Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI HUKUM SEBAGAI INSTRUMEN KONTROL

“HUKUM SEBAGAI ALAT DAN FONDASI PERUBAHAN


DALAM MASYARAKAT”

Nama & NIM:

Rafi Satria Wibowo 1312200125 (R)

HUKUM & MASYARAKAT


Rahadyan Widarsadhika, S.H., M.H.

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

FAKULTAS HUKUM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“HUKUM SEBAGAI ALAT DAN FONDASI PERUBAHAN DALAM

MASYARAKAT”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata

perkuliahan “Hukum Dan Masyarakat” selain itu, makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan bagi para pembacadan juga bagi penulis.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Rahadyan Widarsadhika, S.H., M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum Dan

Masyarakat yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan dibidang perkembangan Hukum Dan Masyarakat.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu, kami mohon maaf apabila masih terdapat keliruan dan

kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyusun tugas berikutnya

dengan lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan yang

membacanya. Atas kerjasama dan waktu yang telah diberikan kami sampaikan

terimakasih.

Surabaya, 12 November 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I

I.1 Latar Belakang....................................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

I.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Fungsi Hukum Sebagai Alat Dan Fondasi Perubahan Dalam Masyarakat.......3

II.2 Peranan Hukum Dalam Masyarakat Sebagai Kontrol Sosial............................5

II.3 Fungsi Hukum Dapat Diwujudkan Atau Bekerja Dengan Baik Sehingga

Tujuan-Tujuan Hukum Dapat Diwujudkan..............................................................7

BAB III

III.1 Kesimpulan....................................................................................................10

Daftar Pustaka......................................................................................................11

II
BAB I

“HUKUM SEBAGAI ALAT DAN FONDASI PERUBAHAN DALAM


MASYARAKAT”

I. 1 PENDAHULUAN

Dalam masyarakat yang terorganisir, secara alami terdapat mekanisme dan sarana
yang mampu mengendalikan perilaku dan ketaatan anggota masyarakat sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Mekanisme kontrol terhadap
perilaku dan ketaatan manusia yang demikian sering dimaknai sebagai mekanisme kontrol
sosial. Masyarakat adalah struktur organisasi yang dikendalikan secara universal, dan
aktivitas masyarakat adalah sarana untuk mengatur, menafsirkan, dan mengarahkan sumber
daya yang tersedia bagi anggota masyarakat yang membentuknya.
Pada awalnya hukum dikonstruksikan sebagai alat kontrol bagi masyarakatnya,
terutama apabila mekanisme-mekanisme kontrol sosial lainnya tidak dapat berfungsi
dengan baik. Hukum sebagai salah satu perangkat kerja sistem sosial, harus mampu
mengakomodir kebutuhan dan kepentingan serta mampu memberikan pelayanan yang
berkeadilan bagi masyarakatnya. Hukum harus mampu mengintegrasikan semua
kepentingan dan sumber daya yang ada dalam masyarakat, sehingga dapat tercipta adanya
ketertiban, keamanan dan perdamaian (social order ) dalam kehidupan masyarakat.
Hukum dalam tugasnya mempersatukan kepentingan-kepentingan anggota
masyarakat dilaksanakan melalui peraturan, hukum tidak memperhatikan hubungan-
hubungan tersebut tidak hanya dari segi ketertiban saja, tetapi juga dengan hukum harus
dapat ditentukan dimensi atau dimensi tertentu. parameter, yang sering disebut nilai. Dalam
ilmu hukum, dalam hukum, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukum tidak dapat
dipisahkan dan harus dipadukan dengan keadilan agar hukum benar-benar bermakna
keadilan.
Hukum diharapkan memiliki peran yang optimal untuk mendorong dan menjadi
alat rekayasa terjadinya perubahan-perubahan sosial sesuai yang diinginkan dan dicita-
citakan oleh masyarakatnya, dalam kontek ini tentu hukum tidak dapat terpisah dan jauh
dari kehidupan masyarakatnya, sesuai dengan apa yang menjadi inti pemikiran sociological
jurisprudence, yaitu bahwa hukum yang baik hendaknya harus sesuai dengan hukum yang
hidup dalam masyarakat. Hukum berasal dari masyarakat dan hidup serta berproses di
dalam masyarakat, maka pembaharuan hukum dalam kontek untuk melakukan perubahan.

