A DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA USIA SEKOLAH
Disusun Oleh:
Tafdiela Amalie
17.038
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
Jadi, penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi dari keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah
serta adopsi dan tinggal dalam satu.
Keluarga dengan tahap perkembangan usia anak sekolah mempunyai
tugas antara lain mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual dan menyediakan aktivitas untuk
anak (Padila, 2012). Keluarga dengan usia anak sekolah mempunyai
masalah kesehatan yang sering terjadi. Masalah kesehatan yang sering
terjadi pada tahap perkembangan keluarga ini antara lain kesulitan belajar,
gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan
anak, penyalahgunaan zat hingga penyakit menular /infeksi (Edelman &
Mandle, 1986 dalam Setiadi 2008 ).
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa keluarga
dengan anak sekolah juga mempunyai berbagai masalah.
B. Tahap dan perkembangan keluarga
Tahap dan perkembangan keluarga menurut Harmoko (2012), yaitu:
1. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan
istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami
istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan
yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan
keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga
dan kelompok sosial pasangan masing- masing. Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal
ini yang perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai
anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.
1. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
(2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan
suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran
bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan
bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
2. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas
perkembangan an Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam
meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat
sibuk dan anak sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus
mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami/istri,
dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi
arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga
dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan
perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama
antara ak pada fase ini tercapai.
3. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia
6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat sibuk. Selain
aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah.
4. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
5. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching
center families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau
jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Keluarga empersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga
sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat
semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan
membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan
merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena
anak- anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan
ini orang tua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatkan peran sebagai
pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak.
6. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap
ini semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
3. Peran anak
Anak melakukan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, social, dan spiritual (Friedman, 2010).
F. Masalah Kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak sekolah
1. Stunting
2. Masalah kebersihan ( gigi dan mulut, rambut, kulit, telinga, jarang cuci
tangan, dll)
3. Asupan nutrisi kurang
4. Makan makanan yang kurang sehat
G. Diagnosa yang mungkin muncul
Diagnosa yang mungkinmunvul menurut Herdman (2015), yaitu:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Kurang pengetahuan keluarga mengenai kesahatan
5. Kesiapan meningkatkan kesahatan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. A Bahasa sehari-hari Jawa & indonesia
Alamat Rumah & Telp Sampang Jarak yankes terdekat 5 km
Agama & Suku Islam, jawa Alat Transportasi Motor
Data Anggota Keluarga
N Nama Hub Usia JK Suk Pendi Pekerja Status TTV Status Alat
o dgn u dikan an Saat Gizi (TD, N, Imunis Bantu/
KK Terak Ini (TB, S, P) asi Protesa
hir BB) Dasar
1 Tn. A Suami 31 th L Jaw SMA Buruh 162cm, 120/90m Lengka -
a 55kg mHg, p
80x/mnt,
36,7C,
18x/mnt
2 Ny. V Istri 29 th P Jaw SMA IRT 155cm, 110/80 Lengka -
a 60kg mmHg, p
78x/mnt,
36,8C,
20x/mnt
3 An. Y Anak 7 th P Jaw - Pelajar 100cm, - Lengka -
a 20kg p
4 An. M Anak 3 th P Jaw - - 80cm, - lengkap -
a 13kg
Lanjutan
No Nama Penampilan Status kesehatan Riwayat penyakit Analisis Masalah Kesehatan
umum saat ini individu
1 Tn. A Baik Sehat - -
2 Ny. V Baik Sehat - -
3 An. Y Baik Sehat Penyakit jantung Ny. V mengatakan an. Y menderita
bawaan penyakit jantung sejak lahir. Tetapi
baru ketahuan saat umur 4 bulan.
Saat an. Y berumur 7 bulan sempat
ingin dilakukan operasi tetapi tidak
jadi. Sampai sekarang an. Y tidak
pernah control, orang tua an. Y
hanya melakukan pencegahan
seperti jangan sampai membuat
anaknya merasa takut dan capek
4 An. M Baik Sehat - -
B. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Etiologi Problem
Ds: Ketidakefektifan Defesiensi
Keluarga mengatakan tidak mengetahui mengenal masalah pengetahuan
penyebab masalah kesehatan yang dialami an. Y kesehatan
karena ny. V mengatakan kaget saat tahu
anaknya memiliki penyakit tersebut.
Saat pertama kali an. Y mngalami penyakit
tersebut ny. V tidak mengetahui tanda dan
gejalanya,
Do:
Saat menceritakan tentang kondisi anaknya,
ekspresi wajah ny. V berubah menjadi kaget dan
merasa tidak percaya bahwa anaknya memiliki
penyakit seperti itu
Ds: Ketidakefektifan Ketidakefektifan
Ny. V mengatakan sampai saat ini an. Y tidak memanfaatkan pemeliharaan
pernah control dan berkonsultasi dengan dokter pelayanan kesehatan kesehatan
tersebut karena ny. V mengatakan jauh dari RS
tersebut, atau memberi obat herbal lagi ke an.
Y..
Do:
Saat menyatakan tidak control lagi, ekspresi
wajah ny. V berubah menjadi lebih serius
Diagnose keperawatan
1. Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah kesehatan
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
F. INTERVENSI
1. Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah kesehatan
Tujuan Intervensi