Anda di halaman 1dari 11

PAPER MATA KULIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

(Keberadaan Hukum dalam Masyarakat)


Dosen Pengampuh : Sri Nanang Meyske Kamba, SH.,MH

DISUSUN :

Natasya Putri Abdul Rahman

1011423032

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN ILMU HUKUM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-
Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat ” ini dibuat guna memenuhi tugas Kelompok
pada mata kuliah Hukum Dan Masyarakat.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar ibu Sri Nanang
Meyske Kamba, SH.,MH yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyusun dan
menulis makalah ini semaksimal mungkin, dan terima kasih juga atas bimbingan yang
telah di berikan dalam menyusun makalah ini. Saya berharap penulisan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk menambah wawasan terkait
Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat.

Dalam penulisan makalah ini, saya sadar masih belum sempurna dan masih
membutuhkan kritik dan saran. Untuk itu, saya mengharap saran serta kritik yang
membangun dari pembaca agar kedepannya saya bisa menciptakan makalah yang lebih
baik lagi.

Gorontalo, 18 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fungsi hukum dalam masyarakat

2.2 Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat dikaitkan dengan HAM

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Hukum merupakan seperangkat aturan yang terdiri dari perbuatan, bukan perbuatan dan
perintah untuk melindungi HAM atau yang lebih dikenal dengan HAM. Di Indonesia,
perspektif konstitusional HAM juga termasuk dalam UUD 1945, khususnya dalam dalam BAB
XA UUD 1945. Pada dasarnya, salah satu hal terpenting yang diatur dan ditekankan dalam
konstitusi semua Negara di dunia adalah perlindungan HAM bagi warga negaranya. Sejarah
HAM dan kerusuhan sipil didalam penegakkan HAM. Indonesia mulai memberikan perhatian
serius untuk membela dan melindungi HAM setelahnya tumbangnya Orde Baru dengan
disahkannya Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 penelitian normatife hukum yang
menghubungkan dengan topic utama penelitian ini yaitu HAM. Hasil penelitian ini mengkaji
keberadaan hukum yang adea di masyarakat dikaitkan dengan konteks HAM. 1

1
journal.universitaspahlawan.article/view/13303/10151
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa hukum adalah hal yang sangat
penting dalam masyarakat karena masyarakat tanpa hukum, maka akan terjadi kacau balau,
begitu pula sebaliknya hukum tanpa masyarakat maka, hukum itu tidak berarti sama sekali.

Hukum dalam masyarakat mempunyai dua sifat yaitu sifat pasif dan sifat aktif. Sifat pasif
hukum itu dapat dilihat sejauhmana hukum itu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Sedangkan hukum yang bersifat aktif yaitu sejauhmana hukum itu dapat berperan aktif dalam
menggerakkan dinamika masyarakat menuju suatu perubahan yang terencana. Dengan
demikian hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat (a tool of social engineering).

Hukum yang digunakan sebagai sarana perubahan dalam masyarakat yaitu dapat berupa
Hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis. Hukum yang tertulis dapat berupa Undang-
undang atau yurisprudensi sedangkan hukum tidak tertulis merupakan kebiasaan masyarakat
baik yang belum dikodifikasi ataupun yang telah dikodifikasi. Keseluruhan aturan itu dapat
menggerakkan dinamika masyarakat kearah yang lebih baik, jika seandainya hukum itu
diaplikasikan dengan penuh kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat, karena walaupun
hukumnya baik, akan tetapi kesadaran hukum masyarakat tidak ada (pelaksanaannya), maka
hukum itu tidak dapat terlaksana dengan baik.

Peraturan perundang-undangan yang bertujuan sebagai alat pembaharuan dapat berfungsi


sebagai sarana pembaharuan dalam arti merubah sikap mental masyarakat. Perundang-
Undangan tersebut diharapkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai social budaya yang hidup
dalam masyarakat.

Hukum merupakan pantulan dari masyarakat, maka tidak mudah untuk memaksa rakyat
untuk melaksanakan setiap aturan menurut cara yang tidak berakar pada nilai-nilai dan
kebiasaan dalam masyarakat. Dengan demikian, selalu terdapat hubungan tarik menarik antara
hukum yang berlaku dan diberlakukan dengan masyarakatnya.
2

2
Untuk mengefektifkan fungsi hukum agar menjadi sarana perekayasa sosial, perlu memperhatikan
pengembangan empat asas pokok seperti yang dinyatakan oleh Adam Podgoreckt adalah sebagai berikut :
1.Suatu gambaran yang jelas tentang situasi yang sedang dihadapi.
2.Suatu gambaran yang jelas tentang penilaian-penilaian yang ada, dan menempatkan dalam suatu urusan
hirarki.
3.Melakukan verifikasi hipotesis 4.Pengukuran terhadap efek aturan-aturan yang telah ada.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi-fungsi Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat?
2. Bagaimana eksistensi Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat bila dikaitkan dengan Hak
Asasi Manusia?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Hukum Dalam Masyarakat

Fungsi hukum dalam masyarakat sangat beraneka ragam, bergantung dari berbagai faktor
dan keadaan masyarakat. Disamping itu fungsi hukum dalam masyarakat yang belum maju juga akan
berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat maju. Dalam setiap masyarakat, hukum lebih
berfungsi untuk menjamin keamanan dalam masyarakat dan jaminan pencapaian struktur sosial
yang diharapkan oleh masyarakat. Namun dalam masyarakat yang sudah maju, hukum menadi lebih
umum, abstrak dan lebih berjarak dengan konteksnya.

