Anda di halaman 1dari 12

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Fokus Group II

Dian Rahmawati

Eka Sari Rizkiyah

Fajar Prakarsa W

Febriyanti W

I Gusti Ayu W

Showmi Ati Aisyah

KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinisikan dengan istilah
kekerabatan dimana individu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua.
Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan
timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh
kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart, 2014). Sehingga penting bagi keluarga
membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu yang dapat melakukan tugas sesuai
perkembangannya. Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat kesehatan keluarga
begitu juga sebaliknya tingkat kesehatan keluarga dapat mempengaruhi derajat kesehatannya.
Untuk itu jika terdapat disfungsi pada keluarga maka akan berdampak pada satu atau lebih
anggota keluarga bahkan keseluruhan keluarga sehingga diperlukan pelayanan yang holistik
dengan menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dengan melibatkan
anggota keluarga dalam pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan (Depkes RI, 2010).
Bukan individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluarga pun memiliki tahap
perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada tahapnya.
Duvall dan Miller (1985) dalam Friedman, Bowden, dan Jones (2003), terdapat perbedaan tugas
perkembangan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga. Duvall (1985) membagi
keluarga dalam 8 tahap perkembangan yaitu keluarga baru (bargaining family), keluarga dengan
anak pertama < 30 bulan (child bearing), keluarga dan anak pra sekolah, keluarga dengan anak
usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak
dewasa (anak 1 meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (middle age family), dan
keluarga usia lanjut.

A. Tahap pertama : Perkembangan keluarga adalah tahap keluarga baru (bargaining


family).
Keluarga baru adalah keluarga yang baru menikah dan terjadi perpindahan
keluarga asal atau perpindahan dari status lajang ke hubungan intim. Tugas perkembagan
pada tahap ini adalah membina hubungan intim dan memuaskan; membina hubungan
dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial; mendiskusikan rencana memiliki
anak; menetapkan tujuan bersama; persiapan menjadi orang tua; memahami prenatal
care; keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga (keluarga suami, keluarga
istri, dan keluarga sendiri).
Masalah kesehatan yang terjadi pada tahap pertama adalah penyesuaian seksual
dan peran pernikahan; penyuluhan dan konseling keluarga berencana; penyuluhan dan
konseling pranatal; komunikasi dan informasi. Kurangnya informasi dapat
mengakibatkan masalah seksual, emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang
tidak direncanakan, penyakit kelamin (sebelum dan sesudah pernikahan). Pada situasi
tersebut, peran perawat sangat penting dan sangat besar dalam membantu mereka
menjadi keluarga mantap.

B. Tahap kedua perkembangan : Keluarga adalah tahap keluarga dengan anak


pertama < 30 bulan (child bearing).
Masa ini merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga 30 bulan.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adaptasi perubahan anggota keluarga
(peran, interaksi, seksual, dan kegiatan); mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan; membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan); bimbingan orang tua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak; konseling KB post partum 6 minggu; menata
ruang untuk anak; biaya atau dana child bearing; memfasilitasi role learning anggota
keluarga; mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas
yang berpusat pada keluarga; perawatan bayi yang baik; pengenalan dan penanganan
masalah kesehatan fisik secara dini; imunisasi; konseling perkembangan anak; keluarga
berencana; interaksi keluarga; peningkatan kesehatan (gaya hidup). Masalah utama
tersebut dipengaruhi oleh ketidakmampuan dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan
anak untuk ibu yang bekerja, hubungan antar orang tua, masalah pengasuhan anak,
termasuk penyalahgunaan dan kelalaian anak, masalah transisi peran orang tua.
Peran perawat dalam tahap perkembangan keluarga di setiap tahapnya sangat
penting dan besar. Berdasarkan hasil penelitian pada tahap perkembangan keluarga
kedua terkait edukasi postnatal melalui pendekatan FCMC. Penelitian ini sebagai strategi
optimalisasi competent mothering dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Terdapat pengaruh model edukasi postnatal dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi
ibu nifas dan keluarga tentang perawatan diri pada masa immediately postpartum,
perawatan diri dan bayi baru lahir pada fase early postpartum dan fase late postpartum
(Asmuji dkk, 2016).

C. Tahap Perkembangan Ketiga : Keluarga Anak Pra Sekolah ( Pre School Family )
Keluarga dengan anak usia prasekolah adalah dimulai ketika anak pertama berusia 2,5
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan dan minat dari anak pra sekolah dalam meningkatkan
pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak anak
bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa,
sehingga kebutuhan anak, suami/istri, dan pekerjaan dapat terpenuhi.Orang tua menjadi
arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar
kehidupan perkawinan tetap langgeng dan utuh dengan cara menguatkan kerjasama
suami istri.Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual
anak, terutama kemandirian anak agar tugas perkembangan pada tahap ini.