1
I. 2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dengan ini penulis merumuskan
permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana fungsi hukum sebagai alat dan fondasi perubahan dalam masyarakat?
2) Bagaimana peranan hukum dalam masyrakat sebagai kontrol sosial?
3) Bagaimana agar fungsi hukum dapat diwujudkan atau bekerja dengan baik sehingga
tujuan-tujuan hukum dapat diwujudkan?

I. 3 TUJUAN PEMBAHASAN

1) Untuk mengetahui apa itu pengertian dengan hukum dalam masyarakat sebagai
kontrol sosial.
2) Untuk mengetahui dan memahami peran hukum sebagai sosial kontrol dalam
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT DAN FONDASI PERUBAHAN


DALAM MASYARAKAT

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa diksi pengubahan hukum dan perubahan
sosial ialah merupakan dua kata yang selalu menjadi atensi para ahli hukum maupun ahli
IIS lainnya, terkait antara hukum dan perubahan sosial, Stress yang pertama dalam definisi
relasi antara hukum dan perubahan sosial adalah pada masalah definisi, berkenaan dengan
pertanyaan apa yang dimaksu dengan perubahan sosial tersebut.
Secara sederhana, perubahan sosial diartikan sebagai penataan kembali pola-pola
dasar di mana orang-orang dari tatanan sosial tertentu berinteraksi satu sama lain dalam
sejumlah bidang penting, yang diwujudkan dalam politik, pemerintahan, hukum, ekonomi,
pendidikan, agama, keluarga. kehidupan dan aktivitas lainnya. Selain itu, perubahan sosial
yang sedang berlangsung banyak terjadi pada setting perubahan yang bersifat sistemik
dalam masyarakat, yang merupakan salah satu bentuk pengembangan masyarakat. Inti dari
pembangunan masyarakat atau perubahan sosial adalah pembaharuan pemikiran dan sikap
hidup, tanpa adanya perubahan sikap dan cara berpikir tentu sulit mengarungi kehidupan
lembaga-lembaga baru.
Dapat diperjelaskan bahwa eksistensi sebuah hukum sebagai sarana untuk
melakukan perubahan atau rekayasa sosial menjadi semakin santer terlihat, shingga dalam
konteks ini, kemudian tercipta relasi yang menegang antara kemandirian asas, doktrin, dan
institusi hukum berhadapan dengan politik menjadi lebih intensif. Dalam ranah
pembangunan eksistensi hukum dapat kita dipahami sebagai satu instrumen dalam
menjamin bahwa perubahan sosial yang terjadi akan berjalan secara teratur. Evidensinya,
perubahan sosial yang teratur melalui prosedur hukum, baik dalam bentuk peraturan
perundang - undangan atau keputusan badan - badan peradilan akan lebih baik daripada
perubahan yang tidak teratur, lebih - lebih melalui cara - cara kekerasan, perubahan maupun
ketertiban atau keteraturan merupakan tujuan bersama dari masyarakat yang sedang
mengalami perubahan. Sehingga, disini hukum memegang peranan dalam menciptakan
perubahan yang humanisasi.
Sehingga disini dapat diperjelaskan bahwa hukum dalam menciptakan perubahan
secara komprehensif juga harus menyatu dengan komprehensifias pada suatu sistem yang

3
melingkupinya, harus mengakomodir daripada sistem tersebut dan mampu
menghegemonikannya sehingga kemudian dapat memberikan perubahan secara
komprehensif pula khususnya bagi sosial dan hukum.
hukum memegang peranan untuk memantapkan dan mengarahkan serta
mengoptimalkan sebuah pembangunan. Peran yang dapat dilakukan oleh hukum dalam
konteks untuk kepentingan pembagunan atau perubahan masyarakat, antara lain dapat
berupa :
1) Hukum menjaga prediktabilitas dalam masyarakat, antara lain melalui penerapan
berbagai prinsip yang mendukung arah ini.
2) Hukum dapat mengatur konsistensi kegiatan usaha atau pembangunan.
3) Hukum membantu memastikan bahwa pembangunan bersifat demokratis dan terbuka.
Situasi ini terkait dengan keadaan peradaban hukum modern saat ini.
4) Hukum mengoordinasikan upaya pembangunan secara komprehensif dan sistemik
dengan spektrum proses sosial lainnya. Dengan cara ini, proses dalam masyarakat dapat
dipertahankan pada tingkat produktivitas. Keadaan yang menyimpang dapat dikenali
dan diperbaiki.
5) Hukum dapat menjadi sumber informasi dan pendidikan. Karena sifat pendidikan yang
meresap dan berkesinambungan, dapat didukung oleh akuisisi dan administrasi hukum.

Seorang ahli hukum dalam konteks ini harus mampu memahami terjadinya interaksi
anatara hukum dengan faktor - faktor yang determinansi yang berkembang dalam
masyarakat.
Adapun berkenaan dengan problematika yang kemudian muncul dalam
mengaktualisasikan peran hukum dalam pembangunan atau sebagai alat perubahan
masyarakat adalah :
1) Sedikitnya data empiris yang dapat digunakan untuk mengadakan suatu analisis
deskriptif dan prediktif.
2) Sukarya mengadakan ukuran yang obyektif untuk mengukur berhasil atau tidanya
usaha pembaharuan hukum.
3) Kompleksitas menentukan tujuan dari perkembangan hukum dalam hal pembaharuan
itu sendiri.

4
Dalam mewujudkan berupa transformasi NKRI menjadi negara kesatuan dengan
melihat konteks negara hukum sebagaimana ditegaskan dalam Amandemen Keempat (4)
Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa
Negara Indonesia adalah negara hukum, sehingga pengembangan peraturan perundang-
undangan di dalam negeri merupakan rumusan ketentuan hukum yang lebih langsung,
dengan memperhatikan empat komponen pokok, yaitu budaya hukum, bahan hukum,
aparatur hukum, dan prasarana hukum.
Kemudian, jika didasarkan pada pandangan Bagir Manan sebagaimana dikutip olch
Chairijah (2008), Peran peraturan perundang-undangan dalam perkembangan atau
perubahan masyarakat lebih dominan dibandingkan produk hukum lainnya karena sebagai
berikut :
1) Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang mudah dikenali
(diidentifikasi), mudah ditemukan kembali, dan mudah diterapkan. Sebagai negara
hukum tertulis, bentuk, jenis, dan tempatnya jelas. Begitu juga penggodokkannya.
2) Struktur dan sistem peraturan perundang - undangan lebih jelas sehingga dapat
diverifikasi dan dibuktikan baik secara formal maupun dari segi isinya.
3) Desain dan pengembangan undang - undang dan peraturan dapat direncanakan. Faktor
ini sangat penting bagi negara berkembang, termasuk pembangunan sistem hukum baru
yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
4) Peraturan perundang - undangan menawarkan kepastian hukum yang lebih nyata karena
aturannya mudah dikenali dan mudah ditemukan kembali.

Dalam hal ini peranan hukum sebagai instrumen perubahan sosial selalu mencakup
komponen-komponen hukum lainnya yang bersifat tetap, tidak terpisahkan, saling
melengkapi dan sah, sehingga kesenjangan yang tercipta dalam undang-undang dan
peraturan perundang-undangan selalu dapat diisi oleh undang-undang. yang nyata-nyata
ada dan dihormati, dalam masyarakat dan kehidupan bermasyarakat, tidak boleh batal demi
hukum.

III. 2 PERANAN HUKUM DALAM MASYARAKAT SEBAGAI KONTROL


SOSIAL

Hukum Sebagai sosial kontrol dan peran aktif yang dapat menentukan perilaku
manusia yang menyimpang dari aturan hukum. Untuk sanksi atau tindakan yang harus diambil

5
terhadap pelanggar. Dalam proses perubahan sosial dimana-mana selalu terjadi, apalagi dalam
kondisi kemajuan yang memerlukan perubahan yang relatif cepat sehingga memudahkan
proses interaksi sosial sehingga dapat terwujudnya masyarakat yang harmonis, aman dan
sejahtera (baldatun toyyibatun warabbun ghafur). Agar undang-undang dapat berjalan dengan
baik, maka undang-undang tersebut harus disosialisasikan dan diterapkan seadil-adilnya.
karena hal ini memaksa masyarakat untuk mengambil tindakan sendiri untuk menyelesaikan
insiden yang sering terjadi, maka sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dan penegakan hukum.
Istilah sosial memiliki arti yang berbeda dengan istilah sosialisme. Istilah sosial
mengacu pada objeknya, yaitu masyarakat, sedangkan sosialisme adalah ideologi yang berakar
pada prinsip-prinsip pemikiran umum ( alat produksi dan jasa di bidang ekonomi).
Alat sosial control menjadi bagian di dalam masyarakat yang menjadi pengatur di
dalam kehidupan di masyarakat, peran hukum diwujudkan dalam 3 hal yakni:
1) Pemidanaan berupa larangan, yang apabila dilanggar akan mendapatkan penderitaan
bagi pelanggarnya.
2) Kompensasi standar, yaitu kewajiban dimana inisiatif untuk memproses ada pihak yang
dirugikan. Pihak yang dirugikan meminta ganti rugi oleh pihak lawan yang sifatnya
akusator.
3) Terapi atau konsilasi, bertujuan mengembalikan situasi pada keadaan semua.

Dengan cara masing - masing pihak yang bersengketa mencari upaya untuk
menyelesaikan secara kompromistis atau mengundang pihak ketiga.
Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia merupakan sesuatu yang
dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah laku ini dapat didefenisikan sebagai sesuatu
yang menyimpang terhadap aturan hukum. Sebagai akibatnya, hukum dapat memberikan
sanksi atau tindakan terhadap si pelanggar. Karena itu, hukum pun menetapkan sanksi yang
harus diterima oleh pelakunya. Hal ini berarti bahwa hukum mengarahkan agar masyarakat
berbuat secara benar menurut aturan sehingga ketentraman terwujud.
Hukum sebagai kontrol sosial, jika hukum dipandang sebagai alat kontrol sosial
terhadap manusia, maka hukum adalah alat kontrol sosial. Instrumen lain tetap ada karena
keberadaan institusi sosial lainnya (misalnya kepercayaan, adat istiadat) masih diakui. Kontrol
sosial merupakan bagian normatif dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan dapat dirumuskan
pengertian perilaku menyimpang dan akibat yang ditimbulkannya berupa berbagai larangan,

6
persyaratan dan kompensasi. Hukum sebagai instrumen kontrol sosial berarti sesuatu yang
dapat menentukan perilaku.
Sanksi hukum terhadap perilaku yang menyimpang, ternyata terdapat perbedaan di
kalangan suatu masyarakat. Tampaknya hal ini sangat berkait dengan banyak hal, seperti
keyakinan agama, aliran falsafat yang dianut. Dengan kata lain, sanksi ini berkaitan dengan
kontrol sosial.
Beroperasinya hukum sebagai instrumen kontrol sosial dapat berjalan dengan baik
apabila terdapat hal-hal yang mendukungnya. Penerapan fungsi ini erat kaitannya dengan
materi hukum yang baik dan jelas. Apalagi pihak eksekutif sangat tegas. Orang yang memenuhi
undang-undang ini mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya. Suatu peraturan atau
undang-undang yang memenuhi harapan masyarakat dan mendapat dukungan mungkin tidak
akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh eksekutif yang berkomitmen untuk
melaksanakan undang-undang tersebut. Masyarakat Indonesia sering mengeluhkan hal terakhir
ini. Faktor-faktor lain yang seharusnya tidak menjadi penentu, seperti kekuasaan, kepentingan
material dan kepentingan pribadi, serta kolusi, tampaknya juga mempengaruhi pengaturan
tersebut. Citra penegakan hukum masih rapuh.

II. 3 FUNGSI HUKUM DAPAT DIWUJUDKAN ATAU BEKERJA DENGAN


BAIK SEHINGGA TUJUAN-TUJUAN HUKUM DAPAT DIWUJUDKAN

Dalam kehidupan bermasyarakat, hukum memegang peranan yang sangat penting


sebagai penjaga ketertiban dan perdamaian. Sebab, undang-undang mengatur agar kepentingan
setiap orang tidak bertentangan dengan kepentingan umum, mengatur pelaksanaan hak dan
kewajiban para pihak dalam perkumpulan atau hubungan hukum, dan sebagainya. Hukum
diharapkan dapat menjalankan fungsi hukum.
Dengan bertindak secara hukum sebagaimana mestinya, maka perlindungan hukum
menjadi sangat mungkin dilakukan. Mengapa hukum lemah pada masa ini? Sebab fungsi
hukumnya tidak berjalan dengan baik bila tidak bisa dikatakan terhenti. Stagnasi ini disebabkan
oleh banyak faktor, yang seringkali menjadi bahan perbincangan atau perbincangan para pakar
dan pakar hukum di media.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat aturan-aturan yang mengatur kehidupan
masyarakat dalam keluarga, sekolah dan lingkungan sosial. peraturan apabila terjalin maka
akan tercipta suatu tatanan yang menjadikan keadaan tenang, tenteram, aman dan terkendali.
Hidup itu baik dengan organisasi. Ketertiban merupakan hal yang perlu diperhatikan dan sangat

