Anda di halaman 1dari 13

TEORI FUNGSI HUKUM DAN KONSEP BANTAHAN

SOCIAL ENGINEERING (RESCOE POUND)

NAMA: AKMAL

NIM: 90256123003

DOSEN: Prof. Dr. Marilang, S.H., M.H.


Abdul Rahman, M.Pd., Ph.D.

MATA KULIAH: TEORI DAN PENEMUAN HUKUM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE TAHUN


2023/2024

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum adalah fondasi utama dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Fungsi
hukum dalam suatu masyarakat telah menjadi subjek perdebatan yang mendalam
selama beberapa abad terakhir. Berbagai teori telah muncul untuk menjelaskan peran
dan fungsi hukum dalam masyarakat. Salah satu teori yang paling signifikan adalah
konsep Social Engineering yang dikemukakan oleh Roscoe Pound.

Roscoe Pound1, seorang sarjana hukum terkenal pada awal abad ke-20,
memperkenalkan gagasan bahwa hukum memiliki peran penting dalam mengubah
dan membentuk perilaku masyarakat. Konsep ini, yang dikenal sebagai "Social
Engineering," menyatakan bahwa hukum bukan hanya alat untuk memberikan sanksi
atau hukuman terhadap individu yang melanggar hukum, tetapi juga alat untuk
mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik. Pound berargumen bahwa hukum
harus digunakan sebagai instrumen untuk mencapai perubahan sosial yang positif,
mempromosikan keadilan sosial, dan menciptakan perubahan yang bermanfaat dalam
masyarakat.

Namun, konsep Social Engineering Pound juga mendapat banyak kritik.


Beberapa kritikus berpendapat bahwa pendekatan ini dapat mengancam kebebasan
individu, karena hukum dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan perilaku
individu. Selain itu, tantangan implementasi dan pertentangan nilai dalam penilaian
perubahan sosial menjadi masalah penting yang perlu diperhatikan.

Dalam konteks inilah makalah ini akan mengeksplorasi lebih lanjut teori-teori
fungsi hukum, termasuk konsep Social Engineering oleh Roscoe Pound. Makalah ini
akan membahas pandangan utama teori-teori tersebut, memberikan analisis terperinci,

1
Shapiro, Fred R. (2000). "Para Sarjana Hukum yang Paling Banyak Dikutip". Jurnal Ilmu
Hukum . 29 (1): 409–426. doi : 10.1086/468080 . S2CID 143676627. Dikutip 04 Oktober 2023 pada
laman https://en.wikipedia.org/wiki/Roscoe_Pound

2
dan menjelaskan bantahan-bantahan yang diberikan terhadap konsep Social
Engineering. Untuk menjaga akurasi dan integritas makalah, catatan kaki yang rinci
akan digunakan untuk mengacu pada sumber-sumber yang relevan dan mendukung
setiap argumen dan pernyataan yang dibuat dalam makalah ini. Dengan demikian,
makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran dan
tantangan yang terkait dengan konsep Social Engineering dalam kerangka teori-teori
fungsi hukum yang lebih luas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja teori-teori yang telah diajukan untuk menjelaskan fungsi hukum dalam
masyarakat?
2. Bagaimana teori-teori ini menjelaskan peran hukum dalam mencapai tujuan
sosial dan keadilan?
3. Apa konsep Social Engineering yang diajukan oleh Roscoe Pound, dan
bagaimana konsep ini berperan dalam pembentukan hukum?
4. Apa bantahan dan kritik yang dilontarkan terhadap konsep Social Engineering,
dan bagaimana kritik tersebut mempengaruhi pemahaman tentang fungsi
hukum?

