Anda di halaman 1dari 15

OLEH:

DESY ISNAINI, SST


TANGGERANG, 17-19 Maret 2015
BUKU PANDUAN
1. Kerjasama Tim dalam penanganan trauma
2. Penilaian Awal dan pengelolaannya
3. Pengelolaan jalan nafas & ventilasi
M 4. Syok & Perdarahan
A 5. Trauma Kepala
6. Trauma medulla spinalis & tulangbelakang
T 7. Trauma Thorax
E 8. Trauma Abdomen
9. Trauma karena Suhu Ekstrem
R 10. Trauma Anak
I 11. Trauma pada wanita
12. Trauma Geriatri
13. Triage
14. Evakuasi & Transportasi
15. Bencana
Advanced Trauma Care for Nurses
Sebagian besar perawat di Begitu besarnya peran
indonesia merasa dirinya perawat di sebuah rumah
sebagai asisten bukan partner sakit sehingga mengharuskan
dokter. Padahal fungsi perawat tingkat pengetahuan yang
di rumah sakit sangat kompleks sama dengan partner dalam
karena perannya yang memberi bekerja sehingga
dukungan dan layanan maupun mencerminkan kerjasama tim
untuk mendukung operasional yang sangat di perlukan
fungsi dari sebuah rumah sakit. dalam sebuah pelayanan.
Dari pasien datang untuk Selain keharusan untuk
pengkajian hingga pasien menguasai teknik pekerjaan,
pulang rawat, untuk pasien setiap perawat di tuntut
gawat darurat hingga pasien untuk memiliki tingkat
dengan kasus yang tidak pengetahuan dengan standart
mengancam nyawa. dunia.
Perawat yang bekerja di unit Kerjasama tim merupakan hal
gawat darurat, rumah sakit yang yang penting dalam penanganan
menjadi pusat rujukan pasien trauma yang berkualitas.
trauma, maupun perawat yang Dahulu hanya satu orang
menjadi ujung tombak perawat dan satu dokter yang
pelayanan pada pasien yang memeriksa korban trauma,
merupakan lini depan dari tetapi saat ini menjadi
sebuah rumah sakit atau fasilitas sekelompok dokter dan perawat
kesehatan yang menjadi cermin dan orang tambahan yang akan
pelayanan sebuah organisasi. bekerjasama sebagai tim untuk
Untuk itu, di perlukan tingkat memberikan penanganan yang
kemampuan, pengetahuan yang berkualitas pada pasien trauma.
sama dengan partner dalam Sebuah kerjasama tidak akan
penanganan trauma sehingga terjadi tanpa usaha dan
memiliki dasar kompetansi & kesadaran. Team work adalah
bahasa yang sama dengan suatu pembelajaran perilaku
dokter dan tidak menimbulkan yang akan berguna dan efektif
kerugian di masa berikutnya dengan adanya komunikasi dan
latihan di antara anggota tim.
1. Seseorang yang terlatih
pada bidangnya masing-
masing
komponen 2. Mengetahui peran masing-
dasar / penting masing dengan jelas
dari sebuah tim 3. Harus dapat menerima
adalah masukan dari tiap anggota
4. Harus saling menghargai
dan percaya antara anggota
tim
5. Mempunyai keterampilan
komunikasi yang baik
ATLS atau Advance Trauma Life Support (Bantuan Hidup
Tingkat Lanjut) merupakan bagian dari ilmu medis yang
khusus membahas tentang masalah trauma yang bersifat
gawat darurat. Namun yang perlu di ingat, trauma yang
bersifat gawat darurat disini, secara khusus dikerucutkan
pada kondisi2 kecelakaan atau disaster (bencana), sebab
pembahasan terkait misalnya status asmatikus atau diare
dengan dehidrasi berat yang sebenarnya juga gawat tidak
dibahas pada materi ATLS ini.
Pada prinsipnya ATLSmenganut pedoman ABCDE (Airway,
Breathing, Circulation, Disabilitydan Exposure) pada setiap
kasus emergensi, apapun itu, dan juga prinsip 'ini' menjadi
prosedur tetap dasar yang sama yang dianut oleh seluruh
dunia (same languages).
Pada ATLS kita mengenal tentang initial assessment (atau
penilaian awal) yang mana terdiri dari :
1. Persiapan awal
2. Triage
3. Primary survey (ABCDE)
4. Resusitasi
5. Tambahan pada Primary survey dan Resusitasi
6. Pertimbangkan Rujukan
7. Secondary survay
8. Tambahan pada secondary survay
9. Re - evaluasi
10. Terapi Definitif
1. Persiapan Awal :
Tahapan untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
proses primary surveydan resusitasi, dan yang lebih penting lagi adalah alat
proteksi diri (sarung tangan, masker, kacamata, dll) untuk mencegah
penularan penyakit yang mungkin dialami oleh penderita trauma yang
nantinya akan ditolong.

