Dosen Pembimbing:
Nama Penyusun:
Chathrine Faniar Yoan Anardi (152110012)
Dara Pratiwi Permana (152110013)
Dellia Nur Prasetya (152110014)
Dwiyana (152110017)
Khusnul Isti Qomah (152110027)
Lelidia Permatasari (152110029)
Maya Sari (152110032)
Rizkina Kautsarrani (152110050)
S1 KEPERAWATAN
STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis menyusun makalah yang berjudul "Kontribusi Agama Dalam
Kehidupan Politik."
Penulisan makalah ini diajukan guna melengkapi tugas pada mata kuliah agama.
Dalam makalah ini membahas tentang kontribusi agama dalam kehidupan politik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan proposal di masa mendatang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.
BAB 1
PENDAHULUAN
Agama dan politik sejatinya tidak bisa dipisahkan karena agama secara
hakiki berhubungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi
hukum dan sering kali agama lah yang memberi legitimasi kepada
pemerintahan, agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat
industri maupun non industri sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa
di bidang politik.
Bukan agama yang mengikuti kemauan politik (dan ini yang dikatakan
berkedok agama. Yang dikategorikan berkedok atau menjual ayat adalah ketika
agama bukan sebagai asasnya, tetapi ketika pemilu dia berdalil tentang agama,
atau mencari fatwa dari para alim ulama sebagai pembenaran dari sikapnya yang
sebenarnya salah), tapi politiklah yang harus sesuai dengan agama. Contohnya,
bagaimana seorang pemimpin tidak berlaku sewenang-wenang, bagaimana
seorang wakil rakyat menyampaikan amanah rakyatnya, bagaimana seorang
politisi tidak memanipulasi anggaran dengan kedok tender dan studi banding
keluar negeri, bagaimana wakil rakyat mempunyai kepekaan sosial terhadap
masyarakat disekelingnya.
PEMBAHASAN
Ada sebagian Ulama mengatakan politik tidak terlepas dari nilai nilai
agama, seperti halnya pada pemilu tahun 1955 sebagian partai peserta pemilu
didominasi partai berbasis agama seperti Masyumi, NU, PSI, Partai Katholik,
dan lain sebagainya itu menunjukkan bahwa partisipasi partai politik berbasis
agama sangat kental pada sistem politik Indonesia dari zama ke zaman.
Dalam sistem sekular saat ini, peran agama sebagai solusi atas seluruh
problem kehidupan malah disingkirkan jauh jauh. Jika hal ini tidak dilakukan,
siapakah pemimpin yang terpilih? Yakinlah, mereka hanya akan semakin
mengokohkan sistem sekular ini. Akibatnya harapan untuk menyelamatkan
agama sekaligus menjauhkan liberalisme akan menjadi tinggal harapan, dan
tidak akan pernah terwujud dalam kenyataan.
Partai kristen indonesia (Parkindo hadir sebagai bagian dari upaya dan
proses berteologia politik secara operasional. Hanya saja, proses-proes
tersebut mengalami pasang surut disebabkan faktor internal dan situasi politik
negara.disadari atau tidak telah terjadi pembiaran yang berkepanjangan dalam
tataran konseptual teologia politik kristen di Indonesia. Dasar berpijak dalam
tabung independensi gereja, dalam realitasnya seringkali di terjemahkan
sebagai netralitas dan sterilisasi politik dalam semua ruang gereja.
Dalam buddhisme belakangan ini, ada beberapa biarawan yang terlibat dalam
politik, tetapi kebanyakan terbatas pada aspek pendidikan dan bagaimana mereka
membantu para pemimpin politik menyelesaikan berbagai perselisihan. Bagaimanapun
juga, para biarawan adalah pekerja full-time yang sepenuhnya terlibat dalam
peningkatan kualitas diri serta pengajaran Dhamma. Mereka hampir tidak ada waktu
dan tenaga untuk urusan -urusan keduniawian. Dalam konteks terminologi moderen,
politik adalah suatu profesi,demikian juga kebiarawanan. Sesungguhnya adalah hal
yang sulit dipikirkan bila seseorang secara bersamaan terlibat dalam dua profesi yang
berbeda tujuannya.
Zaman sekarang sesekali kita melihat para biarawan bergabung dengan partai - partai
politik,ikut serta dalam pemilihan umum ataupun memegang jabatan -jabatan
politik.namun hal ini bukian berarti bahwa perbuatan mereka diperkuat oleh kitab
suci.menurut analisa saya,tingkah laku orang - orang ini disebabkan adanya alasan -
alasan berikut :
Hal itu disebabkan oleh sejarah politik sosiasal seperti dalam kasus para dalai lama di
tibet.mereka yang tidak mempunyai pilihan lain karena lingkugan politik tempat mereka
berada.misalnya,apabila mereka dipilih oleh pihak - pihak yang berwenang untuk
menjabat sebagai menteri,wakil rakyat,anggota badan legislatif,dll.sejak dulu hingga
sekarang tetap saja ada sejumlah biksupolitisi yang berpengaruh besar terhadap tatanan
demokrasi disuatu negara.artinya peran biksu disini samgatlah penting bagi agama
untuk menjalankan suatu sistem pemerintahan.