PEMBAHASAN

A. Teori Fungsi Hukum Dalam Masyarakat

Rescou Pound yang merupakan aliran sociological jurisprudences2 berpendapat


bahwa hukum harus dilihat sebagai suatu hubungan kemasyarakatan yang berfungsi

2
Sociological Jurisprudence merupakan salah satu aliran dalam filsafat hukum. Aliran ini
memandang bahwa hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di
masyarakat. Aliran Sociological Jurisprudence dengan tegas memisahkan antara hukum positif (the

3
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Rescou Pound menjadikan tiga
penggolongan utama terhadap kepentingan-kepentingan yang dilindungi oleh hukum,
sebagai berikut:

1. Public interest law3 mengacu pada praktik hukum yang dilakukan untuk
membantu masyarakat miskin, terpinggirkan, atau kurang terwakili, atau
untuk melakukan perubahan dalam kebijakan sosial demi kepentingan publik,
dengan istilah bukan untuk mencari keuntungan (pro bono publico), seringkali
dalam bidang hukum. hak-hak sipil, kebebasan sipil, kebebasan beragama,
hak asasi manusia, hak perempuan, hak konsumen, perlindungan lingkungan,
dan sebagainya. Public interest law meliputi kepentingan negara sebagai
badan hukum dalam tugasnya untuk memelihara hakikat negara dan
kepentingan negara sebagai penjaga dari kepentingan sosial.
2. Kepentingan perorangan yang dibedakan oleh Rescou Pound menjadi tiga
kepentingan, yakni:
a. Kepentingan pribadi (fisik, kebebasan, kemauan, kehormatan, privasi,
kepercayaan dan pendapat);
b. Kepentingan dalam hubugan di rumah tangga;
c. Kepentingan mengenai harta benda.

Fungsi hukum dapat diartikan lain bahwa hukum sebagai alat pengendalian sosial
yang bertugas untuk menjaga agar masyarakat tetap dapat berada di dalam pola
tingkah laku yang telah diterimanya. Di dalam peranannya, hukum yang hanya
mempertahankan sesuatu yang tetap dan diterima dalam masyarakat atau hukum
sebagai penjaga status quo4, tetapi di luar itu hukum masih dapat menjalankan

positive law) dengan hukum yang hidup (the living law). Di akses pada laman
https://jurnalhukum.com/sociological-jurisprudence/ tanggal 04 Oktober 2023.
3
Forster, Christine M. (University of New South Wales, Sydney); Jivan, Vedna (University of
Technology Sydney, Sydney) (2008). "Public Interest Litigation and Human Rights Implementation:
The Indian and Australian Experience". Di akses pada laman
https://en.wikipedia.org/wiki/Public_interest_law tanggal 04 Oktober 2023.
4
Status quo bermakna suatu kondisi yang ada saat ini dan sedang berjalan (Sekarang).

4
fungsinya yang lain yaitu dengan tujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan di
dalam masyarakat.

Pemahaman tentang fungsi hukum telah mengalami perkembangan signifikan


seiring berjalannya waktu. Beberapa teori utama yang mencoba menjelaskan peran
dan fungsi hukum dalam masyarakat adalah:

1. Fungsi Retribusi: Teori ini fokus pada hukuman sebagai bentuk balasan
terhadap pelanggaran hukum. Fungsi retribusi bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan dan mengembalikan ketertiban dalam masyarakat.
2. Fungsi Preventif: Teori ini menekankan peran hukum dalam mencegah
pelanggaran hukum dengan mengancam individu dengan sanksi hukum jika
mereka melanggar hukum. Ini menciptakan insentif untuk mematuhi hukum.
3. Fungsi Restoratif: Fungsi hukum ini lebih berfokus pada pemulihan dan
rekonsiliasi antara pelaku dan korban kejahatan. Tujuannya adalah
mengembalikan kedamaian dalam masyarakat dan memastikan bahwa korban
mendapatkan keadilan dan pemulihan.

Adapun teori fungsi hukum lainnya, sebagai berikut:

1. Teori Fungsi Hukum sebagai Pengendalian di Masyarakat

Teori ini mengemukakan bahwa salah satu fungsi utama hukum adalah untuk
menjaga keteraturan dalam masyarakat. Hukum digunakan sebagai alat untuk
mengendalikan perilaku individu dan kelompok sehingga masyarakat dapat berfungsi
dalam memperhatikan dan melaksanakan (menaati) peraturan hukum, agar tercipta
kehidupan yang tertib dan tentram. Kalau terjadi pelanggaran hukum terhadap
peraturan hukum yang berlaku maka peraturan yang dilanggar harus ditegakkan 5.