Hukum sebagai sarana perubahan sosial yang dalam hubungannya dengan sektor hukum
merupakan salah satu kajian penting dari disiplin sosiologi hukum. Hubungan antara perubahan
sosial dan sektor hukum tersebut merupakan hubungan interaksi, dalam arti terdapat pengaruh
perubahan sosial terhadap sektor hukum sementara dipihak lain perubahan hukum juga
berpengaruh terhadap suatu perubahan sosial. Perubahan kekuasaan yang dapat mempengaruhi
perubahan sosial sejalan dengan salah satu fungsi hukum, yakni hukum sebagai sarana perubahan
sosial atau sarana rekayasa masyarakat (social engineering).

Fungsi hukum dalam masyarakat sangat beraneka ragam, bergantung pada berbagai faktor
dan keadaan masyarakat. Disamping itu, fungi hukum dalam masyarakat yang belum maju juga akan
berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat maju. Dalam setiap masyarakat hukum lebih
berfungsi untuk menjamin keamanan dalam masyarakat dan jaminan pencapaian struktur sosial
yang diharapkan oleh masyarakat. Namun, dalam masyarakat yang sudah maju hukum, hukum
menjadi lebih umum, abstrak, dan lebih berjarak dengan konteksnya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa ada beberapa fungsi hukum dalam masyarakat. Yaitu :

 Fungsi Memfasilitasi
Dalam hal ini termasuk memfasilitasi antara pihak-pihak tertentu sehingga tercapai suatu
ketertiban
 Fungsi Represif
Dalam hal ini termasuk penggunaan hukum sebagai alat bagi elite penguasa untuk mencapai
tujuan-tujuannya
 Fungsi ideologis
Fungsi ini termasuk menjamin pencapaian legitimasi, hegemoni, dominisi, kebebasan,
kemerdekaan, keadilan dan lain-lain.
 Fungsi Reflektif
Dalam hal ini hukum merefleksi keingin bersama dalam masyarakat sehingga mestinya
hukum bersifat netral.
3

Selanjutnya Aubert mengklasifikasi fungsi hukum dalam masyarakat, antara lain :


3
ibid., h. 82.
 Fungsi mengatur (Govormence)
 Fungsi Distribusi Sumber Daya
 Fungsi safeguard terhadap ekspetasi masyarakat
 Fungsi penyelesaian konflik
 Fungsi ekspresi dari nilai dan cita-cita dalam masyarakat.

Menurut Podgorecki, bahwa fungsi hukum dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Integrasi
Yakni bagaimana hukum terealisasi saling berharap dari masyarakat
2. Fungsi Petrifikasi
Yakni bagaimana hukum melakukan seleksi dari pola-pola perilaku manusia agar dapat
mencapai tujuan-tujuan sosial.
3. Fungsi Reduksi
Yakni bagaimana hukum menyeleksi sikap manusia yang berbeda-beda dalam masyarakat
yang kompleks sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, hukum
berfungsi untuk mereduksi kompleksitas ke pembuatan putusan-putusan tertentu.
4. Fungsi Memotivasi
Yakni hukum mengatur agar manusia dapat memilih perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
dalam masyarakat.
5. Fungsi Eduakasi
Yakni hukum bukan saja menghukum dan memotivasi masyarakat, melainkan juga
melakukan edukasi dan sosialisasi.

Fungsi hukum menurut masyarakat yaitu, hukum merupakan sarana perubahan sosial. Dalam hal ini,
hukum hanyalah berfungsi sebagai ratifikasi dan legitimasi saja sehingga dalam kasus seperti ini
bukan hukum yang mengubah masyarakat, melainkan perkembangan masyarakat berasal dari
berbagai stimulus sebagai berikut :

1. Berbagai perubahan secara evolutif terhadap norma-norma dalam masyarakat


2. Kebutuhan dadakan dari masyarakat karena adanya keadaan khusus atau keadan darurat
khususnya dalam hubungan distribusi sumber daya atau dalam hubungan dengan standar
baru tentang keadilan.
3. Atas inisiatif dari kelompok kecil masyarakat yang dapat melihat jauh ke4 depan yang
kemudian sedikit mempengaruhi pemandangan dan cara hidup masyarakat.
4. Ada ketidakadilan secara teknikal hukum yang meminta diubahnya hukum tersebut.
5. Ada ketidak konsistenan dalam tubuh hukum yang juga meminta perubahan terhadap
hukum tersebut.4

4
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis) (Cet. II; Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung, 2002), h. 87-104.
2.2 Keberadaan Hukum Dalam Masyarakat dikaitkan dengan HAM

Dalam masyarakat ada suatu keinginan yang ingin dicapai, kemudian hukum dijadikan sebagai alat
untuk merubah tingkat laku masyarakat agar terbawa kearah tujuan yang dikehendaki (Tuti Haryani,
2014). Paca selesainya perang dunia kedua, salah satu tuntunan utama masyarakat internasional
adalah mengenai penegasan pengaturan serta perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.