Tugas Keluarga Anak Pra Sekolah ( Pre School Family )


Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir dengan kebutuhan anak yang lain yang harus
terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak di tahap paling repot.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah :


a. Penyakit menular yang lazim pada anak-anak.
b. Anak terjatuh.
c. Luka, luka bakar.
d. Keracunan

Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah :


a. Hubungan pernikahan, beberapa studi meneliti adanya penurunan kepuasan yang
dirasakan oleh banyak pasangan suami istri pada tahap ini.
b. Persaingan antara kakak dan adik.
c. Keluarga berencana.
d. Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan.
e. Masalah komunikasi keluarga.

D. Tahap Perkembangan Keempat : keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehngga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua yang mempunyai
aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan
anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosialanak, Pendidikan dan semangat
belajar
2. Tetap mempertahanan hubungan yang harmonisdalam perkawinan
3. Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
4. Menyediakan aktifitas untuk anak
5. Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
E. Tahap Perkembangan Kelima : Keluarga dengan Anak Remaja
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja ini merupakan tahap ke 5 dari siklus
kehidupan, tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun. Masa remaja adalah suatu
periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tahun-tahun remaja dimulai dengan
permulaan pubertas fisiologis normal (urutan peristiwa di mana anak menjadi dewasa muda) dan
berakhir ketika dewasa. Tahap perkembangan ini kira-kira sesuai dengan periode antar usia 11
dan 21 tahun (Hagan, Shaw, & Duncan, 2008 dalam Bowden, 2010).
Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk
memberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang dewasa muda (Friedman,. Bowden., & Jones, 2010). Orangtua harus mulai
memberikan tanggung jawab serta pendidikan yang lebih baik untuk mempersiapkan anak
mencapai kedewasaan baik secara biologis maupun psikologis.
Tantangan utama dalam keluarga yang memiliki anak remaja adalah seputar perubahan
perkembangan yang dialami remaja dalam bidang perubahan kognitif, pembentukan identitas,
dan pertumbuhan biologis, serta kaitannya dengan perkembangan berdasarkan pada konflik dan
krisis. (kidwell, Fischer, Dunham, & Baranowski, 1983 dalam Friedman,. Bowden., & Jones,
2010).

Peran, Tanggung jawab dan masalah orang tua :


Pada tahap ini orang tua dihadapkan pada tahap “melepaskan” secara bertahap. adapun peran,
tanggung jawab dan masalah orang tua pada tahap ini adalah : (Friedman,. Bowden., & Jones,
2010):
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab saat anak remaja pada saat telah
dewasa dan mandiri (Duvall (1977) dalam Fredman., Bowden.,& Jones, 2010)
2. Orang tua belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak. (Friedman (1957)
dalam Fredman., Bowden.,& Jones, 2010)
3. Orang tua menerima diri mereka dengan segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Hubungan orang tua dan anak akan menjadi lebih baik ketika orang tua merasa produktif,
puas dan terkontrol dalam hidup mereka (Kidwell et al, 1983 dalam dalam Fredman.,
Bowden.,& Jones, 2010)
4. Orang tua dapat merasa berada dalam satu kompetisi dengan berbagai kekuatan sosial
dan institusi.
5. Karena pengaruh profesi maupun pekerjaan anak, orang tua tidak lagi mampu membantu
anak dalam membantu pekerjaannya.
6. Hubungan orang tua dan anak yang kurang baik disaat orang tua tidak mampu untuk
mendiskusikan secara terbuka dan tidak menghakimi dengan anak mengenai topik-topik
tertentu atau kekhawatiran personal antara lain mengenai seksual, obat-obatan.
7. Sering terjadi pertentangan generasi dan konflik nilai yang dapat memperkuat masalah
komunikasi yang sering terjadi antara orang tua dan anak. Pada masa ini membuat anak
remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak tetapi dilain pihak harus
bertingkah laku seperti orang dewasa. Dalam mencari identitas diri, anak sering
membantah orang tua karena perbedaan pendapat dan nilai.

Tugas perkembangan keluarga


1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan kematangan remaja
dan semakin meningkatnya otonomi.
Dalam hal ini orang tua harus berubah secara progresif dari arah hubungan yang
dependen ke arah hubungan yang lebih mandiri. Pergeseran perubahan hubungan orang
tua dan anak ini sangatlah khas dan penuh dengan konflik-konflik sepanjang riwayat
keluarga. Orang tua dapat membuat perubahan sistem yaitu membentuk peran dan
norma-norma baru dan memberi kebebasan kepada remaja untuk memilih namun tetap
harus dalam kontrol orang tua.
2. Memfokuskan kembali hubungan pernikahan.
Banyak pasangan orang tua pada tahap ini sangat fokus dengan tanggung jawabnya
menjadi orang tua sehingga pernikahan mereka tidak lagi memegang peranan inti dalam
kehidupan mereka. Kondisi ini mengakibatkan hanya sedikit waktu yang tertinggal untuk
hubungan pernikahan. Pada saat ini orang tua dapat memanfaatkan waktu untuk
membangun pondasi untuk perjalanan keluarga selanjutnya karena pada tahap ini anak
lebih bertanggung jawab pada diri sendiri.
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua, anak dan keluarga lainnya
Dengan adanya kesenjangan generasi, komunikasi terbuka kadang hanya menjadi
harapan saja bukan suatu realita. Sering kali terjadi saling penolakan antara orang tua dan
anak remaja mengenai nilai dan gaya hidup satu dengan yang lain.
4. Mempertahankan standar etis dan moral keluarga.
Pada tahap ini anak remaja mencari keyakinan dan nilai mereka sendiri, orang tua harus
tetap membela dan menanamkan prinsip dan standar yang telah mereka tetapkan. Anak
remaja sangat sensitif dalam melihat adanya keganjilan antara apa yang "diajarkan dan
dipraktikkan". Orang tua dan anak dapat saling belajar dari satu sama lain.

Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada tahap perkembangan keluarga


dengan anak remaja.
Faktor risiko harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan keluarga, karena pentingnya gaya
hidup sehat. Orang tua dewasa mulai merasa rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari
perubahan perkembangan mereka dan lebih menerima strategi promosi kesehatan.
Perhatian pelayanan kesehatan pada remaja antara lain :
1. Kecelakaan, terutama kecelakaan kendaraan bermotor adalah bahaya yang besar.
2. Patah tulang serta cedera akibat olahraga.
3. Penyalahgunaan obat, zat terlarang, merokok dan alcohol
4. Pemakaian kontrasepsi
5. kehamilan yang tidak diinginkan
6. Pendidikan serta konseling seks adalah area-area perhatian yang relevan.
7. Hubungan pernikahan
8. Hubungan orang tua dan remaja.
9. Kekerasan remaja
10. Penyakit menular seksual

F. Tahap Perkembangan Keenam : Keluarga dengan Anak Dewasa


Fase ini ditandai dengan anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan rumah kosong ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas
Perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru dari
perkawinan anak-anaknya
2. Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
4. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
5. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
6. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Masalah kesehatan pada tahap ini adalah :


1. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan
2. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri
3. Masalah perawatan orang tua lanjut usia
4. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik
(kolesterol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi)
5. Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain: kebiasaan minum
alcohol, merokok, makan, dllnya.

Peran perawat adalah memberikan Pendidikan dan konseling pada keluarga, merawat
orang tua lanjut usia dengan anggota keluarga yang bermasalah, mengkaji
kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginya.

G. Tahap Perkembangan Ketujuh : Keluarga Usia Pertengahan (middle age family)


Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan orang tua (45-55 tahun sampai dengan 16-18 tahun
kemudian).
Tugas perkembangan keluarga usia pertengahan :
1. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang
tua (lansia) dan anak-anak
3. Memperkokoh hubungan perkawinan
4. Persiapan masa tua/ pensiun.
Masalah kesehatan pada tahap ini adalah :
1. Masalah yang berhubungan dengan pemahaman mengenai kebutuhan misalnya :
promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan pada waktu luang, tidur, nutrisi yang
baik, program olahraga yang teratur, pengurangan berat badan optimal, berhenti
merokok, berhenti minum alcohol, pemeriksaan kesehatan, pencegahan penyakit
2. Masalah yang berkaitan dengan keharmonisan hubungan pernikahan
3. Masalah yang berkaitan dengan keharmonisan hubungan dengan anggota keluarga
(anak-anak, cucu, orang tua lansia, dll)
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga, antara lain perawatan
orang tua lanjut usia atau yang tidak mampu merawat dirinya sendiri .

Peran Perawat adalah :


1. Memberikan Pendidikan dan konseling keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan
keluarga, keharmonisan pernikahan, hubungan keluarga, pencegahan penyakit
2. Memberi/melatih/membina keluarga dalam hal perawatan orang tua lanjut usia

H. Tahap Perkembangan Kedelapan : Keluarga Usia Lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan
realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang
harus dialami keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan
berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas
dan fungsi kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih dapat
beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya.

Tugas perkembangan tahap ini adalah :


 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
 Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
 Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
 Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
 Melakukan life review
 Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian (Harmoko,
2020).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z dkk. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Asmuji, dkk. (2016). Model Family Centered Maternity Care Sebagai Strategi Optimalisasi
Competent Mothering. 11: 17-28
Bowden,V.R.,&Greenberg,C.S.(2010) Children and Their Families : The Continuum of Care.
Philadelphia : Liippincott Williams & Wilkins
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori & Praktik (ed 5) (Achir Yani S. Hamid et al, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salam.
Kaakinen, J. R., Duff, V.G., Coehlo, D.P., & Hanson, S. M. H. (2010). Family Health Care
Nursing: Theory, Practice and Research (4th ed). Philadelphia: F.A Davis Company..`
Kholifah,S.N.,&Widagdo,W.(2016). Keperawatan keluarga dan Komunitas. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Wahyuni, T dkk. (2021). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Dilengkapi Riset dan Praktik.
Sukabumi: CV Jejak.

Anda mungkin juga menyukai