5
Herman Bakri, Kastil Teori Hukum, Indonesia: PT Intan Sejati, 2005, Hal. 36.

5
Pemerintah bertugas menentukan bentuk dan corak hukum yang dipakai di
dalam mempertahankan cita-cita negara. Suatu kaedah mempunyai sifat hukum
karena kaedah tadi ditetapkan dan dipertahankan oleh negara. Hukum merupakan
salah satu alat bagi negara dalam mempertahankan cita-cita nasionalisnya. Negara
pada hakekatnya merupakan tatanan politik suatu masyarakat, maka cita-cita hukum
suatu negara secara ideal merupakan akibat lanjut cita-cita politiknya. Oleh karena
itu, hukum yang berlaku tentu mengandung cita-cita politik pada orang-orang atau
golongan yang berkuasa di negara Indonesia.

Kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan tertib dan teratur didukung


adanya suatu tatanan dan masyarakat yaitu menciptakan hubungan yang tetap dan
teratur antara masyarakat, terdiri dari:

a. Kebiasaan terdiri dari norma adat di lingkungan masyarakat yang sebagai


suatu perbuatan hukum yang harus ditaati apabila mereka melanggar maka
norma adat yang berlaku;
b. Hukum yang murni dibuat oleh badan pelengkap dalam masyarakat yang
khusus ditugasi untuk menjalankan, menciptakan, perbuatan hukum untuk
menegakan ketertiban masyarakat;
c. Kesusilaan adalah tatanan perilaku masyarakat pada suatu perbuatan yang
dianggap tidak bertentangan dengan norma maupun aturan yang berlaku di
masyarakat.

2. Teori Fungsi Hukum sebagai Penyelesaian Konflik di Masyarakat

Teori ini berpendapat bahwa hukum berperan sebagai sarana untuk


menyelesaikan konflik antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Hukum
memberikan kerangka kerja yang terorganisir untuk menyelesaikan perselisihan
dengan cara yang adil dan berkeadilan.

6
Dalam hal ini, memahami hukum ada konsep konstruksi hukum. Terdapat tiga
jenis konstruksi hukum, yaitu:

a. Konstuksi hukum dengan cara memperlawankan, dapat diartikan bahwa


menafsirkan hukum antara aturan-aturan dalam peraturan perundang-
undangan dengan kasus atau masalah yang dihadapi;
b. Konsturksi hukum yang mempersempit merupakan membatasi proses
penafsiran hukum yang ada di peraturan perundang-undangan dengan
keadaan yang sebenarnya;
c. Konstruksi hukum yang memperluas makna yang dihadapi sehingga suatu
masalah dapat dijerat dalam suatu peraturan perundang-undangan.

Tujuam ideal hukum adalah memberikan keadilan, kemanfaatan dan kepastian


hukum6. Untuk mewujudkan tujuan ideal tersebut tidak mudah, bahkan harus
diperjuangkan terus menerus seirama dengan kemajuan peradaban masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Fungsi hukum yaitu untuk menertibkan dan mengatur pergaulan dalam


masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan
sosial.

Secara filosofis, penyelesaian konflik cara yang digunakan untuk


mengembalikan hubungan para pihak menjadi kembali seperti semula maka mereka
dapat mengadakan hubungan baik secara musyawarah maupun proses hukum antara
satu dengan yang lainnya7.

3. Teori Fungsi Hukum sebagai Perlindungan Hak Asasi Manusia

6
.J.H. Bruggink dan Arief Sidharta, Refleksi Tentang Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
1996, Hal. 84.
7
H. Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan
Disertasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, Hal. 135.

7
Teori ini menekankan bahwa salah satu fungsi kunci hukum adalah melindungi
hak-hak individu. Hukum digunakan untuk memastikan bahwa hak-hak asasi manusia
seperti kebebasan, privasi, dan kesetaraan dihormati dan dilindungi oleh negara.

Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap


subyek hukum daam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun
bersifat represif, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Olehnya perlindungan
hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat
memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

Adapun pengertian perlindungan hukum menurut Satjipto Rahardjo adalah


adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasi suatu Hak
Asasi Manusia kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya
tersebut8.

Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila


mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Adanya pengayoman dari pemerintah terhadap warganya;


b. Jaminan kepastian hukum;
c. Berkaitan dengan hak-hak warga negara;
d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Selain itu, pemerintah Indonesia mulai melakukan reformasi hukum. Dengan


adanya Undang-undang yang mengatur tentang Perlindungan Hak Asasi Manusia
seperti Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia,
membuat warga negara Indonesia lebih terlindungi hak asasinya.

8
Satjipto Rahardjo, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta, Kompas, 2003, Hal. 121.

8
Namun pada implementasinya banyak peraturan yang dijalankan secara tepat
oleh aparat penegak hukum dan selain itu, lembaga yang telah dibuat demi
melindungi Hak Asasi Manusia difungsikan secara benar. Agar lembaga tersebut
tidak dibuat percuma dan tidak hanya sebagai peengkap sistem ketatanegaraan
semata. Tetapi berfungsi demi kepentingan rakyat Indonesia.

4. Teori Fungsi Hukum sebagai Alat Perubahan Sosial

Teori ini menganggap hukum sebagai sarana untuk menciptakan perubahan


sosial yang diinginkan. Hukum digunakan untuk mengubah norma-norma sosial yang
usang atau tidak adil dan mempromosikan nilai-nilai yang dianggap lebih baik oleh
masyarakat.

Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan


didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
didalamnya nilai, sikap dan pola perikelakuan diantara kelompok dalam masyarakat,
yaitu:

a. Masyarakat statis merupakan kelompok yang secara relatif sedikit sekali


terjadi dan berlangsung dengan lambat;
b. Masyarakat dinamis merupakan masyarakat yang mengalami perubahan
yang cepat.

Menurut Max Weber pada teori hukum dalam perubahan sosial menjelaskan
mengenai perkembangan hukum materii dan hukum acara mengikuti tahap-tahap
perkembangan tertentu, mulai dari bentuk sederhana yang didasarkan pada kharisma
sampai pada tahap termaju dimana hukum disusun secara sistematis serta dijalankan
oleh orang yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan dibidang hukum, jadi
perubahan yang terjadi pada sistem sosial dari masyarakat yang mendukung sistem
hukum yang bersangkutan.

9
Perubahan sosial yang terjadi didalam suatu masyarakat dapat terjadi secara
faktor internal masyarakat dan eksternal masyarakat. Terdapat pula faktor lain pada
perubahan masyarakat apabila masyarakat yang satu melakukan adaptasi dengan
masyarakat lainnya yang memiliki pendidikan yang maju dan masyarakat tradisional.

Terdapat beberapa fungsi hukum dalam mempengaruhi perubahan sosial di


antaranya:

a. Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat

Pelopor perubahan adalah seorang atau sekelompok orang yang mendapatkan


kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin suatu lembaga kemasyarakatan.
Suatu perubahan sosial dikehendaki atau direncanakan selalu berada di bawah
pengendalian serta pengawasan pelopor perubahan tersebut. Hukum berfungsi secara
tidak langsung dalam suatu perubahan sosia yang direncanakan dan efektif maka
proses kelembagaan menjadi lancar.

b. Hukum sebagai sarana pengatur perkelakuan

Sebagai sarana social engineering hukum merupakan suatu sarana yang


ditujukan untuk mengubah perikelakuan masyarakat, sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Manusia memiiki struktur normatif di dalam
dirinya yang sekaligus merupakan potensi dalam dirinya untuk dapat mengubah
perikelakuannya, melalui perubahan terencana didalam wujud penggunaan
kaidah hukum sebagai sarana. Jadi kaidah hukum merupakan role expectation
(dari pelopor) terhadap role occupant didalam proses social engineering.

B. Konsep Social Engineering oleh Roscoe Pound

Roscoe Pound, seorang tokoh penting dalam teori hukum abad ke-20,
mengemukakan konsep Social Engineering. Konsep ini berpendapat bahwa hukum

10
harus digunakan sebagai alat untuk mencapai perubahan sosial yang positif. Pound
berargumen bahwa hukum bukan hanya tentang memberikan sanksi atau
menghukum, tetapi juga tentang mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pound berpendapat bahwa hukum harus berfungsi sebagai instrumen untuk
mengubah perilaku masyarakat, mempromosikan keadilan sosial, dan menciptakan
perubahan positif dalam masyarakat.

Menurut Roscoe Pound batas-batas kemampuan hukum terletak pada hukum


pada umumnya hanya mengatur kepentingan-kepentingan masyarakat, yang berdifat
lahiria, sanksi dalam proses penerapan hukum ada batasnya, untuk melaksanakan isi,
maksud dan tujuan hukum diperlukan lembaga tertentu.

C. Bantahan Konsep Social Engineering (Roscoe Pound)

Roscoe Pound, seorang ahli hukum terkenal pada abad ke-20, mengembangkan
konsep Social Engineering dalam pemikirannya tentang hukum. Konsep ini
mencerminkan pandangan bahwa hukum harus berfungsi sebagai alat untuk
mengubah dan memperbaiki masyarakat. Namun, ada beberapa bantahan terhadap
konsep ini:

1. Kritik terhadap Manipulasi Sosial

Banyak kritikus konsep Social Engineering mengkhawatirkan potensi


penyalahgunaan kekuatan oleh pemerintah atau lembaga hukum untuk memanipulasi
masyarakat sesuai dengan agenda mereka sendiri. Ini dapat mengancam kebebasan
individu dan hak asasi manusia.

Kebebasan individu salah satu bantahan utama adalah bahwa konsep Social
Engineering dapat mengancam kebebasan individu. Ketika hukum digunakan sebagai
alat untuk mengubah perilaku masyarakat, ada potensi untuk penyalahgunaan

11
kekuasaan dan pelanggaran terhadap hak-hak individu. Penting untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan sosial dan kebebasan individu dalam sistem hukum.

2. Keterbatasan Pengetahuan

Sebagian orang berpendapat bahwa sulit untuk memprediksi hasil jangka


panjang dari perubahan sosial yang disengaja melalui hukum. Kita sering memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang dampak jangka panjang dari kebijakan hukum
tertentu.

Kritik terhadap penilaian nilai Konsep Social Engineering melibatkan penilaian


nilai yang kompleks tentang apa yang dianggap sebagai perubahan sosial yang
positif. Tidak semua orang akan setuju tentang apa yang seharusnya diubah, dan ini
dapat memunculkan pertentangan nilai dalam masyarakat.

3. Konservasi Nilai-Nilai Tradisional

Beberapa orang berpendapat bahwa konsep Social Engineering dapat


mengancam konservasi nilai-nilai tradisional dan budaya dalam masyarakat.
Perubahan sosial yang cepat dapat mengaburkan atau menghilangkan nilai-nilai ini.

Mengubah perilaku sosial melalui hukum adalah tugas yang sangat kompleks.
Implementasi konsep Social Engineering dapat sulit dan seringkali menghadapi
tantangan politik, budaya, dan ekonomi yang signifikan. Hasilnya mungkin tidak
selalu mencapai tujuan yang diinginkan.

Kesimpulan

Hukum memiliki berbagai fungsi dalam masyarakat, termasuk sebagai alat


pengendalian, penyelesaian konflik, perlindungan hak asasi manusia, dan alat
perubahan sosial. Namun, konsep Social Engineering yang diajukan oleh Roscoe

12
Pound juga telah menjadi bahan kritik, terutama terkait dengan potensi
penyalahgunaan kekuasaan dan keterbatasan pengetahuan dalam merencanakan
perubahan sosial. Dalam perkembangan hukum dan masyarakat, penting untuk
mempertimbangkan berbagai aspek teori fungsi hukum dan bantahan yang ada untuk
memastikan bahwa hukum berfungsi dengan efektif dan adil dalam masyarakat.

13

Anda mungkin juga menyukai