Dossy Iskandar Prasetyo dan Bernard L. Tanya mengatakan bahwa hak-hak yang terdapat didalam
Universal Declaration Of Human Rights dapat dikategorikan sebagai berikut (Dossy Iskandar Prasetyo
dan Bernard L. Tanya, 2010) :

a. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, kebebasan bergerak dan sebagainya
b. Hak-hak asasi ekonomi atau political rights yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan
menjual sertya memanfaatkannya
c. Hak-hak asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), hak untuk mendirikan partai politik dan
sebagainya
d. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture yaitu hak untuk memilih pendidikan,
hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya
e. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procedural
rights. Seperti peraturan yang mengatur tentang penahanan, penangkapan, penggeledahan,
peradilan dan sebagainya, dalam dalam konteks Indonesia diatur didalam KUHAP.
f. Hak asasi mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau rights of
legal equality.

Keberadaan hukum sudah pasti ada ditengah-tengah masyarakat, hal ini karena hukum memiliki
tujuan utama untuk melindungi HAM yang melekat pada setiap manusia. H Zainuddin Ali
mengatakan bahwa terdapat beberapa ruang lingkup HAM dalam aspek kehidupan yaitu sebagai
berikut (H. Zainuddin Ali, 2018) :

a. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak
miliknya
b. Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai manusia oribadi dimana saja ia
berada
c. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
d. Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengab kehidupan
pribadi didalam tempat kediamannya
e. Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi melalui sarana
elektronik tidak boleh diganggu, kecuali aras perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai
dengan undang-undang
f. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan nyawa.5

5
journal.universitaspahlawan.article/view/13303/10151
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Hukum dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Manusia yang hidup berkelompok dalam suatu jaringan masyarakat membutuhkan sebuah
aturan/hukum. Begitu pula hukum yang akan diterapkan membutuhkan subyek, agar hukum itu bisa
berfungsi dalam masyarakat.

Hak asasi manusia merupakan bagian integral dari setiap orang di dunia. Hak asasi manusia
merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tidak ada manusia yang dapat
merampas hak asasi manusia demi kepentingan manusia tanpa alasan. Perdebatan tentang hak
asasi manusia merupakan salah satu pertanyaan yang sangat penting dalam sosiologi hukum,
karena sosiologi hukum pada dasarnya berbicara tentang tataran penerapan atau penerapan
hukum dalam masyarakat. Tujuan hukum itu sendiri jelas untuk mendukung dan melindungi hak
asasi manusia yang melekat pada diri setiap orang. Maka perdebatan tentang perlindungan hak
asasi manusia tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi juga menjadi isu penting dalam
masyarakat internasional.

3.2 Saran

Pada saat ini setiap Negara dituntut untuk dapat menyelenggarakan peradilan HAM secara efektif.
Demikian pula pembentukan pengadilan HAM di Indonesia diharapkan dapat efektif dalam
penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian
penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di Timor-Timur yang pelakunya adalah warga Negara Indonesia cukup diselesaikan melalui
peradilan nasional Indonesia. Mengingat peradilan internasional PBB dibentuk melalui
resolusiresolusi Dewan Keamanan PBB, maka hubungan timbale balik dengan Negara-negara
anggota tetap Dewan Keamanan PBB juga akan mempengaruhi perlu tidaknya dibentuk peradilan
internasional bagi pelanggaran HAM di Timor-Timur. Oleh karena itu Indonesia perlu meningkatkan
hubungan baik dengan anggota-anggota tetap guna menghindari dikeluarkannya resolusi tentang
pembentukan peradilan internasional bagi penyelesaian kasus pelanggaran HAM Timor-Timur
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

A. Bazar Harapan. (2006). Hak Asasi Manusia Dan Hukumnya. CV Yani’s

Bayu Dwiwiddy Jatmiko. (2018). Menelisik Pengakuan Dan Perlindungan Hak-Hak


Asasi Politik Pasca Perubahan UUD 1945. Jurnal Panorama Hukum, 3(2), 217.

Tuti Haryanti. (2014). HUKUM DAN MASYARAKAT. Tahkim, X(2), 161

Jurnal Pendidikan dan Konseling Volume 5 Nomor 2Tahun 2023E-ISSN: 2685-


936XdanP-ISSN: 2685-9351Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

Susani Triwahyuningsih. (2018). Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia


(HAM) Di Indonesia. Jurnal Hukum Legal Standing, 2(2), 113.

Anda mungkin juga menyukai