2. Triage :
Adalah pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan untuk
menentukkan pasien mana yang harus diprioritaskan penangannanya
terlebih dahulu berdasarkan jumlah sumber daya yang tersedia. Contoh :
jumlah korban yang melebihi kemampuan sumberdaya rumah sakit, maka
korban yang diprioritaskan adalah yang memiliki
kemampuan survive (hidup) lebih besar, dan sebaliknya jika jumlah
korban tidak melebihi kemampuan sumberdaya rumah sakit, maka korban
yang diprioritaskan adalah korban yang sangat terancam kehidupannya.
3. Primary Survey (ABCDE)
Merupakan penilaian cepat, untuk menemukan kondisi
yang mengancam nyawa dan harus segera ditangani pada
SAAT ITU JUGA. Secara teoritis, ditulis secara berurutan
(ABCDE), namun pada kenyataannya dapat dilakukan
secara simultan.

4. Resusitasi
Adalah tindakan cepat restorasi untuk penanganan kondisi
yang mengancam nyawa, yang ditemukan saat
dilakukan primary survey
5. Tambahan Pada Primary Survey
Pemeriksaan penunjang "terbatas" dan pemasangan alat untuk
monitor atau evaluasi pasca resusitasi, contoh pemasangan
EKG, Pulse Oxymeter, Rontgen Cervical, Thorak, Pelvis, Kateter
Urine, dan nasogastric tube (NGT).

6. Pertimbangkan Rujukan
Pada fase ini, tenaga kesehatan telah memiliki informasi yang
cukup tentang keadaan pasien, dan telah mampu untuk
membuat keputusan untuk merujuk atau hanya dirawat
setempat.

7. Secondary Suvey
Adalah pemeriksaan lengkap yang dimulai dari anamnesis,
riwayat trauma, pemeriksaanhead to toe, dan pemeriksaan
lengkap neurologis.
8. Tambahan Pada Secondary Survey
Pada bagian ini, pemeriksaan penunjang lengkap dapat dikerjakan,
contoh Ct Scan, foto polos kepala, foto abdomen, analisa gas darah dll.
Namun, keputusan untuk pemeriksaan - pemeriksaan ini, sebaiknya
tidak sampai menyebabkan penundaan pada proses rujukan pasien.

9. Re-evaluasi
Sangat penting untuk melakukan reevaluasi pasien, karena ada
dugaan late onset atau proses on going yang berlangsung. contoh
pasien cedera kepala + epidural hematom yang mungkin pada awal
masuk RS masih sadar, kemudian menjadi tidak sadar, dll.

10. Terapi Definitif


Adalah pengobatan beradasarkan penyebab perlukaan, contoh jika
trauma tersebut disertai fraktur maka harus dilakukan operasi ORIF
atau OREF, atau pada pasien cardiac tamponadedengan darah yang
telah membeku maka dibutuhkan pericardioctomy dll.
KESIMPULAN
Dalam memberikan
pertolongan pada pasien
gawat darurat
dibutuhkan ilmu, skill
dan komunikasi yang
baik sehingga kerja tim
yang handal dapat
teraplikasi secara
maksimal.
WASSALAM
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai