Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Diri Bantuan Hidup Dasar

Oleh Fajar Prakarsa W, 2006539512, Profesi Ners, KDP

Pada tanggal 1 September 2023, pembelajaran di lahan praktek untuk mata kuliah
Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi dilakukan di RSUP Fatmawati. Saya masuk ke
dalam tim perawat di Gedung Teratai selatan lantai 4, Hari ini saya berdinas di sore, dari jam
14:00 - 20.00 WIB. Saat melakukan operan pergantian shift sore ke malam, tiba tiba ada
pasien code blue. Sekitar jam 20.20 Ny.S mengalami henti jantung dan henti napas, sehingga
dilakukan RJP. Saya membantu melakukan begging. Pada akhirnya RJP dihentikan karena
monitor masih menunjukan asistole dan Ny.S dinyatakan meninggal pada pukul 20:40.
Hari ini saya merasa senang dan sedih secara bersamaan. Saya merasa senang karena
mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa yaitu melihat dan turut serta dalam proses
RJP kepada pasien. Menurut saya, ini pengalaman berharga karena belajar bagaimana
ketepatan dan perhitungan waktu yang tepat saat melakukan pertolongan nyawa kepada
pasien. pada situasi ini kita juga dituntut untuk bisa memberikan dukungan emosional dan
spiritual kepada keluarga pasien supaya bisa memahami dan menenangkan perasaan keluarga
di situasi yang seperti ini.
Sebagai perawat perlu mengetahui prosedur memberikan BHD (Bantuan Hidup
Dasar) yang benar, sehingga tujuan dari tindakan ini dapat tercapai. Pada saat melakukan RJP
diperlukan kolaborasi dan komunikasi yang baik antar anggota, dan jangan lupa untuk
menggunakan komunikasi loop tertutup untuk menghindari kesalahpahaman. Selama proses
pemberian RJP berlangsung, para perawat sudah berkolaborasi dan mengetahui posisi dan
tugasnya masing-masing sehingga proses RJP berjalan dengan baik. Selain itu, perawat perlu
memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada keluarga pasien.
Berdasarkan kasus Ny.S, saat pasien mengalami henti jantung dan henti napas maka
harus segera dilakukan RJP. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa indikasi dilakukannya
RJP adalah yaitu adanya henti napas dan henti jantung serta pasien unresponsive. RJP
dilakukan dengan rasio kompresi yaitu 30:2 (30 kali kompresi dan 2 breathing), dengan
kedalaman 5-6 cm, dan kecepatan 100-120 kali per menit, ketik sudah 2 menit melakukan
RJP maka berikan epinefrin 1 mg melalui akses IV tiap 2-5 menit (Edelson et al., 2020).
Menurut AHA CPR yang berkualitas yaitu meminimalkan gangguan dalam kompresi dada,
berikan kompresi dengan kecepatan dan kedalaman yang memadai, untuk berhenti sebelum 1
siklus, pastikan penempatan tangan yang benar, hindari ventilasi yang berlebihan (AHA,
2020). RJP harus dihentikan ketika ROSC, penolong kelelahan, terdapat tanda-tanda
kematian, dan pasien DNR (American Heart Association, 2020). Oleh karena itu, saat RJP
yang pertama kali, pasien menunjukan ROSC sehingga RJP dihentikan. Akan tetapi, RJP
pada henti jantung yang kedua dihentikan karena pasien telah menunjukkan tanda-tanda
kematian, yaitu monitor menunjukan asistole, kaku lebam mayat dan pupil melebar.
Kesimpulan dari kegiatan hari ini adalah bahwa perawat perlu memiliki pengetahuan
yang baik dan perlu berlatih serta mengikuti pelatihan supaya meningkatkan kompetensi di
bidang keperawatan serta kesehatan. Selain itu, perawat perlu cepat tanggap dalam
menghadapi permasalahan yang tidak dapat diprediksi. Komunikasi yang baik dan
memahami tugas yang dimiliki, dapat meningkatkan kemampuan kita, sehingga proses
penanganan pasien dapat berjalan dengan baik. Prosedur yang dilakukan harus sesuai dengan
landasan teori supaya menghindarkan dari hal yang tidak diinginkan sehingga tujuan dari
intervensi tercapai dengan baik.
Hal yang akan saya lakukan sebagai calon perawat yaitu terus berlatih untuk
mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan memperbanyak pengalaman melalui berbagai
pelatihan sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada pasien. Saya
harus dapat mengontrol diri dalam situasi apapun yang tidak terduga supaya terhindar dari
rasa panik. Selain itu, saya akan belajar mengenai cara berkomunikasi yang baik dalam
memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada pasien maupun keluarga pasien.

Referensi
American Heart Association. (2020). Guidelines 2020 CPR & ECC. Circulation. Diakses
dari: https://professional.heart.org/en/science-news/2020-aha-guidelines-for-cpr-an
d-ecc
Edelson, D. P., Sasson, C., Chan, P.S, et al. (2020). Interim Guidance for Basic and
Advanced Life Support in Adults, Children, and Neonates With Suspected or
Confirmed
COVID-19. American Heart Association Journals, 141(25), 933-943.
https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.120.047463.

Anda mungkin juga menyukai