6 bulan (fase
berkelanjutan). Pengobatan ini digunakan untuk mencegah kekambuhan (Serby & Yu, 2003). Setelah mendapat
perbaikan selama 6 bulan, pasien mungkin mempunyai sedikit resiko untuk episode baru depresi (kambuh).
Riwayat tiga atau lebih episode adalah prediksi kuat untuk kekambuhan. Perkiraan lain kehebatan episode awal
kecemasan yang masih bertahan. Pasien dengan resiko tinggi untuk kambuh harus mendapat pengobatan
berkelanjutan untuk sedikitnya 1-2 tahun, antidepresan yang dapat dipakai
golongan fluoexin dan paroxetin (O’Connor, et al, 2001).
Pelayanan kesehatan Home Health Care = Home care (Rawat Rumah = RR) bagi lansia adalah salah satu unsur
pelayanan kesehatan secara luas yang ditujukan untuk kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat
tinggal mereka untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan mempertahankan kemampuan individu
untuk mandiri secara optimal selama mungkin. Rawat Rumah Geriatri adalah salah satu unsur pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut (60 tahun keatas) baik perorangan atau keluarga ditempat tingal masing-masing
untuk mempertahankan kemampuan individu agar dapat mandiri secara optimal (Probosuseno & Triwibowo,
2002).
Rumah Rawat bagi para lansia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perawatan dalam menghadapi
kondisi tubuh yang makin rapuh atau sakit kronik. Penanganan lanjut di rumah setelah menjalani perawatan di
rumah sakit sering merupakan pertanyaan bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu masalah perawatan purna
rawat inap di rumah sakit (RS) merupakan salah satu tantangan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan
karena kapasitas rumah sakit sebagai tempat rawat inap masih sangat terbatas, disamping itu biaya pengobatan,
perawatan dan fasilitas penderita relatif cukup mahal. Upaya penyelenggaraan RR yang dikoordinasikan oleh RS
merupakan upaya yang secara ekonomis layak sebagai alternatif lain dari perawatan di RS sejauh pertimbangan-
pertimbangan medis, lingkungan sosial dan aspek-sspek psikologik dapat terjaga secara cocok dan serasi.
Kunjungan ke rumah dari seorang dokter dan atau paramedis sebagai satu team amat bermanfaat bagi
penderita karena dapat meningkatkan pemahaman yang menyeluruh diri penderita yang dengan itu akan dapat
memberikan pilihan yang terbaik untuk penderita yang dirawat, selain itu juga akan meningkatkan kepuasan
penderita yang akhirnya akan mepercepat proses perbaikan (Probosuseno & Triwibowo, 2002).
Karena itu unit Home Care SMF Geriatri RSU Dr Sardjito memberikan layanan dengan basis RS secara team
dengan melibatkan dokter spesialis, ahli gizi, paramedis, care giver (pramurukti), relawan lansia, dll dengan
tujuan meningkatkan kualitas hidup usia lanjut, sedang tujuan khususnya adalah : (1) menekan serendah
mungkin biaya perawatan kesehatan (penghematan biaya pemondokan di RS), (2) mengurangi frekuensi
hospitalisasi dan memperpendek lama perawatan di rumah sakit setelah fase akut, (3) meningkatkan usaha
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yaitu pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan kronik
penderita keganasan atau penyakit lainnya, serta menghambat laju penyakit dan menghambat timbulnya
keterbatasan-keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat mempertahankan otonominya (dititik beratkan
pada kemampuan Aktifitas Dasar Sehari-hari dan Aktifitas Instrumental Sehari-hari yang AIS ini
merupakan refleksi dari kemampuan kognitif kompleks) selama mungkin. Keuntungan/ manfaat program lainnya
dar RR ini bagi penderita & keluarga adalah mengurangi stres akibat beberapa hal di RS dan penderita lebih
mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya (Probosuseno & Triwibowo, 2002).
RERRRRR : https://razimaulana.wordpress.com/2011/03/08/depresi-pada-lansia-2/