7
penting dalam kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap kepatuhan dapat menimbulkan kekacauan. Budaya ketertiban Indonesia
harus diperkuat oleh kesadaran dalam diri individu. Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan
ketertiban dimulai dari diri sendiri.
Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menertibkan masyarakat dan mengatur
pergaulan hidup masyarakat, serta sarana untuk menyelesaikan sengketa atau pertikaian dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, "Sebagai alat untuk
melaksanakan ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat dan sarana untuk
mewujudkan keadilan sosial, baik lahir maupun bathin serta menggerakkan pembangunan bagi
masyarakat."
Kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan tertib dan teratur didukung adanya suatu
tatanan dalam masyarakat, yaitu menciptakan hubungan-hubugan yang tetap dan teratur antar
anggota-anggota masyarakat. Sub tatanan itu terdiri dari :
1) kebiasaan terdiri dari norma adat yang dilakukan masyarakat sehari-hari dipandanng
sebagai suatu perbuatan hukum yang harus ditaati apabila mereka melanggar maka
norma adat yang dipakai.
2) Hukum yang murni yaitu dibuat sengaja oleh badan perlengkap dalam masyrakat yang
khusus ditugasi untuk menjalankan, menciptakan, pembuatan hukum, untuk
menegakan ketertiban dalam masyarakat.
3) Kesusilaan adalah tatanan nilai tingkah laku masyarakat pada suatu perbuatan yang
dianggap tidak bertentangan dengan norma-norma maupun aturan yang berlaku di
masyarkat.
Mengenai susunan kata tugas hukum, terdapat susunan kata yang relatif sama di
kalangan para ahli, namun secara umum isi susunan kata tersebut hampir sama. Dalam
praktiknya, hukum Indonesia saat ini dikuasai oleh mafia hukum. Undang-undang dan
lembaga peradilan yang ada saat ini bukan lagi benteng terakhir para pencari keadilan. Hal
ini seringkali memaksa masyarakat untuk mengambil tindakan sendiri ketika menghadapi
insiden yang terjadi. Akibatnya, alih-alih menekan kejahatan, kejahatan justru menjadi lebih
umum.
Oleh karena itu, karena kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan penegakan
hukum lemah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengekang penyebaran
kekerasan. Menurut dia, perlu adanya upaya untuk mengembalikan kepercayaan warga
terhadap perlindungan hukum dan ketertiban.

8
Agar penegakan hukum berhasil, hukum harus disosialisasikan dan ditegakkan dengan
seadil-adilnya, karena hal ini seringkali memaksa masyarakat untuk mengambil tindakan
sendiri ketika menghadapi suatu kasus. Karena kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
dan penegakan hukum lemah, upaya memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum
dan penegakan hukum harus menjadi langkah awal dalam membatasi penyebaran kekerasan.

9
BAB III

KESIMPULAN

III. 1 KESIMPULAN

Hukum sebagai sosial kontrol


1) Berperan aktif sebagai sesuatu yang dapat menetapkan tingkah laku manusia. Tingkah
laku yang menyimpang terhadap aturan hukum. Sehingga hukum dapat memberikan
sanksi atau tindakan terhadap si pelanggar.
2) Berperan sebagai rekayasa sosial dalam proses perubahan masyarakat yang di manapun
senantiasa terjadi, apalagi dalam kondisi kemajuan yang menuntut perlunya perubahan-
perubahan yang relatif cepat. sebagai a tool of engineering yang pada prinsipnya
merupakan arahan untuk merubah pola-pola tertentu dalam suatu masyarakat, baik
dalam arti mengokohkan suatu kebiasaan menjadi sesuatu yang lebih diyakini dan lebih
ditaati, maupun dalam bentuk perubahan lain.
3) Demikian halnya sebagai welfare berperan dan merupakan sarana untuk mengatur
sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial sehingga terwujudlah
masyarakat yang harmonis, aman dan sejahtera (baldatun toyyibatun warabbun ghafur).

10
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Suryadi. "Fungsi Hukum Sebagai Alat Dan Cermin Perubahan Masyarakat." Journal
of Rural and Development 1.2 (2010).
Lathif, Nazaruddin. 2017. Teori Hukum Sebagai Suatu Alat Untuk Memperbaharui dan
Merekayasa Masyarakat. Pakuan Law Review, 3(1) Hal. 73 – 94.
Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Perubahan Sosial (Bandung : Alumni, 1983), h. 35.
Noel J.Coulson, Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah (Jakarta: P3M, 1987). h. 55.
Soerjono sockanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2002), h. 77.

11

Anda mungkin juga menyukai